Mari BELAJAR ILMU RASA Bersama saya Wong Edan Bagu
Mari BELAJAR ILMU RASA Bersama saya Wong Edan Bagu:
(Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling).
(Wejangan Tanpa Tedeng Aling-Aling).
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Pangandaran. Hari
Senin. Tanggal 08 Mei 2017
Saya sering Baca Artikel Tulisan Pak WEB, yang
berbicara soal Rasa, tapi saya kurang nggeh, bahkan tidak mudeng alias tidak
ngerti dan paham apa yang pak WEB bicarakan itu.
Rasa itu apa sih pak WEB..?
Rasa itu Hidup.
Rasa kok Hidup, buktinya apa kalau Rasa itu Hidup..?
Buktinya, kamu selagi hidup, kalau di cubit bisa merasakan sakit, bisa teriak aduh sakit, coba kalau mayat yang di cubit, bisa seperti itu….?
Hidup itu apa sih..?
Hidup itu yang menguasai diriku juga dirimu, yang bertenggung jawab atas diriku juga dirimu, yang bisa menjamin lahir bathinku juga lahir bathinmu dan dunia akheratku juga dunia akheratmu. Karena itu, wajib dan harus di ketahui.
Hidup itu yang menguasai diriku juga dirimu, yang bertenggung jawab atas diriku juga dirimu, yang bisa menjamin lahir bathinku juga lahir bathinmu dan dunia akheratku juga dunia akheratmu. Karena itu, wajib dan harus di ketahui.
Siapa yang mewajibkan dan mengharuskan?
Kepentingan dan keperluan serta kebutuhan dan masalah diriku dan dirimu.
Karena Hiduplah, yang mempunyai apa yang kita
pentingkan, apa yang kita perlukan dan apa yang kita butuhkan serta yang kita
permasalahkan. Jika kita tidak mempunyai dan memiliki kepentingan dan keperluan
serta kebutuhan dan masalah. Tidak ada yang mewajibkan dan mengharuskan.
Sekarang pertanya’annya di balik. Apa kita punya dan
memiliki.
Kepentingan...?
Keperluan...?
Kebutuhan...?
Kepentingan...?
Keperluan...?
Kebutuhan...?
Masalah...?
Kalau punya dan memiliki. Maka wajib dan harus…!!!
Jika tidak…. (Lembur tanpo dadi) Bersiaplah untuk hancur dan sakit.
“Aja pisan-pisan ngaku wong Urip. Lamon tan bisa ngrasak’aken Uripe. Sebab, lamon ora bisa ngrasak’ake Uripe. Kuwi dudu wong Urip. Ananging mayit Urip”
Begitulah sebuah kalimat yang sering saya gembar
gemborkan di facebook dan blogger, google serta wordpress saya di internet.
Sebagai wujud kepedulian saya, dalam laku spiritual salin Asah Asih Asuh antar
sesama Hidup. Sebanarnya ini bukan ilmu jawa atau kejawen atau wejangan Syekh
Siti Jenar dan bla… bla… bla… lainya.
Malainkan peringatan dari Hidup untuk setiap Roh-Roh
yang menempati seluruh wujud manusia tanpa terkecuali, kususnya bagi yang telah
lupa Jatidiri asal usulnya. Seperti halnya Al-qitab jabbur, kitab jabur itu
bukan ilmunya para rasul atau nabi-nabi dan kalangan ningrat saja, melainkan
kabar kusus bagi siapa saja yang ingin Mengenal Dzat Maha Suci Hidup Dengak
bukti nyata dan benar.
Para Kadhang kinasihku… Sesuai Bukti yang sudah saya
Butikan di TKP buktinya. Tidak ada yang melebihi Hidup. Kecuali Dzat Maha Suci.
Apapun itu nama, istilah dan sebutannya. Secantik dan setampan apapun, sehebat
apapun, sesakti apapun, sekuat apapun, sekaya apapun, secerdas apapun, sekuasa
apapun dan se bla… bla… bla… apapun. Jika di tinggal Hidupnya. Akan jadi
bangkai mayat yang amat sangat menjijik-kan jika tidak segera di kubur. Itu
pasti… tidak bisa di tawar apa lagi di tolak.
“Galilah Rasa yang meliputi seluruh tubuhmu. Karena di
dalam tubuhmu. Ada firman Tuhan. Yang dapat menjamin hidup mati dan lahir
bathin serta dunia akheratmu”
Itu juga sebuah kalimat yang sering saya gembar
gemborkan di facebook dan blogger, google serta wordpress saya di internet.
Sebagai wujud kepedulian saya dalam laku spiritual salin Asah Asih Asuh antar
sesama Hidup.
“Galilah Rasa yang meliputi seluruh tubuhmu. Karena di
dalam tubuhmu. Ada firman Tuhan. Yang dapat menjamin hidup mati dan lahir
bathin serta dunia akheratmu” ini, sebenarnya
juga bukan ilmu jawa atau kejawen, melainkan peringatan dari Hidup,
untuk setiap Roh-Roh yang menempati seluruh wujud manusia tanpa terkecuali,
kususnya bagi yang telah lupa Jatidiri asal usulnya. Seperti halnya kitab
Al-qur’an. Al-qurna itu bukan ilmunya orang islam atau wejangannya umat muslim
atau tuntunan dan pedomannya orang arab. Melainkan kabar gembira bagi seluruh
umat manusia tanpa terkecuali.
Para Kadhang kinasihku sekalian… Sesuai Bukti yang
sudah saya Butikan di TKP. Intisari nya ilmu itu. Baik itu secara syare’at
maupun hakekat dan bla… bla… bla… lainya. Itu adalah Rasa. Puncaknya
laku/spiritual apapun. Puncaknya ajaran dan intinya wejangan itu. Adalah Rasa.
Tidak ada satupun ilmu atau laku/spiritual atau wejangan dan bla… bla… bla…
apapun, yang lebih tinggi melebihi Rasa. Kecuali sang empunya Rasa itu sendiri.
(Mari BELAJAR ILMU RASA Bersama saya Wong Edan Bagu).
PERTAMA;
Para Sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian…
Para Sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian…
Saya punya kebiasa’an. Kalau bangun tidur pagi-pagi.
Sebelum melakukan apapun, Itu minum air putih. Minimal satu gelas besar,
kebiasa’an ini, sudah saya lakukan selama berpuluh tahun. Ada kepuasan dan rasa
nyaman setelahnya. Karena itulah saya suka melakukannya. Kalau tidak
melakukanya… rasanya tidak enak. Tidak nyaman sampai-sampai kebingungan, jika
bangun tidur pagi, tidak ada air putih untuk di minum.
Kalau sudah minum, rasanya plong… lega. Dahak yang
bersarang di tenggorokan selama semalam suntuk, akibat rokok yang saya hisap di
sepanjang harinya. Di buat ehem. Begitu saja langsung keluar, badan terasa
fress, seperti habis jamu dan pijat urut. Dan saya menyakini, efek dari
kebiasa’an minum air putih secara rutin tiap bangun tidur pagi inilah. Yang
membuat saya tidak pernah di hinggapi penyaki-penyakit aneh, jarang sakit,
bahkan nyaris tidak pernah, misalkan sakit, paling sakitnya, sakit kepala
karena tidurnya tidak teratur, atau sakit perut karena makan, makanan yang
tidak cocok dengan usus perut saya. Selain itu, teman-teman yang seusia dengan
saya, mengatakan, katanya sih… saya nampak jauh lebih awet muda di bandingkan
dengan mereka… He he he . . . Edan Tenan.
Di internet saya sering gembar gembor mengatakan,
sebagai wujud kepedulian saya antar sesama hidup. Dengan sebuat kata… jika
ingin selamat dari pengadilan karma. Jangan sekali-kali menyukai apapun itu,
hingga mencapai kadar 100 % jika terpaksa harus menyukainnya, sukailah dengan
kadar maksimalkan 99 % saja. Sisakan 1 % nya untuk Tuhan-mu. Agar supaya, jika
nanti kamu teradili oleh karma yang kamu beri kadar 99 % itu, kamu punya
tabungan 1 %, untuk Tuhan, agar sudi menolongmu. Syukur-syukur bisa sebaliknya.
Karena… apapun yang di rahasiakan oleh Tuhan tentang hari esok kita, adalah
akibat dari sebab yang kita buat di hari ini.
Nah… karena saya sedang laku murni menggali Rasa,
untuk menuju suci. Sejak itu, kebiasa’an ini saya robah. Kebiasa’an yang saya
sukai karena efek baiknya itu, saya robah, yang biasanya bangun tidur pagi
minum air putih minimal satu gelas besar, saya tahan… bangun dari tidur, yang
biasanya sejak awal membukan mata… pikirannya conex ke air, saya alihkan kepada
Dzat Maha Suci…
Tangan yang biasanya dengan lincahnya dan otomatis
maraih gelas isi air, saya alihkan untuk Patrap Palungguh 3x. Kunci 7x.
Paweling 3x. Mijil Sowan 1x “lalu” semedi… didalam semedi, semua dan segala
Kepentingan. Keperluan. Kebutuhan. Masalah, saya serahkan atau saya pasrahkan
kepada Dzat Maha Suci, “lalu” apapun keputusan Dzat Maha Suci, saya terima
“lalu” saya persilahkan Dzat Maha Suci, mengabil alih semua dan segala
Kepentingan. Keperluan. Kebutuhan. Masalah saya “lalu” Perlahan saya mengingat
Dzat Maha Suci, memikirkan Dzat Maha Suci, lalu membelainya, mendekapnya,
merasakannya… seusainya, “lalu” perlahan saya bangkit dari duduk bersilah
semedi, meraih gelas isi air putih dan saya minum sambil Memuji-Memuja Dzat
Maha Suci. Mensyukuri atas segala dan semuanya akan diri lahir bathin dan jiwa
raga saya ini. Bahwasanya adalah karena Dzat Maha Suci semata…
Dengan begitu dan seperti itulah,,, saya benar-benar
dapat bisa merasakan selalu bersama Dzat Maha Suci. Sungguh luar biasa Para
Sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian… Rasanya jauh lebih nikmat, jauh
lebih plong dan jauh lebih menyehatkan, di bandingkan sebelum saya melakukan
hal ini. “lalu” Pengalaman ini, saya sebar, saya bagikan dengan semua dan
segalanya tanpa terkecuali dengan penuh Cinta Kasih Sayang... Wow.... Sempurna.
Sudah nikmat, karena tenggorokan kering yang tersirami air putih di pagi hari,
Minumnya di temani bersama Dzat Maha Suci lagi… sambil di belai, di pangku dan
di timan-timang oleh Tuhan yang Maha Segalanya itu… katanya berbisik di telinga
saya… ( Sayang… kamu ga usah ragu dan bimbang apa lagi takut ya sayang,,, AKU
akan selalu bersamamu dalam sikon seperti apapun dan dimanapun)
Wahahahahahhaha…. Uedan Tenan Pokok’e…
KEDUA;
Para Sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian… saya
pecandu rokok. Penikmat rokok. Hampir di setiap kegiatan saya sehari-hari.
Selalu rokok dan rokok, sampai-sampai, yang namanya rokok itu, seperti istri
kedua saya, tidak lengkap rasanya jika tidak di temani rokok, apa lagi,,, kalau
habis makan, makanya nasi, sayurnya, sayur asem atau sayur bening, sambel
terasi, lauknya ikan peda atau ikan asin di goreng setengah matang. Wow… luar
biasa nikmatnya, itulah menu favorit saya. Habis makan… duduk santai sambil
medang teh hangat, rokoknya gudang garam surya 16… huuuuu…. jan edan tenan
pokoknya.
Tapi… walaupun saya makan menu favorit saya itu, jika
setelah makan tidak merokok, waduh… tunggu dulu,,, lebih baik puasa saja lah.
Mending tidak makan sekalian, asalkan bisa merokok. Soalnya, jika habis makan
tidak merokok… Ma’af. Rasanya seperti habis Be’ol tidak wawik. Mual dan muntah…
ini menandakan kalau saya benar-benar penikmat rokok atau pecandu rokok. Apa
lagi ngisepnya sambil nongkrong di wc… lubang di atas nyedot, lubang di bawah
ngeden…. wahahahhahahaha…. Edan Tenan.
Karena saya sedang laku murni menggali Rasa, untuk
menuju suci, sejak itulah kebiasa’an ini saya robah. Sa’at makan, seperti biasa
rokok sudah saya siapkan di samping menu makanan. Setelah makan, pikiran dan
tangan yang biasanya otomatis conex ke rokok, saya alihkan Patrap Palungguh 3x…
saya diam sejenak “lalu” memuji dan memuja Dzat Maha Suci… Setelah saya temukan
Dzat Maha Suci dan Dzat Maha Suci saya rasakan ada bersama saya “lalu” saya
ucapkan syukur atas diri saya ini, segalanya adalah karena Dzat Maha Suci
semata. Terima Kasih Tuhan… (Matur Nuwun Romo) Terima kasih Tuhan (Matur nuwun
Romo) Semakin tulus saya ucapkab Terima kasih-Matur nuwun itu, Semakin Erat dan
Mesrahnya Dzat Maha Suci Memeluk dan membelai saya. Disa’at Dzat Maha Suci
Memeluk erat saya dengan kemesrahannya itulah,
saya meraih Rokok dan menyalakannya “lalu” mengisapnya penuh dengan
kesadaran. Dan klimaxlah laku murni saya pada sa’at itu…
Rasanya jauh lebih nikmat, jauh lebih wow… sungguh
amat sangat luar-luar biasa. Dunia ini hanya milik saya dengan Dzat Maha Suci
saja, seakan-akan yang lain Cuma numpang doang, itupun Cuma sebentar dengan
kebuta’an panca inderanya. Bukan seakan-akan. Nyata-nyata benar loh… BUKTIKAN
saja. Saya Wong Edan Bagu bisa… saudara-saudari Khususnya Para Kadhang kinasih
saya. Pasti jauh lebih bisa… He he he . . . Edan Tenan.
Kedua contoh belajar menggali Rasa yang sudah saya
ungkap diatas. Jika di praktekan, awalnya akan terasa ganjil, canggung dan
kaku, karena kita sudah lama terdogma dengan kebiasa’an masa lalu, tapi itu
hanya akan terjadi sekali atau dua kali saja, tiga kali dan selanjutkan sudah
tidak akan lagi. Tapi, secanggung dan seganjil serta sekaku apapun, jika akan
mendapatkan Ilmu Rasa yang seimbang bahkan lebih dari cukup jika harus di
bandingkan dengan perjuangan usahanya untuk mau belajar.
Pamrih saya… dengan tertulis dan ter postingnya
artikel ini, berharap. Anak-anak didik saya bisa lakukan cara ini. Kususnya
yang sedang Berada dekat di samping saya. Cara ini, cara yang sedang saya
gunakan dan saya jalankan selama ini. Dengan ini saya dapatkan kemudahan tanpa
hambatan, tidak ribet dan tidak banyak neko-neko itu dan ini. Cukup dengan
Tata. Titi. Surti ati – ati. Tetep. Idep. Madep Mantep maring Gustine, bukan
lainya… INGAT… Maring GUSTINE. Pada TUHANNYA.
Dengan Menggali Rasa… kita akan mengerti Wahyu Panca
Ghaib dan Dengan Menggali Rasa... kita akan paham Wahyu Panca Laku. Dengan
Mengerti Wahyu Panca Ghaib dan paham Wahyu Panca Laku, kita akan mengenal
Sedulur Papat Kalima Pancer kita, dengan mengenal sedulur papat kalima pancer
kita, kita akan mengenal Hidup kita, yang merupakan guru sejati kita, yang bisa
menjamin jiwa raga dan lahir bathin serta dunia akherat kita,, dan dengan
mengenal Hidup/Guru sejati. Kita akan mengetahui Dzat Maha Suci Hidup Hyang
Maha Segala-Nya.
Rasa itu Hidup, Hidup itu rasa, krasa, rumangsa,
ngrasakaken, urip (Sedulur Papat Kalima Pancer) dimana ada Rasa, di situ ada
Hidup, dimana ada Hidup, disitu ada kehidupan, dimana ada kehidupan. Maka
disitu pula ada Dzat Maha Suci Hidup. Maka,,, ketahuilah… agar tak sia-sia dan
percuma, sehingganya apapun yang kita perbuat bisa dan sesuai dengan yang di
Firmankan oleh Hyang Dzat Maha Suci Hidup. Semoga
Pengalaman Pribadi saya ini, bisa bermanfaat bagi Para Kadhang kinasihku
sekalian. Salam Rahayu selalu dariku.
Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta
dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan,
sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai.
Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan,
kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat
orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari
akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi.,
dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak
ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi
dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon;
0819-4610-8666.
SMS/WhatsApp/Line;
0858-6179-9966.
BBM;
D38851E6”
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment