Jalan Terdekat Untuk Pulang Dan Cara Termudah Untuk Kembali:
Jalan Terdekat Untuk Pulang Dan Cara Termudah Untuk Kembali:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Pukul: 10:11. Hari Rabu. Tanggal 18 Juli 2018.
Mereka yang hidup dalam masa depan, sesungguhnya hanya menganggap dirinya hidup, namun mereka berpura-pura, mereka hanya mengharapkan kehidupan, mereka ingin hidup, tetapi sebenarnya tidak pernah hidup.
Kemarin bukan milik kita, hari esok tidak pernah ada, yang ada hanya hari ini, yang ada hanyalah saat ini dan tempat ini, dia tidak bisa hidup dalam kekinian, itu sebabnya mereka melarikan diri dari kekinian.
Keinginan adalah sumber utamanya, yang membuat mereka melarikan diri dari kekinian, dari yang nyata ke yang tidak nyata.
Manusia yang berkeinginan, sebenarnya sedang melarikan diri.
Anehnya...
Saat ini, justru para pelaku spiritual yang dianggap melarikan diri. Heeemmmmmmm...
Laku Murni Menuju Suci, berarti melampaui keinginan, melampaui pikiran, Laku Murni Menuju Suci berarti menikmati kekinian, hidup dalam kekinian dengan kesadaran sepenuhnya.
Apa yang berasal dari luar bukanlah intuisi, intuisi adalah sesuatu yang berasal dari dalam diri sendiri dan memberikan kepuasan, kelegaan dan kebahagiaan serta ketenteraman.
Jika pikiran tidak menjadi penghalang, setiap orang akan menjadi intuitif.
Sesungguhnya intuisi jauh lebih alami dan mudah diperoleh dari pada logika yang dikejar oleh pikiran.
Kelemahan sekaligus kekuatan manusia adalah pikirannya sendiri, pikiran manusia merupakan alat perekam yang super canggih.
Sesuatu yang terekam pada pita pikiran, tidak gampang dihapus, selanjutnya, rekaman itulah yang menentukan kualitas hidup kita.
Alam bawah sadar adalah beban yang kita warisi sejak lahir, yang dalam adat tradisi, mereka menamakannya “Dosa Asal atau Karma” Dosa Asal atau Karma, bukanlah sesuatu yang kita warisi dari Adam dan Hawa leluhur kita.
Sejarah Adam dan Hawa bersifat metaforis, dan ular si penggoda Hawa, yang disebut-sebut sebagai manifestasi Setan, adalah pikiran kita sendiri.
Pikiran membuat kita cerdik, membuat kita sadar akan baik dan buruk, tetapi pada saat yang sama, juga merampas keluguan kita, pikiran pulalah yang merenggut kesederhanaan dan kepolosan kita.
Laku Munuju Suci atau Tobat Iman, berarti memberdayakan diri sendiri, dan pemberdayaan diri ini, harus kita lakukan sendiri, orang lain tidak dapat melakukannya untuk kita.
Ribuan tahun yang lalu, para resi, para begawan, para pinandita, menemukan bahwa terjadinya peningkatan kesadaran dalam diri manusia, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan anatomis yang nyata, khususnya pada jaringan syaraf dan otak.
Untuk itu mereka menciptakan tahapan-tahapan proses lelaku, yang setelah di sempurnakan oleh manusia luar biasa bernama M. Semono Sastrohadijoyo, disebut;
1. Patrap Semedi.
2. Kekadhangan.
3. Darma Bakti.
Yang sering saya istilahkan sebagai Laku Murni Menuju Suci atau Tobat Iman.
Tahapan-tahapan tersebut sangat dibutuhkan oleh seorang praktisi, agar supaya perubahan anatomis tidak seketika terjadi, sehingganya organ-organ tubuh yang lain tidak mengalami shock.
Tiga tahapan tersebut, tidak dapat dipisahkan dalam alasan apapun, sampai seseorang dapat dikatakan telah berhasil mencapai kesadaran murni/universal.
Sesungguhnya... Sebenarnya...
Dalam Laku Murni Menuju Suci atau Tobat Iman ini, tidak ada istilah baru belajar atau sudah lama belajar, tidak ada guru atau murid, tidak ada pula istilah latihan untuk hal ini.
Yang ada hanya kesiapan diri seorang pelaku dan mau apa tidak.
Kesadaran Murni diri seorang Master, atau seorang yang telah lebih dulu sampai pada Kesadaran Murni, akan mengalir secara terus-menerus selama 24 jam full, kalau sedang berhadapan secara langsung dengan seorang yang sedang Laku Murni Menuju Suci, namun belum sampai pada Kesadaran Murni.
Namun pikiran akan selalu menghalangi setiap upaya Laku Murni Menuju Suci kita untuk hidup dalam kekinian, jika belum berhasil mencapai Kesadaran Murni.
Karena di dalam kekinian, pikiran tidak bisa eksis, pikiran hanya bisa eksis dalam masa lalu atau dalam masa depan, dalam kekinian, pikiran tidak dapat mempertahankan keberadaannya.
Ada banyak metode dan cara yang pernah saya lakukan untuk hal ini, diantaraya seperti tarik napas dan buang napas pelan-pelan, lalu mengalihkan seluruh kesadaran pada pernapasan, pada saat yang sama, berusaha untuk memikirkan sesuatu, hasilnya, selain sulit, lelah dan capek, itu pasti.
Saya juga pernah mencoba
metode melepaskan diri dari supremasi pikiran, yaitu dengan cara melelahkannya dan menghabiskannya, namun tetap nol hasil dan lelah belaka.
Berikut ini beberapa cara untuk melepaskan diri dari belenggu pikiran, yang di ciptakan oleh para ahli terdahulu dan saya pernah mencobanya.
Cara pertama adalah dengan mengalihkan Kesadaran pada napas.
Cara yang dipolpulerkan oleh Buddha Gautama ini, sudah teruji hasilnya, dan Dia menyebutnya Vipasana, yang artinya; Melihat ke Dalam Diri.
Pada zamannya dulu, cara ini memang merupakan cara yang paling efektif, tetapi sekarang ceritanya lain.
Karena tingkat kegelisahan manusia begitu tinggi, sehingga cara ini, hanya menjadi efektif, apabila terlebih dahulu kegelisahan dalam dirinya dimuntahkan keluar.
Cara kedua adalah dengan melelahkan pikiran, cara ini, tidak begitu efektif, hasilnya bersifat temporer, begitu pulih kembali, pikiran bekerja kembali, dan bukan hanya itu, setelah istirahat sebentar, pikiran menjadi segar kembali, artinya, dia semakin kuat.
Cara kedua ini banyak digunakan di Indonesia, dan terakhir dipopulerkan oleh Maharishi Mahesh Yogi, lewat apa yang beliau sebut Transcendental Meditation, dalam metode ini, kita diharapkan mengulangi satu-dua kata atau satu kalimat terus-menerus.
Ada yang menganjurkan waktu 20 menit seperti Maharishi, ada yang menganjurkan waktu 150 menit seperti Radha Soami.
Pada dasarnya, pengulangan kata tersebut, akan melelahkan pikiran, sampai ia ketiduran, bukan kita yang ketiduran, tetapi pikiran kita, kemudian kita merasa lega dan ringan. Ya,,, memang rileks, lega dan santai, akan tetapi hanya sesaat saja, setelahnya, kambuh lagi lalu kumat lagi.
Cara ketiga adalah dengan menghabiskan pikiran, cara ini merupakan Metode Milenia Mendatang, namun saya sudah mencobanya terlebih dulu, sebelum masa yang akan datang.
Cara ini akan menjadi semakin populer nantinya, pada dasarnya, manusia masa kini, kelebihan energi, pekerjaan fisik telah berkurang banyak, dan dengan perkembangan teknologi, pekerjaan fisik itu akan semakin berkurang.
Nah, energi yang berlebihan ini, semakin mengaktifkan
pikiran, pikiran semakin menjadi hiperaktif, sampai menyebabkan restlessness, kegelisahan.
Kendati demikian, membendung arus energi yang berlebihan hampir mustahil dan seterusnya, ujung-ujungnya stress jangka panjang.
Tapi dengan Laku Murni Menuju Suci atau Tobat Iman, tidak perlu semua yang ribet sulit seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Cukup;
1. Patrap Semedi.
2. Kekadhangan.
3. Darma Bakti.
Apapun tujuannya Dzat Maha Suci Hidup yang Atur, kita tahu beres dan terima bersih. Ayo buktikan...!!!
Para Kadhang kinasih-ku sekalian,
menurut pengalaman pribadi saya di TKP, seorang pencari selalu bertujuan, dia terobsesi dengan tujuannya itu, sehingga tidak memperhatikan apa pun juga, kecuali yang dicarinya itu, begitu banyak pengalaman yang dia lewati begitu saja, dia lupa memperkaya dirinya
Tapi bagi saya WEB, dari pada menjadi pencari, lebih baik menjadi seorang penemu, karena seorang penemu, bisa dapat menemukan begitu banyak setiap saat, dia akan menemukan sesuatu yang baru, pengalaman-pengalaman yang baru.
Apa gunanya meditasi yang Anda ajarkan...?!
Jika yang belajar pun belum sadar juga....!!!
Dan karena itu pula saya WEB, menganjurkan Laku Murni Menuju Suci atau Tobat Iman, karena inilah yang terdekat dan termudah, gratis pula.
Pilihan ada di tangan Anda Sendiri, Mau mulai sekarang, silakan. Mau menunda-nunda, silakan. Silakan juga kalau Anda mau tidur terus. He he he . . . Edan Tenan.
Saya 💓Wong Edan Bagu💓 Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai🙏Damai🙏 Damai🙏Selalu Tenteram🙏 Sembah nuwun🙏Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono🙏inayungan Mring Ingkang Maha Agung.Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet🙏 BERKAH SELALU Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup🙏 Aaamiin🙏Terima Kasih❤️Terima Kasih❤️Terima Kasih❤️
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya
Post a Comment