Artikel Khusus Dari WEB Untuk Bangsa NKRI TerCinta

Artikel Khusus Dari WEB Untuk Bangsa NKRI TerCintaKU:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Pesanggrahan Pesona Jagat Alit. Hari Jumat Kliwon. Tanggal 5 Januari 2018.

"Jangan Berbicara Agama kalau tidak mengerti Apa dan Bagaimana itu Agama. Jangan Berbicara Ilmu kalau tidak paham Apa dan Bagaimana itu Ilmu. Jangan Berbicara Adat Tradisi kalau tidak mengetahui Apa dan Bagaimana itu Adat Tradisi. Supaya tidak kelihatan banget-banget Gengsinya"

Dari-WEB.
Para Sedulur dan Kadhang Kinasihku Sekalian, sebangsa dan setanah air, se asal usul dan setujuan akhir.

Sepertinya...
Keselamatan bangsa NKRI tercinta kita ini, sedang dalam keadaan terancam keamanan dan kenyamanannya bahkan keselamatan kesejahteraannya yang sepanjang sejarah meng Gemah Ripah Loh Jinawi-Rapah Repeh Rapih.

Seperti yang sama-sama kita saksikan dan rasakan dewasa ini, belakangan ini, entah itu di media cetak atau televisi, dan media sosial khususnya facebook, dipenuhi berbagai berita perdebatan, dan pembahasan tentang kelompok-kelompok masyarakat yang bersuara lantang, tentang berbagai hal.
Bahkan ibu kota kita Yang Terhormat Jakarta. Hampir tiap minggunya, jalanan dipenuhi oleh tuntutan-tuntutan yang memecahkan gendang telinga dalam unjuk rasa, yang tidak jarang menganggu ketertiban umum.

Udara di dunia maya maupun dunia nyata, menjadi pengap oleh ungkapan-ungkapan yang penuh polusi dan virus.

Memang... dalam HAM, tidak ada larangan bagi anggota masyarakat mana pun, untuk berbicara menyampaikan aspirasinya.

Namun, yang saya rasakan, suara-suara itu,,, semakin lama, kok semakin tak terkendali, dan sudah sampai pada tahap membahayakan kerukunan dan persatuan bangsa NKRI yang kita cintai ini.

Apa lagi kalau kita pautkan ke hal-hal yang peka, seperti kebinekaan, yang merupakan dasar dan ideologi negara yang kita cintai ini, serta kemajemukan yang menjadi landasan bagi keutuhan bangsa kita ini.

Pikiran dan waktu serta tenaga Para pemimpin kita semuanya, menjadi tercurahkan pada yang meresahkan ini kan, sementara itu, banyak urusan yang lebih penting, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, yang memerlukan perhatian khusus dari Para Pemimpin kita, menjadi terabaikan.

Sementara kita yang sebagai rakyatnya, mengharap bahkan menuntut tanggung jawab dari Para Pemimpin, namun kitanya nyaris tidak pernah memberikan kesempatan pada para pemimpin kita, untuk bekerja secara tenang dan nyaman menunjuk kan kemampuannya, kalau di pikir sadar, sepertinya tidak lucu deh...

Saya yakin...
Terlalu besar biaya yang harus ditanggung rakyat, ketika aparat negara kita, habis waktunya untuk terus menerus berupaya mencegah kekacauan yang bisa ditimbulkan oleh perseteruan yang tidak perlu dan tidak penting ini.

Mari kita coba untuk merenungkan hal ini sejenak, sejenak saja, tak perlu lama...
Yang lebih membahayakan lagi, ketika yang disebut sebagai gerakan-gerakan masyarakat ini, kemudian menjurus kepada ekstremisme dalam bentuk hujatan kebencian, eksklusivisme, dan rasisme.

Tempat-tempat ibadah, yang seharusnya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Dzat Maha Suci Tuhan, di salah gunakan untuk menyampaikan agitasi politik.

Tapi Wong Edan Bagu yang nyata-nyata secara terbuka, tenpa tedeng Aling-aling, mensyiarkan Hakikat Cinta Kasih Sayang Antar Sesama Hidup dan Maha Suci Hidup, tanpa politik, tanpa modus, tanpa kepentingan kubu partai apapun, yang di sadari atau tidak di sadari, adalah bentuk usaha untuk mempersatukan bangsa dan umat yang dewasa ini sudah tercerai berai dari NKRI, malah di curigai, diebat, di tentang, di halangi, bahkan dianggap menyimpang dan sesat.

Letak menyimpang dan sesatnya di mana...?!
Apa Cinta Kasih Sayang itu sudah lenyap dari seluruh kedirian umat manusia. Khususnya yang mengaku berAgama dan berIman...?!
Sehingga cinta kasih sayang dianggap menyimpang dan sesat...!!!

Tidak lucunya...
Jangankan masyarakat awam, yang terdidik dan berpendidikan tinggi dan luas saja, ikut termakan oleh isu-isu berbau fitnah, yang disebarkan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab ini.

Sudah terlalu banyak contoh-contoh hancurnya sebuah negara, dengan akibat penderitaan jutaan rakyatnya, yang disebabkan oleh perselisihan antar warga negeri sendiri, yang tak terkendali.

Contoh Di Negeri kita sendiri. Adalah Perang Paregreg. Perang antara Majapahit istana barat, yang dipimpin Wikramawardhana. Melawan istana timur, yang dipimpin Bhre Wirabhumi, di sekitar tahun 1404-1406, dan Perang Paregreg inilah, yang menjadi penyebab utama kehancuran Majapahit berserta seluruh rakyatnya yang jadi korban.

Yang kedua Perang Bubat. Perang Bubat adalah perang yang terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M pada abad ke-14. Yaitu di masa pemerintahan raja Majapahit Hayam Wuruk.

Perang ini terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat, yang mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan Sunda. Dan hingga kini masih meninggalkan kenangan pilu yang sangat pedih.

Contoh di luar Negeri;
Seperti yang terjadi di Afghanistan, Irak, Libya, dan Suriah. Ekstremisme yang ditandai dengan kekerasan verbal, kemudian berkembang menjadi kekerasan fisik.

Ketika kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar terganggu dan terancam oleh ulah kelompok yang ingin merusak tatanan kehidupan yang berkeadaban, maka saatnya kita bangun untuk menertibkan yang tidak tertib.

Kita sebagai bangsa NKRI, sudah sepakat untuk menerapkan kehidupan berdemokrasi yang sehat bukan...?!

Demokrasi memang memberikan hak lebih kepada suara terbanyak, tetapi tidak berarti menghilangkan hak asasi kelompok kecil dan hak hidup orang kecil.

Setau saya, tidak ada hak khusus mayoritas dan minoritas di negeri kita ini, semua punya hak dan kewajiban yang sama di negara berhaluan ber Pancasila ini, semua penganut agama, baik kejawen atau Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan tradisi adat.

Dijamin oleh konstitusi bebas melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya, dan penganutnya mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.

Semua warga baik itu dari suku Jawa, Sunda, Madura, Batak, Aceh, Dayak, Lombok, Bugis, Papua, Tionghoa, Arab, India, dan lainnya "semuanya" semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga NKRI.

Hak untuk hidup layak, hak berpolitik, hak ekonomi, hak budaya, hak berbicara, hak untuk dapat perlindungan negara, hak untuk memilih, dan hak untuk dipilih dll.

Berpolitik boleh-boleh saja, mempunyai ambisi politik tidak dilarang, tetapi semua itu harus dilaksanakan dalam koridor konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta wajib dilakukan sesuai norma-norma kehidupan bermasyarakat yang sehat, yang menuntut kita untuk tetap santun, beretika, bermoral, dan berakhlak baik.

Bukan kah begitu Para Sedulur dan Kadhang Kinasihku...?!
Apa yang diklaim sebagai suara mayoritas juga harus dibuktikan dalam sistem demokrasi representatif, bukan dengan berbagai tekanan dan intimidasi di jalanan.

Hukum tanpa demokrasi berarti penindasan otoriter, sedangkan demokrasi tanpa hukum, berujung kepada anarkisme.

Toleransi dan penghormatan atas perbedaan keyakinan dan pendirian warga negara, harus terus dipelihara, bila kita ingin mempertahankan kerukunan hidup bersama secara aman, nyaman, damai, sejahtera, bahagia dan tenteram.

Dan menurut saya pribadi. Batas toleransi adalah intoleransi atau ketiadaan toleransi itu sendiri, pada saat mana kita harus bersikap untuk menghentikannya.

Para Sedulur dan Kadhang Kinasihku Sekalian setanah air NKRI. Untuk mewujudkan Kemerdekaan yang Sempurna, yang kita idam-idamkan selama ini, dimulai dari masing-masing diri kita sendiri.
Mari kita bersama-sama. Bersatu Menggunakan hati yang bersih dan nalar yang jernih serta niyat yang murni dalam menggapai cita-cita bersama kita. Untuk tetap tidak lepas dari kesadaran Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak tercerai berai dan sibuk mengobarkan kebencian, dendam dan fitnah, serta adu domba antar sesama, yang berujung pada berdebatan dan berakhir dengan perselisihan.

Mari kita jaga bersama negeri tercinta NKRI ini, agar selamat mencapai tujuan adil dan makmur seperti yang dicita-citaka oleh para pendiri bangsa ini Leluhur kita, dan mari kita jaga bersama dengan Iman, bangsa NKRI ini, agar tetap utuh bersatu dalam kebinekaan dari Sabang sampai Merauke, kita junjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa yang telah dengan arif dan bijak dititipkan kepada kita dalam sila-sila yang tercantum pada Pancasila Lambang Negara Kita.

Duh... Gusti Dzat Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan. Asal Usul Nenek Moyang Semua Mahluk. Sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.

Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup..._/\_.... Aaamiin. Terima Kasih. Terima Kasih Dan Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan. Di...
Pesanggrahan Pesona Jagat Alit.
Alamat; Desa. Karangreja. RT/Rw. 02/03. Kec. Tanjung. Kab. Brebes. Jawa Tengah Indonesia. 52254.
Email: webdjakatolos@gmail.com
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM: DACB5DC3”
Twitter: @EdanBagu
Blogg: www.wongedanbagu.com
Wordpress: http:// putraramasejati.wordpress.com
Facebook: http://facebook.com/tosowidjaya