Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling. Tentang Guru Sejati. Bagian KeTujuh:




Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling.
Tentang Guru Sejati. Bagian KeTujuh:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Cirebon Jabar. Hari Kamis. Tanggal 13 Juli 2017

Para kadhang kinasihku sekalian, masih ingatkah dengan wejangan saya terdahulu, yang pernah saya sampaikan melalui lisan secara langsung, baik itu di you tube, artikel atau di dalam Buku Bimbingan Laku Spiritual Hakikat Hidup “Kunci The Power”, yang seperti di bawah ini. “Galilah rasa, yang meliputi seluruh tubuhmu, di dalam tubuhmu, ada firman Tuhan, yang bisa menjamin jiwa raga-mu, lahir bathin-mu, dunia akherat-mu, hidup mati-mu” Firman apa dan seperti apakah yang ada di dalam tubuh kita itu..?! dan kenapa yang di gali kok rasa, bukan Firman..?! Katanya yang bisa menjamin itu, firman Tuhan, kok yang digali rasa, membingungkan... He he he . . . Edan Tenan.

Firman Tuhan yang di maksud ada di dalam setiap tubuh manusia, tiada lain selain Hidup, yang lebih di kenal dalam dunia spiritualnya, dengan sebutan Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati. (Dalam istilah Laku Murni menuju suci-nya, tersebut Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo atau Kanthi Warni/Rupi”) Dan Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi” ini, adalah bagian dari Dzat Maha Suci, yang diambil oleh Dzat Maha Suci itu sendiri, yang kemudian di sabdakan masuk kedalam tubuh manusia. Sebagai Rasul/Utusan Pribadinya. Sekaligus penghidup/penggerak/pemungsi/penjamin/penentu serta jalan dllnya, terkait antara manusia dan Tuhan-nya

Setelah Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi di sabdakan masuk kedalam tubuh manusia. Sebagai Rasul/Utusan Pribadinya. Dzat Maha Suci, tidak ambil tahu lagi tentang apapun itu, karena semua dan segalanya sudah di percayalah kepada Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi. Dia hanya mengetahui Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi, yang lainnya. Terserah Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi. Sebab itu Dzat Maha Suci berkata dengan sangat tegas “Sungguh Aku tidak mengenal doa dari siapapun, jika tidak melalui rasul-Ku/utusan-Ku”

Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi yang bahasa simpelnya atau sebutan singkatnya adalah Hidup, karena memang hakikatnya adalah Hidup, bukan bla,,,bla,,,bla,,, yang sudah saya sebutkan diatas, yang bikin pusing kepala itu. Sebab dia berasal dari Dzat Maha Suci. Karena dia bagian dari Dzat Maha Suci, maka dia mengetahui semua dan segalanya tentang Dzat Maha Suci dan mengenai Dzat Maha Suci. Antara Hidup Dzat Maha Suci, bagaikan pinang dibelah dua dalam istilah pujangganya, serupa namun tak sama, bisa saya gambarkan seperti ini “jika Hidup itu lembut dan halus, maka Dzat Maha Suci lebih lembut dan halus lagi”. Disitu letak bedanya, selain itu, semua dan segalanya sama.

Hidup itu berwujud, namun tak kasat mata dan tidak bisa disentuh oleh apapun, seperti halnya Dzat Maha Suci. Karena Hidup itu berasal dari Dzat Maha Suci, berati dia adalah suci, dan suci itu, murni, murni itu, tak tercampuri oleh apapun, dan tidak bisa di campuri dengan apapun, jika bisa dicampuri, berati bukan murni, melain tante murni tetangga saya dulu. He he he . . . Edan Tenan. Artinya, jika kita ingin mengenal Hidup, ingin bertemu Hidup, ingin bersua dengan Hidup, agar bisa mengenal Dzat Maha Suci, biyar bisa bertemu dengan Dzat Maha Suci, supaya bisa bersua dengan Dzat Maha Suci. Ya,,, tidak ada cara lain, mau tidak mau, suka tidak suka, bisa tidak bisa harus bisa murni. Maksudnya,,, di dalam laku, jangan ada yang lain, yang mengisi hati kita, selain Dzat Maha Suci. Jadi, cukup Dzat Maha Suci yang jadi tujuan dan cukup Dzat Maha Suci yang menjadi isi hati kita, bukan yang lain dan jangan yang lain. Kalau ada yang lain selain Dzat Maha Suci, berati tidak murni bin bukan murni, artinya, ya tidak bisa...Tidak ada Tapi Tuh...!!!

“Kenalilah dirimu sendiri. Sebelum engkau mengenal AKU”

“Sesungguhnya. AKU berada dekat, bahkan lebih dekat dari urat lehermu”

“Barang siapa mengenal dirinya, Pasti mengenal AKU”

Maka AKU/HIDUP yang lebih di kenal dalam dunia spiritualnya, dengan sebutan Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati. (Dalam istilah Laku Murni menuju suci-nya, tersebut Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo atau Kanthi Warni/Rupi”) adalah suci, dan suci itu, murni, murni itu, tak tercampuri oleh apapun, dan tidak bisa di campuri dengan apapun. Jelas Bukan...?!

Berati... Mustahil kita bisa mengenal Dzat Maha Suci, bertemu dengan Dzat Maha Suci, bisa bersua dengan Dzat Maha Suci, apa lagi kembali kepada-Nya kelak. La wong mengenal dan menemui bagian dari-Nya saja, yang ada di dalam tubuh kita sendiri, yaitu Hidup, yang bisa mengantarkan kehadirat-Nya. Sulit dan Berat begitu... Hadeh.

Siapa Bilang tidak bisa...?!

Siapa Bilang Sulit dan Rumit...?!

Kita Berasal dari Dzat Maha Suci lo... Jangan lupa itu.

Artinya, duluuuuuuuuuuuuuu sekali, kita itu suci, berati, kita bisa to,,, masak iya, kalau di ibaratnya orang pergi merantau kerja, kemudian tidak bisa kembali/pulang, kan tidak lucu mas bro,,, iya kan mbak bro, tidak lucu kan... He he he . . . Edan Tenan.

Kesimpulannya...

Kita itu mau apa tidak, memurnikan hati, agar bisa bersih seperti duluuuuuuuuuu lagi, tanpa kebencian, tanpa iri dan dengki, tanpa dendam, tanpa fitnah, tanpa hasut dan adu domba, tanpa sikut sana sikut sini, sikat sana sikat sini, embat sana embat sini dan sejenisnya yang dapat mengotori hati kita. Membersihkan kotoran-kotaran hati yang sudah saya sebutkan diatas itu, kan, tidak perlu puasa, tirakat atau bertapa, tidap perlu hapal kitab, hapal dalil dan hasdit, tidak harus beragama itu atau ini, tidak perlu melek, pati geni 7 hari 7 malam atau apa kek, juga tidak pakai uang, gratis, tidak bayar alias tidak di pungut biaya apapun, iya kan... Mana ada undang-undang atau hukum yang menfatkahkan. Haeeeee... barang siapa yang mau membersihkan hati, mehingkan kebencian, iri dan dengki, dendam, fitnah, hasut dan adu domba, sikut sana sikut sini, sikat sana sikat sini, embat sana embat sini dan semua jenis kotoran hati, di kenakan biaya sekiyan ratus atau ribu atau juta, tidak kan...?!

Heeeemmmm... Untukmu sekalian Para Kadhang Kinasih didikan saya, yang memegang Buku Bimbingan Laku Spiritual “Kunci The Power” Khususnya yang sudah sampai di Tahapan Pengenalan Guru Sejati. Yaitu Sabda Sateriya Sejati dan Sabda Sejatine Sateriya. Simak dan Pelajari baik-baik dan seksama, karena melalui Artikel-Artikel Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling. Tentang Guru Sejati, mulai dari Bagian Kesatu hingga Bagian KeTujuh ini, dan Bagian KeDelapan dan Bagian KeSembilan nanti. Secara Perlahan. Panjenengan akan saya tuntun masuk keranah Ruh/Roh Suci atau Ruh/roh Kudus atau Guru Sejati atau Asmo Sejati “Kontho Warno/Rupo-Kanthi Warni/Rupi, yang tak lain adalah Hidup Panjenengan Sendiri.

Para Kadhang Kinasihku... Ketahuiah dengan kesadaran murnimu, panjenengan akan kesulitan untuk bisa mengetahui Sang Guru Sejati yaitu Hidup, guna mengenal Dzat Maha Suci Tuhan-mu, jika panjenengan tidak menggunakan cara mengenal Dzat Maha Suci, dari segala sudut pandang, dan dari segala arah mana saja kau menghadap.

“Ke mana saja kamu memandang, di situ Wajah Allah” (Al-Qitab)

Maksud dari kata “Ke mana saja kamu memandang”, sekilas sama dengan akal atau khayalan, maka di situ Wajah Allah”. Terkesan membayangkan, seakan-akan wajah Allah itu ada di depan kita.

Ini bukan persoalan kita kenal atau tahu, ahli makrifat atau ahli fiqih, memang pandai berkata-kata dan mahir dalam berbahasa, berdalil, mumpuni dalam berhadist dan bla...bla...bla.. lainya, tapi itu tidak diperlukan, dan tidak penting dalam hal ini.

Lalu apa yang penting dan perlu...?!

Yang perlu dan penting, adalah, kesadaran murni akan diri kita, tentang Laku Spiritual pribadi kita sehari-hari, berkena’an dengan masalah pekerja’an dan keada’an (sikon) diri kita. Karena bagi yang sadar, cuma ada satu pandangan saja, yakni “Ke mana saja kamu memandang, di situ Wajah Allah” bukan sebatas akal atau khayalan, karena Dzat Maha Suci itu, bukan akal atau bayangan apa lagi khayalan.

Dalam bahasa awamnya, boleh dan bisa disamakan dengan istilah “sadar diri” maksudnya, sadar akan pekerja’an dirinya, sadar dengan keada’an dirinya (sikon) dirinya. Sebab...

Yang sadar akan pekerja’an dirinya, yang sadar dengan keada’an dirinya (sikonnya). Apabila dia di tanya, pasti akan berkata atau bertutur kata, mengikuti pekerja’an dirinya atau mengikut keada’an dirinya. Bukan dengan sangka-sangka’an ilmunya, bukan dengan cerita itu dan cerita ini, tetapi disampaikan mengikuti kesadaran yang berkena’an dengan pekerja’an dirinya dan keada’an dirinya. Itu pasti akan berkata dalam keadaan sadar diri dan bertutur dengan bahasa pekerja’an dan keada’an (sikon) dirinya. Seperti itu contoh misalnya.

Sedikit saya bercerita tentang kejadian beberapa waktu yang lalu. Ada dua orang, yang propesinya sebagai pedagang, lalu datang, kepada saya, untuk minta bantuan spiritual, agar usaha dagangnya menjadi laris, maksudnya, ramai pembeli, dan mendapatkan hasil yang lebih dari kata cukup. Lalu saya ajari Wahyu Panca Gha’ib yang di Praktekan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku, kenapa harus Wahyu Panca Ghaib yang di jalankan dengan Wahyu Panca Laku, kok bukan ilmu penglarisan atau doa-doa pengesihan gitu...

Karena saya mengerti, tidak ada satupun jalan yang lebih baik, selain jalan yang hanya menuju kepada Dzat Maha Suci. Sebab saya paham, tidak ada cara yang lebih baik, selain cara Dzat Maha Suci. Sebab karena saya tahu. Hanya dengan jalan menuju kepada Dzat Maha Suci saja, dan menggunakan caranya Dzat Maha Suci-lah. Siapapun dia, tidak peduli status dan latar belakang keyakinan agamanya. Pasti akan menemukan dan mendapatkan “KESEMPURNA’AN” dan yang namanya Sempurna itu, melampaui segalanya. Artinya; Pasti sukses. Pasti berhasil.

Selang beberapa waktu kemudia, mereka datang lagi mengeluh kesulitan, dalam menjalankan petunjuk dari saya, tentang mempraktekan Wahyu Panca Ghaib dengan menggunakan Wahyu Panca Laku. Karena itu, mereka datang kembali kepada saya, untuk pasrah bongkok’an kepada saya, kalau istilah jawanya, pasrah dalam artian, menyerahkan laku spiritualnya kepada saya, mereka tau beres dan terima matengnya saja. Tidak ikut laku spiritual, cukup fokus ke soal dagang saja, dan saya yang bagian laku spiritualnya buat mereka, mereka berjanji kepada saya, akan menjamin kebutuhan saya dalam sehari-harinya, ada yang mau kirim uang tiap seminggu sekali dan yang satunya mau kirim uangnya tiap sebulan sekali. Sebagai bayaran atau imbalan dukungan laku spiritual dari saya. Namun saya menolaknya, bahkan tidak saya hiraukan. Kenapa begitu, karena Wong Edan Bagu yang sekarang, bukan Wong Edan Bagu yang dulu lagi.He he he . . . Edan Tenan.

Sebab saya tahu, kalau itu saya iyai, berati saya telah memdodohi bahkan membohongi mereka. Karena saya mengerti, kalau itu saya sanggupi, berati saya telah menyesatkan mereka, dari jalan kebenaran. kebenaran yang nyata tentang Dzat Maha Suci, yang berlaku untuk semuanya dan segalanya, yang sesungguhnya harus di lalui oleh semuanya yang sedang menjalani kehidupan di dunia ini.

Pada hakikatnya, apapun yang di perbuat dan di lakukan oleh sekalian mahkluk hidup, adalah proses menuju kembali kepada asal usulnya, yaitu Dzat Maha Suci, karena siapapun dia, selagi masih di duduki hidup di dunia ini, pasti akan mati pada akhirnya. Kalau sudah mati, mau kemana lagi, kalau bukan kembali kepada asal usulnya, yaitu Dzat Maha Suci.

Bodoh namanya kalau dia menuju surga dan neraka, apa lagi pepohonan dan jembatan serta rumah kosong. Karena kita bukan berasa dari semua itu “Inna lillaahi wa inna illaaihi roji’un” kita berasa dari Dzat Maha Suci, kita milik Dzat Maha Suci dan Hanya kepada-Nya kita harus kembali pulang, bukan ke selain-Nya.

Coba pikirkan kalau saat menghadapi dua orang pedagang itu, saya dalam sikon tidak sadar, dan sadar saya tidak murni, sudah tentu saya embat deh... Inilah lo... yang harus panjenengan tingkatkan disaat Patrap Semedi Laku Sabda Sejatine Sateriya, bukan itu dan ini serta bla,,,bla,,,bla,,,lainnya, bukan. Kalau itu dan ini serta bla,,,bla,,,blanya, kan sudah dirangkum dalam Wahyu Panca Laku, jadi, tidak usah di ungkit-ungkit lagi, biyarkan mereka aman didalam Wahyu Panca Laku. Yang perlu kau tinggatkat itu, sadarmu,,, terus dan terus,,, sampai murni tan kemomoran dening opo wae, tak ternodai oleh apapun. Tak kala hatimu sudah bersih/murni, semuanya dan segalanya akan manunggal dengan sendirinya, secara otomatis.

Dan Proses manunggalkan semua dan segalanya ini. Panjenengan Pasti Tahu, la wong sadar, pasti terasa, la wong sadar. Hayo...?! He he he . . . Edan Tenan. BERSAMBUNG KEBAGIAN KEDELAPAN.

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat

Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Kinasih Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *

Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon; 0819-4610-8666. 
SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM; D38851E6”
http://facebook.com/tosowidjaya
http://putraramasejati.wordpress.com/
http://webdjakatolos.blogspot.com/