Cinta Kasih Sayang adalah jalan terdekat menuju kematian: (Exclusive)

Cinta Kasih Sayang adalah jalan terdekat menuju kematian:
(Exclusive)
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Gubug Jenggolo Manik. Hari Rabu. Tanggal 24 Januari 2018.

Kata-kata di atas sengaja saya kutip dari pertemuan saya dengan Aku. Malam itu di saat Patrap semedi, saya ngobrol banyak persoalan perjalanan proses kreativitas laku murni menuju suci.

Cinta kasih sayang bagi pribadi Laku Murni Menuju Suci, adalah merupakan sebuah ruang yang tak bisa diselesaikan dengan rasionalitas.

Akan tetapi membutuhkan alat lain. Yaitu tidak usah “dipikirkan” karena semakin dipikirkan, cinta kasih sayang akan berbentuk tak menentu.

Kadang sejuk, dingin, kadang juga panas, kadang enak, nyaman, kadang juga tidak enak, sehingga membuat kita linglung dan tak berdaya.

Ingat...!!!
Cinta Kasih Sayang adalah tingkatan Iman/Wahyu Panca Laku paling tinggi/tertinggi. Maka hati-hatilah dengan Cinta Kasih Sayang, karena pada hakikatnya, Cinta Kasih Sayang adalah jalan terdekat dan termudah menuju kemantian.

Lalu pertanyaan yang kemudian muncul. Adalah; Apakah yang di maksud dengan kematian di sini...?!
Dan saya tidak akan membahas apa kematian tersebut, karena sudah terlalu banyak wejangan yang berupa artikel di internet dan wedaran secara langsung yang sudah saya sampaikan.

Jadi....
Lebih baik baca antologi Wahyu Panca Ghaib lalu Ibadahkan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku dalam Laku Murni Menuju Suci, saya jamin pasti menemukan makna dan maksud kematian yang ada kaitannya dengan Cinta Kasih Sayang.

Yang dapat saya lakukan saat ini, memberi pengantar, jalan, atau petunjuk untuk sampai ke pintu dan masuk di dalamnya dengan tidak “tersesat” sekalipun beragam diksi tersedia, yang terkadang membuat tertegun dan terhentak dengan diksi-diksi pilihan yang di tawarkan.

Setiap pelaku spiritual keTuhanan, memiliki dunia tersendiri, dalam mengembarakan imajinasinya.
Imajinasi merupakan sebuah makhluk yang diciptakan dan hidup di dunia para pelaku spiritual keTuhanan.

Imajinasi inilah yang kemudian membawa beragam bentuk kata-kata dan gelora pengertian dan pemahaman.

Maka dari itulah para pelaku spiritual keTuhanan, membutuhkan alat atau sarana dunia, untuk menyambut kelahiran atau kedatangan bentuk-bentuk yang di bawa imajinasi ke hadapan para pelaku spiritual keTuhanan.

Dan tidak sedikit para pelaku spiritual keTuhanan menyambutnya dengan gelora sebagai alat untuk mengendong.

Gelora ini berbentuk daun baru yang di dalamnya berisi kehijauan, sesaji, dupa, bunga, wewangian, air, laut, angin, batu, besi, bunga, kemiskinan, manusia, wanita, lelaki, matahari, bulan, langit dll.

Maka ketika berlaku spiritual, seseorang itu pasti menemukan diksi-diksi tersebut.

Artinya yang ada dalam antologi laku spiritual keTuhanan ini, sangat kompleks, dengan bahasa lain “imajinasi kompleks”.

Imajinasi kompleks ini, lahir dari pergolakan pikiran/angan-angan dan imajinasi spiritual keTuhanan, sehingga menemukan berbagai kompleksitas kemanusiaan.

Mulai dari modernitas, kapitalisme, teologi, sejarah, hedonisme, dan globalisme, inilah yang membuat para pelaku spiritual keTuhanan terhentak kaget dan teracak-acak, mana yang lebih dulu yang harus di lihat, semua merayu dengan wajah-wajah moleknya.

Pengalaman Pribadi Saya mengatakan, untuk melihat dan merespon hal itu, tidaklah cukup hanya dengan cara memberi ransangan pada pikiran, karena modernitas, kapitalisme hedonisme, dan globalisme yang membuat manusia milankoli dan cenging, sehingga melahirkan cinta kasih sayang yang cenging pula.

Sebab itu, dengan ilmu pengetahuan masa lalu saya, saya ingin memberi jalan lain untuk mengeksplorasi cinta kasih kasih sayang itu, ke dalam bentuk yang lebih kompleks, agar tidak hanya tenang-tenang saja dan damai dengan keadaan, padahal keadaan sudah mengancam dan ingin membunuh, mengapa kita masih tenang dan santai...?!

Maka penting untuk direfleksikan keadaan kita hari ini. Maka, mari kita lihat Apa yang terjadi...?!

Pertanyaan “apa yang terjadi” merupakan sebuah kecendrungan untuk terus mengembara di puncak paling menggetarkan, sehingga pecah berkeping-keping, dan kepingan-kepingan itu, kita melihatnya secara nyata, bukan imajinasi, benar-benar ada dan melihat sebagai cahaya, sebagai cinta kasih sayang dari beragam kepingan-kepingan tersebut.

Bertanya “apa yang terjadi” Adalah merupakan lahan yang paling cerdas untuk menemukan cela dari beragam kepingan-kepingan itu, termasuk bertanya tentang cinta kasih sayang dan kematian.

Dengan Bahan ini akan berlanjut untuk terus mengembara lewat angkasa dan bumi, maka kalau kita ingin berjalan dalam dunia laku spiritual keTuhanan yang sudah dikelilingi, maka kehati-hatian untuk melirik ke kanan ke kiri, penting dilakukan, karena di sana ada fenomenologi makna, yang terus bergeluyut mencekam dan menggoda sang pelaku spiritual keTuhanan.

Dari sinilah kita membutuhkan Wahyu Panca Ghaib dan Wahyu Panca Laku, agar supaya Mampu kuat menghadapi makna apapun yang tersurat dan tersirat, yang lahir dari jejak kepingan-kepingan sejarah hidup dalam kehidupan.

Dengan Wahyu Panca Ghaib yang di Ibadahkan dengan Wahyu Panca Laku, walaupun kilat petir dan badai-badai ada di depan, kita tidak akan diam apa lagi mundur, karena itu hanya gurauan semesta yang harus kita maknai dan kita baca.

Agar gurauan semesta itu beku, maka dibutuhkan Kesadaran Murni, untuk mencairkan semesta dalam bentuk karya spiritual Laku Murni Menuju Suci. Bukan bla,,,bla,,,bla,,,lainnya. Oke!!!

Dengan Wahyu Panca Ghaib yang di Ibadahkan dengan Wahyu Panca Laku, kita akan memiliki spirit spiritual yang luar biasa, untuk tetep idep madep mantep terus menerjam dan menerkam, karena di balik itu semua ada piranti Sadar. Menyadari dan Kesadaran.
Sungguh saya telah membuktikannya.

Para Kadhang dan Sedulur Kinasihku sekalian, ketahuilah, kegembiraan dan keringan itu, selalu memiliki ruang dan waktu kesedihan, yang harus disadari oleh kita, sebab kalau kita tidak sadar, bahwa setiap tatapan memiliki dua dunia.

Satu dunia akan membawa kita pada kesedihan, yang tak usai-usai, dengan ini Wahyu Panca Ghaib yang di Ibadahkan dengan Wahyu Panca Laku, menuntun kita untuk menyadari, bahwa hidup itu, harus selalu berpikir dan membaca dengan kesadaran.

Bukan dengan imajinasi, lamunan, khayalan, bayangan, andai-andai, andai kata, seandainya. Preetttt... He he he... Edan Tenan. Weleh, kepentut aku rek.

Dengan Sadar. Menyadari dan Kesadaran, kita akan memiliki kemurnian kesadaran atau kesadaran murni. Dan dengan kesadaran murni, kita akan berfungsi sebagai manusia hidup yang seutuhnya hidup memberikan kehidupan pada diri kita sendiri dan mahluk lainnya, dengan cinta kasih sayang.

Walau pun kadang cinta cinta kasih membuat kita tak berdaya dan linglung, tapi itulah cinta kasih sayang yang sesungguhnya, yang sebenarnya.

Ingat...!!!
Diatas saya sudah memberikan rambu-rambu, bahkan Cinta Kasih Sayang adalah tingkatan tertinggi dari Wahyu Panca Laku atau Iman.

Artinya; Cinta Kasih Sayang adalah cara untuk menemukan jalan yang sejati.
Kalau menurut Rumi Cinta Kasih Sayang merupakan manifestasi dari Tuhan, yang membuat manusia mampu naik mendekat pada Tuhan.

Maka Wong Edan Bagu melihat Cinta Kasih Sayang sebagai jalan untuk menuju kematian, entah dengan mati kita bertemu Tuhan atau justeru bertemu Malaikat yang hendak menyiksa...?! He he he... Edan Tenan.

Kesedihan para pelaku spiritual keTuhanan, membuka Jalan terdekat bagi cinta kasih sayangnya.
Bagaimana cara memperoleh jawaban dari cinta kasih sayang atas persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh wacana Tuhan dalam cinta kasih sayangnya...?!

Dengan ketenteraman. Maksudya; ketenteraman yang berada dalam tubuh cinta kasih sayang, bukan objek yang dapat dimengerti dalam bentuk-bentuk kepekaan ruang dan waktu.

Ketenteraman yang berada dalam tubuh cinta kasih sayang, dapat dihubungkan dengan suatu kausalitas, sehingga ketenteraman yang berada dalam tubuh cinta kasih sayang itu merupakan suatu ide Dzat Maha Suci.

Maka ini menandakan bahwa eksistensi Dzat Maha Suci merupakan tujuan yang utama, namun untuk sampai di sana, kita membutuhkan kesedihan (airmata yang sebenarnya). Bukan air mata buaya.

"Lakune Putro Kuwi, kesampar kesandung. Ning Ojo uwas sumelang. Sambat-to roso. Romo bakal tumindak ngrampungi"

Diksi airmata yang selama ini kita anggap tak bermakna, maka di tangan Wahyu Panca Ghaib dalam pelukan Wahyu Panca Laku, betapa airmata memiliki kekuatan yang sangat-sangat luar biasa.

Percayalah Para Kadhang dan Sedulur Kinasihku sekalian Bahwa;
Ketampanan dan kecantikan cuma sedalam kulit. Kesenangan dan keriangan cuma selebar bibir.
Kenikmatan dan kelezatan cuma sececap lidah. Status sosial dan kekayaan cuma sebatas ucapan. Kebahagiaan dan kedamaian cuma sehembus nafas Mata memejam.

Apa yang kau cari dari pertimbangkan. Apa yang kau kusutkan dari pikiranmu. Apa yang kau ragukan dalam hatimu.

Datanglah temui Aku.
Lalu Ceritakanlah padaku dengan jujur apa adanya.
Aku ingin tahu suara ungkapanmu.
Aku ingin mengerti kata-katamu.
Aku ingin paham apa yang membuatmu sulit.
Aku juga ingin menyaksikan kebulatan tekadmu.

Setelah kita berlama-lama bersama kebahagiaan, kita masih belum lengkap menjalani kehidupan, karena masih ada tanggungjawab sosial yang harus kita baca dan kita selesaikan.

Dewasa ini, zaman komtemporer atau apa yang disebut postmodern, sering kali mendewakan dengan cara ritual simbolitas, seperti merayakan produk-produk baru, sehingga ketika tidak menggunakan produk baru, dikatakan jadul, kuno, bahkan disebut menyimpang dan sesat.

Apa benar begitu...?!
Kalau saya harus menjawab "TIDAK" karena dibalik ritualitas itu, masih memiliki makna yang harus dimasuki iman, agar menemukan kebulatan makna atau keutuhan pemikiran.

Pembaca yang lain, tidak hanya membaca saja, lalu selesai, akan tetapi membaca merupakan sarana untuk berdialog dan terus berdialog tanpa henti hingga akhir hayat.

Aku telah berjuang Di jalan angin yang memabukkan, beribu badai juwitaku yang jelita melebihi wajahmu, kini Aku dengan rendah hati mengatakan cinta kasih sayang adalah Jalan terdekat menuju kematian.

Aku mencintaimu mengasihimu menyayangimu seperti mengecup maut. Aku dipenuhi ledakan-ledakan dan gelegar-gelegar. Aku di cambuk kilatan-kilatan dan sambaran-sambaran petir.

Namun aku terus merangkak maju Dengan kepingan-kepingan tubuhku Yang berhamburan di udara spiritual laku murni menuju suci. Semoga tercerahkan.

Duh... Hyang Dzat Maha Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan. Asal Usul Nenek Moyang Semua Mahluk. Saya telah menyampaikan Firman-Mu dengan apa adanya.

Maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu.

Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, sehingga dapat Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.

Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu.
Di.
Gubug Jenggolo Manik.
Alamat;
Oro-oro Jenggolo Manik. Gang Jenggolo. Dusun Ledok Kulon. Desa Pilangrejo. Kecamatan. Juwangi. Kab. Boyolali Jawa Tengah. 57391.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya