Jeda Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling. Tentang Guru Sejati. Setelah Bagian KeTujuh sebelum Bagian KeDelapan:


Jeda Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling. Tentang Guru Sejati. Setelah Bagian KeTujuh sebelum Bagian KeDelapan:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Pautera Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Brebes Jateng. Hari Sabtu. Tanggal 15 Juli 2017.

TENTANG REINKARNASI

Para sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian... Ketahuilah.
Kamatian yang paling menyiksa, adalah reinkarnasi, kenapa saya sebut sebagai kematian yang paling menyiksa...?!

Reinkarnasi adalah dari bahasa Latin, yang artinya "lahir kembali" atau "kelahiran kembali, merujuk kepada kepercayaan, bahwa seseorang itu akan mati, lalu mempersiapkan dirinya sebelum ajal tiba dan mematikan diri, agar bisa lahir kembali, dalam bentuk kehidupan yang lain.

Alternatif ini, biasanya di lakukan oleh seorang pelaku spiritual, yang semasa hidupnya, gagal menemukan jatidiri untuk mengenal sang guru sejati, sehingganya, gagal pula dalam mengetahui Tuhan-nya. Lalu,,, dia bereinkarnasi, lahir kembali ke dunia ini, dengan bentuk kehidupan yang lain, tujuannya untuk menyelesaikan spiritualnya yang gagal itu.

Reinkarnasi, hakikatnya adalah mati bunuh diri, tapi lebih halus, kalau bunuh diri itu mematikan diri dengan keputus asaan menggunakan alat, dan tidak bisa lahir kembali, kalau reinkarnasi, itu mematikan diri dengan semangat menggunakan ilmu, dan bisa lahir kembali.

Heeeemmmm.... Bagaimana tidak menyiksa dan tersiksa, hidup sekali saja di dunia ini, pengapnya sudah minta ampun, apa lagi sampai dua tiga kali, dan lagi, iya kalau lahirnya itu lebih baik, kalau hidupannya jauh lebih buruk lagi...!!! Coba pikir. He he he . . . Edan Tenan.

Contohnya adalah Guru saya sendiri.
Berikut sekilas Riwayatnya;
Dulu, saya pernah belajar ilmu Manunggaling Kawula Gusti, kalau istilah islam jawanya, istilah islam arabnya, “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid agama, yang merujuk pada Firman Tuhan yang berbunyi; ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa, kecuali Dzat Maha Suci Allah, yang pernah di pelajari oleh seorang wali legendaris jawa, yaitu Syeikh Siti Jenar.

Syeikh Siti Jenar atau Syeikh Abdul Jalil adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy. Syeikh Siti Jenar atau Syeikh Abdul Jalil, yang bernama asli Sayyid Hasan Ali Al-Husain. Habib asal persia iran, masih keturunan Nabi Muhammad, Yang kala itu syiar dan tinggal di Caruban, sebelah tenggara Cirebon, lalu mendapatkan gelar sebagai Syeikh Siti Jenar atau Syeikh Lemah Abang atau Syeikh Lemah Brit.

Dan guruku ini, bernama Hamzah Fansuri, yang menurut pengakuannya, adalah murid kesayangan syeikh siti jenar, dan sudah pernah melakukan reinkarnasi hingga tiga kali, dia lakukan itu, karena di kehidupan kesatu, kedua dan ketiganya, dia gagal mengenal guru sejatinya, sehingga gagal pula mengetahui Tuhan.

Saat itu, dihapanku, secara empat mata denganku. Hamzah Fansuri guruku, mengatakan itu semua kepadaku, katanya, dulu dia adalah anak seorang demang di kasunanan pakungwati cirebon, pada masa kejayaan para wali 9, yang kebetulan memiliki kesempatan untuk bisa berguru di pesantren milik Syekh Siti Jenar yang terletak di Lemah Abang Wilayah Keraton Kasunanan Pakungwati Cirebon, yang kala itu masih di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, dan yang bertahtah adalah Syarif Hidayatullah bergelar Sunan Gunung jati.

Pada saat guruku lahir sebagai anak demang, bernama Hamzah Fansuri, sehingga memiliki kesempatan untuk bisa berguru di pesantren mewah milik Syekh Siti Jenar, sebagai seorang murid kesayangan, sudah tentu memiliki pengetahuan yang luar biasa, namun mengalami kegagalan saat masuk kepelajaran bab pengenalan guru sejati, disebabkan Sang Guru Syeikh Siti Jenar meninggal dunia sebelum murid kesayangannya berhasil mencapai pengenalan guru sejati.

Karena kegagalan spiritualnya itu, lalu melakukan reinkarnasi hingga tiga kali, untuk bisa lahir kembali kedunia, demi suksesnya spiritual, di kelahiran kedua, lahir sebagai anak petani, dengan nama Hasanudin, sehingganya mengalami kesulitan belajar, karena keterbatasan ekonomi, karena gagal lagi, lalu lahir kembali untuk yang ketiga kalinya, sebagai anak tukang kayu, dengan nama muhammad shidiq, karena gagal lagi, lalu lahir kembali, untuk yang ke empat kalinya, sebagai anak penjual empal gentong, makanan khas cirebon, yang kebetulan agamanya kental, dan sedikit mampun, sehingga, bisa mesantren hingga lulus, di kelahiran yang ke empatnya ini, menggunakan nama Ahmad Murnawi, berbekal ilmu pesantren inilah, guruku Ahmad Murnawi, dituakan di desanya, dan tidak sedikit yang datang untuk memohon petuah dan berguru kepadanya, termasuk aku sendiri.

Dibawah ini Sekilas Riwayat Syekh Siti Jenar yang berhasil saya ketahui dari Guru saya bernama Hamzah Fansuri, yang di kehidupan ke empatnya, bernama Ahmad Murnawi, seorang anak pedagang empal gentong, makanan khas cirebon.

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa, mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.

Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Muhammad Saw.

Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar;
Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya sendiri, yaitu Sayyid Shalih, dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an mulai dari usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, dia bawa ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka, dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah.

Saat itu. Kesultanan Malaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Hingga pada akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih (Ayah Siti Jenar) kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu masih berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang.

YAITU

  1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya.
  2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya.
  3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara.
  4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.
Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy. Dan kitab-kitab itu jugalah, yang di ajarkan kepada semua murid/santrinya tanpa tedeng aling-aling, maksud, bebas tanpa rahasia dan pilitik apapun.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun, dan ilmu itupun di ajarkan juga kepada semua murid/santrinya tanpa tedeng aling-aling, maksud, bebas tanpa rahasia dan pilitik apapun.

Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid kesayangan Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy. Semoga Manfaat sebagai ilmu tanbahan pengetahuan sejaran.

Guru saya Hamzah Fansuri, yang pernah menjadi murid kesayangan Syeikh Siti Jenar, yang pernah melakukan reinkarnasi hingga empat kali, dan yang di kehidupan ke empatnya, bernama Ahmad Murnawi ini, mengalami trauma reinkarnasi, sebab itu, dia berusaha keras di kehidupan ke empatnya itu, untuk tidak gagal lagi, namun tanda-tanda kegagalanya sudah nampak, karena diusuianya yang sudah lanjut, masih juga belum berhasil mengenal guru sejatinya.

Menurut guruku Rama Ahmad Murnawi, dulu, sebelum Syeikh Siti Jenar gurunya mangkat, pernah medar bab iman. Bahwasannya. Tidak ada jalan dan tidak ada cara untuk bisa kembali ke hadiratullah atau asal usul sangkan paraning dumadi, kecuali dengan iman.

Artinya; Hanya dengan iman, kita bisa mengenal guru sejati, dan hanya dengan mengenal guru sejati, kita bisa mengetahui Allah. Kalau kita sudah mengetahui Allah. Tidak ada ghaib, tidak ada rahasia berkenaan tentang Allah.

Artinya; Kita bisa mengerti, memahami, mengetahui semua dan segalanya dengan jelas dan pasti asli, Iman-lah jalannya. Iman-lah yang merupakan gembox terbukanya pintu ghaib dan rahasia apapun mengenai dzat maha suci.

Agar supaya bisa berhasil masuk keranah tersebut, sehingga bisa melihat dan bertemu sang guru sejati, untuk mengetahui Sang Hyang Dzat Maha Suci, pelajarilah Hakikatnya Iman, jika sudah Paham, lalu beribadahlah dengan iman, apapun yang di ibadahkan dengan iman, pasti akan sampai kehadiratullah, karena Allah itu hanya ada dan berlaku bagi orang-orang yang beriman.

"Wejangan Syeikh Siti Jenar Bab Iman"

Kulitnya iman itu, yakin atau percaya, sedangkan isinya iman itu. Adalah;
1. Manembahing kawula gusti.
2. Manunggaling kawula gusti.
3. Leburing kawula gusti.
4. Sampurnaning kawula gusti.
5. Sampurnaning pati urip.

Kelak... Di kemudian hari, tepatnya di tahun 1955, hakikat iman akan terungkap secara umum, dan manusia yang bisa mengungkap hakikat iman secara umum itu, disebut Sateriya 55. Kulit dan Lima isi iman sudah aku sebutkan, sedangkan yang lima lainnya yang menjadi inti iman, masih rahasia dan bukan bagianku, melainkan bagianya yang tersebut Sateriya 55.

Cari dan pelajarilah hakikat dari isinya Iman itu. Kalau hati kalian bersih dalam belajar mencarinya, walaupun belum tahun 1955, kalian bisa menemukan hakikat isinya iman, yang sudah aku sebutkan tadi, termasuk lima lainnya yang menjadi intinya.

Tapi Ketahuilah...

Untuk bisa mencapai tingkatan ini, kau harus melalui 6 jalan ini;
  1. Tutuplah pintu kesenangan dan bukalah pintu kesengsaraan.
  2. Tutuplah pintu kesombongan dan bukalah pintu kerendahan.
  3. Tutuplah pintu bersantai dan bukalah pintu perjuangan.
  4. Tutuplah pintu tidur dan bukalah pintu bangun (sedikit) tidur.
  5. Tutuplah pintu kekayaan dan bukalah pintu kemiskinan.
  6. Tutuplah pintu harapan dan bukalah pintu persiapan kematian.
Begitulah Kata Rama Ahmad Murnawi guruku, dari wejangan yang diterimanya saat berguru pada Syeikh Siti Jenar, dikehidupan pertamanya, yang kemudian, tidak berselang lama, beliau Syeikh Siti Jenar mangkat seda.

Lalu Secara pribadi denganku, beliau mengutusku untuk memecahkan teka teki hakikat isinya iman. Yaitu;
1. Manembahing kawula gusti.
2. Manunggaling kawula gusti.
3. Leburing kawula gusti.
4. Sampurnaning kawula gusti.
5. Sampurnaning pati urip.
Yang selama ini di pelajarinya hingga empat jaman kehidupannya, karena faktor usianya yang sudah tua, lalu menggantungkan harapannya itu kepadaku.

Rama Ahmad Murnawi;
"Aku sudah berusaha semaksimal mungkin mempelajarinya hingga empat jaman kehidupan, namun, jangankan yang lima, yang menjadi intisarinya iman, lima isinya iman saja, aku tidak berhasil menemukannya"

Lalu Beliau mengutusku untuk bersemedi di lima pusara tanah jawa dwipa. Ujung Timur. Ujung Selatan. Ujung Barat. Ujung Utara dan Tengah. yang intinya yaitu mengungkap hakikat isinya IMAN dan intisarinya IMAN.

Dan atas permohonan sang guru inilah, yang tentunya sangat menguntungkan bagiku juga, saya melakukan 6 lelaku;
  1. utuplah pintu kesenangan dan bukalah pintu kesengsaraan.
  2. Tutuplah pintu kesombongan dan bukalah pintu kerendahan.
  3. Tutuplah pintu bersantai dan bukalah pintu perjuangan.
  4. Tutuplah pintu tidur dan bukalah pintu bangun (sedikit) tidur.
  5. Tutuplah pintu kekayaan dan bukalah pintu kemiskinan.
  6. Tutuplah pintu harapan dan bukalah pintu persiapan kematian. 
Dengan cara Bersemedi di lima pusara tanah jawa dwipa. Ujung timur. Ujung selatan. Ujung barat. Ujung utara dan Tengah.

Al-hasil; Saya berhasil memperolah dua yang dimaksud dalam Wejangan Syeikh Siti Jenar. Pertama; Melalui seorang Kadhang, saya memperoleh Wahyu Panca Ghaib, yang merupakan Intisarinya Iman. Kedua; Saya menemukan sendiri Wahyu Panca Laku, yang merupakan hakikat isinya iman.

Kulitnya IMAN;
Yakin/Percaya.

Isinya IMAN;
1. Manembahing kawula gusti.
2. Manunggaling kawula gusti.
3. Leburing kawula gusti.
4. Sampurnaning kawula gusti.
5. Sampurnaning pati urip.

Hakikat Isinya IMAN;
1. Pasrah ingarsaning Dzat Maha Suci.
2. Narima kersaning Dzat Maha Suci.
3. Nyumangga'ake kuasaning Dzat Maha Suci.
4. Ngrasa'ake kasunyataning Dzat Maha Suci.
5. Nebar tresno welas asihe Dzat Maha Suci.

Initisarinya IMAN;
1. Kunci.
2. Paweling.
3. Asmo.
4. Mijil.
5. Singkir.

Dengan keberhasil ini, lalu di tahun 2014, saya kembali menemui guru saya yaitu Rama Ahmad Murnawi, untuk menyerahkan hasil lelaku yang berhadil saya dapatkan atas perintahnya. Yaitu; Wahyu Panca Ghaib dan Wahyu Panca Laku.

Setelah berhasil di pelajari dan di praktekan. Sekitar jam 10 malam. Guru saya memanggil saya, untuk maduk diruang pribadinya, tempat biasanya beliau bertafakur, dan itu, adalah pertama kalinya saya masuk ke tempat tafakur sang guru.

Sesampainya di dalam, saya melihat Rama Guru Ahmad Murnawi, sedang duduk bersilah iatas sajadah, layaknya seorang muslim yang sedang bertafakur, dan Rama Guru Ahmad Murnawi berkata. Kalau di terjemahkan dalam bahasa indonesianya seperti ini;

Nak... Ini benar, inilah kebenaran yang nyata, inilah yang di maksud Sateriya 55 oleh Kanjeng Syeikh Siti Jenar guruku. Pertahankan sepasang Wahyu ini, jangan sampai musnah ditelan oleh apapun.

Dan syiarkan kebenaran ini kepada siapapun yang sedang lapar, jangan kepada yang tidak lapar. Karena memberikan makanan pada orang yang lapar, itu lebih baik dan tepat di banding memberikan makanan kepada orang yang tidak sedang lapar.

Lalu sambil tersenyum, beliau menoleh ke arah saya, yang saat itu sedang duduk di belakangnya. Sambil mengucap. "Terima kasih nak... Kau telah berhasil menyempurnakan lakuku" Lalu berbaring di pangkuanku, dan Inna lillaahi wa inna illaaihi rojiun. Dengan senyum bahagia seorang kiyai sepuh umur 84 tahun, sang Guru saya Rama Yai Ahmad Murnawi mangkat dengan sempurna pada tanggal 13-3-2014 yang lalu, diatas pangkuan saya. Diruang tafakur pribadinya. Semoga bermanfaat..

Saya Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu selalu dariku serta Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon; 0819-4610-8666.
SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM; D38851E6”
http://facebook.com/tosowidjaya
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com