Tentang Hati atau Bathin

Tentang Hati atau Bathin;
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik Jateng. Hari Sabtu. Pukul. 21:00. Tanggal 28 Desember  2019.

Kenapa dan mengapa wong edan bagu selalu menyarankan, untuk selalu menjaga kebersihan Hati atau Bathin...?!

Manusia Hidup, adalah;
Makhluk paling sempurna, di banding makhluk makhluk lainnya, dengan pemikiran yang kompleks, dan segala sesuatu, yang berkaitan dengan manusia hidup, menjadi tidak berbatas.

Termasuk kemungkinan, yang terjadi, menjadikan manusia dan kehidupannya, dinamis.

Ada banyak aspek, yang berkaitan dengan manusia, dan pada tulisan saya kali ini, saya akan membahas sedikit perihal, tentang manusia, yang saling berkaitan.

Tiga hal ini, menurut saya, penting untuk direfleksikan, oleh manusia hidup, di jaman sekarang, atau istilah kerennya, generasi millenial. 

Walaupun tidak menutup kemungkinan, untuk dipahami, oleh semua manusia hidup, yang masih diberi kesempatan bernafas, sampai sekarang, hingga lintas generasi.

Tiga hal tersebut adalah otak atau pikiran, hati atau bathin dan kelamin atau syahwat.

Tentang Otak atau Pikiran, sudah saya informasikan di artikel sebelumnya, yang berjudul; Tentang Otak Atau Pikiran.

Yang kedua adalah Tentang Hati Atau Bathin;
Hati, saya didefinisikan, sebagai  sesuatu, yang ada di dalam tubuh manusia hidup, sebagai tempat penyimpanan segala rasa dan perasaan, yang dari ilmu pengertian, ilmu pemahaman dan ilmu pengetahuan.

Jika kebersihan hati ini tidak terjaga, maka, segala ilmu pengertian, ilmu pemahaman dan ilmu pengetahuan, yang rasa dan perasaannya tersimpan di dalam hati, maka, sebaik apapun ilmu itu, akan menjadi buruk, alias berubah menjadi buruk, karena ternoda kotoran yang ikut menjadi isi hati.

Jika ilmu pengertian, ilmu pemahaman, dan ilmu pengetahuan yang tersimpan di  dalam hati adalah, kotor, buruk, maka, apapun yang tertangkap oleh panca indera, adalah kotor semuanya, buruk semuanya.

Karena hanya melihat, mendengar, mencium, merasakan, yang buruk dan kotor, maka yang ada dalam jiwanya, hanya selalu sibuk,  mencela, membenci, menghina, melaknat, menghakimi, menyalah, bahkan berkeinginan untuk merusak dan menghancurkan.

Dan yang terakhir adalah Tentang Kelamin atau Syahwat;
Kelamin, saya  didefinisikan, sebagai seluruh kehidupan jiwa manusia hidup, yang menjadi sumber tenaga dan semangat, yang terbentuk dari pikiran, yang kemudian di cerna oleh rasa dan perasaan hati.

Dan untuk tentang kelamin atau syahwat ini, mohon maafkan saya, karena saya tidak bisa mengartikel kannya, sebab terlalu porno untuk di baca secara umum.

Namun di dalam tulisan saya kali ini, saya akan menitik beratkan, soal bagaimana, manusia hidup, menggunakan otak atau pikiran, hati atau batin dan kelamin atau syahwat, tanpa terpengaruh faktor eksternal.

Manusia hidup di dunia ini, adalah; berkemanusiaan yang hidup,  definisi kemanusiaan, adalah; 
Tentang bagaimana,  memperlakukan, sesama makhluk hidup secara manusiawi, bukan secara hewani, atau jinawi atau tumbuhani.

Jadi, untuk bisa menggunakan otak atau pikiran, hati atau batin dan kelamin atau syahwat, tanpa terpengaruh faktor eksternal.

Tiga hal tersebut, saya rasa harus direfleksikan, bagi setiap manusia hidup, yang sedang bermasalah ataupun yang sudah terjadi masalah di jaman sekarang.

Khususnya masalah-masalah yang terjadi di bidang sosial, terutama adalah;
Masalah tentang pendidikan gender, keyakinan, dan fenomena pasca-kebenaran.

Contoh misal;
"Lelaki itu, tidak boleh menangis, harus tegar, harus kuat"

“Wanita itu, cukup di rumah saja, belajar masak, macak, manak, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi"

Sepertinya, kita cukup akrab dengan kalimat tersebut kan...?!

Seebenarnya, masalah kehidupan itu terjadi, saat anak di didik,  dengan pemaksaan opini, dari kedua orang tuanya.

Dan hal inilah, yang membuat anak-anak, berkembang sesuai keinginan orang tuanya.

Walaupun tidak bisa saya generalisir, semua pendidikan di rumah, seperti itu adanya. 

Akibatnya, hal tersebut membuat sebagian pihak (khususnya perempuan) menuntut hak-hak,  yang lebih dari gendernya, atau fenomena ini, bisa disebut gender equality, atau pada pihak perempuan disebut feminisme.

Pesan dari masalah ini, dan keterkaitannya dengan tiga hal, yang sudah saya uraikan diatas tadi, adalah;
Manusia hidup, seharusnya bebas,  menjalankan sesuatu yang ia maui,  selama tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku.

Laki-laki mempunyai pikiran dan hati serta kelamin, kenapa di larang bersedih dan menangis...?!

Perempuan juga mempunyai, pikiran, hati dan kelamin, mengapa di batasi, untuk menemukan sesuatu, yang ia sukai dan ia jalani dengan penuh semangat...?!

Kenapa dan mengapa harus ditahan dan di larang...!!!

Kemanusiaan yang yang manusiawi, seharusnya tidak perlu memaksa, sehingga menimbulkan rasa dan perasaan tidak nyaman bukan...?!

Hal ini berkaitan erat dengan masalah selanjutnya, yaitu kepercayaan atau keyakinan dan fenomena pasca-kebenaran. 

Manusia hidup pada umumnya,  terkadang memaksakan kehendaknya agar bisa merasa benar.

Awalnya saya percaya, bahwa orang baik adalah orang baik, kemudia kepercayaan saya menjadi berubah, ketika saya menyaksikan, bahwa orang yang sama adalah yang baik.

Namun sayangnya, kemudian  timbul masalah baru;
Saya, manusia hidup, dengan segala kompleksitas pemikiran saya, membuat saya, belajar hal baru di setiap saatnya, dengan ini, secara tidak sengaja, saya sudah  membuat masalah yang baru lagi,  sehingga masalah manusia hidup menjadi dinamis.

Fenomena pasca-kebenaran,  mungkin menjadi istilah, yang masih asing di telinga pada umumnya, walaupun fenomena ini sedang terjadi.

Pasca-kebenaran, merupakan kata sifat, yang merujuk pada;  “Kurangnya daya pikat fakta objektif dalam pembentukan opini masyarakat dibanding emosi dan prasangka”

Pemaksaan kehendak ini,  mengakibatkan keributan yang terjadi di sekitar kita, seperti contohnya adalah;
Kasus Sengketa Pilpres tahun 2019 ini.

Keributan itu, sebenarnya tidak perlu terjadi bukan...?!

Jika manusia hidup, tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain. 

Hal ini adalah efek nyata, dari fenomena pasca-kebenaran,  tentang bagaimana emosi dan prasangka, lebih berpengaruh,  terhadap keputusan manusia hidup, dibanding fakta objektif.

Hubungan antar sesama manusia hidup, dilambangkan dengan garis horizontal, sedangkan hubungan manusia hidup dengan Tuhannya,  dilambangkan dengan garis vertikal, tidak ada garis diagonal.

Sampai pada akhirnya, saya percaya dan yakin, bahwa dalam memberikan nasihat kepada orang lain, itu ada berbagai macam caranya, namun ada tiga cara yang menurut saya baik untuk dilakukan.

Pertama, memberikan nasihat secara langsung, tidak memaksakan kehendak dalam penyampaiannya, dengan senyuman otak atau pikiran dan kelembutan hati atau bathin, bukan dengan ego, pamrih dan arogan.

Kedua, jika cara pertama ini tidak berhasil, cara selanjutnya adalah mencontohkan, kebaikan otak atau pikiran dan hati atau bathin, sebab  karena, semua manusia hidup, pasti mempunyai otak atau pikiran dan hati atau bathin, yang bisa luluh kapanpun.

Dan yang ketiga, adalah Ber Wahyu Panca Laku kepada Tuhan, secara diam-diam jika kita merasa  mempunyai Tuhan.

Manusia mempunyai otak atau pikiran dan hati atau bathin serta kelamin atau syahwat, dan cara terbaik memanusiakan manusia secara manusiawi, adalah;
Dengan menyentuh hatinya atau bathinnya, sebab karena, karena sebab, di hati atau bathin itulah, rasa dan perasaan berada.

Demikianlah, seharusnya manusia hidup, menggunakan otak atau pikirannya, hati atau bathinnya, kelamin atau syahwatnya.

Sehingga kita bisa berempati, terhadap kondisi makhluk lain, agar supaya bisa merasakan lingkungan lebih banyak, membantu orang lebih tulus dan menjalani kehidupan dengan lebih semangat.
Terima kasih Romo, untuk hidup yang Engkau berikan, ajari kami Putra putrimu, untuk senantiasa berpikir positif alias baik dan berkata positif alias baik, untuk setiap situasi yang kami alami.

Tercerahkan Lah Panjenengan Semuanya. Dan...
Salam Se-Tuhan Penuh Cinta Kasih Sayang dari dalam Lubuk hati saya WEB yang paling dalam. Selamat🙏Selamat🙏Selamat🙏 Rahayu🙏Rahayu🙏Rahayu🙏Damai🙏Damai🙏 Damai🙏 Tenteram🙏
Saya❤️
Wong Edan Bagu❤️
Ngaturaken Sugeng Rahayu🙏
lir Ing Sambikolo🤝
Amanggih Yuwono🤝
Pinayungan Mring Ingkang Maha Suci🙏
Basuki❤️
Yuwono❤️
Teguh❤️
Rahayu❤️
Slamet❤️🙏❤️
BERKAH SELALU Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Kontho dan Kanthi Anom saya,  yang senantiasa di Restui Hyang Dzat Maha Suci Hidup🙏Om Shantih Shantih Shantih Om - Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu🙏
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959 
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3
BBM Enterprise: EF023358
Twitter: @EdanBagu
Blogg:
http://www.wongedanbagu.com
Wordpress: http://putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya
Putro Romo Channel-YouTube.com