Tujuh Ujian Terberat WEB Didalam BerIman Dan Tiga Ujian Terberat WEB Didalam BerTaubat:
Tujuh Ujian Terberat WEB Didalam BerIman Dan Tiga Ujian Terberat WEB Didalam BerTaubat:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Cirebon. Hari Selasa. Tanggal 20 Maret 2018.
Para Kadhang Dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian. Dzat Maha Suci telah berfirman secara tersurat di dalam al-qitab. Yang kurang lebihnya seperti ini artinya;
...Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘Kami Telah beriman’ sedang mereka tidak diuji. (al-‘Ankabût/29:2).
...Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamudan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengardari orang-orangyang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang- orangyang mempersekutukan Allah, gangguanyang banyak yang menyakitkanhati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan (Âli ‘Imrân/3 : 186).
...Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (al- Anbiyâ’/21 : 35).
Sejak usia masih bocah, walaupun saya tidak mengetahui bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan saya waktu itu, adalah merupakan langkah awal laku spiritual saya dalam mengenal diri sejati, agar bisa mengenal Dzat Maha Suci yang segala Pengabaran-Nya sedang saya Pikul sebagai Tanggung jawab seorang hamba kepada Tuan-Nya ini 'sungguh' saya telah di Uji-Nya.
(1).
Tujuh Ujian Terberat WEB Didalam BerIman yang Pertama;
Di mulai dari tahun 1968nan, ketika itu usia saya baru sembilan tahun kurang lebihnya, saya di fitnah dengan sangat kejam, karena di usia yang masih bocah, saya di tuduh tanpa ampun, mencuri sesuatu yang tidak masuk akal bisa di lakukan oleh seorang anak kecil, tiap kali ada kehilangan di kampung tempat tinggal saya, dan akibat fitnah kejam itulah, yang membuat saya di usir oleh orang tua saya, sehingga semua cita-cita dan harapan masa depan saya menjadi terputus bahkan hancur.
Di usia yang masih dini, saya harus berjuang mempertahankan hidup saya, di tengah kehidupan kota yang masih asing buat saya kala itu, namun,,, dengan tekad yang membara tak terpadamkan dan kekuatan ilmu, puing-puing kehancuran itu, walau tidak sempurna, karena adanya kecacatan, berhasil saya rekatkan kembali.
Ujian yang Kedua;
Keberhasilan saya merekatkan puing-puing kehancuran masa depan, kembali di hancurkan oleh fitnah yang kejam, ketika saya sudah beristri dan memiliki satu anak, saya mengalami kehancuran untuk yang kedua kalinya.
Karena ekonomi, saya pergi ke kota untuk bekerja, demi mencukupi kebutuhan rumah tangga yang merupakan tanggung jawab saya sebagai seorang bapak bagi anaknya dan suami bagi istrinya serta kepala bagi rumah tangga kami.
Ketika itu saya di fitnah selingkuh dan kawin lagi di kota, fitnah ini membuat istri saya yang di dukung oleh mertua saya, minta cerai, bahkan saya di ancam akan di bunuh secara secara ilmu, kalau tidak segera menceraikan istri saya.
Akibat fitnah inilah, saya mengalami depresi, stres bahkan gila, sehingga saya tersesat hingga ke kehidupan di dua alam.
Ujian yang Ketiga;
Ketika saya mulai bisa mencerna kejadian demi kejadian yang terjadi dan saya alami, timbulah sebuah pertanyaan;
Siapa aku...?!
Untuk apa aku...?!
Dari mana aku...?!
Mau apa aku...?!
Mau kemana aku...?!
Berbahan lima pertanyaan diatas itulah, saya memulai mencari tahu tentang;
Siapa aku...?!
Untuk apa aku...?!
Dari mana aku...?!
Mau apa aku...?!
Mau kemana aku...?!
Demi mengenal diri sejati, semua cara saya tempuh dan segala arah saya lampaui serta apapun saya pelajari.
Belum berhasil saya mengenal diri sejati saya, bapak kandung yang sangat saya hormati, orang pertama yang memuji kehebatan saya kala itu, orang pertama yang mempercayai dan mengandalkan saya, orang pertama yang menaruh harapan kepada saya, untuk bisa menyempurnakan sejarah leluhur, meninggalkan dunia untuk selama-lamanya karena sakit stroke.
Jangan kan untuk memandikan jenazahnya, pemakamannya saja, saya tidak sempat menyaksikan, di karenakan, saya sedang tirakat di tengah hutan, diatas puncak gunung, yang jangkauannya sangat sulit dan rumit, karena memakan waktu tiga hari dua malam untuk perjalanan naik atau turunnya, itupun jika tidak celaka di perjalanan.
Ujian yang KeEmpat;
Setelah saya berhasil mengenal diri sejati saya, orang-orang yang mencintai saya, mengasihi saya, menyayangi saya, semuanya meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Uwa', kakaknya bapak kandung saya dan mamang, adiknya bapak kandung saya, mati. Uwa', kakaknya ibu kandung saya dan bibik, adiknya ibu kandung saya, mati, kakak keponakan dan adik keponakan bahkan adik kandung saya sendiri yang sangat saya cintai, kasihi dan sayangi, mati satu persatu secara berurutan, hampir tidak ada jeda waktu.
Ujian yang Kelima;
Dengan mengalami kehilangan setelah mengenal diri sejati. Timbul Pertanya'an 'kedua' Yaitu;
Siapa itu Tuhan...?!
Apa itu Tuhan...?!
Dimana itu Tuhan...?!
Berbahan tiga pertanyaan inilah, saya berusaha mempelajari semua ajaran tentang Tuhan yang ada di dunia ini, khususnya lima agama yang ada di Indonesia, agar supaya saya mengerti dan memahami serta mengetahui;
Siapa itu Tuhan...?!
Apa itu Tuhan...?!
Dimana itu Tuhan...?!
Semua agama saya dalami, segala kepercayaan dan keyakinan bahkan adat istiadat saya pelajari, saya di tuduh sesat bahkan kafir, di benci keluarga, saudara dan teman, saya kehilangan nama baik, harga diri, bahkan harta tahta wanita.
Ujian yang KeEnam;
Walaupun saya di tuduh sesat bahkan kafir, di benci keluarga, saudara dan teman, saya kehilangan nama baik, harga diri, bahkan harta tahta wanita, namun saya tidak peduli, saya tetap terus berusaha belajar dan terus belajar.
Hingga pada akhirnya, saya berhasil mengerti dan memahami serta mengetahui Siapa itu; Tuhan...?!
Apa itu Tuhan...?!
Dimana itu Tuhan...?!
Setelah saya berhasil mengerti dan memahami serta mengetahui Siapa itu; Tuhan...?!
Apa itu Tuhan...?!
Dimana itu Tuhan...?!
Ketiga pertanyaan yang sudah terjawab itu, berubah menjadi sebuah Kerinduan yang sangat teramat sangat, saya ingin bisa bertemu Tuhan, agar supaya bisa mengenalnya dan memeluknya untuk melepaskan kerinduan dan mencurahkan semua beban hidup yang saya rasakan begitu saratnya selama ini.
Lalu saya berusaha mencarinya kemana-mana, mulai dari dalam diri hingga keluar diri bahkan ke manca negara/luar negeri, namun tidak juga berhasil, semakin sulit saya berusaha untuk menemukannya, semakin sarat rindu yang saya rasakan.
Saking tidak kuatnya menahan rindu berjumpa Tuhan, hal-hal yang di larang oleh negara dan agama pun, saya lakukan.
Saya mengira Tuhan ada di perjudian, saya datangi perjudian itu, namun tidak berhasil.
Saya menyangka Tuhan ada di pelacuran, saya datangi pelacuran itu, namun tidak berhasil.
Saya menduga Tuhan ada bisnis, saya datangi bisnis itu, namun tetap tidak berhasil.
Saya mengira Tuhan ada di makam keramat nabi, wali, syekh, leluhur, saya datangi makam keramat nabi, wali, syekh, leluhur, namun tidak berhasil.
Saya menduga Tuhan ada di dalam gowa, cagar budaya, samudera, gunung, hutan, saya datangi gowa, cagar budaya, samudera, gunung, hutan bahkan alam ghaib, namun tidak berhasil.
Saya menyangka Tuhan ada di dalam buku dan kitab, saya baca semua buku dan kitab, namun tetap tidak berhasil juga.
Perjalanan ini sangat panjang dan melelahkan, semua orang hebat dan kuat di manapun dia berada, saya datangi untuk berguru, namun hasilnya tetap sama, yaitu harus mati jika ingin bertemu Tuhan.
Lalu saya mencoba berPikir, semua yang sudah terlampaui, saya renungkan kembali, dan hasilnya, sudah tidak ada cara lagi yang belum saya lakukan, semuanya sudah saya lakukan, namun mengapa dan kenapa masih belum berhasil juga...?!
Mungkin kah Tuhan itu benar-benar ada...?!
Atau hanya sebuah politik ilmu belaka...?!
Kalau caranya harus mati, lalu apa manfaatnya saya bertemu Tuhan...?!
Saya ingin bertemu Tuhan karena Rindu dan ingin mencurahkan seluruh isi hati saya kepada-Nya, karena saya tidak punya tempat curhat. Itulah yang ada di dalam benak pikiran saya di dalam keputus asa'an saat itu, karena saking lelahnya.
Dengan sisa-sisa semangat, saya mencoba untuk bangkit berdiri lagi, lalu berjuang kembali, karena sudah tidak ada lagi cara yang belum saya lakukan, maka saya menggunakan cara yang belum saya lakukan. Yaitu menjadi Gigolo (pelacur lelaki).
Saya mencoba mencari Tuhan dengan cara seks, seperti kepercayaan orang kuno, bahwa seks adalah merupakan sesuatu yang sakral dan bla bla bla lainnya, namun tetap gagal, lalu saya beralih dari gigolo, menjadi gay, namun tetap tidak berhasil bin gagal lagi dan gagal, gagal, gagal juga.
Hingga pada akhirnya, saya pergi meninggalkan semua kehidupan dunia umum, masuk hutan naik gunung untuk mengasingkan diri, di pengasingan yang tanpa apapun, saya berdiam diri, tidak melakukan apapun, apapun tidak ada yang saya lakukan, karena saya sudah tidak percaya lagi kalau Tuhan itu ada.
Pada suatu ketika, saya teringat semua penderitaan demi penderitaan yang pernah saya alami, perjalanan demi perjalanan yang pernah saya lalui, perjuangan demi perjuangan yang pernah saya lakukan, pengorbanan demi pengorbanan yang pernah saya perjuangkan, tiba-tiba bibir saya di getarkan oleh rasa yang muncul dari dalam hati saya yang paling dalam "IMAN"
Saya berusaha menepisnya, karena otak saya berpikir, untuk apa saya berIman, la wong Tuhan itu tidak ada, apa yang perlu saya Iman ni.
Sekali lagi bibir saya di getarkan oleh rasa yang muncul dari dalam hati saya yang paling dalam "IMAN"
Dan saya berkata tegas. TIDAK.
Saya sudah capek, lelah, tidak punya apa apa lagi, apa apa itu, sudah tidak ada lagi di diriku.
Sekali lagi bibir saya di getarkan oleh rasa yang muncul dari dalam hati saya yang paling dalam "Wahyu Panca Laku"
Ketika Kalimat "Wahyu Panca Laku" Saya tiba-tiba tersungkur jatuh dari tempat duduk saya di atas bongkahan batu yang saya gunakan untuk melamun, seperti tak punya tulang dan otot.
Seakan ada harapan baru yang datang ketika kalimat "Wahyu Panca Laku" itu terngiang.
Namun...
Saya bingung....
Di satu sisi, saya rindu ingin bertemu Tuhan, di satu sisi lagi, saya takut mati, karena sarat untuk bisa bertemu Tuhan, harus mati.
Semakin lama, kebingungan itu terasa semakin menakutkan, saya tersiksa sekali. Hingga pada akhirnya, saya memutuskan untuk mati juga, dari pada tersiksa kebingungan yang di cekam ketakutan, lebih baik mati. Itulah keputusan terakhir saya kala itu, karena saking lelah/capeknya.
Karena untuk bisa bertemu Tuhan supaya bisa mengenalnya. Hanya ada satu jalan, yaitu "MATI" maka saya lakukan kematian itu, dengan cara bunuh diri, menjatuhkan diri ke tebing, dari puncak gunung ke dasar jurangnya.
Sebelum saya menjatuhkan diri ke jurang, saya melakukan Wahyu Panca Laku atau Iman, sebagai bentuk capek dan lelahnya saya;
1. Pasrah kepada Tuhan.
2. Menerima keputusan Tuhan.
3. Mempersilahkan kuasa Tuhan.
4. Merasakan kenyataan Tuhan.
5. Menebar cinta kasih sayang Tuhan.
Caranya;
1. Semua yang saya cintai, kasihi, sayangi, segala kepentingan saya, keperluan saya, kebutuhan saya, urusan saya, masalah saya, semuanya dan segalanya, saya serahkan hanya kepada Tuhan.
2. Lalu...
Apapun keputusan Tuhan tentang diri saya dan mengenai Semua yang saya cintai, kasihi, sayangi, segala kepentingan saya, keperluan saya, kebutuhan saya, urusan saya, masalah saya, semuanya dan segalanya, saya terima.
3. Lalu...
Saya persilahkan Tuhan mengambil alih semua yang saya cintai, kasihi, sayangi dan segala kepentingan saya, keperluan saya, kebutuhan saya, urusan saya, masalah saya, semuanya dan segalanya itu.
4. Lalu...
Saya menjatuhkan diri ke jurang yang menganga di depan saya, yang sudah siap menghancurkan seluruh tubuh saya.
Namun...
Bukannya saya jatuh dan hancur termakan bebatuan juang tebing. Melainkan jatuh diatas Pangkuan Tuhan yang tidak bisa saya ceritakan kejadiannya. Karena tidak ada umpama dan ibarat yang bisa saya gunakan untuk menguraikannya.
5. Hingga saya berhasil memadu cinta kasih sayang bersama Tuhan yang saya rindukan sepanjang perjalan hidup yang penuh lika liku yang melelahkan, saya curahkan semua isi hati dan segala uneg-uneg. Dan selengkapnya, silahkan baca Artikel Biografi Sejarah Perjalanan Hidup saya.
(2).
Tiga Ujian Terberat WEB Didalam BerTaubat yang Pertama dan Kedua;
Para Kadhang dan para sedulur kinasih-ku sekalian, rupanya, lelaku saya sewaktu menjadi Gigolo dan Gay, telah berhasil menguasai jiwa raga saya.
Sehingganya, sekalipun itu sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup masa lalu saya, setelah bertaubat, saya tidak bisa melupakannya begitu saja, ada kesan yang tidak bisa saya hapus dengan mudah, intinya, saya ketagihan seks, bahkan ada yang lebih parah dari itu, yaitu-saya juga ketagihan narkoba.
Sewaktu saya menjadi Gigolo dan Gay, untuk bisa selalu sipa 24 jam full dalam sikon apapun, saya menggunakan narkoba sebagai dopingnya, ada kalanya alkohol, namun yang paling sering adalah narkoba.
Ketagihan seks ples narkoba ini, menyiksa saya di hampir setiap saat, karena saya sudah bertaubat, saya tidak mau melakukannya lagi, bertahan dan bertahan dengan ketersiksaan.
Jika hasrat seks itu datang, saya menyiksa alat vital saya, tujuannya supaya tidak ereksi, kalau tidak, seluruh tubuh saya bergetar, jantung berdenyut kencang, kepala pening, konsentrasi hanya bisa saya arahnya ke soal seks.
Jika keinginan mengonsumsi narkoba itu hadir, saya menyiksa diri dengan cara berendam diri di sungai tempuran atau telaga, karena kalau tidak, darah di sekujur tubuh saya, terasa mendidih panas, pikiran gelisah dan... Amat Tersiksa sekali.
Dengan niyat yang benar-benar tulus untuk berTaubat dengan Iman, saya berhasil sembuh dari ketagihan seks yang amat sangat mengerikan itu, saya selalu menggunakan setiap gerak tubuh saya untuk ber-Wahyu Panca Ghaib dan selalu memanfaatkan setiap gerik hati untuk ber-Wahyu Panca Laku, 41 hari tanpa putus, dan di hari ke 42nya, saya sembuh total.
Sedikitpun tidak ada hasrat untuk soal seks, yang ada hanya Wahyu Panca Ghaib dan Wahyu Panca Laku.
Sedangkan masalah kecanduan narkoba, berhasil saya sembuhkan dengan cara mengonsumsi daun Samurat secara rutin, tiap pagi dan sore selama 7 hari berturut-turut, lalu saya cek ke dokter, dan dokter mengatakan, saya berhasil terbebas dari norkoba dan bersih dari pengaruh narkoba.
Tiga Ujian Terberat WEB Didalam BerTaubat yang Ketiga;
Rupanya masa lalu keIlmuan saya, sudah terlanjur di ketahui oleh banyak orang secara meluas, sehingganya, setelah saya bertaubat pun, masih banyak orang yang datang mencari saya, dimanapun saya berada, untuk minta tolong atau minta bantuan.
Ada yang minta tolong untuk di hubungkan dengan bangsa jin, soal harga benda (pesugihan). Ada pula yang datang minta bantuan supaya bisa itu dan ini masalah sirik, iri, dengki dll.
Karena Wahyu Panca Ghaib sudah menjadi Jiwa dan Raga saya dan Wahyu Panca Laku sudah menjadi sipat dan sikap saya, sehingganya, untuk menghadapi mereka-mereka yang datang dengan berbagai macam niyat tujuan menyimpang dari firman Tuhan, yang menjadi seperti di suguhi buah simalakama.
Saya tolong...
Berati saya menyesatkan saudara-saudari...
Saya bantu...
Berati saya menjerumuskan saudara-saudari...
Tidak saya bantu... Tidak saya tolong... Kasihan.
Terlebih lagi kalau seseorang itu menolak ketika saya ingatkan, menolak ketika saya tawari Tuhan, rasanya,,, saya tidak berguna hidup di dunia ini, karena tidak bisa mengajak mereka untuk masuk kerumah Tuhan, mereka lebih memilih di luar dengan kehujanan dan kepanasan.
Berbulan-bulan saya di suguhi buah simalakama, namun jangankan untuk memakannya, menyentuh sedikitpun tidak, saya tetap teteg idep madep mantep ber-Wahyu Panca Ghaib dan ber-Wahyu Panca Laku walau dengan linangan air mata cinta kasih sayang saya terhadap mereka habis.
Dan ketika air mata cinta kasih sayang saya terhadap mereka-mereka yang tidak mau saya ajak bertaubat dan beriman hanya kepada Tuhan sudah habis, sudah kering dan tak bisa menetes lagi, saya bisa menolak dan berkata tidak untuk selain bab berTaubat dan berIman kepada Tuhan, bagi siapapun yang datang menemui saya.
Tujuh Ujian Terberat WEB Didalam BerIman yang KeTujuh;
Rupanya Dzat Maha Suci Hidup, masih meragukan iman saya, sehingga keImanan saya masih perlu di ujinya.
Setelah sekian lama saya mengabdikan diri hanya kepada-Nya dengan cara memanfaatkan sisa usia saya untuk bangsa dan negara serta tanah air NKRI, Tuhan kembali menguji Iman saya.
Pada bulan Februari Tahun 2018, anak gadis yang saya andalkan, yang saya percayai, yang saya banggakan, yang berontak cerdas dan jenius, yang memiliki karakter kuat dan tegar, sekuat dan setegar batu karang di lautan, yang telah menghabiskan biaya puluhan juta untuk kuliyah untuk menggapai cita-citanya. Menghianati saya.
Dia hamil di luar nikah, sehingga kuliyah nya yang sudah menghabiskan biaya puluhan juta itu, menjadi terhenti, kalau soal uang, mungkin tidak lah masalah, namun caranya yang telah mempermalukan saya sebagai seorang bapak yang sudah berTaubat dan berIman kepada Tuhan, di tengah keluarga dan masyarakat luas/umum, sungguh telah berhasil menumpahkan kotoran di wajah saya.
Sakittttt.... Rasanya di hianati seorang anak kesayangan, itu jauh lebih sakit di banding kan di hianati teman atau rekan atau pacar atau istri. Malu nya tak tergambarkan. Namun dengan Wahyu Panca Ghaib yang saya Ibadahkan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku, sakit dan malu itu, hanya saya alami 7 detik saya.
Setelahnya, hingga sekarang ini. Aku Ra Po Po.
Semoga apa yang sudah saya bagikan diatas ini. Bermanfaat dan Berguna bagi siapapun yang membacanya, sebagai tambahan pengetahuan Laku Murni Menuju Suci. Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu.
Di.
Gubug Jenggolo Manik.
Alamat;
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya
Post a Comment