Mulai Akhir Tahun 2016 dan Awal Tahun 2017 ini. Siapa yang Tidak JUJUR. Harus Siap Hancur:
Mulai
Akhir Tahun 2016 dan Awal Tahun 2017 ini.
Siapa
yang Tidak JUJUR. Harus Siap Hancur:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa
dwipa. Hari Kamis Kliwon. Tgl 01 Desember 2016
Para
Kadhang Dan Para Sedulur Kinasihku sekalian, ketahuilah dengan kesadaran
murnimu. Bahwa akhir Tahun 2016, awal Tahun 2017. Sudah waktunya BENAR di
ungkap secara menyeluruh. Sudah sa’atnya JUJUR menjadi tradisi yang menyeluruh
pula. Mulai di masa tersebut, barang siapa yang tidak jujur, maka harus Siap
Hancur dalam segala halnya. Nah... Untukmu sekalian, yang sebagai Pemimpin.
Pembimbing. Pengajar. Pejabat dll. Terutama Penguwasa Negara. Wilayah. Daerah.
Tempat dan Rakyat, atasan atau bawahan, pintar atau awam, kaya atau miskin,
lelaki atau wanita, balita atau dewasa. Pembisnis atau petani. Semuanya,,,
Kalau tidak Benar. Kalau tidak Jujur. Maka, bersiap-siaplah untuk Hancur.
Karena BENAR dan JUJUR sudah waktunya dan sudah sa’atnya menjadi Sipat dan
Sikap seluruh manusia hidup di dunia ini. Dan Bagi yang bisa Benari benar dan
Jujur.
Hidup
tidak selalu merisaukan tentang penampilan diri sendiri, dan khawatir tentang
penilaian orang lain. Apa yang ada pada diri kita, tidak harus tergantung pada
pemikiran orang lain, tetapi harus menjadi cerminan dari apa yang kita kerjakan
sendiri. kita harus percaya pada diri kita sendiri, dan kita dapat
melakukannya, hanya jika kita bisa jujur pada diri sendiri. Bila kita tidak
jujur pada diri sendiri, kita tidak akan pernah mencapai kebahagiaan, apa lagi
ketenteraman dan sempurna, tetapi kita juga akan merasa sulit untuk tetap jujur
kepada orang-orang di sekitar kita, dan akan terus bersembunyi di belakang
penilaian orang lain.
Tetap
setia kepada diri sendiri, adalah hal yang paling penting dalam menjalani Hidup
di dalam kehidupan, baik secara spiritual maupun non spiritual. Berikut adalah
beberapa tanda-tanda bahwa kita tidak jujur pada diri sendiri, yang berhasil
saya pelajari dan saya rangkum menjadi artikel ini, untuk di bagikan kepada
Para Kadhang dan Sedulur kinasihku sekalian.
Menjadi
jujur, meskipun itu menyakitkan adalah versi terbaik dari diri kita sendiri.
Ini adalah keputusan tetap yang harus kita buat setiap hari, atau bahkan setiap
kesempatan. Kadang-kadang kita membuat keputusan yang buruk. Kadang-kadang kita
belajar. Kadang-kadang kita jujur pada diri sendiri. Kadang-kadang kita
mengkhianati diri sejati kita sendiri. Nah, berikut saya bagikan pengalaman pribadi
saya, mengenai Tandanya Kalau Kita Sudah Tidak Jujur Pada Diri Sendiri;
Pertama.
Menertawakan sesuatu yang tidak lucu, hanya untuk ikut-ikutan. Kita semua
melakukannya setidaknya sekali, tetapi semakin kita melakukannya, semakin sulit
menjadi tulus, karena kita harus bertindak pura-pura ‘menyesuaikan diri’,
padahal tidak sesuai dengan hati/rasa pribadi kita. Kita tidak secara alami
menemukan sesuatu yang lucu, tentang seseorang, dan justru membohongi rasa/hati
kita sendiri.
Kedua.
Memberi pujian palsu. Jangan memberikan pujian palsu, hanya untuk disukai.
Sakit hati yang ditimbulkan, ketika kebenaran keluar dari pujian palsu, jauh
lebih melukai, daripada mengatakan hal yang sejujurnya. Lebih baik memilih
diam, jika tidak dimintai pendapat, atau mengatakan secara halus, bahwa itu
kurang sesuai.
Ketiga.
Berbohong tentang sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain. Kebohongan
seolah-olah menjadi tempat berlindung yang aman, padahal sama sekali bukan
tempat tinggal yang menentramkan. Salah satu kebohongan mengarah ke kebohongan
yang lain, sebelum kita menyadarinya, kita terus-menerus berada dalam jaringan
kebohongan, dan akan menemukan kesulitan untuk menemukan kejujuran kita sendiri
Ke’empat.
Berpura-pura bahagia ketika kita sengsara, atau sebaliknya, Cepat atau lambat,
kepura-puraan akan berakhir. Kita akan muak, marah, dan frustrasi pada diri
kita sendiri. Ada cara yang lebih baik, batasilah pergaulan dan kegiatan yang
sekiranya menyebabkan atau membuat rasa
kita sengsara, dan kelilingi diri kita, hanya dengan orang-orang yang membuat
kita bahagia.
Kelima.
Menyembunyikan kata hati kecil kita, demi meraih simpati. Percayalah pada diri
sendiri. Jangan masuk ke dalam beberapa kotak atau bendera pemikiran orang
lain. Jika kita berpikir secara berbeda,
maka jadikan itu sebagai opini jujur kita. Kadang-kadang pendapat kita ikut
arus, kadang-kadang menentang, lain waktu kolot. Lupakan apa yang sedang
digemari saat ini. Beri apresiasi untuk penilaian kita sendiri, berdasarkan
pengamatan jujur.
Ke’enam.
Memaksa diri kita untuk melakukan hal-hal yang tidak kita sukai. Cukup katakan
saja terus terang. Jika kita melakukan hal itu, dalam hubungan kita, maka kita
merasa tertekan. Saatnya untuk mengatakan sebenarnya, daripada kita menderita
di kemudian hari.
Ketujuh.
kita terus-menerus mengubah pandangan kita, berdasarkan pandangan orang lain.
Kita mungkin seorang idealis saat ini, tetapi karena berada ditengah-tengah
orang yang suka menilai, akhirnya kita berubah menjadi bunglon, sesuai
keinginan mereka. Ini tidak pernah bisa memberi kebaikan bagi pertumbuhan
mental dan kepercayaan diri kita.
Berbohong
bukanlah sifat sejati kita. Sikap berpura-pura tidak menjadikan kita merasa
baik. Mengarang omong kosong dan menyembunyikan diri sejati kita, bukanlah hal
yang membentuk identitas sejati kita. Diri sejati kita terdiri dari kualitas
moral yang baik. Kita dapat memilih untuk menyinarinya, atau malah
menyembunyikannya dalam kegelapan. Apa pun yang kita lakukan, jangan
menyalahkan diri, apalagi mencaci-maki diri sendiri. Jangan lupa bahwa
dibutuhkan keberanian untuk jujur pada siapa diri kita di dunia yang terburu-buru
menilai kita. Mulai sekarang, kita dapat mengumpulkan keberanian untuk menjadi
diri sejati kita, sebagai Putero Romo menjadi Romo Putero, jika kita membuat
pikiran kita untuk melakukannya menjadi jujur pada diri sendiri, berati kita
telah memberikan apa yang dirindukan hati dan jiwa kita. Menjadi jujur pada
diri sendiri, adalah satu-satunya cara untuk mencapai kedamaian batin
(Tenteram). Menjadi jujur pada diri sendiri, membuat kita bebas terlepas dari
belenggu kotak, dan terlimpahnya kita dengan sukacita dan kebahagiaan yang
menenteramkan secara sempurna.
Duh... Gusti Ingkang Moho Suci.
Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu
Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang
saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya
sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak
membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan
menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan
Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu,
agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya
Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon/SMS/WhatsApp/Line;
0858-6179-9966
BBM;
D38851E6
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment