Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling. Tentang Guru Sejati. Bagian Ketiga:


Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling. 
Tentang Guru Sejati. Bagian Ketiga:
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Cirebon Jabar. Hari Jumat. Tanggal 30 Juni 2017.


Para Kadhang Kinasihku sekalian...
Marilah bersamaku, berbicara dengan hati/rasa, secara terus terang dan terang terus tanpa tedeng aling-aling pada kesempatan kali ini, dalam hal ini, jangan sekali-kali Para Kadhang memakai penghalang?.


Ini Soal kenyata’an Wahyu Panca Ghaib yang di Ibadahkan atau di Praktekan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku, mengenai Kemanunggalan yang Sempurna, untuk itu, para kadhang jangan menggunakan pelindung, jika benar-benar ingin tahu dan mengerti serta paham, apa itu Guru Sejati, yang berhasil saya capai dengan menggunakan Wahyu Panca Gha’ib, yang saya lakukan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku atau iman.


Ingat...!!! Aku sedang menyampaikan ilmu tingkat tertinggi, yaitu tentang Guru Sejati – Sejatining Guru, tanda tedeng aling-aling, membahas ketunggalan. Ini bukan tentang badan/wujud, selamanya bukan, karena badan itu tidak ada. Guru Sejati – Sejatining Guru ini, bukan budi, bukan angan-angan, bukan hati, bukan pikiran yang sadar, bukan niat, bukan udara, bukan angin, bukan panas, dan bukan kekosongan atau kehampaan. Wujud kita ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah/mayat, yang akan busuk bercampur tanah dan debu. Yang sedang aku bicarakan, iyalah ilmu sejati – sejatining ilmu, kebenaran yang nyata, yang selama ini di politiki oleh pecundang-pecundang yang berkepentinga meraih kepentingan pribadi.


Untuk itu dan karena itu serta sebab itu. Mari,,, bersama-ku membuka tabir yang selama ini teranggap ghaib, (membuka rahasia yang paling tersembunyi-tanpa tedeng aling-aling). Dan untuk semua orang yang mengaku sebagai manusia hidup. Jangan panic, jangan terburu-buru menyimpulkan, renungkan, dan pikirlah dengan logika wajarmu. He he he . . . Edan Tenan.


Para Kadhang Kinasihku sekalian... Ketahuilah.
Kemanunggalan dan Kesempurnaan tidak akan berhasil, jika hanya mengandalkan perangkat syari’at dan tarekat, Apalagi sekedar syari’at lahiriyah. Kemanunggalan dan Kesempurnaan akan berhasil, seiring dengan tekad hati yang bersih tulus murni dan keseluruhan Pribadi dalam merengkuh Dzat Maha Suci, sebagaimana Roh Allah pada awalnya, ditiupkan atas setiap diri pribadi manusia, tanpa apapun dan siapapun selain Dzat Maha Suci itu sendiri.


Sedangkan keberada’an Dzat Maha Suci itu, hanya ada beserta kemantapan hati yang bersih dan kemurnian rasa, atau kesadaran murni dalam menuju-Nya. Maksudnya, dalam diri tidak ada apa-apa, tidak ada agama, tidak ada kepercayaan, tidak ada kebatinan, tidak ada golongan, perguruan, adat istiadat, tidak ada istri, tidak ada anak, tidak ada keluarga, tidak ada harta, tidak ada tahta, tidak ada wanita/lelaki dll, kecuali menjadikan sempurna kembali ke asal usul sangkan paraning dumadi sebagai niat/krenteg ati, dan yang mewarnai segala hal, yang berhubungan dengan laku’, sifat dan af’al Pribadi. Inilah yang saya maksud kesadaran murni.


Para Kadhang Kinasihku sekalian... Ketahuilah dengan sadar.
Asmo Sejati Kontho Warno/Rupo atau Kanthi Warni/Rupi atau Guru Sejati atau Hidup. Adalah manunggaling kawula gusti atau menyatunya sedulur papat kalima pancer kita sendiri. Sebelum di Sabda menjadi Asmo Sejati tersebut Kontho Warno/Rupo atau Kanthi Warni/Rupi. Kawula Gusti atau Sedulur Papat Kalima Pancer kita, belum manunggal, alias belum menyatu menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam sikon apapun.


Sebab itu, tersebut kawula gusti, kawula adalah sedulur papat atau empat anasir, sedangkan gusti, adalah pancernya, karena itu, saat laku proses Asmo, di sebut nglungguhake, maksudnya, memanunggalkan, menyatukan, apa yang di manunggalkan...?! Kawula dan Gustinya, apa yang disatukan...?! Sedulur papat kalima pancernya, agar menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam sikon apapun dan dimanapun, setelah manunggal/menyatu. Tersabda menjadi Kontho Warno/Rupo atau Kanthi Warni/Rupi.


Nah...
Kontho Warno/Rupo atau Kanthi Warni/Rupi inilah, yang di maksud aku sejati – sejatining aku atau Guru Sejati atau hidup atau Rasul/Utusan atau Roh/Ruh Suci/Kudus, yang di utus oleh Dzat Maha Suci untuk menempati jiwa raga kita alias lahir bathin kita. Yang bisa menjamin jiwa raga kita, lahir bathin kita, dunia akherat kita dan hidup mati kita, mulai sekarang hingga sampai kapanpun dan dimanapun. Bersambung Ke BAGIAN EMPAT.


Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.



Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Kinasih Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon; 0819-4610-8666. SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM; D38851E6”
http://putraramasejati.wordpress.com/
http://webdjakatolos.blogspot.com/