Dzat Maha Suci Tuhan/Allah Tidak Pernah Mempersulit Hamba-Nya. Justru Hamba-Nya itulah Yang Mempersulit Dirinya Sendiri:

Dzat Maha Suci Tuhan/Allah Tidak Pernah Mempersulit Hamba-Nya. Justru Hamba-Nya itulah Yang Mempersulit Dirinya Sendiri:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Hari Rabu. Tanggal 14 Maret 2018.

Mau muslim atau non muslim, yang terbaik adalah yang dapat mencapai tingkatan Ihsan (muhsin) atau Sempurna (suci).

Seorang yang sampai pada tingkatan ini, seolah-olah melihat Dzat Maha Suci atau paling tidak dia yakin bahwa segala perbuatannya dilihat Dzat Maha Suci, karena-Nya. Maka Pasti  akan terdorong melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Inilah sesungguhnya bentuk ketaqwaan/iman-nya kepada Dzat Maha Suci yang menentukan tingkat/ukuran laku seorang hamba dihadapan Tuan-Nya.

Sesuai firman-Nya;
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi-Ku ialah orang yang paling taqwa/iman” (QS. Al-Hujurat: 13).

Ingat...!!!
Tingkatan pertamanya ialah;
“Seolah-olah melihat Dzat Maha Suci” Bersifat aktif. Atau Paling tidak. Seakan-akan Segala perbuatan dilihat Dzat Maha Sucu” Bersifat pasif. Artinya; Dengan Ridha/Pangestu Dzat Maha Suci dia melakukan dan merasakannya.

Hal ini tidak bisa dan tidak boleh diartikan secara harfiah atau secara fisik atau tersurat. Karena perlu dan butuh pengertian dan pahaman serta pengetahuan secara hakekat. Yaitu; Dengan menelisik apa yang tersembunyi di balik yang tersurat dan yang tersirat.

Mencari makna spiritual (thariq al- bathin), guna mensucikan bathin (thathhir al bathin) Karena sesungguhnya manusia tidak akan mampu melihat Dzat Maha Suci  ketika di dunia dengan menggunakan wujud kasar ini.

Peristiwa ini diabadikan dalam surat Al-A’raf (7) ayat 143;
Dan tatkala Musa tiba di miqat lalu berkata;
"Tuhanku, tampakkanlah diri-Mu, supaya aku bisa melihat-Mu"

Maka Tuhan pun berkata;
"Kamu tidak akan bisa melihat-Ku, tetapi pandang saja gunung di seberangmu, bila dia tetap di tempatnya, maka kamu akan melihat-Ku"

Maka ketika Dzat Maha Suci  menampakkan cahaya-Nya ber-tajalli kepada gunung, jadilah gunung itu hancur lebur, dan Musa tersungkur pingsan.

Dan setelah siuman dia berkata, "Dzat Maha Suci Engkau, aku berTaubat kepada-Mu dan aku akan menjadi orang mukmin/beriman pertama"

Kisah ini tercantum juga dalam kitab Qishashul Anbiya’ yang mencoba menjelaskan bahwa Nabi Musa a.s. adalah Kalimullah. Artinya; Orang yang mampu berbicara langsung dengan Allah.

Namun dia hanya mendengar suara Dzat Maha Suci dari balik hijab.

Ketika dia meminta hijab itu disingkapkan, Dzat Maha Suci tidak menuruti, tetapi Ia memberikan pelajaran telak kepada hamba-Nya, sehingga pingsan dan sadar kelemahan dirinya.

Manusia memang tidak akan sanggup melihat Dzat Maha Suci
ketika di dunia dengan menggunakan wujud kasarnya.

Jangankan cahaya Dzat Maha Suci, memandang matahari pun mata manusia akan terbakar. Ingin mengenal dan melihat Dzat Maha Suci serta bisa berkomunikasi dengan-Nya...?!

Hanya ada satu jalan dan cara. Seperti ini gambarannya. Jika kita ingin menyatu dengan api, ya harus mau menjadi api, kalau tidak tidak mau, harus siap terbakar. He he he . . . Edan Tenan.

Sulit ya...?!
Berat ya...?!
Atau merasa mustahil...!!!

Oh...
Tidak...
Sesungguhnya Dzat Maha Suci tidak pernah mempersulit hambanya, hanya saja, kitanya sendiri yang sukanya sering selalu mempersulit diri sendiri.

La wong cuma berTaubat, terus berIman, lalu mengabdikan diri kepada-Nya. Selesai. Gratis lagi, tidak di pungut biaya apapun, tidak pakai ritual Blang genthak sawo mateng bosok kabeh. He he he . . . Edan Tenan.

Kitanya sendiri yang mempersulit diri sendiri dan memperberat diri sendiri. Kalau tidak puasa sekian hari, nggak asik, kalau tidak wiridz/dzikir sekiyan miliyar tidak etis, kalau tidak ke tengah hutan puncak gunung dalam gowa tidak wow, kalau tidak mencari kayu Gung susuhe angin dulu, tidak jentelmen, kalau tidak mencari galihe kangkung, tapak'e kuntul mabur bla bla bla tidak sempurna dll sebagainya.

Ealaaaahhh.... Pada akhirnya, sambat saya capek, letih, kurang apa sih, salah apa sih, kok nggak ketemu-ketemu, berat amat sih, sulit amat sih, susah amat sih... Salah sendiri. He he he . . . Edan Tenan.

"""'Pada suatu ketika Nabi Daud as, tepatnya pada hari Arafah, melihat banyak orang di padang Arafah, yang sedang berdoa dan bermunajat kepada Tuhan.

Beliau memisahkan diri dari orang-orang itu, dan naik ke atas gunung Arafah, di sana beliau berdoa dan bermunajat kepada Tuhan.

Setelah selesai berdoa, malaikat Jibril turun kepadanya dan berkata, “Allah berfirman, “Mengapa engkau pergi ke atas gunung...?! Seakan-akan Aku tidak mendengar suara orang-orang”

Kemudian malaikat Jibril membawa Nabi Daud as ke tepi laut Jeddah dan membawanya ke dasar lautan yang paling dalam.

Jarak kedalamannya sama seperti orang berjalan di atas bumi selama empat puluh hari.

Di dasar lautan itu, Nabi Daud as melihat sebuah batu dan memecahnya, di antara pecahan batu itu, ada seekor ulat.

Lalu Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Daud as, “Allah berfirman, “Aku mendengar suara ulat ini yang berada di kedalaman lautan di tengah-tengah batu ini.

Apakah engkau beranggapan bahwa suara hamba-hamba-Ku yang memohon pada-Ku dari mana saja tidak Ku-dengar...?!""''

La wong Dzat Maha Suci itu dekat,
ngapain di cari kesana sini dengan ritual mahal dan cara sulit.

“Aku lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat” (QS Al-Waqi’ah: 85).

Ya jelas tidak melihat, la nyarinya keluar diri.

“Dan Aku lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS. Qaaf: 16).

Ya jelas tidak akan ketemu, la nyarinya ke gunung/gowa.

”Dan kepunyaan-Ku lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap, maka disitulah wajah-Ku. Sesungguhnya Dzat Maha Suci  Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS.al-Baqarah: 115)

Heeeemmmm.... Lucu-lucu saudara-saudariku ini. Di kasih yang mudah, dekat, cepat. Malah amburadul sekehendaknya sendiri nurutin ego dan gengsi.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang “Aku” maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" ( Al-Baqarah: 186).

Dzat Maha Suci berfirman kepada Nabi-Nya/Utusan-Nya, “ sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada-Ku). (QS Al-’Alaq [96]:19 ).

BerTaubat dan BerIman dengan mengabdikan diri hanya kepada Dzat Maha Suci adalah Kesadaran Murni yang sering saya kabarkan di internet melalui artikel-artikel saya, dan Kesadaran Murni bisa saya diartikan selalu sadar menyadari, merasakan “bersama” dzat maha suci dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Sesungguhnya kita tidak bisa pisah dengan-Nya atau terpisah dari-Nya, hanya saja, Kedekatan kita dengan Dzat Maha Sucu terhalang/terhijab dengan Salah Dosa dan Luput.

Untuk itulah langkah yang Paling Tepat. Dekat dan Cepat. Agar supaya kita bisa sadar menyadari, merasakan “bersama” dzat maha suci dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Adalah; berTaubat dan berIman lalu mengabdi hanya kepada-Nya saja.

Seperti Perintahnya...
Dalam Firman yang artinya;
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat” (Al- Hud : 3).

“Dan bertakwalah (BerImanlah) kepada Tuhan/Allah. Sesungguhnya Tuhan/Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (Al- Hujurat : 12).

“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku ” ( Muttafaqun ‘alaih ). Kalau kita beranggapan Dzat Maha Suci itu sulit, rumit, jauh, susah, berat, maka Dia akan menjadi sulit, rumit, jauh, susah, berat.

Heeeemmmm.... Terserah Anda deh. Saya Wong Edan Bagu hanya bisa Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu.
Di.
Gubug Jenggolo Manik.
Alamat;
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang. Jenggolo. Dusun. Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali. Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya