Kisah Singkat Misteri Dua Gunung Berapi Yang Super Aktif Mengancam Di Pulau Jawa:

Kisah Singkat Misteri Dua Gunung Berapi Yang Super Aktif Mengancam Di Pulau Jawa:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Hari Jumat. Tanggal 11 Mai 2018.

Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian, "ketahuilah" Di Tanah Jawa Dwipa yang lebih di kenal dengan sebutan Pulau Jawa tempat tinggalnya seluruh orang Jawa ini, terdapat dua gunung berapi yang super aktif dan tidak bisa di prediksi oleh siapapun dan tidak bisa di tundukan oleh apapun selain Sang Penguasa Jagat Raya.

Kedua gunung berapi yang super aktif ini, tersebut Gunung Merapi Jawa Tengah dan Gunung Kelud Jawa Timur.

Kenapa keduanya tidak bisa di prediksi dengan apapun dan tidak bisa di kuasai oleh apapun...?!

Karena di balik kedua gunung tersebut, tersimpan dendam kesumat antara bangsa jin dan bangsa manusia serta bangsa dewa/malaikat.

KeSatu Gunung Merapi;
Gunung Merapi, di baliknya tersimpan Dendam Ego antara manusia sakti dan dewa/malaikat, "jadi" selama manusia hidup di dunia ini, masih memuja dan mengedepankan Ego, maka selama itu pula, gunung Merapi akan aktif dan membahayakan sekitarnya.

Karena Gunung Merapi adalah Lambang Ego seorang manusia hidup di dunia yang selalu membara.

KeDua Gunung Kelud;
Gunung Kelud, di balik tersimpan Dendam Penghianat Cinta antara bangsa manusia dan bangsa jin, "jadi" selama manusia hidup di dunia ini, masih suka Mempermainkan/Menghianati  Cinta, maka selama itulah gunung Kelud akan aktif dan membahayakan sekitarnya.

Karena Gunung Kelud adalah Lambang Cinta yang terhianati.

Dan khusus untuk para Kadhang yang menghawatirkan saya, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih atas perhatiannya kepada saya, namun jangan Cemas, walapun lembah Oro-oro Ombo Jenggolo Manik, terletak dekat di sisi Utara antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, tapi tidak akan mendapatkan dampak apapun oleh aktifitas gunung Merapi tersebut, termasuk gunung Merbabu sekalipun.

Karena lembah bukit Oro-oro Ombo Jenggolo Manik, adalah pusat pengendali seluruh gunung-gunung berapi yang aktif di tanah Jawa, khususnya Merapi dan Kelud.

Terlepas dari mitos dan legenda serta cerita masyarakat setempat di sekitar kedua gunung tersebut, saya akan membagikan pengetahuan saya tentang kisah  kedua gunung tersebut secara singkat. 

PerTama Gunung Merapi;
Asal Usul Gunung Merapi
Terlepas dari cerita mistis dan mitos serta legenda dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi.

Gunung merapi yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu, terbentuknya melalui kisah asal usul yang maha pelik.

Asal usul gunung merapi ini, terjadi pada masa dimana pulau Jawa pada saat itu, masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni.

Pada suatu masa, saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa/malaikat di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang.

Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.

Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya para dewa/malaikat di langit ketujuh itu pun sepakat,  untuk meletakan suatu penyeimbang, tepat di tengah-tengah pulau Jawa, agar pulau ini tidak terus menerus miring ke bagian barat.

Mengapa penyeimbang tidak diletakan di bagian timur pulau...?!

Alasannya tak lain dan bukan,  karena tidak ada penyeimbang yang bisa dipindahkan ke daerah timur, dengan alasan sangat jauh dan membutuhkan waktu yang lama untuk memindahkannya.

Jadi, satu-satunya penyeimbang yang memungkinkan untuk dipindahkan, adalah gunung yang  terletak di Laut Pantai Selatan.

Gunung tinggi yang menjulang indah dengan keasrian yang sangat menawan, Gunung Jamurdwipa namanya.

Gunung Jamurdwipa, adalah gunung asri yang dijaga oleh sepasang kakak beradik, yang berprofesi sebagai pembuat keris (Empu).

Yaitu;
Empu Permadi dan Empu Rama.

Empu Permadi dan Empu Rama, adalah dua empu yang sangat sakti mandraguna, sehari-hari mereka membuat keris dengan tanpa menggunakan alat bantu apapun.

Maksudnya...
Saat membuat keris, mereka hanya membutuhkan perapian dan bahan baja saja, sedangkan untuk pemukul dan lain sebagainya, mereka hanya menggunakan tangan kosong.

Para dewa/malaikat yang berkunjung menemui kedua empu tersebut pun, sampai terkagum akan kesaktian mereka.

Para dewa/malaikat kemudian bertegur sapa dan menyampaikan maksud kedatangannya, mereka meminta kedua empu tersebut,  untuk pindah dari tempat itu,  karena gunung yang mereka tempati, akan segera dipindahkan.

Gunung yang menjadi asal usul gunung merapi itu, akan dijadikan penyeimbang pulau Jawa agar tidak miring.

Baik empu Permadi maupun empu Rama, keduanya menerima saran dari para dewa/malaikat itu, hanya saja, mereka baru akan pindah setelah pekerjaan mereka membuat keris selesai.

Saat itu, keris sakti yang mereka buat, baru selesai setengahnya, namun, para dewa/malaikat  meminta agar kedua kakak beradik itu untuk segera pindah, jika tidak,  maka pulau Jawa akan tenggelam,  karena penyeimbangnya tak kunjung diberikan.

Para empu pun berujar sama, jika pekerjaannya tak diselesaikan di tempat itu, maka hasilnya akan tercipta sebuah malapetaka bagi manusia di lintas generasi di pulau jawa.

Setelah berunding sangat alot, kedua kubu bersikukuh pada pendiriannya masing-masing.

Sang dewa/malaikat akhirnya mengambil keputusan sepihak, di pindahkanlah gunung Jamurdwipa, meskipun kedua empu masih berada di sana, dan jatuhlah gundukan tanah yang menjadi asal usul gunung merapi itu, tepat di tengah pulau Jawa.

Dengan begitu, daratan di bagian timur, sebagian ada yang tenggelam, dan dasar laut di pulau Jawa bagian barat, ada pula yang menjadi daratan.

Sebagai contoh, Pulau Bali,  sebetulnya dulu menyatu dengan Pulau Jawa, hanya saja setelah kejadian itu, keduanya kemudian berpisah.

Setelah kejadian tersebut, kedua empu itu, tak ditemukan rimbanya, karena mereka berdua dan peralatan pembuatan keris, termasuk perapiannya, terjebak di dalam gunung, keris yang setengah jadipun kemudian tertancap di tengah perapian.

Dan pada akhirnya, perapian tersebut, berubah menjadi lahar panas yang letaknya tepat di pusat gunung.

Jika si keris ini tergoyang sedikit saja, maka akan tercipta suatu gempa vulkanik, sedang lahar panas yang dulunya adalah perapian, akan keluar di karenakan  tekanan hebat dari kesaktian si keris.

Karena sering menyemburkan lahar api itu, lalu masyarakat yang datang pada ratusan tahun setelah itu, kemudian menamainya sebagai Gunung merapi, yang artinya; Gunung yang berapi-api.

Nah... Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian, demikianlah kisah singkat asal usul gunung merapi. Dan Semoga dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran untuk kehidupan kita yang lebih baik, yaitu tanpa adanya ego yang membara bak lahar gunung Merapi.

KeDua Gunung Kelud;
Asal Usul Gunung Merapi
Terlepas dari cerita mistis dan mitos serta legenda dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi.

Gunung Kelud bukan berasal dari gundukan tanah meninggi secara alami. Seperti Gunung-gunung lainnya, Gunung Kelud terbentuk dari sebuah pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti mahesa Suro dan Lembu Suro.

Kisahnya seperti ini;
Tersebut Seorang Putri Nan Cantik Jelita Bernama Sanggramawijaya Tunggadewi yang lebih di kenal dalam sejarahnya sebagai Dewi Kilisuci.

Dewi KiliSuci atau Sanggramawijaya Tunggadewi, adalah putri Airlangga, yang menjadi pewaris takhta Kahuripan.

Namun memilih mengundurkan diri sebagai pertapa, bergelar Dewi Kili Suci, bermula dari sinilah, terciptanya Gunung Kelud.

Semasa mudanya Dewi KiliSuci atau Sanggramawijaya Tunggadewi, anak Prabu Jenggolo Manik, yang terkenal kecantikannya itu, dilamar oleh dua  orang Raja berkepala kerbau,  bernama Mahesasura dan Lembusura.

Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagi berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.

Untuk menolak lamaran tersebut, Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua lubang sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.

Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerja semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara.

Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri, kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi.

Yakni kedua raja tersebut, harus membuktikan dahulu, bahwa kedua sumur tersebut, benar-benar berbau wangi dan amis, dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.

Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut.

Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala Manik, untuk menimbun keduanya dengan batu, maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro.

Tetapi sebelum mati, Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan;
ÓYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping, yoiku; Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.

(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau).

Nah... Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian, demikianlah kisah singkat asal usul Gunung kelud. Dan Semoga dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran untuk kehidupan kita yang lebih baik, yaitu tanpa perhianatan cinta bak lahar Gunung Kelud.

Sehebat - hebatnya kedua gunung berapi yang tidak bisa di prediksi oleh siapa dan di kuasai oleh apapun ini, berada di bawah Kekuasaan Sang Maha Pemilik Alam Semesta.

Buktinya, kedua gunung hebat ini, ada di bawah pengaruh lembah perbukitan rendah dan kecil serta indah, yaitu Lembah Oro-oro Ombo  Jenggolo Manik, tempat dimana saya berada dan tinggal menetap saat ini.

Ada apa dengan lembah Oro-oro Ombo Jenggolo Manik...?!

Sebenarnya tidak ada apa-apa, apa-apa itu tidak ada, hanya ada Kedaton ghaib tempat tinggal Sang Prabu Jenggolo Manik berTahta ghaib, Bapak Kandung dari Dewi Kilisuci dan murid kesayangan Empu Permadi dan Empu Rama yang gagal mewarisi keris sakti karena kejadian terciptanya Gunung Merapi, pemegang kendali dari dua gunung penghancur dendam dan ego tersebut.

Jadi, sehebat dan sedahsyat apapun amukan kedua gunung tersebut, jika lembah Oro-oro Ombo Jenggolo Manik tetap indah pada dimensinya, tidak akan menghancurkan Tanah Jawa Dwipa atau Pulau Jawa, paling-paling hanya merusak sekitarnya saja, itupun, korbannya adalah orang-orang penghianat cinta dan pemuja ego.

Dan Saya Wong Edan Bagu.... Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Toso Wijaya. D
Lahir: Cirebon Hari Rabu Pon Tanggal 13-08-1959
Alamat: Gubug Jenggolo Manik.
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya