RENUNGAN WONG EDAN BAGU

Manusia Hidup di Kehidupan dunia ini, adalah untuk menebus karma leluhur, leluhur kita Adam dan Hawa yang melakukan pada awalnya, dan kita yang menanggung serta menebusnya.

Kalau sudah berhasil selesai, di lanjutkan dengan menjalani karma pribadinya sendiri, hingga berhasil bertemu dengan yang di sebut kasampurnan jati atau kesempurnaan sejati.

Jika gagal alias tidak berhasil selesai, hingga batas kematian, ngerti tidak ngerti, paham tidak paham, setelah mati, akan di teruskan oleh keturunannya. 

Sedang dirinya sendiri, menunggu kesempatan bereinkarnasi lagi,  dengan wujud yang berbeda, untuk mengulang kembali penebusan karma tersebut.

Begitu seterusnya, sebelum bertemu dengan yang di sebut kasampurnan jati atau kesempurnaan sejati, dia dan seluruh keturunannya, akan berkutat di yang namanya karma.

Artinya, seumur hidupnya hanya mengalami pengadilan hasil dari perbuatannya sendiri.

Berbuat baik, akan diadili oleh kebaikan yang di lakukan, berbuat buruk, akan diadili oleh keburukan yang di lakukannya.

Kebaikan maupun kejahatan, pada waktunya tiba, pasti akan merasakan balasannya

Sebab akibat dari Karma, selalu berlaku bagi mereka yang tidak percaya, akan apa yang mereka buat, maka hal itu juga yang akan mereka dapat.

Nah...!!!
Dengan ini, siapa yang menggali lubang, maka dia harus siap, untuk jatuh ke dalamnya, sewaktu waktu.

Heeeemmmmmm....
Bagi dunia, kamu mungkin seorang miliarder, selebritas atau selebritis atau tokoh penting yang hebat dan kuat, namun bagi malaikat maut, kamu tidak lain hanyalah sebuah nama, yang sudah ada dalam daftar....

Mungkin hari ini kita masih bersama disini atau disitu, namun besok belum tentu, sebab karena, karena sebab, kematian bisa datang kapan pun.

Kita akan merasa benar-benar hidup, setelah kita merasa benar-benar mati.

Karena hidup akan membuat kita dimatikan, dan matilah, yang akan membuat kita dihidupkan.

Maka...!!!
Matilah selagi hidup, dan hiduplah setelah mati, dengan demikian, kita akan benar benar mengerti, memahami dan mengetahui, hidup itu apa dan bagaimana...?!

Takut...?!
Bukankah kematian terlahir dari kehidupan...?!
Dan bukankah kematian itu sendiri adalah hidup...?!

Namun bagi seorang Putro Kekudangane Romo, yang sudah melakukan manekung, setelah selesai manekung, hanya dengan menebar kesadaran cinta kasih sayang Romo, kepada siapapun, apapun, dimanapun hingga sampai kepanpun, tanpa ego pamrih arogan, tidak ada waktu untuk Mati...!!!

Caranya agar supaya ego pamrih arogan tidak ikut campur;
Tidak perlu menjelaskan apapun tentang Wahyu Panca Ghaib kepada siapapun, karena orang yang dipilih Romo, tidak butuh penjelasan apapun, dan orang yang belum dipilih Romo, tidak akan percaya penjelasan apapun.

Jadi, cukup diam, sambil praktek, mempraktekan kekudangane Romo di TKP, dengan kesadaran cinta kasih sayang Romo, kepada siapapun, apapun, dimanapun hingga sampai kepanpun.

Tunjukan sipat dan sikap tingkah laku, sebagai Satriyo Sejati Sejatine Satriyo kepada semesta alam seisinya,  dengan ini, semesta alam seisinya,  akan memandang dan menilai kita.

Jadi, tidak perlu capek capek buang waktu, bicara itu dan ini, menjelaskan Wahyu panca ghaib itu apa dan bagaimana.
Ttd: Wong Edan Bagu
Di Gubug Jenggolo Manik. Alamat;
Jl. Raya Pilangrejo Juwangi. Km. 01. Gang. Jenggolo. Dsn. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Ds. Pilangrejo. Kec. Juwangi. Kab. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391, Hari Senin, pukul: 00:30, Tanggal 1 Februari 2021.

Terima kasih Romo... 
Dan dari dalam lubuk hati❤️saya yang paling dalam, mengucapkan Rahayu Sagung Dumadi🙏Penuh Rasa Cinta Kasih Sayangku Slalu💖🙏💖Bagi Panjenengan Semuanya Para Kadhang kinasih-ku Beserta Keluarganya Masing masing,  untuk selama-lamanya Dan Selamat Bagi Kita Semuanya🙏💖🙏Serta Terima kasih atas hadir dengan kesadaran indahnya🙏🤝🙏