Masa Lalu Sebelum Taubat Dan Masa Sekarang Setelah Taubat:


Masa Lalu Sebelum Taubat Dan Masa Sekarang Setelah Taubat:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Hari Sabtu. Tanggal 24 Februari  2018.

Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih-ku sekalian. Maaf, saya spintas bertanya; Menurut Panjenengan. Mana yang lebih baik. Seorang kiyai yang menghianati Agama nya dan mengingkari Tuhan-nya. Apa Seorang Penjahat yang BerTaubat lalu BerIman kepada Tuhan...?!

Tak perlu Anda jawab pertanyaan saya diatas, toh, cuma cuma pertanyaan spintas, cukup Anda  renungkan saja, pada masing-masing diri pribadi Anda.

Tidak satupun manusia hidup di dunia ini, yang terlepas dari yang namanya Masa lalu, hanya saja, masa lalu itu, ada yang baik dan ada juga yang tidak baik.

Dan yang  di sebut masa lalu,  terkait tentang diri pribadi saya ini...
Sudah teramat sering saya uraikan dengan tanpa tedeng aling-aling,
di artikel, di Vidio, secara langsung.

Bahwasannya;
Saya ini orang bejat, orang kotor, orang hina, orang munafik, orang terkutuk, terlaknat dll.
Semuanya saya akui dan saya uraikan tanpa tedeng aling-aling, bahkan ada biografi sejarah perjalanan hidup saya, yang seharusnya bersipat pribadi, namun saya tunjukan di internet.

Semua bentuk kejahatan sudah pernah saya lakukan. (Nipu, maling, judi, melacur, ngerampok, berbohong, berzina, mafia, mitnah, ngadu domba, sirik, dendam, nodong dll. Segala jenis keburukan sudah pernah saya jalani, mulai dari yang tidak baik sampai yang sangat buruk, jadi itu hingga jadi ini, bahkan jadi pelacur alias gigolo, saya pernah lakukan.

Dan ini terpampang jelas lengkap di akun internet tanpa tedeng aling-aling. Bahkan ada beberapa artikel yang menegaskan, bahwa Wong Edan Bagu yang sekarang. Bukan lagi Wong Edan Bagu yang dulu.

Karena Wong Edan Bagu yang dulu, adalah jahat dan kejam. Sedangkan Wong Edan Bagu yang sekarang. Sudah BerTaubat dan BerIman hanya kepada Dzat Maha Suci Tuhan saja. Bukan yang lain.
Artikel dan Vidio yang menegaskan akan hal ini. Cukup banyak, di tambah lagi uraian secara langsung setiap kali kedhangan.

Namun semua yang pernah saya lakukan dulu, adalah untuk mencari jati diri saya yang sebenarnya.
Tentang siapa aku?
Dari mana aku?
Untuk apa aku?
Dan mau kemana aku?

Saya cari jatidiri pribadi saya ini, di semua sudur tempat dan menggunakan berbagai cara dan jalan. Sehingga semua keburukan dan kejahatan saya lakukan, karena saya mengira dan menganggap di sana atau disitu saya menemukan jatidiri saya.

Saya lahir di Cirebon Jawa barat, pada hari Rabu pon tanggal 13 Agustus tahun 1959, dan 49 tahun nya dari usia saya, saya habiskan untuk mencari identitas jatidiri pribadi saya, semua dan segalanya seperti yang sudah saya uraikan diatas, saya lakukan.

Setelah saya berhasil menemukan
identitas jatidiri pribadi saya, saya tidak berhenti, saya tetap terus bergerak belajar, saya buktikan secara langsung penemuan identitas jatidiri pribadi saya itu di TKP, untuk mencari keberadaan Tuhan/Allah, agar saya bisa menemui untuk mengenal-Nya.

Karena saya memiliki  prinsip, menyembah dan memuja muji yang tidak saya ketahui bukti nyatanya yang jelas, adalah kebohongan yang tidak akan pernah berakhir dan berujung pangkal, jadi, saya harus mengerti, memahami, mengetahui Tuhan/Allah yang saya puja dan puji di setiap saatnya, agar supaya dapat mengenal-Nya.

Saya mengira dan menganggap bahwa Tuhan/Allah ada di agama, lalu Saya masuki dan saya pelajari semua Agama yang ada di dunia ini, tidak tanggung-tanggung, bolak balik saya ke Mekah Medina hingga bagdad untuk belajar ajaran  islam, ke Buthong cina untuk belajar ajaran Budha, ke India untuk belajar ajaran Hindu, ke sub-Sahara Afrika untuk belajar ajaran Kristiani.

Saya mengira dan menganggap bahwa Tuhan/Allah ada di  kepercayaan, ada di keyakinan, ada di adat istiadat, lalu saya masuki semua kepercayaan dan keyakinan serta adat istiadat yang ada di dunia ini, khususnya Nusantara untuk mempelajari adat istiadat dan budaya warisan leluhur. Bahkan sampai ke ateis saya Selami.

Namun tidak satupun yang bisa mengantarkan saya untuk bisa menemui Tuhan/Allah secara nyata, agar supaya saya bisa mengenalnya. Bahkan Wahyu Panca Ghaib sekalipun.

Saya tetap mengalami masalah-masalah sulit dan rumit, ketersiksaan, kesedihan, penderitaan yang tak berujung.

Hanya perasaan capek dan lelah serta letih hasil yang saya rasakan, selebihnya, hanya fatamorgana belaka, karena ujung dari yang saya pelajari, saya diharuskan mati jika ingin bertemu Tuhan/Allah.
Lalu saya putus asa, saya berhenti belajar, saya berhenti mencari, saya berdiam diri merenung dan merenung, tentang apa kurangnya perjuangan dan pengorbanan saya untuk menemui Tuhan/Allah agar bisa mengenal-Nya.

Namun, hingga tubuh saya menjadi  kurus kering karena tak ingin makan minum apapun dalam keputusasaan itu, tetap tidak mendapatkan jawaban apapun, saya tetap bingung, bahkan semakin ragu, mungkin kah Tuhan/Allah itu ada...?!

Karena saking parahnya;
Bagaimana tidak...?!
Semua dan Segalanya sudah saya korbankan dengan suka rela. Demi perjuangan mencari Tuhan/Allah ada di mana dan apa serta bagaimananya. Agar supaya saya bisa mengenal dan menyaksikan secara nyata apa yang saya sembah, puja dan puji, namun hasilnya nol...

Saya tetap takut dan ragu, saya tetap membenci, dendam, fitnah dan jahat serta buruk sipat dan sikap. Tidak berubah, tidak ada tanda-tanda sipat-sipat Tuhan/Allah yang hadir secara nyata dll.

Lalu saya berkeputusan, berkesimpulan. Mungkin yang di katakan oleh beberapa Guru Pembimbing saya. Bahwa saya harus mati jika ingin bertemu Tuhan/Allah, kemungkinan itu benar, karena dari semua cara dan jalan, tinggal itu yang belum saya lakukan.

Dan saya memutuskan untuk mati. Lebih baik mati, dari pada gagal mengenal Tuhan/Allah. Kemudian saya pergi ke tengah hutan, naik ke puncak gunung. Di mana terdapat tebing yang sangat curam dan terjal. Yang saya berkurang, jika saya menjatuhkan diri, bisa langsung mati tanpa sekarat.
Di Wonosobo, di atas puncak Gunung Sumbing. Makam keramat Syekh Mekukuhan menjadi Saksi kejadian itu. Saya berdiri di atas bongkahan batu besar, yang bertengger sedikit di tepi jurang, yang tebingnya sangat mengerikan, dan siap untuk menjatuhkan diri. Saya sebut nama ibu bapak saya, kakek nenek dan semua leluhur saya, anak istri, saudara, keluarga dll.

Lalu semuanya;
Saya Pasrahkan kepada Tuhan/Allah.
Saya Serahkan kepada Tuhan/Allah.

Lalu...
Apapun keputusan Tuhan pada saat itu, saya terima, mau di buat apa dan di bagaimanakan saya pada saat itu, saya terima dan saya sudah siap.

Lalu...
Saya persilahkan Tuhan mengambil alih semua dan segalanya tentang saya, apakah  saya harus jatuh dan mati untuk bisa bertemu Tuhan/Allah atau bagaimanapun kehendak-Nya. Saya persilahkan dan saya siap.

Lalu...
Saya merentangkan kedua tangan saya keatas, sambil memejamkan mata saya menghela napas panjang. Dan...

Sungguh di luar dugaan saya, saya dapat bisa merasakan kenyataan Tuhan/Allah yang selama ini saya kira ghaib, menjadi benar-benar nyata. Dan semua serta segalanya menjadi berakhir disini, karena apa yang saya cari seumur hidup saya, sudah tertemukan.

Kejadian ini...
Kesaksian ini....
Tidak membuat saya langsung percaya begitu saja. Setelahnya, saya buktikan hingga berulang ulang-ulang kali. Dalam hal apapun masalahnya. Saya....
"Wahyu Panca Laku/Iman"
Pesrahkan kepada Tuhan.
Menerima keputusan Tuhan.
Mempersilahkan kuasa Tuhan.

Lalu...
Saya rasakan kenyataan Tuhan.
Dan...
Saya berhasil menebar cinta kasih sayang Tuhan dimanapun, kapanpun untuk siapapun.
Dengan ini. Lalu Saya bertaubat dan BerIman kepada Tuhan/Allah. Dengan bukti nyata yang sudah saya Praktekan hingga berulang kali di TKP, Saya tinggalkan semua masa lalu saya, saya tidak mau  melakukannya lagi. Lalu saya mengabdikan diri hanya kepada Tuhan/Allah.

Dan apa yang saya uraikan diatas, itu ada artikelnya, terutama di biografi, bahkan di hampir setiap saya online di internet, saya selalu  mengulang  uraiannya. Bahkan dengan TEGAS SAYA KATAKAN "bagi siapapun yang datang menemui saya bukan untuk berTaubat dan berIman kepada Tuhan/Allah. Sebaiknya kembali lagi, karena selain tidak akan mendapatkan apa apa, saya pasti menolak"

Semakin saya mengabdi, semakin di kembalikan semua dan segalanya yang pernah saya korbankan dalam berjuang mengenal Tuhan/Allah, semakin saya "ber-Iman" . "ber-Wahyu Panca Laku" semakin saya di tunjukan ilmu-ilmu yang luasnya tak tersebut, termasuk kejadian demi kejadian yang terjadi di sana sini, khususnya indonesia, seperti kejahatan, keangkara murkaan, bencana dll.

Namun saya tidak peduli dengan semua dan segalanya itu, saya tetap asyik dengan diri saya sendiri yang bersua dengan Sang Pencipta yang selama ini saya rindukan.

Semakin dalam saya menyelam, semakin saya hanyut. Dan kehanyutan inilah, yang membuat saya terlena. Dan saya tahu, terlena ini, adalah kesalahan fatal bagi siapapun yang mengenal Tuhan/Allah, beruntungnya saya yang masih punya ingatan kesitu.

Lalu saya turun gunung keluar dari hutan, untuk menjalankan Laku Murni Menuju Suci. Dengan cara memanfaatkan sisa usia saya untuk NKRI yang ber Panca Sila, agar tidak terlena, supaya tetap sadar dalam kesadaran.

Dengan Wahyu Panca Ghaib yang saya Ibadahkan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku yang sudah terbukti kebenaran nyatanya. Saya kabarkan kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali, tidak peduli suku, agama, adat, dan latar belakangnya.

Bahwa Tuhan/Allah itu benar-benar ada dan Nyata. Untuk bisa membuktikan kebenaran nyata-Nya. Tidaklah rumit, tidak susah, juga tidak sesulit yang di pikirkan orang kebanyakan orang pada umumnya.

Karena cukup hanya dengan  BerTaubat, lalu BerIman kepada-Nya dengan cara Laku Murni Menuju Suci.

Sejak itu saya mulai membuat artikel untuk saya kabarkan di internet, bahwa Wong Edan Bagu sekarang sudah berTaubat dan BerIman kepada Tuhan/Allah,  sambil menyebarkan artikel-artikel pembuktian yang saya peroleh di setiap harinya, yang intisari patinya adalah BerTaubat itu Jalannya dan BerIman itulah Caranya.

Merasa kurang, lalu saya berkeliling Nusantara, hingga ke manca negara. Saya datangi satu persatu siapapun yang ingin belajar dengan sistem berTaubat dan BerIman. Gratis, tanpa saya pungut biaya apapun.

Mulai dari masyarakat umum, sampai ke para pejabat daerah hingga pejabat negara, tidak peduli kaya atau miskin, tidak memandang suku bangsa, agama dan latar belakang, semuanya saya datangi dan saya ajak belajar bersama saya secara gratis tanpa tedeng aling-aling.

Dan ini, teramat sangat sering saya sisipkan di artikel-artikel saya. Bahkan di biografi, tertulis lengkap. Artinya, bukan hal yang baru, melakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi....

Kesimpulannya;
Bagaimanapun Masa Lalu saya dan Apapun Masa sekarang saya.
Terserah Anda-Anda sekalian. Anda menilai Seorang kiyai yang menghianati Agama nya dan mengingkari Tuhan-nya. Itu lebih Baik dari Pada Seorang Penjahat yang BerTaubat lalu BerIman kepada Tuhan atau sebaliknya. Itu Hak Pribadi Anda.

Anda Mau berTaubat dan BerIman kepada Tuhan atau tidak, itu juga Hak Anda Pribadi. Jika Anda berTaubat dan berIman kepada Tuhan, jangan memandang Masa sekarang saya, apa lagi memandang Masa lalu saya.

Sebab Karena...
BerTaubat dan BerIman kepada Tuhan/Allah itu, bersipat pribadi dan urusan pribadi. Jadi, jangan memandang atau membawa-bawa masa lalu dan masa sekarang saya. 

Saya katakan betapa ruginya Anda, jika mau berTaubat dan berIman karena Masa sekarang saya. Dan saya katakan Bodoh kalau tidak mau berTaubat dan berIman karena masa lalu saya. Sebab yang  mau BerTaubat itu Anda, bukan saya. Karena yang mau BerIman itu Anda. Bukan saya.

Kalau saya, sudah berTaubat dan berIman, buktinya, baca dengan pembelajaran artikel-artikel saya di awal tahun 2016 hingga sekarang. Kalau saya, sudah berIman, buktinya, baca dengan pembelajaran artikel-artikel saya di awal tahun 2016 hingga sekarang. Kalau saya, hanya sebatas memberi kabar. Bahwa waktunya untuk betTaubat dan berIman, sudah hampir habis. Kalau saya hanya mengabarkan cara dan jalannya saja. Selebihnya. Terserah Anda.

Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Pangestoni Lan di Ayomi Dening  Hyang Dzat Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu.
Di.
Gubug Jenggolo Manik.
Alamat;
Oro-oro Ombo. Jl. Raya Pilangrejo. Gang Jenggolo. Dusun Ledok Kulon. Rt/Rw 004/001. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kabupaten. Boyolali Jawa Tengah. Indonesia 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya