Kemijilan Atau Kerawuhan:
Kemijilan Atau Kerawuhan:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Pesanggrahan Pesona Jagat Alit 3. Pukul. 13:24. Hari Sabtu. Tanggal 26. Januari 2019.
Kemijilan itu, istilah Jawa, kalau Kerawuhan, itu istilah Bali, lalu...
Apa itu Kemijilan atau Kerawuhan...?!
Kemijilan atau Kerawuhan, adalah Kejadian Kuasa Hidup yang terlepas dari kesadaran diri kita, tentang hal ini, agar supaya lebih mudah untuk bisa di mengerti dan di pahami, saya beri contoh penggambaran seperti ini...
Seperti yang sudah saya kabarkan melalui ratusan artikel dan puluhan vidio yang saya sebar di internet, bahwasannya Wahyu Panca Ghaib itu adalah Sedulur Papat Kalima Pancer kita sendiri, yang menjadi isi dari raga kita, yang menjadikan kita bisa itu dan ini.
Sedang filosofi manunggaling kawula gusti, adalah "Kunci" Maksudnya; kumpul nunggal suci, artinya, manunggalnya atau menyatunya sedulur papat kalima pancer, yang tak lain dan tak bukan ialah Wahyu Panca Ghaib itu sendiri.
Kalau Wahyu Panca Laku, yang selama ini di kenal sebagai Iman, adalah; Sipat dan Sikapnya Sedulur Papat Kalima Pancer atau Wahyu Panca Ghaib.
Artinya....
Manunggalnya atau Menyatunya Sedulur Papat Kalima Pancer atau Wahyu Panca Ghaib, inilah yang di maksud "Kunci"
Karena Sedulur Papat Kalima Pancer atau Wahyu Panca Ghaib sudah manunggal/menyatu, maka tersebut "Kunci" Kunci Nunggal Suci.
Maksudnya, ketika sedulur papat menyatu atau bersatu dengan pancer, itulah yang di maksud suci, (sedulur papat itu empat anasir dan pancer itu Hidup)
Kesimpulannya;
Suci itu, ketika empat anasir bersatu atau menyatu dengan hidup, tersebut "Kunci" kumpul nunggal suci.
Kenapa ketika empat anasir atau sedulur papat menyatu atau bersatu dengan hidup, kok di sebut Suci...?! Kunci...?!
Sebab karena, Hidup itu Suci...!!!
Mengapa Hidup itu di sebut Suci...?!
Karena Hidup, berasal dari Dzat Maha Suci, bagian dari Dzat Maha Suci.
Karena itu, hidup disebut sebagai Ruh/Roh Suci/Kudus utusan-Nya.
Hidup bertempat tinggal di dalam hati, hati adalah keraton, Kedaton, istana, muara pertemuan antaran Hidup dan Dzat Hidup.
"Sesungguhnya dalam jasad Manusia, terdapat segumpal daging, apabila dia baik, maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk, maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah "Hati" Tempat AKU menyimpan Rahasia-Ku "AL INSANU SIRI WA ANA SIRUHU" Dan rahasia kalian adalah rahasia-Ku.
Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku.
ALLAHU BATHINUL INSAN, AL INSANU ZHOHIRULLAAH;
Allah itu bathinnya manusia, manusia adalah zhohirnya (kenyataannya) Allah".
Sebab karena itu, mengenal Hidup, agar supaya bisa mengenal Dzat-Nya, di butuhkan dan di perlukan bahkan harus Laku Murni Menuju Suci, maksudnya; Sipat dan Sikap perilaku yang tidak menodai hati, tidak mengotori hati, karena hati adalah tempat Suci, baittullah, tempat bertemunya Tuhan dengan Hambanya.
Jadi, tidak bisa dan tidak boleh ada yang lain dalam hati, selain Hidup kita, jika sampai ada yang lain, yang mengisi hati, entah itu berupa apapun, maka hidup akan mengeluarkannya dari hati, karena Hidup hanya butuh Dzat-Nya, bukan yang lain.
Nah, disinilah Proses Kemijilan atau Kerawuhan itu terjadi...
Ada banyak para peLaku Murni Menuju Suci yang mengalami hal ini, itu di karenakan hanya sebatas ikut-ikutan, gengsi atau penasaran, tanpa mengenal apa itu Wahyu Panca Ghaib terlebih dahulu, maen langsung Patrap saja, bahkan ada yang baru menghapal bunyinya Kunci, sudah di Asmo, belum mengerti, belum paham, belum tahu apa itu dan bagaimana Wahyu Panca Ghaib, langsung di Asmo, terkesan begitu remehnya Asmo.
Padahal, Asmo itu adalah dimensi tertinggi di dalam Lalu Murni Menuju Suci, karena pelajaran tentang rasa sejati sejati nya rasa, itu ada di dalam Asmo, artinya, harus benar-benar mengerti dan paham serta tahu terlebih dulu, supaya tidak muncul tebak-tebakan dan teka-teki silang ketika mengalaminya.
Laku nya Laku Murni Menuju Suci, yang artinya, membersihkan hati dari isinya yang beraneka macam ragamnya, namun isi kepalanya selalu dan selalu mengotori hati yang sedang di bersihkan nya itu, di bersihkan, di kotori sendiri, di bersihkan lagi, di kotori sendiri lagi, terus begitu dan begitu terus, hingga pada akhirnya, hidup memberontak (urip gugat - urip nagih janji).
Hidup menunjukan kuasanya, namun diri belum siap, karena hatinya masih penuh noda, sehingga tidak mampu mengimbanginya, akhirnya, apapun yang di perbuat dan di lakukan, di luar kesadaranya, maksudnya, tidak di sadari, mirip dengan sewenen/stress.
Karena tidak kontrol, tidak sadar, sebenar dan sebaik apapun yang di lakukan, tersorot tidak benar, terlihat tidak baik, sebab prakteknya tidak tempat, tidak indah, padahal itu sebuah kebenaran, karena apapun kejadiannya, hidup yang menuntun, hidup yang menguasai, hidup yang menggerakkan, inilah yang di sebut Kemijilan atau Kerawuhan.
Terkait diatas, di perlukan dan di butuhkan ilmu pengertian dan ilmu pemahaman serta ilmu pengetahuan.
Sebab karena itu, tentang Wahyu Panca Ghaib, saya tidak mau asal-asalan, apa lagi soal Asmo, semuanya saya awali dengan membagikan ilmu pengertian dan ilmu pemahaman serta ilmu pengetahuan saya tentang Wahyu Panca Ghaib, baik secara langsung maupun melalui artikel dan vidio di internet.
Agar supaya bisa mengenal apa dan bagaimana itu Wahyu Panca Ghaib, dengan sudah mengenal apa dan bagaimana itu Wahyu Panca Ghaib, selain tidak bingung dalam prakteknya, karena sudah mengerti dan memahami serta mengetahui maksud dan arah tujuannya.
Juga kemungkinan Kemijilan atau Kerawuhan, sangatlah tipis/kecil, bahkan bisa saya katakan tidak akan mengalami Kemijilan atau Kerawuhan, karena Prakteknya tepat.
Di sepanjang sejarah perjalanan hidup saya dalam menebar cinta kasih sayang dengan kekadhangan tanpa mengenal waktu dan tempat, baru ada dua kadhang kinasih saya yang mengalami Kemijilan atau Kerawuhan. Satu di Ponorogo Jatim dan yang ke Duanya di Bali.
Kenapa hal ini bisa terjadi...?!
Karena kesadarannya terlalu sering lepas...!!!
Maksudnya; ketika mengalami dan menghadapi sesuatu, bukannya Sadar bahwa itu adalah kehendak kuasa Tuhan, yang suka tidak suka, mau tidak mau harus di saksikan dan di nikmati dengan sadar, malah di tebak-tebak, di kira-kira, di sangka-sangka bahkan di otak atik sesuai perkiraan pikirannya.
Sebab inilah kesadaran bisa terlepas, karena di sebabkan suka memproses kan diri pada sesuatu.
Proses, itu kuasa Tuhan. Proses, itu kehendak Tuhan, bukan kuasa kita, bukan kehendak kita, jadi, tidak bisa di minta atau di rancang, tanpa di minta sekalipun, Tuhan akan memproses kita, ketika kita ingin mengenalnya, dan ketika Tuhan memproses kita, sadarilah itu dengan sesadar-sadarnya, bukan di tebak-tebak seperti teka-teki silang.
Bukan di pelajari, bukan di renungi, bukan pula di pikir, bukan di kira-kira, bukan di sangka-sangka dll, cukup di sadari dengan sesadar-sadarnya.
Dengan begitu, kita akan paham dan mengerti serta mengetahui bahkan mengenal yang sesungguh-Nya/sejati-Nya.
Kita tidak akan pernah bisa mempelajari, menebak-nebak, memikir, mengira-ngira, merenungi, menyangka-yangka Kuasa Tuhan yang Maha Ghaib, tidak akan pernah bisa, karena kita tidak di desain untuk itu, kita di desain sebagai penyaksi dan penikmat, bukan koreksi dan pengamat.
Jadi...
Saksikan dan Nikmati dengan sesadar-sadarnya, dengan begitu, kita akan paham dan mengerti serta mengetahui bahkan mengenal yang sesungguhnya atau sejatinya tentang-Nya.
Jangan ribet memproses kan diri, cukup ucapkan "Terima Kasih" dengan sesadar-sadarnya.
Ketika kita mengalami itu dan ini serta menghadapi ini dan itu, cukup "Terima Kasih" usah di neko-neko.
Nanti akan ada respon otomatis, dan segera dudukan respon itu dengan palungguh panutup, terus dan terus sampai benar-benar terasa dan bisa merasakan rasa-Nya. Selesai!
Sederhana kan...?!
Gampang kan...?!
Mudah kan...?!
Jadi, jangan mempersulit diri sendiri, jangan memproses kan diri sendiri, asalkan kita Laku Murni Menuju Suci-Nya Tuhan, Tuhan pasti akan memproses, jadi, cukup katakan "Terima Kasih" lalu nikmati dengan sadar (palungguh panutup) Selesai.
Sederhana kan...?!
Gampang kan...?!
Mudah kan...?!
Bagaimana tidak saya katakan Sederhana. Gampang dan
Mudah, la wong tinggal bilang terima kasih kok.
Ketika kita menghadapi sesuatu masalah atau perkara atau proses apapun itu yang terjadi, cuma ngucapkan "Terima Kasih" tidak di suruh itu ini dan ini itu, cuma dan hanya di suruh bilang...
Terima Kasih Romo...
Gratis, tidak dipungut biaya, tanpa puasa lagi, hanya cuma berkata Terima kasih Tuhan, lalu menikmati rasanya dengan sadar (palungguh panutup) Selesai.
Letak sulit dan beratnya dimana...?!
Sehingga untuk berucap terima kasih saja sampai merasa sulit dan berat serta mahal.
Coba katakan pada saya, berat dan sulitnya dimana...!!!
Nah... Ini Lo, penyebab Kemijilan atau Kerawuhan, yaitu kurangnya berucap terima kasih dengan sadar ketika Tuhan memproses diri kita.
Sebab karena itu, saya tidak bosan-bosannya berpesan, ucapkan terima kasih dengan sadar, sebanyak-banyaknya ketika kita menghadapi atau mengalami proses apapun ketika Patrap Semedi atau di luar Patrap Semedi.
Tidak usah berpikir tentang untung dan ruginya, atau di tebak-tebak, kira-kira dll, langsung saja tutup poin berucap Terima Kasih Romo dengan sadar... Lalu rasakan dengan kesadaran rasa-Nya (palungguh panutup). Lalu perhatikan apa yang terjadi. He he he . . . Edan Tenan.
Sabda-ku:
Selamat🙏Selamat🙏Selamat🙏 Rahayu🙏Rahayu🙏Rahayu🙏Damai🙏Damai🙏 Damai🙏 Tenteram🙏
Saya❤️
Wong Edan Bagu❤️
Ngaturaken Sugeng Rahayu🙏
lir Ing Sambikolo🤝
Amanggih Yuwono🤝
Pinayungan Mring Ingkang Maha Suci🙏
Basuki❤️
Yuwono❤️
Teguh❤️
Rahayu❤️
Slamet❤️🙏❤️
BERKAH SELALU Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom saya yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup🙏
Aaamiin🙏
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya
Post a Comment