Pelajaran tentang Hidup Dan Mati Dari Wong Edan Bagu:
Pelajaran tentang Hidup Dan Mati Dari Wong Edan Bagu:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Cirebon
Jawa Barat. Hari Senin Pahing. Tgl 06 Februari 2017
Apa Anda Punya Perasaan Takut Mati?
Mengapa Kita Masih Suka dengan
yang namanya Takut Mati...?!
Apa
yang ada di pikiran Anda, ketika terlintas
kata Mati...?!
Takut,
biasa, atau malah memiliki pandangan lain,
lebih bijaksana tentang kematian..?!
Suka tidak suka, rela tidak
rela, takut atau berani. Kita semua pasti akan mati dan
tidak ada dari kita yang tahu kapan itu akan terjadi. Beberapa orang mungkin
diberi panjang umur, sementara ada yang lainnya, mungkin memiliki kehidupan yang pendek, tapi semua orang
memiliki hak untuk dapat menjadikan hidup mereka lebih berarti. Kita dapat mengubah
kehidupan kita hari ini, dengan belajar
untuk tidak takut pada kematian. Dengan berkurangnya perasa’an takut akan
kematian, maka kita menemukan arti dari makna kehidupan
yang sebenarnya. Artikel saya
kali ini, akan sedikit berbagi pengetahuan untuk memahami kematian.
Para Sedulur dan Para
Kadhang kinasihku sekalian. Awalnya saya juga sangat takut dengan yang namanya
mati, karena, kalau saya mati, istri saya yang cantik, akan di nikahi oleh
orang lain, kalau saya mati, saya akan berpisah dan tidak bisa melihat
anak-anak saya lagi dan bla,,, bla,,, bla,,, lainnya.
Saya terasa amat sangat
tersiksa dengan ketakutan saya, akan kematian itu, karena tidak mau tersiksa
oleh hal itu, kemudian saya berusaha mengungkap lalu mempelajarinya. Banyak
cara yang sudah saya gunakan, untuk hal itu, dari berbagai guru pembimbing,
namun kesimpulan ujungnya, harus mati kalau mau mengetahui tentang kematian,
setelah mengerti memahami, bahwasannya Wahyu Panca Ghaib itu, bisa untuk apa
saja, di akhir lelakon, sayapun menggunakan Wahyu Panca Ghaib, untuk mengungkap
tentang kematian yang saya takuti selama bertahun-tahun itu, walaupun lakunya
tidak mudah dan gampang, tetap saya lakukan, dari pada tersiksa karena takut.
Dengan mempraktekan Wahyu Panca Gha’ib menggunakan
Wahyu Panca Laku, saya mulai membiyarkan semua dan segalanya terjadi apa dengan
apa adanya, alami, dan bukan dibuat-buat atau saya rencanakan, Doktrin/Dogma
dari semua kotak dan segala bendara yang pernah saya ketahui, saya tanggalkan,
lalu saya berusaha menggali rasa, yang meliputi seluruh bagian tubuh saya, saya
menyelam, hingga ke dasar samudera Rasa kalbuku, pelajaran ini sangat sulit dan
sangat rumit, sehingganya, saya harus berusaha belajar dan terus belajar dengan
sangat tekun dan perenungan yang mendalam secara intuisi (menggali dan terus
menggali, mengenali diri, menyelami kedalaman samudera Rasa, dan dengan
ketekunan yang alami, tanpa doktrin/dogma dan apa adanya, tidak mengebu-gebu
seperti mengejar suatu target, saya berhasil mencapai kesunyian diri sejati dan
penyucian pikiran/angan-angan.
Dan Pengetahuan demi pengetahuan tentang kematian
alias mati itu, berhasil saya peroleh, dan lagi, Terima Kasih Tuhan... Dan apa
yang layak untuk saya bagikan secara umum, adalah di bawah ini.
Para Sedulur dan Para
Kadhang kinasihku sekalian...
Jika Anda berhenti sejenak, untuk merenungkan banyak faktor yang memainkan peranan, adanya kehidupan di Bumi, Anda pasti akan terkejut. Planet Bumi memerlukan jarak yang tepat
dari matahari dengan komposisi yang tepat dari materi-materi, untuk mendukung suatu kehidupan. Kehidupan ini juga, harus dipertahankan di Bumi, sambil kita terus bergerak
melalui ruang dengan kecepatan tertentu,
yang kita hanya dapat belajar dan terus berusaha belajar untuk memahami.
Alam memiliki pola untuk semua
kehidupan. Diawali siklus kelahiran, diikuti pertumbuhan, reproduksi, dan
akhirnya kematian. Namun, kematian bukanlah berakhir sekedar menjadi sisa-sisa
organisme hewan, tumbuhan, serangga atau organisme hidup lain, kematian
digunakan untuk memelihara dan menyediakan kehidupan organisme lain dalam
siklus. Tanpa siklus ini, kehidupan yang berkelanjutan di permukaan bumi tidak
mungkin terjadi.
Pikirkan tentang pohon, dan
bagaimana ia melengkapi siklus hidupnya. Sebutir benih jatuh ke tanah, berakar,
lalu tumbuh. Selama bertahun-tahun menumpuk daun yang membusuk untuk memperkaya
tanah dimana pohon dan tanaman lainnya tumbuh. Bahkan ketika pohon tersebut
tumbang, dalam kematian batang dan anggota badan tetap digunakan dalam rencana
besar alam. Di dalam lautan ikan-ikan menetas, tumbuh dan makan, bereproduksi
dan mati, kemudian tenggelam ke bawah, memberi makan spesies lain dari ikan dan
organisme lain. Organisme dan ikan lebih kecil ini menjadi pakan ikan yang
lebih besar, melanjutkan siklus berulang yang tidak pernah berakhir. Setiap
bentuk kehidupan mengalami proses sirkuler yang sama, masing-masing
bersimbiosis dan menyediakan rantai makanan untuk organisme selanjutnya.
Bagi saya Wong Edan Bagu. Kematian
adalah Awal Kehidupan yang Baru.
Hewan, tanaman, dan organisme di alam tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan tentang kematian. Ini disebabkan karena mereka hidup terlalu sibuk setiap hari. Hanya spesies manusia-lah, yang memiliki kekhawatiran, dan rasa takut akan kematian. Para peneliti telah menemukan dari pemangsa yang memangsa binatang, ketika terjebak oleh pemangsa, mereka berjuang untuk sementara waktu dan kemudian menyerah, menerima nasib mereka tanpa menyebabkan stres atau perjuangan yang meningkat. Seolah-olah mereka sudah memahami peran yang mereka mainkan dalam skema besar kehidupan di bawah Kekuasa’an Dzat Maha Suci.
Hewan, tanaman, dan organisme di alam tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan tentang kematian. Ini disebabkan karena mereka hidup terlalu sibuk setiap hari. Hanya spesies manusia-lah, yang memiliki kekhawatiran, dan rasa takut akan kematian. Para peneliti telah menemukan dari pemangsa yang memangsa binatang, ketika terjebak oleh pemangsa, mereka berjuang untuk sementara waktu dan kemudian menyerah, menerima nasib mereka tanpa menyebabkan stres atau perjuangan yang meningkat. Seolah-olah mereka sudah memahami peran yang mereka mainkan dalam skema besar kehidupan di bawah Kekuasa’an Dzat Maha Suci.
Mungkin alasan manusia
sekarang merasa takut akan kematian,
adalah karena kita tidak lagi melihat diri kita sebagai bagian dari siklus
alami. Tidak ada rasa takjub pada keajaiban kehidupan, dan tempat kita berada
di dalam alam semesta. Fokus kita adalah pada apa yang kita dapat buktikan, apa
yang paling trend, dan bagaimana penting dan esensial kita di dunia.
Masih ada beberapa budaya di
dunia yang masih sangat menghargai Bumi dan merangkul pikiran tentang kematian
hanya sebagai bagian lain dari suatu siklus. Mereka bukan hanya menerima
kematian sebagai kejadian alami dalam hidup,
tetapi mereka juga menunjukkan penghargaan dan apresiasi bagi leluhur mereka, yang telah pergi mendahului. Mereka mewarisi kebijaksanaan
budaya, yang diwariskan dari generasi ke
generasi, bukannya melupakan sebagai sesuatu yang tidak lagi relevan. Mereka
mencari pemahaman di masa lalu, dan menghormati leluhur mereka.
Jika Anda merenungkan tentang
kematian, kadang-kadang Anda akan menemukan pemikiran, itu adalah sebuah akhir,
tapi itu juga merupakan awal yang baru. Kita tidak sadar, bahwa di dalam
keseharian, kita juga mengalami proses
kematian. Misalnya, kematian dalam sebuah hubungan, memungkinkan Anda untuk
mencari hubungan-hubungan baru dalam hidup Anda, yang dapat membuat hubungan Anda menjadi lebih kuat, lebih
mendukung, dan lebih baik untuk Anda. Ketika kita membuat pilihan berdasarkan
pengalaman hidup kita, persepsi lama kita akan mati dan layu ketika muncul
pemahaman baru yang lebih berkembang.
Ini juga diulang pada skala
dunia. Budaya dan peradaban lama mati,
untuk digantikan oleh budaya yang lebih maju. Peristiwa bencana seperti
jatuhnya meteor, gunung meletus, sunami dll,
mungkin akan menghapus sebagian besar kehidupan di planet ini, namun spesies lain yang lebih baik, yang mampu beradaptasi akan bangkit dari ‘kematian tersebut.
Ide-ide dan filosofi baru akan menggantikan ide-ide yang mungkin telah dilihat
sebagai satu-satunya jalan di masa lalu.
Daripada kita takut akan
kematian, penting untuk melihat bahwa kematian sebagai bagian alamiah dari
kehidupan. Dengan melepaskan rasa takut Anda akan kematian, Anda akan dapat menghargai
dan menikmati kehidupan Anda sepenuhnya hari ini. Semua
waktu yang Anda habiskan, untuk
mengkhawatirkan tentang bagaimana kematian akan terjadi, justru akan menghambat kebijaksanaan Anda
sebagai mahluk yang paling sempurna di bandingkan dengan mahluk-mahluk lainnya.
Ketika orang menghabiskan
seluruh waktunya, mengkhawatirkan hal-hal
yang belum terjadi, mereka terlibat dalam
proses yang dikenal sebagai proyeksi. Proyeksi adalah hal umum yang dirasakan
pada orang yang takut mati, dan mereka
biasanya tidak menyadari bahwa kekhawatiran mereka itu, sesungguhnya adalah penurunan kualitas hidup yang mereka
alami. Melepaskan proyeksi dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran murni,
adalah pilihan terbaik. Menjalani kehidupan
sebaik-baiknya dan melihat dari sudut pandang lebih luas terhadap kematian, adalah salah satu cara untuk membantu proyeksi ini, berhenti, karena Anda
dapat yakin bahwa hal-hal tersebut akan tertangani dengan baik.
Sulit untuk menerima kenyataan, dengan melihat gambaran lebih luas, saat orang yang dicintai meninggal. Jangan mencoba untuk
merasionalisasi dan menentukan mengapa kematian terjadi, yang terbaik adalah
untuk mempertimbangkan, bahwa ada gambaran
yang jauh lebih besar dalam kehidupan. Kita semua memiliki peran untuk
dimainkan dalam drama/sinetron kehidupan
Dzat Maha Suci, meskipun kita mungkin tidak sepenuhnya
memahami peran kita. Seringkali kematian orang yang dicintai, adalah bagian dari pengalaman pembelajaran kita. Kita dapat
belajar, bagaimana untuk berduka,
bagaimana untuk melepaskan, atau bahkan menjadi lebih memahami arti ari
sebuah makna kehidupan dengan menjadi manusia
hidup yang berspiritual sempurna.
Bagi banyak budaya kematian, tidak dilihat sebagai akhir kehidupan, tetapi pelepasan roh
dan Roh Suci dari pelajaran sementara di bumi. Dalam
beberapa budaya kematian ini, sering
diakui sebagai bagian dari perjalanan hidup, sehingga kehidupan di sisi lain, adalah kehidupan yang benar-benar indah. Bahkan untuk mereka
yang mungkin tidak memiliki pandangan yang sama, tentang kematian dan akhirat/alam baka, menghabiskan waktu untuk gelisah dan mengkhawatirkan
tentang kematian, akan merampas sebagian besar,
waktu yang Anda miliki di sini. Nikmati hidup Anda, pastikan kehidupan tersebut, diisi dengan Laku Kembali Suci, kita berasal dari Suci, milik Suci, maka,,,
kembalilah kepada Suci. Wahyu Panca Ghaib,
itulah Jalannya, dan Wahyu Panca Laku, itulah Caranya. Jangan
lagi mengkhawatirkan bagian dari kehidupan Anda, dimana Anda tidak memiliki
kendali atasnya.
Para Sedulur dan Para
Kadhang kinasihku sekalian... Ketahuilah.
Mereka yang selalu
tergesa-gesa, tidak akan sanggup pergi jauh. Begitu semua orang tahu, apa yang dinamakan keindahan, maka dengan
sendirinya kejelekan itu ada. Begitu semua orang tahu apa yang dinamakan
kebaikan, maka dengan sendirinya kejahatan itu ada. Barang siapa memahami orang
lain adalah bijak. Barang siapa memahami dirinya sendiri, adalah suci. Barang siapa
mengalahkan orang lain, dia punya kekuatan fisik. Barang siapa menumbangkan
dirinya sendiri, dialah yang kuat. (Ana apa-apa Kunci. Laka apa-apa tetep
Kunci-Ada apa-apa Kunci. Tidak ada apa-apa tetap Kunci). Maksudnya. Perlakukanlah mereka yang baik dengan kebaikan, dan
perlakukan juga, mereka yang tidak baik, dengan kebaikan juga.
Dengan demikian kebaikan akan kita peroleh.
Jujurlah kepada orang-orang yang jujur, dan berlakulah jujur untuk mereka yang
tidak jujur. Dengan demikian kejujuran akan kita dapatkan. Bukan
sekedar Baca Kunci Thok.
Duh... Gusti Ingkang Moho Suci.
Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu
Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang
saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya
sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak
membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan
menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan
Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu,
agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya
Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon;
0819-4610-8666. SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM;
D38851E6”
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment