Bercermin Pada Hukum Karma/Sebab Akibat:

Bercermin Pada Hukum Karma/Sebab Akibat:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Pukul. 17:55. Hari Selasa. Tanggal 27   November  2018.

Karma, bukanlah sesuatu yang buruk yang menimpa seseorang, karma bukan sesuatu yang tidak baik yang menyerang seseorang.

Karma adalah sebab akibat dari suatu perbuatan seseorang, karma adalah hukum alam yang berasal dari seorang manusia yang hidup di dunia ini.

Jadi...
Karma itu bukan untuk di takuti atau di hindari atau di tolak, karena karma itu, adalah hukum alam yang sebab akibatnya berasa dari perbuatan kita sendiri.

Artinya;
Jika kita berbuat baik pada orang lain, maka kita akan menerima kebaikan dari orang lain, sebaliknya, kalau kita berbuat jahat kepada seseorang, maka kita akan mendapat kejahatan pula dari seseorang. Itulah maksud dari karma atau hukum sebab akibat yang diadakan oleh semesta alam.

Dengan ini, mari kita bercermin kepada Hukum Karma atau Hukum Sebab Akibat.

Cermin Yang Pertama;
Dulu...
Saya punya Pak De, kakaknya bapak saya, namanya Mardiyah, awalnya, beliau adalah keluarga yang sederhana, namun Mardiyah ini, memiliki kebiasaan aneh.

Setiap pagi, ketika waktunya pada petani berangkat ke sawah atau ladangnya masing-masing,  Mardiyah bersama Istrinya,  menghadang orang-orang di pertigaan jalan, antara jalan desa dan jalan menuju ke persawahan.

Untuk memberikan nasi bungkus ples wedang, untuk sarapan pagi sebelum bekerja di sawah atau ladang.

Jadi, setiap malam, istrinya selalu sibuk mempersiapkan bahan-bahan masakan, menjelang pagi, di bantu oleh Mardiyah, bahan-bahan masakan itupun di masak, setelah matang, sebelum matahari terbit, mereka berdua sudah ada di pertigaan jalan, untuk membagikan makanan tersebut, kepada siapapun yang melalui jalan itu, khususnya para petani yang lewat.

Mulai dari tetangganya sendiri, hingga orang jauh, entah yang kebetulan lewat atau yang sengaja datang untuk buruh kerja di desa itu.

Awalnya setiap orang merasa heran, dan seribu tebak kira di setiap pikiran orang, mulai dari pemikiran negatif, mengira  Mardiyah sedang melakukan ritual pesugihan untuk mendapat tumbal, hingga pemikiran positif, bahwasannya Mardiyah sedang melakukan sedekah.

Lambat laun, sedikit demi sedikit, kehidupan Mardiyah mulai terlihat berubah, selain tidak pernah kehabisan beras, juga bisa membeli itu dan ini hingga bisa membangun rumah yang sangat megah.

Bagaimana tidak, setiap bertanam padi di sawah atau di ladang, selalu menghasilkan penghasilan yang melimpah ruah, petani lain  padinya di serang hama, namun milik pak de saya Mardiyah tidak sama sekali, padahal, tidak di semprot obat hama apapun kecuali mencabut rumbut-rumbutnya.

Tidak pernah gagal panen, berapa hektar pun padi yang di tanam, selalu bisa panen dengan maksimal, sampai-sampai, banyak para petani lain yang pada akhirnya buruh bekerja ke sawahnya, karena gagal dalam bercocok tanam sendiri.

Banyak sawah dan ladang para petani lain yang di jual kepada pak de saya Mardiyah, dan di beli olehnya, dan semuanya di tanami padi, tanpa obat dan tanpa mengenal musim tanam atau tidak.

Selalu begitu dan begitu di setiap hari, sawah dan ladang miliknya, di percayakan ke orang lain untuk di garap/olah, sedang dia sendiri bersama istrinya, tidak pernah kesawah, hanya rutin duduk di pertigaan jalan, untuk membagikan sarapan pagi kepada siapapun yang lewat di pertigaan jalan tersebut.

Semakin bertambah tahun, desapun semakin bertambah ramai penduduk, dan makanan yang di bagikan kan, selalu di tambah jumlahnya, dan semakin lama, semakin luar biasa berkah kehidupan keluarganya, namun sayang, hampir tidak ada satupun warga yang mau menirunya, kecuali anak-turunnya yang di warisi pengertian dan pemahaman dengan karma atau sebab akibat.

Cermin Yang Kedua;
Dulu...
Mamang saya, adiknya bapak saya yang bernama Sarkawi, punya kebiasaan aneh juga.

Anehnya, jika dia berada di rumah, dia selalu duduk santai di depan rumahnya, dan setiap ada orang lewat, selalu di tawari untuk singgah ke rumahnya, bagi yang mau singgah, langsung di jamu bagaikan raja, mulai dari di beri minum, wedang, makam hingga merokok, yang ujungnya di ajak untuk menjalin persaudaraan.

Setiap hari dan hari-harinya selalu begitu dan begitu, kecuali kalau dia sedang tidak ada di rumah, dia akan pergi, namun selalu berpesan kepada keluarga yang ada di rumah ketika dia pergi, terutama istrinya, untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.

Alhasil...
Bukan cuma kehidupannya yang terlimpahi berkah, setiap anak keturunan pergi merantau kemanapun, selalu bertemu banyak saudara yang melebihi keluar sendiri ikatannya.

Cermin Yang Ketiga;
Uwak saya, kakaknya bapak saya, bernama Aruna, itu juga memiliki kebiasaan yang aneh, sama seperti
Uwak saya Mardiyah, begitu juga dengan Bibik saya, adiknya bapak saya yang bernama Fatonah, memiliki kebiasaan aneh seperti Uwak saya Mardiyah, dan bungsunya bapak saya, yang bernama bibil Fatonah, juga sama, memiliki kebiasaan aneh, sama seperti yang di lakukan oleh Mamang saya Sarkawi.

Saya tidak menyaksikan sendiri kisah ini, namun mendengarnya dari cerita ibu kandung saya sendiri, ketika saya sedang risau di pangkuannya, dan saya percaya, ibu saya tidak mengarang cerita bohong.

Karena penasaran, suatu ketika, saya mempraktekan warisan leluhur saya dari garis bapak saya  yang secara turun temurun di lakukan ini.

Dan ternyata benar, nyata-nyata benar adanya, bahwasannya, karma itu ada, hukum sebab akibat itu ada, dan saya telah membuktikannya sendiri, dan lagi, hingga sampai sekarangpun saya masih melakukannya.

Salah satunya;
Sebelumnya mohon maafkan...
Di Gubug Jenggolo Manik Di Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.

Siapapun dan dari manapun orang yang datang dan menginap untuk belajar serta berapapun jumlahnya, itu makan minum medangnya, bahkan ada kalanya hingga ke rokoknya, saya yang menanggung, selama masa belajar di Gubug Jenggolo Manik Bersama saya.

Namun di sepanjang sejarah perjalanan hidup saya, belum ada catatan agenda yang meriwayatkan saya tidak bisa ngasih makan satupun yang datang dan menginap di Gubug Jenggolo Manik untuk belajar.

Selalu ada dan selalu bisa, padahal, saya hanya duduk bersilah Patrap Semedi, ada kalanya keluar untuk mendatangi undangan, uang undangannya pun, hanya habis di mobil, tidak sampai ke Gubug Jenggolo Manik, tidak bekerja, tidak punya bisnis apapun.

Numun bersama WPG-WPL yang saya sertai dengan Karma baik, yaitu menjamu para pembelajar, maka kebaikan yang membawa berkah pula yang saya peroleh bersama para Kadhang yang sedang belajar bersama saya di Gubug Jenggolo Manik.

Dan masih banyak berkah-berkah lainnya yang tidak bisa saya ingkari, yang jika harus saya kabarkan satu persatu, bisa keriting jari saya ngetiknya, dan tentunya mata anda bisa perih membacanya, dan yang tentunya semua itu berawal dan bermula dari sipat dan sikap pribadi kita sendiri tentunya.

Terima Kasih Romo....
He he he . . . Edan Tenan.

Sabda-ku:
Selamat🙏Selamat🙏Selamat🙏 Rahayu🙏Rahayu🙏Rahayu🙏Damai🙏Damai🙏 Damai🙏 Tenteram🙏
Saya❤️
Wong Edan Bagu❤️
Ngaturaken Sugeng Rahayu🙏
lir Ing Sambikolo🤝
Amanggih Yuwono🤝
Pinayungan Mring Ingkang Maha Suci🙏
Basuki❤️
Yuwono❤️
Teguh❤️
Rahayu❤️
Slamet❤️🙏❤️
BERKAH SELALU Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom saya yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup🙏
Aaamiin🙏
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Terima Kasih🤝❤️🤝
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya