Misteri Kabut Ghaib yang menyelimuti PIH (Pasar Ikan Higienis) Yogyakarta:
Misteri
Kabut Ghaib yang menyelimuti PIH (Pasar Ikan Higienis) Yogyakarta:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Yogyakarta.
Hari Rabu. Tgl 08 Februari 2017
Misteri
Kabut Ghaib yang menyelimuti PIH (Pasar Ikan Higienis) Yogyakarta. Akhirnya Berhasil
Saya Ungkap, dengan Wahyu Panca Gha’ib. Namun sayang, tidak bisa saya rekam
dengan vidio, karena terkait dengan Sang Penguasa Laut Kidul. Maafkan... Jadi,
Prosesnya hanya bisa saya bagikan dengan Tulisan ini. Semoga ada manfaat dan
keberkahan di dalam kisahnya, sebagai ilmu pengetahuan.
PIH
(Pasar Ikan Higienis), yang terletak di Jl. Tegalturi No. 2. Kel. Giwangan.
Kec. Umbulharjo. Kota Yogyakarta. Tempa dimana saya berada saat ini. Karena di
mohon bantuan spritualnya, untuk soal Perintasa PIH kembali, yang sudah pernah
mengalami tiga kali mati suri selama kurang lebihnya 15 tahun ini. Awalnya
adalah sebuah lokasi-lahan tanah kosong, lemah butuk’an-bahasa jawa. Artinya,
(Tanah yang menggundug seperti bukit).
Dulu,,,
lokasi/lahan ini, di kelola oleh warga setempat, untuk di tanami sayur mayur
dan pala pendem, seperti ubi kayu, ubu jalar dll. Di sebelah utara butuk’an
atau tanah yang menggundug ini, terdapat sebuah sumber mata air, yang tidak
pernah kering oleh berubahan jaman apapun, sumber mata air ini, mengalir menadi
dua cabang sungai, membelah dua desa, antara giwangan dan sorogenen, serta
mengelilingi putuk’an atau tanah gundugkan, yang sekerang telah di bangun
menjadi sebuah PIH.
Sumber
mata air ini, sangat luar biasa, selain airnya yang jernih dan tidak pernah
kering, juga memiliki daya kekuatan,
tidak ubahnya seperti lumpur lapindo sidoarjo jatim. Aliran air yang
keluar dari sumber ini, mampu mengikis tanah, kanan kiri yang terdapat di
sepanjang pinggiran sungai, sebanyak 7 meter perbulanan, bisa di tebak kan,
jika dibiyarkan, daerah istimewa yogyakarta dan sekitarnya, bisa menjadi danau,
bahkan lautan. Sebab itu, dimanami giwangan, yang artinya, pinggiran sungai,
yang lelau longsor terkikis oleh air yang mengalirinya.
Untuk
menyelamatkan yogyakarta, khususnya dua desa yang merupakan daerah seni sejarah
ini, yaitu Giwangan dan Sorogenen, lalu kasultanan ngayogyakarta, menutup
lubang sumber mata air tersebut, dengan menggunakan gong sekaten yang paling
besar. Di bantu oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya, kasultanan berhasil
menutup sumber mata air tersebut. Sehingganya, air yang keluar dari sumber mata
air itu, berubah menjadi sumber mata air, yang wajar, maksudnya, seperti pada
umumnya sumber yang terdapat di dalam sumur dan sejenisnya, sehingga tidak
membahayakan, dua desa pelopor yogyakarta pun, berhasil di selamatnya. Tapi,,,
ternyata ini berbuntut panjang.
Entah
Faktor kesengaja’an, karena ada unsur politik di dalamnya, atau Terpaksa, atau di
karenakan kurangnya ketelitian dan waskita si Penangan Sumber Mata Air pada
sa’at itu. Sehingganya,,, setelah penutupan sumber mata air itu, selalu terjadi
ke anehan ke anehan, seperti,,, orang kecelakaan berkendaraan yang melintas di
jalan sekitar itu, hilang dengan kendaraannya, (Contoh. Dua motor tabrakan,
orang dan motornya langsung hilang tanpa bekas).
Para
penjual makanan, seperti penjal mie atau bakso atau nasi goreng atau lesehan
yang berlokasi di sepanjang jalanan tegalturi, di sapa, di suruh tutup dll, an
membuat para pedagang tidak mau berjualan di sepanjang jalan tegalturi
giwangan, bukan karena takutnya, tapi,,, soal tidak lakunya, tidak ada yang
beli, karena menurut pengakuan dari beberapa orang yang biasa melintas di jalan
tegalturi, ketika saya tanya, jawabnya, la wong tidak ada orang jualan apapun
di sepanjang jalan itu. PIH juga, katanya tidak terlihat, jadi,,, hampir setiap
orang yang melewati jl tegalturi giwangan, tahunya, di sepanjang jalan itu,
tidak ada orang jualan apapun. Bangunan PIH yang begitu besar dan megahnya,
tidak terlihat sama sekali. Jadi,,, sangat wajar, sewaktu PIH ini beroprasi
hingga tiga kali, dan bangkrut, karena tidak ada pengunjung, bisanya tidak ada
pengunjung, karena mereka tidak melihatnya.
Nah,,,
selain hal tentang sumber mata air, yang hampir saja menenggelamkan daerah
istimewa dan kejadian-kejadian mistiknya, kemudian tempat ini, cukup di kenal
sebagai tempat paling mistik di wilayah yogyakarta. Yang kemudia, di manfaatkan
oleh banyak Para Normal, khususnya Paranormal di wilayah yogyakarta. Sebagai
tempat pembuangan para bangsa lelembut atau mahluk astral, hasil ritualnya,
jadi,,, setiap paranormal atau dukun-dukun kampung yang berada di wilayah
yogyakarta, kalau habis bekerja, membersihkan rumah, atau lahan, atau toko,
atau hotel, atau apa saja, yang di kuasai oleh bangsa lelembut, itu di buangnya
di putuk’an yang sudah saya ceritakan diatas.
Tapi
itu tidak penting, karena, selain bukan yang utama, saya sudah berhasil
menyempurnakan semuanya, sehingganya, semuanya telah kembali ke Asal Usul
Sangkan Paraning Dumadi-nya masing-masing mahluk. Dan selama tidak ada lagi
Paranormal atau dukun yang membuang mahluk astral di PIH, saya jamin. PIH dan
sekitarnya, steril dari semua mahluk astral. Yang Utama dan Penting, adalah
ghaib yang menyelimuti PIH, yang membuat PIH dan sekitarnya, tidak bisa di
lihat oleh semua orang secara bebas, khusunya orang-orang baru yang melalui
tempat tersebut.
Karena
keberadaan saya di PIH, untuk hal itu, maka,,, saya bekerja sesuai kemampuan
biidang saya, melakukan apa yang diinginkan oleh pihak PIH. Selain kisah yang
sudah saya ceritakan diatas, ternyata,,, yang membuat PIH tidak terlihat,
termasuk para pedagang di sepanjang jalan yang terdapat di depan PIH, itu
terselimuti, tertutupi kabut, dan asal kabut itu, dari lubang sumber mata air,
yang sudah saya ceritakan diatas. Saya berusaha mengungkapnya, agar saya bisa menyelesaikan
tugas saya, tentang masalah PIH.
Sungguh
luar biasa, setelah saya masuk kedalamnya, ternyata, sumber mata air itu, merupakan
jalur jalan alternatif, untuk keluar masuk menuju kedaton sitihinggil laut
kidul. Jalan ini, biasanya di gunakan sebagai jalur, tugas cepat, tak kala para
prajurit abdi kedaton sitihinggil, mendapat perintah tugas penting atau darurat
dari Sang Ratu Abadi nan Jelita itu. Dan lantaran PIH ini, akhirnya,,,
terpaksa, saya harus mengulang masa lalu saya, untuk masuk ke kedaton
sitihinggi laut kidul, untuk kesekian kalinya. Namun... saya tetap menggunakan
Wahyu Panca Gha’ib. Bukan yang lain, apa lagi masa lalu.
Dengan
menutup sumber mata air itu, ngayugyokarto, telah melakukan kesalahan besar,
yang dapat berisiko sangat negatif dan merugikan hubungan baik antara
ngayugjakarta dengan kedaton sitihinggil, yang telah terjalin baik selama puluhan
tahun dewasa ini. Padahal, sekalipun sumber itu tidak di tutup, tidak akan
menenggelamkan daerah istimewa yogyakarta, malah akan menjadi sumber
penghasilan yang membawa keberkahan banyak lapisan masyarakatnya, khususnya
warga yogyakarta, karena sumber mata air itu, hanya akan mengancurkan dan
menenggelamkan putuk’an atau tanah yang menggudug, yang kini sudah berubah
menjadi bangunan PIH, kenapa Sang Ratu bermaksud menengelamkan putuk’an itu?
Karena jika putuk’an itu tidak di tenggelamnya, akan menjadi anak gunung
merapi, yang letusannya, tiga kali lipat di banding gunung merapi itu sendiri.
Dan
bekas putuk’an, bisa di jadikan obyek wisata danau atau waduk, yang tak
tertandingi keindhannya di seluruh tanah jawa. Sekarang,,, memang, anak gunung
merapi itu, tidak adi tumbuh, karena di gusur dengan alat berat, dan telah
berdiri sebuah bangunan mewah, tapi,,, ditutupnya sumber mata air, yang
merupakan jalur penting ke kedaton sitihinggil, membuat kerugian besar bagi
kedaton sitihinggil dan seluruh penghuninya, karena,,, selain tidak mungkin
membuat/membangun jalur baru lagi, yang risikonya akan banyak memakan korban
dari bangsa manusia. Sang Ratu sudah tidak punya waktu lagi, untuk hal-hal
seperti itu, sebab usia dunia, tinggal Cuma seumur jagung.
Akibatnya...
Kedaton Sitihinggil akan memutus hubungan dengan alam manusia, khususnya
keraton ngayugyokarto, yang artinya, tidak akan peduli lagi dengan
urusan-urusan manusia yang ada kalanya sangat membutuhkan bantuannya. Dan Pintu
keluar masuk kedaton Sitihinggil laut kidul, yang berbentuk sumber mata air di
giwangan dan sekitarnya, termasuk PIH, akan tetap manjadi misteri yang
berdampak sangat merugikan dan menakutkan, selama-lamanya. Tapi,,, karena ada
saya yang terlibat didalamnya, Sang Penguasa Kedaton Sitihinggil Laut Kidul,
bersedia meluluskan usaha saya. Dengan Catatan... Pemerintah Daerah atau
Walikota dan Karaton yogyakarta dan Pihak pengelola PIH, mau salin menjabat
tangan, bekerja sama seirama dengan masyarakatnya. Dengan begitu, atas
permohonan saya. Penguasa Kedaton Sitihinggil Laut Kidul, bersedia meluluskan
Pekerjaan saya yang terkait dengan PIH.
Kalau
tidak. Kedaton Sitihinggil akan memutus hubungan dengan alam manusia, khususnya
keraton ngayugyokarto, yang artinya, tidak akan peduli lagi dengan
urusan-urusan manusia yang ada kalanya sangat membutuhkan bantuannya. Dan Pintu
keluar masuk kedaton Sitihinggil laut kidul, yang berbentuk sumber mata air di
giwangan dan sekitarnya, termasuk PIH, akan tetap manjadi misteri yang
berdampak sangat merugikan dan menakutkan, selama-lamanya, apa lagi yang di
kelola di PIH, adalah mahluk paling utama yang berada di bawah kekuasa’an Sang
Ratu Penghuni Kedaton Sitihinggil, yaitu IKAN, sudah pasti ini dianggap penting
olehnya. Dan,,, saya pun, akan angkat tangan dan angkat kaki, pamit undur diri.
Dengan sangat menyayangkan... Keputusannya di Tanggal 25 Februari 2017. Sebelum
tanggal itu, saya masih menunggu, disini, di PIH.
Saya
Wong Edan Bagu. Mengucapkan Salam Rahayu dan Terima kasih. Damai... Damai... Damai
Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon;
0819-4610-8666. SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM;
D38851E6”
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment