Jumbuhing Asal Usul Sangkan Paraning Dumadi Atau Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un:
Jumbuhing Asal Usul Sangkan Paraning Dumadi Atau Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un (Kisah Nyata):
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Pukul. 15:09. Hari Jumat. Tanggal 1. Maret 2019.
Kisah Nyata;
Suatu ketika, ada seorang sahabat yang datang menemui saya, hehe.
Maksudnya;
Saya punya sahabat, yang sudah menikah, dan selama menjalani hidup berumah tangga bertahun-tahun, belum juga memiliki keturunan alias anak atau momongan.
Segala cara sudah di gunakan dan semua jalan sudah di tempuhnya, mulai dari dukun, tabib, dokter hingga klenik, namun hasilnya malah membuat keduanya jadi berkecil hati/terpuruk.
Lalu, sahabat saya itu, datang menemui saya, untuk minta solusi;
Dan saya hanya bisa memberikan cinta kasih sayang, berupa Tuntunan Hidup, untuk bisa menjalani kehidupan di dunia yang serba fana ini.
Seperti ini Tuntunan Hidup-nya;
Mas,,, semua dan segalanya itu, berasal dari Tuhan, semua dan segalanya itu, milik Tuhan, semua dan segalanya itu, akan kembali hanya kepada Tuhan.
Dengan itu, sadarilah mas, bahwa tidak selembar daunpun yang jatuh ke bumi ini tanpa seijin/kehendak Tuhan.
Maka...
Serahkan dan percayakanlah semua dan segala masalahmu itu hanya kepada Tuhan mas.
Kita tidak memiliki daya dan upaya apapun jika tanpa-Nya, dan hanya Dia sendirilah yang kuasa atas kehendak-Nya sendiri itu, kita hamung sak derma nglakoni mas.
Agar supaya dirimu tidak terjebak, dan terjemurus, serta tersesat semakin jauh dan sulit serta berat hingga sarat, serahkan dan percayakan semua dan segalanya itu pada Sang Empunya mas.
Apakah tidak ada cara lain kang...?!
Begitulah tanggapannya;
Bukan kah semua cara sudah kau lakukan...?!
Bukan semua jalan sudah kau tempuh...?!
Dan hasilnya malah membuatmu terpuruk...!!!
Berarti tidak ada cara dan jalan lain selain berTaubat dan berIman kan...?!
Kesimpulannya;
Baiklah, saya ikutin saran sampean kang, praktekan bagaimana kang...?!
Lalu saya tuntun Patrap Semedi Mijil Sowan (Kunci The Power Level Satu).
Singkat kisahnya, setelah hapal kalimat dan patrapnya, kemudian saya arahkan untuk mempraktekan atau menjalankan Patrap Semedi Mijil Sowan tersebut secara rutin, minimal dua kali dalam sehari semalam, siang sekali malam sekali, dengan menggunakan Kesadaran Wahyu Panca Laku.
Dan saya berPesan kepadanya;
Mas...
Jalankan atau Ibadahkan atau Praktekan Patrap Semedi Mijil Sowan ini, dengan Rasa Sadar mu ya mas, mulai dari awal hingga akhirnya secara rutin, serutin kebiasaanmu mengisi perut.
Karena hanya dengan Rasa yang Sadar ketika Patrap Semedi Mijil Sowan, Rasa Kesadaran itu akan aktif secara otomatis, sehingganya, dengan Rasa Kesadaran ini, kita bisa menyadari dan merasakan nyatanya Rasa Sejati atau Sejati nya Rasa (Rasa Kesadaran Murni).
Dan ketika kita berhasil menempati alias berdomisili atau berada di Rasa Kesadaran Murni atau Rasa Sejati atau Sejati nya Rasa inilah.
Semua masalah mu akan selesai mas, segala urusan mu akan selesai dengan Sempurna.
Pegang teguh dan jagalah Rasa Sejati atau Sejati nya Rasa yang berhasil kau peroleh itu nantinya, jangan sampai lepas dan punah. (begitulah Pesan saya kepada sahabat saya itu).
Lalu, selang beberapa bulan kemudian, kami putus kontak, putus kontak ini, di karenakan sahabat saya itu, sudah bekerja di PT Indofood Jakarta, namun dia mengindahkan Tuntunan Hidup yang saya bimbingkan itu dengan sungguh-sungguh.
Karena ganti hp baru, nomer kontak sayapun hilang, begitupun dengan saya, sejak itu, walaupun saya masih memiliki nomer kontaknya, karena saking sibuknya mengabdikan diri kepada sesama hidup, saya tidak kepikiran masalah yang pernah terjadi dengannya, bahkan lupa.
Dan di suatu ketika, setelah beberapa Tahun kemudian, di tengah kesibukan kerjanya itu, istrinya hamil.
Nah,,, ketika istrinya melahirkan inilah, dia menghubungi saya, dan saya jadi ingat lagi dengannya.
Ceritanya;
Setelah anaknya lahir, dia ingat saya, tapi nomer kontaknya tidak ada, karena dia tau kalau saya aktif di internet, lalu dia mencari kontak saya di google, setelah dapat, terus dia mulai mengontak saya dengan WA. Begini WAnya;
Sahabat;
Rahayu kang masku...
WEB;
Rahayu kadhangku, selamat Rahayu selalu untuk panjenengan, dan bagaimana kabarnya nih...?!
Sahabat;
Kabarnya luar biasa wow kang...
Sekarang saya sudah bekerja di PT Indofood Jakarta, dan yang lebih luar biasa lagi, sekarang saya sudah punya anak kang, seorang bayi mungil lelaki yang lucu dan imut.
Usianya baru delapan hari, lahir normal seminggu yang lalu kang.
Mohon maafkan, lama tidak memberi kabar apapun dan bla bla bla curahan bahagia lainnya, yang tiada henti di WAkan kepada saya.
Sementara saya hanya bisa sibuk membaca WAnya, yang masuk bertubi-tubi tanpa henti, sehingganya, jangankan untuk membalas WA, membaca WA nya saja, saya kewalahan.
Setelah WA ungkapan terima kasih dan kebahagiaan nya mulai mereda, baru saya menggunakan kesempatan itu, untuk membalas WAnya seperti ini;
Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un.
Wow...!!!
Spontan dia langsung telephon saya, marah-marah.
Selama ini mendoakan saya tidak ikhlas ya?
Tidak suka, tidak senang ya, dengan berhasilan dan kebahagiaan saya ini.
Di curahin kebahagiaan segitu banyaknya dan di ucapin terima kasih, jawabannya nyeseg banget.
Apa karena waktu itu saya tidak ninggalin amplop uang...?!
Oke, saya akan bayar semua doa mu itu, minta berapa duwit...?!
Ayo ngomong... Dan bla bla bla bahasa kasar lainnya.
Dan saya hanya bisa mengelus dada mendengarkan kekasarannya itu sambil berkata dalam hati;
Ya Tuhan,,, apa ada yang salah dengan kata-kata ku ini, padahal saya hanya bicara satu kata saja, dan itupun, kalimat tertinggi, terindah dan teragung bahkan tersempurna di bandingkan kalimat kalimat lainnya.
Tapi kok jadi begini...
Setelah bahasa kasarnya mereda, lalu saya memberikan penjelasan tentang hakikat Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un.
Dan setelah dia mengerti serta memahaminya, dia menangis dan ingin mempelajari Laku Murni Menuju Suci lebih dalam lagi.
Subhanallah...
Para Kadhang Kinasihku sekalian, ada banyak orang yang tau, bahkan bisa mengucapkan kalimat Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, makna dan artinya pun banyak yang mengerti dan memahaminya, khususnya saudara-saudari kita yang beragama Islam. Itu Pasti.
Namun...
Sepertinya hanya sedikit yang mengibadahkan Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, dengan cinta kasih sayang, secara syariat maupun hakikat di kehidupan sehari-harinya.
Begitu keramat dan sakralnya kalimat Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un bagi kebanyakan saudara-saudari kita, saking sakral dan keramatnya, sampai-sampai mereka takut untuk meng-ibadahkan atau mem-praktekan nya di kehidupan sehari-harinya.
Mereka mau dan berani meng-ibadahkan atau mem-praktekan kalimat Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un ini, hanya ketika ada seseorang yang mati saja, dan itupun di ucapkannya sebagai bentuk atau wujud belasungkawa atas kematian seseorang tersebut, bukan dengan kesadaran cinta kasih sayang.
Padahal ini puncak lo...
Inti Sari Pati dari semua dan segalanya, apapun itu.
Soal ini lo dan hanya tentang ini lo, yang saya gembor gemborkan di ratusan artikel dan puluhan Vidio saya di internet, dengan menggunakan berbagai macam jenis bahasa dan sudut pandang yang berbeda-beda namun inti Sari Pati nya tetap satu, yaitu; Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un atau Asal Usul Sangkan Paraning Dumadi, yang saya kabarkan dengan Tanpa Tedeng Aling-aling.
Mosok se, gak mudeng-mudeng.
Bagaimana tidak saya katakan puncak dan Inti Sari Pati dari semua dan segalanya.
La semua dan segalanya itu, berawal dan berakhir pada kalimat Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un atau Asal Usul Sangkan Paraning Dumadi ini.
Seharusnya, yang utama dan terpenting di pelajari itu, adalah Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, bukan yang lain, karena ini adalah awal dan akhir, Sangkan Paraning Dumadi nya apapun itu istilah sebutannya, yang lain itu hanya ending untuk bisa mengklimaxkan
Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
atau Asal Usul Sangkan Paraning Dumadi brow...
Andai semua orang tau, mengerti, memahami sejati nya Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un yang sesungguhnya, yang sebenarnya, secara sadar, sudah pasti;
Semua bentuk keangkara murkaan dan keangkuhan serta kemunafikan jenis model apapun, otomatis akan sempurna dengan sendirinya, tanpa di usahakan atau di upayakan sekalipun.
Coba saja renungkan secara sadar...
Secara Sadar lo ya, jangan sambil melamun atau ngebayangin itu ini dan berandai-andai.
Seumur hidup...
Saya belum pernah mendengar apa lagi bertemu dengan seseorang yang wiridz atau berdzikir Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un ini.
Jangan kan sampai ribuan atau miliyaran kali, 10x saja, perharinya, belum pernah ketemu saya, aneh.
Jangan-jangan...
Saya adalah orang pertama dan satu-satunya manusia hidup yang suka wiridz atau dzikir Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, di dunia ini.
Wow...
Padahal arti dan makna nya pada tahu semua, bahkan bisa mengucapkan.
Heeemmmm...
Sekali lagi saya tegaskan;
Andai semua orang tau, mengerti, memahami sejati nya Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un yang sesungguhnya, yang sebenarnya, secara sadar, lalu mempraktekannya - mengibadahkannya dengan cinta kasih sayang.
Sudah pasti;
Semua bentuk keangkara murkaan dan keangkuhan serta kemunafikan jenis model apapun, otomatis akan sempurna dengan sendirinya, tanpa di usahakan atau di upayakan sekalipun.
Tidak akan ada penyakit, tidak ada kemiskinan, tidak ada kegagalan, tidak ada kebohongan, tidak ada politik, tidak ada ego dan aku-akuan, tidak ada kejahatan yang meraja lela, tidak ada keburukan, tidak kebaikan yang di pamrih kan, yang ada hanya Kesempurnaan Hidup di bawah Kekuasaan satu Tuhan yang Esa.
Para Malaikat, mungkin pada Pengsiun ya. He he he . . . Edan Tenan.
Ada satu lagi Pertanyaan WA dari seorang kadhang terkait ini; Pertanyaannya sungguh luar biasa, karena pertanyaan nya itu, menandakan kalau dia tidak gagal paham tentang apa yang saya kabarkan melalui artikel dan vidio di internet.
Pertanyaan seperti ini;
Pak WEB, beberapa hari yang lalu, pak web kan menyampaikan tentang keseimbangan Hidup di dalam kehidupan dunia ini.
Kalau secara gulung atau hakikatnya, saya sudah paham pak web, yaitu Patrap Semedi mempraktekan atau mengibadahkan atau menjalankan Wahyu Panca Ghaib dengan menggunakan kesadaran Wahyu Panca Laku, itu kan praktek gulungnya atau hakikatnya, dan saya sudah paham pak.
Yang masih belum paham, itu praktek gelar atau syariatnya pak web, supaya Laku Murni Menuju Suci nya bisa seimbang, antara gelar dan gulung atau syariat dan hakikat, prakteknya bagaimana Pak WEB...?!
Wow...
Hebat kan pertanyaannya, dan ini jawabannya dari saya Wong Edan Bagu;
Praktek Gelar atau Syariatnya seperti ini, kita kan sedang Laku Murni Menuju Suci, yang tak lain dan tak bukan adalah Kesempurnaan Mati dan Hidup atau Kesempurnaan Dunia dan Akhirat.
Dengan begitu, berati Rasa kita kan sudah sadar nih, karena Rasa kita sudah sadar, kita jadi bisa merasakan secara sadar kan...
Sehingga menyadari, bahwa semua dan segalanya itu, berasal dari Tuhan, milik Tuhan dan akan kembali hanya kepada Tuhan.
Nah...
Kalau semua dan segalanya itu sudah kita sadari berasal dari Tuhan, milik Tuhan dan akan kembali hanya kepada Tuhan.
Berarti kita benar-benar nyata menyaksikan, bahwa;
Tidak selembar daunpun yang jatuh ke bumi ini tanpa seijin/ kehendak Tuhan.
Lebih dalamnya lagi, berarti semua yang ada di dunia ini, adalah benar adanya, karena semua dan segalanya berasal dari Tuhan dan milik Tuhan serta atas kehendaknya.
Maksudnya;
Tidak ada yang salah, atau tidak tepat, atau tidak pas, atau tidak berguna, atau buruk dan sia-sia.
La wong semua dan segalanya itu, berasal dari Tuhan, milik Tuhan dan akan kembali hanya kepada Tuhan, karenanya tidak selembar daunpun yang jatuh ke bumi ini tanpa seijin atau kehendak Tuhan.
Iya apa iya...?!
Hayo...!!!
Jadi...
Tidak perlu neko-neko, usah di itu ini, maksudnya; tidak usah di nilai, di beda-beda, di pilah-pilah, di pilih-pilih, di otak atik, di tebak-tebak, di terka-terka, di sangka-sangka, apa lagi di ubah dan di robah.
La wong semua dan segalanya itu sudah benar, sudah pas, sudah tepat, sudah indah.
Memangnya ada....
Sesuatu yang berasal dari Tuhan, milik Tuhan, ijin Tuhan, kehendak Tuhan yang...
Salah...?!
Tidak tepat...?!
Tidak baik...?!
Tidak pas...?!
Tidak indah...?!
Tidak etis...?!
Buruk dan Merugikan misalnya.
Ada...?!
Semua dan segalanya yang berasal dari Tuhan dan milik Tuhan serta ijin/kehendak Tuhan, adalah baik dan benar adanya, sebab karena DIA adalah Sang Empu-Nya semua dan segalanya.
Jadi, tidak perlu di apa-apain, hadapi saja, lakukan saja, jalani saja dengan Rasa Sadar. Rasa Kesadaran dan Rasa Kesadaran Murni.
Lagi pula;
Wahyu Panca Ghaib di turunkan ke marcapada dunia ini, bukan untuk merubah apapun atau untuk neko-nekoin apapun yang sudah ada di dunia ini, melainkan untuk menyempurnakan semua dan segala apapun yang ada di dunia ini.
Sebab itu, Manusia Hidup di ciptakan paling akhir, setelah semua dan segalanya di ciptakan terlebih dulu oleh Tuhan, baru Tuhan menciptakan yang di sebut Manusia Hidup, sebagai makhluk paling sempurna di banding makhluk-makhluk lainnya.
Tujuannya untuk menyempurnakan semua dan segalanya yang sudah ada tersebut.
Dan hanya Manusia Hidup lah yang bisa Melakukan Praktek/Ibadah Penyempurnaan ini, karena itu, hal ini di tugaskan hanya kepada Manusia Hidup, bukan mayat hidup atau makhluk lainnya.
Ini terbukti dari hanya Manusia Hidup saja yang bisa mengucapkan atau mengatakan; Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un.
Iya apa iya...?!
Hayo...!!!
Sekalipun ada makhluk lain yang bisa mengucapkan atau mengatakan Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, seperti burung kakak tua misalnya, namun prakteknya, pasti tidak bisa, karena itu bukan tugasnya, melainkan Tugas seorang Manusia Hidup yang sebagai Utusan Tuhan.
Namun sayang...
Hampir semua manusia ketakutan akan tugas mulai yang menjadi Inti Sari Pati puncaknya semua dan segalanya di dunia ini.
Jadi...
Apapun itu dan bagaimanapun itu, kembalikan kepada Sang Empu nya "Sempurnakan" tidak perlu di neko-neko apa lagi di robah-robah.
Ikuti saja aturan mainnya, tidak perlu di apa-apain, hadapi, lakukan, jalani dengan Rasa Sadar. Rasa Kesadaran dan Rasa Kesadaran Murni.
Namun...
Sebelum mengikuti aturan mainnya, sebelum menghadapi, sebelum melakukan, sebelum menjalani nya dengan Rasa Sadar. Rasa Kesadaran dan Rasa Kesadaran Murni "Sempurnakan Ia"
Caranya Pak WEB...?!
Misal contoh;
Patrap Semedi dapat rasa enak, sempurnakan rasa enak tersebut.
Dengan Sabda;
"Wahai rasa enak, engkau berasal dari Tuhan, milik Tuhan, dan akan aku kembalikan kepada Tuhan secara Sempurna melalui Laku-ku, jadilah kesempurnaan bagi diriku"
Dengan begitu, rasa enak itu, tidak akan menjadikan kita bangga/sombong, karena ia telah sempurna.
Contoh misal lagi;
Patrap Semedi dapat rasa tidak enak, sempurnakan rasa tidak enak tersebut.
Dengan Sabda;
"Wahai rasa tidak enak, engkau berasal dari Tuhan, milik Tuhan, dan akan aku kembalikan kepada Tuhan secara Sempurna melalui Laku-ku, jadilah kesempurnaan bagi diriku"
Dengan begitu, rasa tidak enak itu, tidak akan menjadikan kita mengeluh/kecewa, karena ia telah sempurna.
Contoh lagi;
Patrap Semedi tidak dapat rasa apapun, rasa enak tidak ada, rasa tidak enak juga tidak ada, pokoknya, tidak ada apa-apa deh, kita sempurnakan tidak ada apa-apa tersebut.
Dengan Sabda;
"Wahai tidak ada apa-apa, engkau berasal dari Tuhan, milik Tuhan, dan akan aku kembalikan kepada Tuhan secara Sempurna melalui Laku-ku, jadilah kesempurnaan bagi diriku"
Dengan begitu, tidak ada apa-apa itu, tidak akan menjadikan kita bingung/nebak-nebak, karena ia telah sempurna.
Contoh berikutnya;
Mau makan nasi, sebelum nasi itu kita makan, sempurnakan terlebih dulu.
Dengan Sabda;
"Wahai nasi dan lauk pauknya, engkau berasal dari Tuhan, milik Tuhan, dan akan aku kembalikan kepada Tuhan secara Sempurna melalui Laku-ku, jadilah kesempurnaan bagi diriku"
Dengan begitu, nasi dan lauk pauk serta apapun yang kita makan, tidak akan menjadikan kita kolesterol, diabetes, darah tinggi/rendah atau stroke dll, karena ia telah sempurna.
Contoh Terakhir nih;
Saya mau merokok, sebelum merokok nih, kita sempurnakan terlebih dulu rokok tersebut.
Dengan Sabda;
"Wahai rokok, engkau berasal dari Tuhan, milik Tuhan, dan akan aku kembalikan kepada Tuhan secara Sempurna melalui Laku-ku, jadilah kesempurnaan bagi diriku"
Dengan begitu, mau ngabisin rokok satu slop dalam satu menit sekalipun, rokok itu tidak akan menjadikan paru-paru kita terbakar flek, karena ia telah sempurna.
Heeemmmm...
Sempurna....
Sungguh benar-benar nyata kita saksinya dengan Rasa Sadar Diri. Rasa Kesadaran Diri dan Rasa Kesadaran Murni, bahwa tidak selembar daunpun yang jatuh ke bumi tanpa kehendak-Nya/seijin-Nya.
Itu nyata Lo...
Bukan katanya apapun...!!!
Karena menyaksikan...
Tuhan pun bukan ghaib lagi.
Memang benar adanya bahwa semua yang menjadi ketentuan kehendaknya, tidak ada yang sia-sia, semuanya bermanfaat, segalanya berguna, semua dan segalanya adalah mewah sempurna "SEMPURNA" Bali Marang Asal Usul Sangkan Paraning Dumadi "Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raji'un" . "MEWAH"
Tidak ada penyakit, tidak ada kemiskinan, tidak ada kegagalan, tidak ada kebohongan, tidak ada politik, tidak ada dosa, tidak ada karma, tidak ada salah, tidak ada yang sia-sia, tidak ada ego dan aku-akuan, tidak ada kejahatan yang meraja lela, tidak ada kebaikan yang di pamrih kan, yang ada hanya Kesempurnaan di bawah Kekuasaan satu Tuhan yang Esa.
Itulah praktek gelarnya atau syariatnya...
Dan Dari Lubuk Hati❤️saya Yang Paling Dalam Mengucapkan Salam Rahayu Penuh Cinta Kasih Sayang❤️Selamat🙏Selamat🙏Selamat🙏 Rahayu🙏Rahayu🙏Rahayu🙏Damai🙏Damai🙏 Damai🙏 Tenteram🙏
Saya❤️
Wong Edan Bagu❤️
Ngaturaken Sugeng Rahayu🙏
lir Ing Sambikolo🤝
Amanggih Yuwono🤝
Pinayungan Mring Ingkang Maha Suci🙏
Basuki❤️
Yuwono❤️
Teguh❤️
Rahayu❤️
Slamet❤️🙏❤️
BERKAH SELALU Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom saya yang senantiasa di Restui Hyang Dzat Maha Suci Hidup🙏Om Shantih Shantih Shantih Om - Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu🙏
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya
Post a Comment