When you can't forGIVE, you can’t forGET. Therefore you can’t get the grace of God:

When you can't forGIVE, you can’t forGET. Therefore you can’t get the grace of God:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Hari Rabu. Tanggal 14 Maret 2018.

Manusia diciptakan dan dibekali dengan kemampuan untuk mencintai dan mengasihi serta menyayangi sesama mahluk, khususnya sesama manusia hidup, namun bersamaan dengan itu, dunia tempat manusia hidup ini, dipenuhi dengan berbagai macam hal, yang membuat manusia itu, tidak mampu mengekspresikan cinta kasih sayang nya tersebut.

Mungkin kisah nyata yang saya sampaikan dibawah ini, mampu mengingatkan Anda sekalian, untuk bisa menemukan cara-cara sederhana, agar bisa hidup dengan cinta kasih sayang, yang memang sejak awal dimintakan kepada kita.

Kisah yang Pertama;
Saya pernah bertemu dengan seseorang yang merasa kehilangan semua anggota keluarganya, sebut saja Namanya Jaenuri.

Karena kebangkrutan usaha bisnisnya, hutangnya yang berjumlah tidak sedikit akibat kerugian usahanya, terdapat di mana-mana, karena malu dll, satu persatu keluarganya meninggalkannya.

Lalu Jaenuri ini, menyalahkan Tuhan atas keadaan yang menimpanya itu. Bahkan dia berniat mengakhiri hidupnya, dengan cara bunuh diri.

Ketika itu, saya sedang berkelana menyusuri panjangnya Pantai Laut Selatan, berjalan kaki dari Pantai Ujung Kulon hingga Parangtritis Yogyakarta. Di sekitar pantai wilayah kebumen, saya bertemu dengan Jaenuri yang sedang mengalungkan tali yang ujungnya telah terikat di dahan pohon, di kalungkan ke lehernya.

Menyaksikan hal itu, bergegas saya menghampirinya, lalu berkata dengan bahasa Cinta Kasih Sayang "Seharusnya Anda hidup untuk Tuhan. Bukan untuk bunuh diri"

Mendengarkan perkataan saya itu, tersentak dia kaget, lalu menoleh kearah saya dan melepaskan tali di lehernya, kemudian bersimpuh dihadapan saya, menceritakan deritanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Lalu saya mengulang perkataan saya lagi. Seharusnya Anda hidup untuk Tuhan. Bukan untuk bunuh diri"

Mengapa harus hidup untuk Tuhan...?! Tanya Jaenuri kepada saya.

Saya tidak menjawabnya, malah balik bertanya. Apakan saudaraku tidak memeluk agama...?!

Agama yang saya peluk, adalah Islam, jawabnya, lalu kembali bertanya lagi. Mengapa harus hidup untuk Tuhan...?!

Saya tetap tidak menjawabnya, malah balik bertanya lagi. Apakah saudaraku Mengibadahkan keislaman saudaraku itu dengan baik...?!

Kadang kala iya. Kadang kala tidak, jawabnya, lalu kembali bertanya lagi. Mengapa harus hidup untuk Tuhan...?!

Seharusnya saudaraku mengibadahkan ajaran agama itu dengan iman, percaya dan yakinlah, dengan ajaran agama yang di Ibadahkan dengan iman. Allah akan datang untukmu. Dia terdiam.

Pernahkah saudaraku terlibat dalam panitia acara besar, yang akan dihadiri oleh seseorang kepala negara (Persiden) atau kepala daerah seperti Bupati atau Gubernur misalnya.

Ketika itu, tentu saudaraku ingin menyenangkan sang kepala negara/daerah itu, demikian pula dengan Keislaman saudaraku.

Apapun yang kita lakukan, harus dilakukan dengan antusias, seolah-olah untuk Allah dan bukan untuk manusia. Mengapa...?!

Sebab, Allah yang memberikan upah kepada kita, apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu untuk Allah dan bukan untuk manusia siapapun dan di manapun.

Saudara tahu, bahwa dari Allah-lah saudara akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.

Allah adalah tuan dan saudara adalah hamba-Nya, barang siapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Allah tidak memandang orang nya, melainkan ke imanan-nya.

Ada upah yang tersedia bagi isteri yang setia tuhu kepada suami nya  dengan iman. Ada upah yang tersedia bagi suami yang mencintai, mengasihi dan menyayangi isteri nya dengan iman. Ada upah yang tersedia bagi anak-anak yang berbakti pada orang tua nya dengan iman. Ada upah yang tersedia bagi bapa-bapa yang tidak menyia-nyiakan anak-anak nya dengan iman. Ada upah yang tersedia bagi hamba-hamba yang mentaati Allah mereka dengan Iman.

Segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau dengan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dengan iman sambil mengucap syukur kepada Allah.

Lakukanlah segala sesuatu dengan iman yang tulus untuk menyenangkan Dzat Maha Suci Tuhan/Allah.

Singkat punya cerita. Lalu Jaenuri memulai beribadah dan membaca kitab suci al-qur'an setiap hari dan belajar memahaminya 

Suatu hari ia mendengar suara yang berkata kepadanya “Aku akan datang ” Wahh,,, spontan jaenuri berpikir Tuhan akan datang kerumahnya.

Lalu apakah itu benar...?!
Apakah ia akan melihat Tuhan...?!
Kita pending dulu ya, kita teruskan ke kisah yang kedua dulu.

Kisah yang kedua;
Ketika perjalanan saya sampai di pantai wilayah Purworejo Jateng, saya bertemu dengan dua orang Wanita, yang sedang melakukan perjalanan menuju pantai parang tritis bantul Yogyakarta, sambil berjalan santai menyusuri tepian pantai, kami salin berkenalan dan bertukar cerita pendek.

Yang satu bernama Umi dan yang satunya bernama Darmi, dari cerita-cerita mereka berdua, saya dapat mengetahui karakter mereka, Darmi memiliki karakter jujur, sedangkan Umi, memiliki karakter perhitungan dan cenderung suka menipu.

Dan rupanya, mereka datang ke pantai parang tritis, mau ngalap berkah, supaya mereka bisa segera  bisa berangkat kerja keluar negeri sebagai TKW.

Kehidupan mereka yang menurutnya kurang beruntung di desanya, membuat mereka terpaksa nekad untuk jadi TKW ke luar negeri, hingga mereka merasa harus melakukan perjalanan ini, supaya proses nya menjadi mudah.

Kemudian saya menyelakan sebuah perkataan diantara cerita-cerita mereka di sepanjang perjalanan.

Saudari-saudariku....
Yang utama itu, bukanlah tujuan, melainkan perjalanannya, akan tetapi, perjalanan seringkali mengubah tujuan awal.

Lalu keduanya terdiam... Sambil salin berpandangan satu sama lain.

Apa gunanya kalian TKW mencari pekerjaan ke luar negeri, bilamana disana nanti, kalian kehilangan kebenaran yang ada di dalam diri kalian. Lanjut perkataan saya.

Keduanya tetap terdiam, namun kali ini mereka menghentikan langkah kakinya, sambil menatap wajah saya.

Sebenarnya Saudara ini Siapa...?!
Si umi melontarkan pertanyaan kepada saya.

Saya hanya seorang manusia bodoh, yang sudah berTaubat dan sedang belajar berIman kepada Tuhan. Jawab saya.

Bagaimana kalau kita ikut orang itu saja, siapa tahu kita mendapatkan petunjuk atau mujizat, sehingga tujuan kita bisa terkabul, bisik Si Darmi kepada Umi temannya.

Lalu keduanya berusaha mengikuti perjalanan saya untuk mengungkap sejatinya Iman.

Di sepanjang perjalanan, saya perhatikan keduanya nampak salin eyel-eyelan, si Darmi nampak bersemangat dalam perjalanan dengan segala risikonya, sedang kan si Umi, sangat perhitungan, takut kelamaan, hawatir tidak mendapatkan apa-apa dll.

Berbagai ke khawatiran menghantui Darmi di sepanjang perjalanan, namun suatu ketika, Darmi berhasil meyakinkan sahabatnya itu, untuk meninggalkan semua kekahwatiran itu sejenak dan memulai perjalanan mereka.

Di tengah perjalanan kami, Umi mampir untuk meminta minum di sebuah rumah tepi pantai yang kami lewati. Ia menyuruh Darmi dan saya, untuk terus berjalan dan berjanji akan segera menyusul nantinya.

Namun saat masuk ke rumah itu, Umi menemukan keadaan yang sangat menyedihkan, semua anggota keluarga di dalam rumah itu, hampir tidak bisa berdiri karena kelaparan.

Hati Umi tergerak untuk membantu mereka, namun itu berarti ia harus mengorbankan banyak hal termasuk waktu, uang, bahkan tujuan perjalanannya untuk mengikuti saya bersama Darmi sahabatnya.

Lalu apakah Umi akan menyusul saya dan Darmi sahabatnya yang sedang berjalan duluan bersama saya...?! Dan apakah Darmi mampu seorang diri mengikuti perjalanan saya...?!
Kita pending dulu ya, kita teruskan ke kisah yang ketiga dulu.

Kisah yang ketiga;
Setibanya di Parang Tritis bantul Yogyakarta, saya mencoba mencari tempat yang aman dan nyaman untuk istirahat melindungi diri dari terik matahari dan hujan, saya menemukan sebuah Gowa, Gowa Cermai namanya, yang terletak di tepi laut tidak jauh dari pantai Parang Kusumo.

Di Gowa ini, saya bertemu dengan tiga orang paruh baya dari agama Kristen, tiga orang ahli tirakat yang sedang menyepi ini, jarang bicara, dan berkomitmen untuk mengabdi dan melayani Tuhan dengan cara mereka sendiri, kamipun tinggal bersama dalam satu Gowa yang sama.

Suatu hari, satu persatu mereka mulai merasa jenuh, karena tidak ada apapun yang mereka dapatkan dengan lelaku seperti itu, untuk menghilangkan kejenuhan itu, satu persatu pula mereka memohon kepada saya, untuk diajari cara berdoa yang benar, dan saya mengajari mereka cara berdoa yang tepat, bukan yang benar.

Sekarang mari kita Cari Kata Tertulis diatas yang mana sebagai kata Kunci-Nya.

Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian. Di mana ada cinta kasih sayang, di situ ada kehidupan, di mana ada kehidupan, disitu ada Tuhan.

Namun mengapa para Kadhang dan para sedulur masih bingung bahkan belum bisa menemukan Tuhan...?!

Mungkin ditempat yang Anda datangi atau tempati atau di dalam diri Anda sendiri, tidak ada Cinta Kasih Sayang, sehingga Anda tidak bisa merasakan adanya kehidupan.

Karena tidak bisa merasakan adanya kehidupan, sehingganya dimanapun Anda berada, Anda tidak bisa menyaksikan Tuhan secara nyata, karena Anda berpikir disitu tidak ada Tuhan, lalu bisa dengan mudah Anda menghianati Tuhan.

Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian, tumbuhkanlah  cinta kasih sayang yang ada di dalam dirimu kepada apapun dan dimanapun, agar bisa merasakan kehidupan yang nyata-nyata ada di mana-mana, dengan begitu Anda akan bisa menyaksikan keberadaan Tuhan secara nyata.

Tuhan Hyang Maha Segala-Nya merupakan Penyedia Kebutuhan dan Keperluan yang Agung.

Kekuasaan-Nya selalu terbuka bagi kita disaat membutuhkan pertolongan-Nya. Dia menyediakan pertolongan bagi hambanya yang menderita.

Namun untuk itu, mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus kembali kepada permulaan sejarah manusia (Inna lillaahi wa Inna ilaihi Raji'un atau Asal Usul Sangkan Paraning dumadi) saat Tuhan menciptakan manusia dan menempatkannya di Taman Eden - Taman Surga. Di dalam Taman ini Adam dan Hawa mendapatkan semua yang mereka butuhkan.

Teks kunci dari bab ini, adalah berisi kebenaran lama yang perlu dimengerti, di pahami, di ketahui kembali oleh orang berAgama dan semua orang yang bersuku adat budaya serta kepercayaan dan keyakinan lainnya di masa kini.

Karena sumber dari manusia masa kini telah mengalihkan perhatian kita dari Tuhan, sehingganya hanya sedikit orang yang memikirkan Tuhan.

Siapapun Anda dan Bagaimanapun Anda. Satu-satunya cara agar kita memperoleh cinta kasih sayang Tuhan, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, dikasihi, disayangi, tetapi mulailah memberi cinta kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan/pamrih apapun.

Mungkin hal ini akan menyakitkan, karena cinta kasih sayang yang kita berikan, belum tentu di sambut dengan cinta kasih sayang pula, ada kalanya di tolak dengan kebencian dan fitnah yang kejam.

Brother Sisters and gentlemen...
When you can't forGIVE, you can’t forGET. Therefore you can’t get the grace of God. "Bila Anda tidak bisa bertahan, Anda tidak bisa melakukannya lagi. Karena itu Anda tidak bisa mendapatkan anugerah Tuhan"

Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu.
Di.
Gubug Jenggolo Manik.
Alamat;
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya