Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa:
Bagaimana
Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan.
Brebes
Jateng. Kamis Wage. Tgl 19 Januari 2017
(...
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah: 216)
Bagaimana
Melihat Kebaikan di Segala Hal..?!
Bagi
Orang Beriman, Ada Kebaikan di Mana pun.
Alasan
Mengapa Orang Tidak Dapat Melihat Kebaikan.
Teladan
Kehidupan Para Nabi dan Orang-Orang Beriman.
Janji
Allah dan Pertolongan-Nya untuk Orang Beriman.
Bagaimana
Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa;
Secara
umum, manusia cenderung memisahkan peristiwa yang terjadi dalam istilah “baik”
dan “buruk”. Pemisahan tersebut sering bergantung pada kebiasaan atau tendensi
peristiwa itu sendiri. Reaksi mereka terhadap peristiwa tersebut berubah-ubah
tergantung pada kepelikan dan bentuk kejadian tersebut; bahkan apa yang
akhirnya akan mereka rasakan dan alami biasanya ditentukan oleh kebiasaan
sosial masyarakat.
Hampir
semua orang memiliki sisa-sisa mimpi masa kecil, bahkan dalam hidup mereka
selanjutnya, walaupun rencana-rencana ini tidak selalu terjadi sesuai dengan
apa yang diharapkan atau direncanakan. Kita selalu cenderung kepada
kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dalam hidup. Peristiwa tersebut dapat
sekejap saja melemparkan hidup kita ke dalam kekacauan. Ketika seseorang
berniat untuk menjalankan hidupnya dengan normal, ia mungkin berhadapan dengan
rangkaian perubahan yang pada awalnya terlihat negatif. Seseorang yang sehat
bisa dengan tiba-tiba terserang penyakit yang fatal atau kehilangan kemampuan fisik
karena kecelakaan. Sekali lagi, seseorang yang kaya bisa saja kehilangan
seluruh kekayaannya dengan tiba-tiba.
Hidup
seperti menaiki roller-coaster. Reaksi orang berbeda-beda ketika menaikinya.
Jika kejadian yang muncul menyenangkan, reaksi mereka baik-baik saja. Akan
tetapi, ketika dihadapkan pada hal-hal yang tidak diharapkan, mereka cenderung
kecewa, bahkan marah. Kemarahan mereka itu bisa memuncak, bergantung pada
sejauh mana mereka berhubungan dengan peristiwa tersebut dan pencapaian mereka
dalam masalah ini. Kencenderungan ini biasa terjadi dalam masyarakat yang
tenggelam dalam kebodohan.
Ada
juga di antara mereka yang saat kecewa berkata, “Pasti ada kebaikan di
dalamnya.” Bagaimanapun juga, kalimat yang diucapkan tanpa memahami arti
sebenarnya hanya semata-mata kebiasaan masyarakat saja.
Masih
ada sebagian orang yang memiliki keinginan untuk memikirkan maksud Ilahiah
dalam setiap peristiwa, apakah yang mungkin terdapat dalam kejadian-kejadian
yang sepele. Akan tetapi, ketika mereka dihadapkan pada peristiwa yang lebih
besar, yang sangat mengganggu, tiba-tiba mereka melupakan niat tersebut.
Sebagai contoh, seseorang mungkin tidak akan tertekan saat mesin mobilnya rusak
tepat ketika ia harus berangkat ke kantor dan ia berusaha berprasangka baik terhadap
kejadian tersebut. Akan tetapi, jika keterlambatannya itu membuat bosnya marah
atau menjadi alasan hilangnya pekerjaan, ia lalu mencari-cari alasan untuk
mengeluh. Dia mungkin akan bersikap sama jika kehilangan perhiasan atau jam
mahal. Contoh-contoh ini menunjukkan kepada kita bahwa ada beberapa kejadian
kecil yang menyebabkan orang bereaksi dengan wajar atau mereka mau berbaik
sangka bahwa hal tersebut mengandung kebaikan. Akan tetapi, contoh-contoh
lainnya yang tidak biasa dapat membuatnya mencari pembenaran atas keangkuhan
dan kemarahan mereka.
Di
sisi lain, sebagian orang hanya menghibur diri dengan berpikir demikian tanpa
memiliki pegangan makna yang benar terhadap “melihat kebaikan dalam segala
hal”. Dengan sikap demikian, mereka percaya bahwa hal tersebut dapat menjadi
cara untuk menciptakan kenyamanan bagi mereka yang tengah tertimpa masalah.
Misalnya yang terjadi pada anggota keluarga yang bisnisnya tengah berantakan
atau seorang teman yang gagal dalam ujian. Bagaimanapun juga, jika kepentingan
merekalah yang dipertaruhkan dan mereka terlihat tak sedikit pun memikirkan
kebaikan apa yang ada di balik peristiwa tersebut, mereka telah berlaku bodoh.
Kegagalan
untuk melihat kebaikan dalam peristiwa yang dialami seseorang muncul dari
hilangnya keimanan seseorang. Kegagalannya untuk memahami bahwa Allahlah yang
menakdirkan setiap kejadian dalam kehidupan seseorang, bahwa hidup di dunia ini
tidak lain hanyalah ujian, inilah yang menghalangi dirinya untuk menyadari
kebaikan apa pun dalam setiap peristiwa yang terjadi padanya.
Dalam
bab berikut, kita akan menggali ide itu, yaitu memiliki keyakinan bahwa ada
kebaikan dalam apa pun yang terjadi pada kita dan faktor-faktor tersebut
penting sekali untuk kita lihat.
Sekali
lagi saya katakan... Cobalah Untuk Merenung;
Sediakan
beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari
yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum
beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningannya Rasa. Jangan gunakan pikiran
untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan kita tidak mencari jawaban.
Cukup berteman dengan ketenangan maka kita akan mendapatkan kejernihan pikiran.
Jawaban
berasal dari pikiran kita yang bening. Selama berhari-hari kita disibukkan oleh
berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran kita memerlukan istirahat. Tidak cukup
hanya dengan tidur. Kita perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan
dapatkan ketentraman batinmu.
Pikiran
yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca.
Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh airnya. Semakin cepat kita
mengaduk semakin kencang pusarannya. Merenung adalah menghentikan adukan. Dan
membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu,
menyentuh dasar gelas.
Benar-benar
perlahan. Tanpa suara. Tanpa kata. Tanpa Politik. Tanpa Rekayasa. Yang ada
hanya Rasa dan Rasa... Semua pasti bisa. Bahkan kita mampu mendengar luruhnya
partikel sabun. Kini kita mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah
air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya dengan pikiran kita
yang bening dengan Rasa.
Duh... Gusti Ingkang Moho Suci.
Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu
Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang
saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya
sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak
membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan
menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan
Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu,
agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya
Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon;
0819-4610-8666. SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966.
BBM;
D38851E6”
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment