Wong Edan Bagu:
Wong Edan Bagu:
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Pukul.21:11. Hari Jumat. Tanggal 24 Agustus 2018.
Berbicara Tentang Wahyu Panca Ghaib, berarti berbicara soal Hidup.
Berbicara Soal Hidup, berarti berbicara tentang Hati.
Berbicara Tentang Tuhan, berarti berbicara soal Hati dan sebaliknya, berbicara soal Hati, berarti Berbicara Tentang Tuhan.
"... di dalam setiap rongga dada anak adam, terdapat segumpal daging, yang jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Sebaliknya, kalau ia buruk, maka buruk pula seluruh tubuhnya, dan segumpal daging itu, tersebut hati, tempat
AKU menyimpan rahasia-Ku. Maka jaga dan pelihara lah ia.
“Al-Insanu Siri Wa Ana Siruhu”
(Rahasia kalian adalah rahasia-Ku)
Karena semua dan segalanya Tentang Hidup itu adalah Tentang Tuhan, dan Hidup ples Tuhan itu Soal Hati, maka Hati saya katakan sebagai "Kerajaan Tuhan".
Banyak orang berpikir, bahwa setelah mereka memahami ajaran agama atau sejenisnya dan spiritual, lalu menjalankannya sesuai aturannya, itu sudah lebih dari cukup untuk meraih surga kesempurnaan.
Akan tetapi, sepengetahuan saya pribadi, pemahaman intelektual jenis dan model apapun, tidak akan membuat kita ke surga kesempurnaan, hingga sampai kata di luar, menjadi Firman Hidup di dalam hati kita, kita belum benar-benar memahami pesan hati kita.
Ini adalah kondisi yang menentukan keselamatan kita, sempurna atau tidaknya.
Lalu apa yang dibutuhkan untuk bisa masuk ke dalam surga kesempurna'an..?!
Jika ada yang bertanya seperti itu, itu menandakan bahwa panjenengan memahami makna yang lebih dalam lagi, dari perkata saya yang terpenting Yaitu; Keraja’an Tuhan "Hati" yang ada di dalam diri kita.
Selama kita mencarinya di luar diri kita, selama kita berpikir itu datang karena ibadah, dengan mengamati keyakinan dan praktek agama atau berbicara dengan cara tertentu, bertindak dengan cara tertentu, makan dengan cara tertentu atau semua hal di luar yang kita pikir, bahwa melakukan hal ini dan itu akan membawa kita bisa masuk ke dalam Keraja’an Tuhan "Hati", kita tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Keraja’an Tuhan" Hati".
Karena kita mencoba untuk masuk melalui pintu gerbang yang tidak tepat.
Cara yang paling luas untuk menuju kepada kebinasaan/kehancuran adalah memang kesadaran yang tak tersadari, sehingganya, kepala yang berpikir, bahwa itu adalah hal yang akan membawa kita masuk ke dalam "Kerajaan Tuhan "Hati".
Dan agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Tuhan "Hati", kita perlu untuk mengatasi fokus pada hal-hal di luar dan dari luar, kita perlu untuk menarik perhatian fokus kita yang keluar itu, menjadi ke dalam dan menyadari bahwa hanya dengan mengubah kesadaran berpikir, menjadi kesadaran berhati, kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Tuhan "Hati" Sekarang juga Wahai Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian.
Karena saya masuk ke dalam kesadaran massa saat menulis artikel ini, maka saya Wong Edan Bagu berbicara/berkata tulus Tanpa Tedeng Aling-aling untukmu sekalian, terutama untuk orang-orang sedunia, yang mungkin membaca ini di beberapa titik, atau bahkan membacanya hingga selesai.
Apakah kita akan mendefinisikan ini sebagai seorang Kristen yang baik, atau seorang Hindu yang baik, atau seorang Muslim yang baik, atau Buddha yang baik, atau seorang Kong Hu Chu yang baik, lalu kemudian berpikir, bahwa setelah tubuh fisik kita mati, Tuhan harus membiarkan kita ke dalam Kerajaan Tuhan...?!
Sungguh...
Kita tidak bisa Hidup dengan cara tertentu, fakta masalah ini adalah, bahwa tidak ada jalan otomatis ke Kerajaan Tuhan "Hati".
Untuk Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, kondisi yang menentukan apakah kita dapat memasukkan atau tidak ke Kerajaan'an Tuhan "Hati".
Adalah apakah kita telah menempatkan apapun itu pada Kesadaran Hidup atau tidak, sebab jika kita belum memakai keadaan/sikon Kesadaran Hidup, kita akan melihat diri kita sebagai terpisah dari Tuhan.
Dan bagaimana kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Tuhan selama kita melihat diri kita terpisah dari Kerajaan-Nya...?!
Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian lihat hal itu tidak bisa dilakukan...!!!
Jika Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian berdiri di depan rumah Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian larut malam, ingin masuk dan pergi tidur, dan Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian mencoba untuk membuka pintu depan Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian tetapi Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian menggunakan kunci mobil.
Seberapa besar kemungkinan bahwa pintu rumah Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian akan dibuka...?!
Nah, tentu Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian dapat melihat bahwa ini adalah mustahil, bukan...!?
Dan bisa jadi Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian tidak juga melihat bahwa jika Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian mencoba untuk membuka pintu Kerajaan Tuhan "Hati" dengan menggunakan kunci yang tidak tepat.
Sehingganya Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian tidak bisa masuk, dan satu-satunya kunci adalah transformasi "Kesadaran Hidup" bukan kesadaran yang lainnya selain Hidup.
Dan apa kunci untuk transformasi Kesadaran Hidup itu...?!
Nah Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, itu adalah Sabda Dawuh Hidup itu sendiri.
Karena menurut ucapan Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian akan dibenarkan, menurut ucapan Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian pula akan disalahkan.
Ini tidak berarti bahwa saya Wong Edan Bagu, atau Tuhan, atau malaikat-malaikat tertentu, akan duduk di sana dan menilai Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian.
Jika ada yang seperti itu, itu hanya sebuah taktik untuk menakut-nakuti Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, yang digunakan oleh orang-orang tertentu, di tempat-tempat ibadah, yang sudah begitu banyak mengalahkan orang menjadi tunduk kepadanya.
Hanya mereka yang memiliki Kesadaran Hidup, yang tidak akan berbuat menakut-nakuti apapun dan siapapun dan yang akan berhasil masuk ke Keraja'an Tuhan "Hati".
Dan ketika Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian
memiliki kesadaran Hidup, maka Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian telah menjadi satu dengan Sabda Dawuh/Firman Hidup, Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian telah menjadi Sabda Dawuh/Firman itu sendiri.
Menjadi satu dengan yang ber-Sabda Dawuh/Firman, lalu apa yang dibutuhkan untuk menjadi satu dengan Sabda Dawuh/Firman Hidup...?!
Kemauan untuk melihat dalam diri unsur-unsur yang tidak nyata, yang tidak sejalan dengan Sabda Dawuh/Firman Hidup, yang didasarkan pada ilusi dualistik, dan kemudian kesediaan untuk melihat bahwa elemen-elemen yang tidak benar-benar kita.
Meskipun ego Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian mungkin percaya bahwa mereka...
Meskipun Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian mungkin telah dibesarkan untuk berpikir bahwa mereka...
Karena seperti yang Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian tumbuh di dunia ini, di mana ada dualitas begitu banyak, bagaimana bisa Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian tidak datang untuk mengidentifikasi diri dengan ilusi dualistik tertentu.
Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, ini proses alami, kita semua tahu bagaimana rasanya berada dalam perwujudan fisik dan betapa sulitnya.
Sudah terlalu banyak dari kita telah diambil oleh ilusi-ilusi sukarela, mengapa Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian masih mengambil ilusi juga...?!
Itu di karena Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, ingin menunjukkan kepada orang lain, bahwa Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian menjadi benar-benar diselimuti ilusi, namun masih naik di atasnya, jadi naik dengan naik di atas itu.
Dan apa yang Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian baca dalam artikel ini, untuk menyadari, bahwa Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, lebih dari ilusi-ilusi itu, sehingga bersedia untuk menyaksikan mereka dan bersedia untuk meraih Sabda Dawuh/Firman Hidup.
Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian apapun yang sudah saya uraikan diatas dengan apa adanya ini, akan bisa mengubah Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, jika Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian untuk menjadi Sabda Dawuh/Firman Hidup di dalam hati Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian.
Tinggal bagaimana Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian mengintegrasikan dan bagaimana Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian menerimanya, melalui diri yang Hidup, lalu mencernanya dengan kesadaran Hati atau dengan diri yang mati dan mencernanya dengan kesadaran pikir, yang disesuaikan dengan keyakinan tertentu.
Masing-masing dari Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian membaca ini, sudah pasti akan memiliki perspektif yang sedikit berbeda, pemahaman yang sedikit berbeda, dari kata-kata yang saya uraikan diatas. Ini sangat wajar.
Apa yang Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian butuhkan untuk memungkinkan, adalah; bahwa apapun di luar yang
Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian baca dan lihat serta dengar, dapat membangkitkan proses di dalam hati Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian.
Dimana Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian menerima kata-kata tertentu, tulisan-tulisan tertentu, suara-suara tertentu, bahasa-bahasa tertentu yang akan membantu Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian mengatasi ilusi-ilusi tertentu.
Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, ada banyak orang yang memiliki ilusi sangat mirip, seperti misalnya di dalam agama-agama atau kepercayaan atau keyakinan, di mana mereka berpikir bahwa dengan menjadi seorang Kristen yang baik, atau seorang Hindu yang baik, atau seorang Muslim yang baik, atau Buddha yang baik, atau seorang Kong Hu Chu, atau seorang kepercayaan yang baik dalam arti luar, mereka masuk ke dalam Surga Kesempurna'an.
Namun meskipun mungkin ada satu juta orang yang percaya pada ilusi luar yang sama seperti itu, setiap orang memiliki cara yang sedikit berbeda dari pemahaman itu.
Dan karena itu, mereka harus menemukan kata-kata mereka sendiri, yang akan membantu mereka mengatasi ilusi tersebut, membantu mereka melihat bahwa itu adalah ilusi, dan akhirnya memiliki bola lampu dalam kepala mereka dan berkata, “Aah,,, sekarang aku mengerti, sekarang aku melihat itu!"
Para Kadhang dan Sedulur Kinasih-ku sekalian, Sabda Dawuh/Firman Hidup, menjelaskan, Bahwa apapun yang diluar diri kita, itu hanya sebatas akan membantu kita, hanya untuk merangsang, bahwa Hati kita “ADA” pengalaman/pengetahuan, di mana kita tiba-tiba melihat dari dalam, apa yang kita tidak bisa melihat sebelumnya, dan apa yang kita tidak dapat melihat dengan pikiran luar.
Sesungguhnya, itu berharga untuk di memiliki sebagai pemahaman/pengetahuan intelektual dari jalan spiritual, dan psikologi manusia dan ego.
Namun kita sejak awal sudah memiliki pemahaman/pengetahuan intelektual yang sangat canggih dan super canggih, namun masih belum diklik, sehingga kita masih belum melihatnya.
Yaitu Hidup, yang lebih popular di sebut sebagai Guru Sejati, yang tak lain dan tak bukan adalah Dzat-Nya Maha Suci, dan itu ada di dalam Hati Kita. Bukan diluar tubuh kita.
Saya 💓Wong Edan Bagu💓 Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai🙏Damai🙏 Damai🙏Selalu Tenteram🙏 Sembah nuwun🙏Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono🙏inayungan Mring Ingkang Maha Agung.Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet🙏 BERKAH SELALU Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup🙏 Aaamiin🙏Terima Kasih❤️Terima Kasih❤️Terima Kasih❤️
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya
Post a Comment