ABADI... Apa itu Abadi..?!

ABADI... Apa itu Abadi..?!
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Rabu Kliwon. Tgl 16 November 2016

Keabadian berasal dari kata ‘abadi’ merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang mendapat awalan ke-dan akhiran-an. (abadi  —>   ke – abadi – an). Kata ‘abadi’ dalam bahasa arabnya (Al-Abad) mengandung  empat arti sebagai berikut;

1.  Ad-Dahr, artinya; waktu yang lama, atau lama masanya.
2.  Al-Qodiim, artinya; keberadaannya dalam waktu yang lama, atau keberadaannya sudah ada sejak lama.
3.  Al-Azali, artinya; keberadaannya sejak awal, atau keberadaannya tidak ada awalnya.
4.  Ad-Daim, artinya; yang tetap setiap waktu, atau yang tidak berubah setiap saat.

Pengertian abadi, berkenaan dengan waktu yang lama, atau berkenaan dengan waktu yang tidak terbatas, atau malaa nihaayah lah, artinya yang kekal, yang tiada berkesudahan. 

Jadi, pengertian keabadian iyalah; sesuatu yang bersifat kekal, dan keberadaannya dalam waktu yang tiada terhingga, serta bersifat tetap, tidak berubah setiap saatnya.

Keberadaan sesuatu, jika sifat kekalnya dan sifat tetapnya terbatas, hanya dalam waktu tertentu, atau terjadi perubahan seiring dengan berjalannya waktu, menjadi sesuatu yang lain, atau menjadi rusak, hancur atau sirna. Maka keterbatasan waktu dalam sifat kekalnya, atau perubahan dengan berjalannya waktu, keduanya menunjukkan kefanaan. (kefanaan-tiada keterbatasan)

Keabadian berkorelasi dengan waktu, tetapi keabadian tidak dapat dihitung, tidak dapat diukur dan tidak dapat diperkirakan, karena keabadian tiada terhingga, tiada terbatas dan tiada berkesudahan. Adapun waktu dapat diukur, dapat dihitung dan dapat diperkirakan, ukuran waktu terpendek adalah detik, dan ukuran waktu terpanjang adalah abad. (satu abad-seribu tahun, satu tahun-dua belas bulan).

Terdapatnya sebuah asumsi yang mengatakan, “Bahwa semua berubah, tidak ada yang tetap, “Abadi” yang tetap hanyalah perubahan itu sendiri” Asumsi ini, dengan jelas menunjukkan, bahwa semua berada dalam kefanaan.

Timbul pertanyaan; Apakah kita saat ini berada dalam kefanaan..?!   
Adakah keabadian dalam kehidupan ini..?!

Kapan akan terjadinya perubahan pada sesuatu, sebagai bukti kefanaan, mungkin dapat diprediksi, diramalkan dan diperkirakan. Menurut kebiasaan, semua ramalan dan perkiraan tersebut, seringkali menarik perhatian dan terkadang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan sesuatu.

Timbul pertanyaan lagi; Bagaimana kalau ramalan dan perkiraan tersebut tidak tepat, atau meleset..?!

Apa yang akan terjadi pada waktu mendatang, jika ramalan dan perkiraan yang tidak logis dan tidak rasional dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan..?!

Sejak jaman dahulu kala, telah banyak orang yang membuat perkiraan dan ramalan tentang masa depan, tetapi sampai saat ini, kebanyakan ramalan mereka tidak tepat, tidak terbukti atau meleset. Dan kemungkinan untuk selanjutnya, akan selalu ada orang yang membuat ramalan tentang masa depan. Ramalan tentang masa depan, adalah suatu metode kuno, atau metode yang telah ada sejak sebelum jaman batu (Pra-megalitikum) yang semula dimaksudkan, untuk menguak keabadian, atau untuk mengetahui terjadinya keabadian.

Timbul pertanyaan ketiga; Apakah keabadian itu mustahil..?! 
Bukankah di dunia ini tidak ada yang mustahil..?!

Beberapa contoh keabadian yang di dambakan dalam kehidupan dunia;
Setiap orang, siapa saja, pasti sangat menginginkan atau mendambakan suatu keabadian dalam kehidupannya, maka berbagai rayuan yang berisi tentang keabadian akan selalu menarik perhatian dan menggiurkan siapa saja. Adapun hal-hal yang didambakan keabadian dalam kehidupan ini, antara lain;

1. Umur yang panjang.
Setiap orang, siapa saja, walaupun sudah lanjut usia, tentu masih mengharapkan umur yang panjang, dan masih betah untuk hidup lebih lama lagi di dunia ini. Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh banyak orang. Pada setiap agama, terdapat doa untuk memohon panjang umur, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

2.  Kecantikan yang Abadi.
3.  Kegagahan yang abadi.
4.  Percintaan yang abadi.
5.  Kemujuran atau hoki yang selalu ada.
6.  Keamanan dan kerukunan masyarakat secara langgeng.
7. Dll...

Kesimpulannya;
Setiap orang yang tidak memahami tentang permasalahan keabadian, dapat mempengaruhi tingkah lakunya, perubahan tingkah laku tersebut, dapat dibagi dalam tiga  kelompok;

1. Mereka yang sangat mendambakan keabadian, tanpa memperhatikan kebutuhan, kepentingan dan kebaikan dirinya, keluarganya dan masyarakat sekelilingnya.

2. Mereka yang tidak mendambakan keabadian dalam kehidupannya, tanpa ada upaya nyata untuk mengatasi setiap perubahan secara rasional.

3.Mereka yang banyak berangan-angan secara egoisme, atau panjang angan-angan dengan sangat terobsesi dan berambisi; tanpa menyadari bahwa mereka berada dalam kefanaan atau dalam situasi dan kondisi yang selalu berubah dengan cepat setiap saat.

Perubahan tingkah laku pada setiap kelompok tersebut, disebabkan mereka banyak mengalami kekecewaan, stres dan depresi dalam waktu yang lama, maka sebaiknya mereka semua diperiksakan kesehatan jiwanya. He he he . . . Edan Tenan.

Siapapun dia, sebaiknya selalu mawas diri, intropeksi diri, koreksi diri, jangan sampai terhanyut oleh permainan duniawi yang mengasyikkan atau oleh rayuan gombal dari kefanaan yang menggiurkan. Kiranya membatasi diri untuk kesehatan, akan lebih baik daripada memperturutkan berbagai hawa nafsu, emosi, dan ambisi, yang tanpa kendali atau  yang tanpa batas, yang hanya mengakibatkan kesengsaraan bagi diri sendiri dan anak cucu mendatang. Itulah maksud dari kata kalimat SEMPURNA yang sering saya singgung di hampir setiap artikel saya, yang dapat saya bagikan secara umum di internet. Dan dengan memahami perbeda’an antara keabadian dan kefanaan dengan segala persoalannya, (dan dengan merenungkan berbagai pertanyaan yang timbul), diharapkan kita semua menjadi lebih bijaksana dalam menyikapi kefana’an, sehingga lebih sedikit mengalami kekecewa’an, dan lebih bahagia dalam menjalani kehidupan ini selanjutnya dengan Iman Cinta Kasih Sayang.

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi ini, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
           
Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi Pinayungan Maring Ingkang Maha Agung. Dzat Maha Suci Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet..  BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Telephon/SMS/WhatsApp/Line; 0858-6179-9966
BBM; D38851E6
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com