Ungkapan Rasa WEB Untuk Presiden RI



Ungkapan Rasa WEB sebagai Warga NKRI yang ber-Panca Sila. Kepada Yang Terhormat Bapak Presiden RI;
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Hari Selasa. Tanggal 20 Februari 2018.

Perkenalkan
Bapak Presiden JokoWi yang Terhormat. Nama Saya Toso Wijaya, dengan identitas sesusi KTP dibawah ini;
Nik: 3209271308590001
Nama: Toso Wijaya
Tempat/Tgl Lahir: Cirebon, 13-08-1959
Golongan Darah: O
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Alamat: Blok 1,Rt/RW 006/001, Kel/Desa, Gintung Lor, Kecamatan Susukan. Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Agama: Islam
Status Perkawinan: Cerai Mati
Pekerjaan: Tabib
Kewarganegaraan: WNI
Berlaku Hingga: Seumur Hidup.

Nama lahir Djaka Tolos, yang lebih di kenal dalam dunia Spiritual sebagai Wong Edan Bagu.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan kecintaan saya terhadap NKRI yang berlambang Panca Sila yang saya kasihi dan sayangi dengan iman ini, dan melalui tulisan online dan dan rekaman vidio yang saya Unggah di Internet ini.

Dan dengan penuh sadar diri, saya mencurahkan uneg-uneg atau keluh kesah saya, sebagai warga negara Indonesia yang ber-Panca Sila, yang pada akhir-akhir ini saya alami dan rasakan cukup syarat (melampaui batas wajar).

Saya lakukan ini, karena saya mengetahui, untuk menemui seorang Presiden, itu bukanlah hal yang mudah, apa lagi sebagai seorang pengembara seperti saya. Yang tentunya tidak penting.

Awalnya, saya seorang abdi dalem di keraton kasepuhan Cirebon. Karena suatu alasan, lalu saya keluar dan berpindah menjadi warga negara sejak mulai tahun 2012. Semenjak saya menjadi warga negara indonesia, sejak itu pula saya selalu Setia Tuhu/Patuh terhadap Undang-Undang negara dan Lalu lintas serta semua the-thek bengeknya.

Mulai dari aturan tamu 1 x 24 jam harus lapor, hingga sampai pembuatan identitas diri sebagai warga negara indonesia yang baik. Saya penuhi, namun pembuatan KTPnya, mengalami kesulitan ketika ada kasus pejabat terkait E-Ktp. Dan baru jadi pada Tanggal 4-10-2017.

Berbekal identitas sebagai warga negara Indonesia inilah, kemudian saya melanjutkan perjalanan pengembaraan saya, dari satu tempat ke tempat lainnya, untuk mengenal alam lebih dekat lagi, hingga saya berhasil menemukan jatidiri identitas saya yang sesungguhnya.

Dan berbekal mengenal siapa dan bagaimana diri pribadi saya sendiri inilah, saya menemukan kesejatian, tentang apa itu hidup, dari mana itu hidup, bagai mana itu hidup dan mau kemana hidup itu, serta the-thek bengek yang terkait didalamnya.

Hal ini membuat saya semakin sadar, dan semakin saya hayati, semakin sadar dan lebih sadar lagi, sehingganya, muncul sebuah kesimpulan dari sekian banyak keputusan-keputusan yang pernah saya dapatkan di sepanjang perjalanan mengembara.

Bahwasannya; Secara apapun dan dengan alasan apapun, tidak ada yang lebih Penting dari pada Tuhan dan apapun itu, tidak bisa terlepas dari yang di maksud Tuhan, dan sejak itu saya langsung berTaubat dan Beriman hanya kepada Tuhan saja, bukan yang lain.

Lalu saya Abdikan seluruh jiwa raga saya hanya kepada Tuhan, dan semakin saya mengabdi kepada Tuhan, semakin saya rindu kepada Tuhan, dan semakin saya menikmati kerinduan itu di tempat pertapaan, semakin saya di perlihatkan.

Tentang seberapa banyak Saudara-saudariku di luar sana, yang berkorban dan berjuang mati-matian mencari Tuhan di bergamai tempat belajar, namun mengalami kesulitan dan kerumitan bahkan kesusahan.

Tentang seberapa banyak Saudara-saudariku di luar sana, yang dengan asyiknya salin cemooh, salin hina, salin sikat, salin sikut, salin benci, salin dendam, iri, syirik, dengki, salin fitnah, salin menyakiti bahkan salin bunuh, hanya demi sesuap nasi dan ego.

Tentang seberapa banyak Saudara-saudariku di luar sana, yang mengalami masalah, lalu mereka lari mencari solusi ke paranormal, ke dukun, ke tempat keramat dan pemujaan-pemujaan. Padalah mereka mengaku beriman kepada Tuhan, padahal mereka beragama, padahal mereka orang modern yang cerdas.

Tentang seberapa banyak Saudara-saudariku di luar sana, yang mengira dan menduga, bahwa Tuhan itu perlu di bela, butuh di dukung, butuh dan perlu di korbani, sehingga mereka sampai rela melakukan bom bunuh diri.

Tentang seberapa banyak Saudara-saudariku di luar sana, yang berkepercayaan, berkeyakinan, beragama, namun yang namanya syirik iri dengki hasut adu domba fitnah benci dan salin merugikan salin menyakiti bahkan salin bunuh, menjadi senex makanan terlezat sehari-hari mereka.

Tentang eberapa banyak Saudara-saudariku di luar sana, yang memuja dan memuji Tuhan di hampir setiap waktu, namun mereka bingung, ragu bahkan takut, sehingga mereka terpaksa harus lari ke tempat-tempat yang tidak seharusnya di datangi dan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak di lakukan.

Dan dengan alasan-alasan tersebut diatas itulah, akhirnya saya bertekad turun gunung, untuk mengabarkan kepada mereka, bahwa Tuhan itu tidak jauh dan tidak serumit dan sesulit yang mereka pikirkan untuk bisa meraihnya.

Menyampaikan kepada mereka, bahwa Tuhan itu, sebaik-baiknya tujuan dan solusi yang sedang mereka perlukan dan butuhkan.

Dan mengajak mereka untuk berTaubat dan berIman kepada Tuhan, bukan yang lainnya. Lalu mengabdikan diri secara jiwa raga hanya kepada Tuhan dan untuk Tuhan.

Dengan semua itulah, pengabdian saya kepada Tuhan, saya wujudkan dengan cara mempersembahkan dan mengabdikan sisa usia saya yang mungkin tinggal beberapa waktu ini, kepada NKRI yang ber Panca Sila dan seluruh Rakyatnya tanpa terkecuali.

Bahkan sampai ke manca negara. Saya datangi satu persatu mereka semuanya dengan penuh kesadaran cinta kasih sayang yang saya miliki dan sudah saya buktikan di TKP, tanpa mengenal lelah dan bosan serta keluh kesah apapun.

Namun...
Dimanapun saya berada dan tempat manapun yang saya kunjungi untuk kebaikan NKRI yang seluruh Penghuni ini, selalu di persulit dan di halangi, padahal semua persyaratan sebagai warga negara yang baik, sudah saya penuhi dan saya patuhi.

Bahkan saya di anggap Sesat. Di tuduh Teroris.

Sementara di luar sana, orang-orang yang belum sempat saya datangi dan saya temui, karena syiar saya yang terhambat di persulit dan di halangi, dengan asyik dan bebasnya melakukan praktek penipuan, berbisnis barang antik, harta Karun, uang ghaib dll, yang merenggut jutaan bahkan puluhan juta rupiyah, uang milik para orang-orang miskin yang di jadikan korban politik bisnis antik dan ghaib mereka.

Sementara di luar sana, dukun-dukun pengganda uang ghaib, yang praktek menjadi perantara kerja sama dengan bangsa jin/siluman, padahal itu hanya aku-akuan nya saja, bukti nyatanya tidak ada, sementara mereka yang menjadi pasien atau nasabah atau apalah sebutannya, sudah terlambat uangnya puluhan juta, hingga layak di sebut jatuh tertimpa tangga pula, bisa aman, nyaman, damai, dan tidak mengalami masalah apapun.

Sementara saya, yang benar-benar jujur mengajak berTaubat dan berIman hanya kepada Tuhan dan untuk Tuhan saja, malah di anggap sesat dan di curigai sebagai teroris.

Sehingga hampir di setiap waktu yang tak terduga, saya di datangi, di mintai keterangan, di tanya itu dan ini serta bla bla bla lainnya, bahkan sampai di undang dan di bawa ke Kapolsek setempat untuk di interograsi.

Walau tidak satupun tuduhan mereka kepada saya itu terbukti benar, namun hal itu selalu di lakukannya kepada saya, sehingganya, lama kelamaan, saya merasa tidak nyaman bahkan tidak tenang menjadi warga negara yang baik dan patuh.

Bapak Presiden yang terhormat, maafkan, saya bukan Malaikat, saya juga bukan Nabi dan bukan Wali, saya hanya manusia biasa yang sudah berTaubat dan sedang mengabdikan jiwa raga kepada Tuhan, dengan cara memanfaatkan sisa usia saya menjadi berguna bagi Nusa, Bangsa, Negara dan Agamaku.

Apa yang mereka tuduhkan kepada saya tanpa bukti selama ini, 1x, 2x, 3x, 4x,5x,6x,7x, 8x, 9x, 10x,11x hingga 100x, saya bisa sabar dan menerimanya selama ini dengan Iman saya kepada Tuhan, saya tahu, yang namanya orang berbuat dan melakukan kebaikan itu, belum tentu di sambut baik pula, dan tidak akan tanpa ujian.

Seperti yang pernah di alami dan di hadapi oleh Para Nabi dan Para Wali juga Para Leluhur pendahulu saya, ketika syiar kebaikan, saya tahu betul akan hal itu.

Namun sekali lagi mohon maafkan saya, saya bukan Nabi, Wali dan Para Leluhur apa lagi Malaikat, saya hanya manusia biasa yang sudah berTaubat dan sedang mengabdikan jiwa raga saya kepada Tuhan, dengan cara memanfaatkan sisa usia saya menjadi berguna bagi Nusa, Bangsa, Negara dan Agama.

Karena sudah melebihi hitungan 100x, bukannya sabar saya sudah habis atau hilang, tapi ini sudah melampaui batas keterlaluan, saya merasa di permalukan dan di fitnah serta di perlakukan tidak adil hingga melewati batas hitungan 100x.

Walau bukti dan anggapan mereka itu tidak pernah terbukti, namun saya selalu di perlakukan demikian di dalam syiar laku murni menuju suci atau Inna lillaahi wa Inna ilaihi raji'un. Dimanapun saya berada.

Dengan semua uraian jujur saya diatas, yang saya sertai dengan Vidio ini, saya tidak akan mempermasalahkannya, saya hanya bermohon dengan Kebijaksanaan Bapak Persiden yang terhormat, untuk menghimbau seluruh Prajurit/Perwira Negara RI.

Khususnya Para Polisi dan Para Babinsa yang di tugaskan di setiap kecamatan Desa berserta seluruh aparat desanya, untuk menggunakan kecerdasan mereka dalam menjalankan tugas, jangan mudah terpengaruh apa lagi percaya berita/laporan hoax jika tidak di sertai bukti-bukti yang akurat, jangan seperti rakyat jelata yang tidak pernah mengenyam pendidikan.

Agar supaya tidak sembrono dan keterlaluan serta melampaui batasan dalam menjalankan tugaskan mengayomi warga/masyarakat demi keamanan dan kenyamanan serta kedamaian NKRI yang Ber Panca Sila ini.

Karena untuk hal ini, selain ke Tuhan, saya tidak tahu harus mengadukannya kepada siapa, lebih kurangnya tentang apa yang sudah saya lakukan ini, mohon maafkan dan maklumnya serta Mohon kepedulian tindakannya.

Kalau butuh dan perlu bukti bahwa apa yang sedang saya jalankan dan lakukan ini sesat atau tidak, teroris atau bukan. Mohon koreksi artikel-artikel di wordpress/blogger/google/facebook dan vidio-vidio saya di you tube. Dan lagi, saya mohon kritik dan saran bapak Presiden yang terhormat, saya harus bagaimana untuk menjadi warga negara yang baik dan patuh agar bisa melaksanakan tanggung jawab saya terhadap NKRI yang ber-Panca Sila ini.

Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu.
Di.
Gubug Jenggolo Manik.
Alamat;
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang Jenggolo. Rt/Rw 004/001. Dusun Ledok Kulon. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya