Berhati-hati-lah. Dzat Maha Suci itu. Maha Segala-Nya:

Berhati-hati-lah. Dzat Maha Suci itu. Maha Segala-Nya:
(Artikel Bebas)
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Brebes Jateng. Hari Sabtu. Tanggal 30 September 2017.

Para Kadhang Kinasihku sekalian... Selain Maha Membolak-balikkan hati, dzat maha suci juga, Maha
Menyelami, karena Dia Maha Memberi, artinya Dia juga Maha Menolak.

Ketika tubuh telah letih dengan usaha dan ikhtiar yang maksimal dan munajat doa telah dipanjatkan, baik di waktu mustajab ataupun tempat yang terkabulkan, maka hati kecil kita pun kadang berbisik.

“Seandainya do’a ini terkabulkan sekarang juga, oh,,, sungguh indah-nya-sungguh bahagia-nya”

Terbesitnya suara hati itu,  memang terkesan wajar, karena jiwa lebih menyukai sesuatu yang mudah dan cepat serta cenderung membenci saat harus menunggu.

Terlebih, ketika jiwa itu telah terjebak dalam perasaan cinta dan buaian alam angan-angan.

Pertanyaannya:
Siapakah yang bisa menjamin ‘keindahan’-kebahagia'an, ketika munajat itu terkabulkan...?!

Maka di sinilah, jiwa kita perlu kita tekan dan menarik lagi keinsyafan/pertaubatan, akan hiqmah di balik yang telah di kehendakinya.

Siapa yang tak kenal Fir’aun...?!
Walau kehidupannya bukan di jaman Fir'aun, namun nama Fir'aun begitu lincahnya terucap di mulut.

Bahwasannya....
Seorang raja yang memiliki kekuasaan, kekayaan, dan kekuatan sekaligus. Dia menindas Bani Israel puluhan tahun. Bahkan, dia juga yang berkata, “Akulah Tuhan yang paling tinggi,” (Q.S. an-Nazi’ah: 24) atau “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagi kalian selain aku,” (Q.S. al-Qashash: 38).

Tahukah, siapakah yang memberi kekuasaan, kekayaan, dan kekuatan kepada Fir’aun...?!

Yang memberi dia, tiada lain adalah Dzat Maha Suci.

Tuhan yang hendak menunjukkan kuasa-Nya.

Tuhan ingin memberikan gambaran akan makna ‘pemberian’ dan hakikat kedudukan-Nya.

Tuhan yang hendak menyadarkan kepada kita, bahwa ada sebuah ‘pemberian’ yang pada hakikatnya adalah penolakan.

Dzat Maha Suci ingin menunjukkan kepada mata hati kita, bahwa tak selamanya ‘pemberian’ itu nikmat, tapi bisa jadi niqmah dari kecelakaan.

Dan dengan penuh kejujuran cinta kasih sayang saya mengingatkan. Berhati-hatilah bila ‘kebaikan’ Dzat Maha Suci selalu kau dapatkan bersamaan dengan maksiat yang terus kau lakukan...!!!

Berhati-hatilah...!!!

Bisa jadi, itu adalah awal kehancuranmu yang berangsur-angsur.

Dzat Maha Suci berfirman; ‘Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui,’” (Q.S. Al-A’raf:182).”

Suatu ketika nabiyullah Musa AS berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia (akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau).

Suatu ketika nabiyullah Yunus AS pun berdoa: "Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih,” (Q.S. Yunus: 88).

Do’a yang dipanjatkan oleh rasul-Nya, salah satu rasul ulul azmi. Do’a yang diamini oleh saudaranya yang juga nabi, Harun AS. Do’a meminta agar dihentikannya kezaliman Fir’aun, makhluk durjana kala itu.

Namun, apa jawab Dzat Maha Suci terhadap panjatan do’a dari dua nabi-Nya itu...?!

Dzat Maha Suci berkenan menjawab do’a itu, dengan berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus menujuku dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui,” (Q.S. Yunus: 89).

Dzat Maha Suci menolak doa sang kalimullah untuk mengijabahi doanya seketika. Dzat Maha Suci  membuktikan janji-Nya dengan cara menundanya. Ya, dengan menundanya.

Tahukah, kapan itu jarak permintaan sang kalimullah dengan ijabahnya itu...?!

Begitulah gambaran daripada ‘pemberian’ dan ‘penolakan’-Nya. Yang pasti dan jelas. Dzat Maha Suci tidak akan menyia-nyiakan do’a hamba-Nya.

Maka...
Beruntunglah mereka yang menapaki jalan Laku Murni Menuju Suci, karena di dalam Laku Murni Menuju Suci, tidak ada doa permohonan apapun, sehingganya, sangat tipis kemungkinannya, untuk tergesa-gesa, menginginkan karunia sesaat.

Ijabah bisa saja datang saat ini atau masa yang akan datang berdasar hikmah-Nya laku pribadinya.

Saat Dia memberi, maka itu adalah kemurahan-Nya. Saat, Dia menunda, maka itu adalah keadilan-Nya.

Semuanya terbaik. Rasa Kesadaran Murni ini, takkan pernah bisa  dimiliki, kecuali oleh orang-orang yang Laku Murni Menuju Suci, karena Sejak Awal Laku Murni Menuju Suci, siapapun dia, telah dibukakan untuknya pintu pemahaman tentang segala hal.

Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu serta Salam Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon; 0819-4610-8666.
SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM; DACB5DC3”
@EdanBagu
www.wongedanbagu.com
http://putraramasejati.wordpress.com
http://facebook.com/tosowidjaya