TAKHAYUL ROHANI DAN BERHALA HATI

TAKHAYUL ROHANI DAN BERHALA HATI:
“Tragedi Tanggal 14 Mei 1998 ”
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Sabtu Wage. Tgl 01 Oktober 2016

Siapa yang tidak ingin dan tidak mau...
Menjadi orang yang beriman kepada Dzat Maha Suci Tuhan/Allah di sepanjang hidupnya, dengan serba cukup, karir sukses dan bermanfaat bagi banyak orang.  

Namun, bagaimana kalau dengan semua itu, kita mungkin dimusuhi orang, kehilangan pekerjaan, hidup serba susah, bahkan nyawa terancam. Akankah kita tetap bertahan dengan iman Kita...?!

Saya pernah dihadapkan pada situasi yang demikian itu. Kecakapan dan reputasinya mengusik sejumlah kehidupan sekeliling saya. Sebab itu, ada orang-orang yang mungkin iri dan tidak suka akan keberhasilan saya, lalu berusaha mengatur strategi licik, untuk menjebak, bahkan mematikan saya, di mulut singa-singa ganas, istilahnya. Karena ada sejumlah oknum yang  kurang waspada, dan terpesona oleh retorika para pejabat yang menjilat, masuk dalam perangkap, dengan mengesahkan undang-undang hukuman mati, bagi siapa saja yang terlibat atau terkait dengan keluarga cendana, semasa masih berkuasa.

Apa yang akan di lakukan jika menjadi saya pada saat itu...?!
Kepada siapa hati kita terarah...?! Tetap briman hanya kepada Dzat Maha Suci Tuhan/Allah...?! Atau kepada diri sendiri, karir, kenyamanan hidup, reputasi, penghargaan orang...?!

Berhenti berdoa selama sebulan, berpura-pura alias menyamar demi menyelamatkan karir dan nyawa. Karena bisa jadi, kalau tetap konsisten beriman kepada Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, akan  tampak merugikan. Hemm... Terdengar sebagai pilihan yang masuk akal, bukan?

Namun, saya adalah orang yang tak dapat ditawar, dalam hal ibadah kepada Dzat Maha Suci Tuhan/Allah saya. Saya tetap berdoa dan memuja serta memuji Dzat Maha Suci Tuhan/Allah sebagaimana biasanya. Takkan pernah saya menggantikan arah hati saya, kepada sesuatu selain Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, apapun yang terjadi. Karena di sa’at itulah, akan terlihat nyata, apa dan siapa yang mendapat tempat terutama di hati saya.

Para Kadhang dan Sedulur kinasihku sekalian. Ketahuilah. Bahwa... Pilihan-pilihan kita itu, adalah cermin nyata. Sebarapa PENTINGnya Dzat Maha Suci Tuhan/Allah bagi kita.

TAHAYUL ROHANI;
Para Kadhang dan Sedulur kinasihku sekalian, mungkin pernah menyaksikan film-film horor, entah itu di televisi atau DVD atau bioskop, bagaimana kitab suci atau simbol-simbol agama bahkan ayat-ayat dari al-qitab, digunakan untuk membuat setan takut dan tak berdaya. Entah dipengaruhi film semacam itu, atau tradisi keluarga atau adat, ada orang beragama yang melakukan hal seperti itu. Bagi yang kristen memasang salib bahkan patung Yesus di rumahnya. Bagi yang islam, memasang ayat-ayat al-qitab di rumahnya. Bagi agama lainnyapun sama,  dengan harapan, rumahnya tersebut, akan terlindung dari gangguan setan dan terhindar dari teluh, santet dll. Dan ada sebagian yang akan merasa sangat tenang dan nyaman, ketika tidur didampingi Al-kitab, dan masih banyak lainnya lagi, yang tidak mungkin saya tuturkan satu persatu.

Pertama kali saya mengetahui hal ini, mempertanyakan, mengapa Dzat Maha Suci Tuhan/Allah,  tidak menyertai mereka dalam ketakutannya. Sebenarnya mereka telah mengarahkan pikiran kepada Pribadi yang tepat, yaitu Dzat Maha Suci Tuhan/Allah. Sayangnya,,, mereka mengambil kesimpulan yang salah. Dengan cepat, mereka mencari “sesuatu” untuk membuat mereka tenang/nyaman. Mereka mendatangkan “benda suci atau berda bertuah”, bahkan “orang-orang suci” seperti para imam atau kiyai. Pikir mereka, benda-benda itu dapat membuat Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, datang menolong dan melepaskan mereka dari takut dan hawatir itu.

Mereka termakan dengan takhayul rohani, sama seperti yang mereka takutkan itu. Hasilnya...  Ketakutan dan kekawatiran itu, justru makin bertambah parah, karena ternyata, “benda suci atau berda bertuah”,“orang-orang suci” itu, tidak dapat menolong mereka. Tidak jarang, saya pun sering menghadapi dan mengalami kesulitan hidup bak peperangan diatas panggung sandiwara setiap hari. Kala mencari sasa tenang dan kemenangan, kepada apa atau siapa kita menaruh harap...?! Adakah benda atau pribadi tertentu, yang justru bukan Dzat Maha SuciTuhan/Allah, yang menjadi tempat kita bertumpu...?!

Para Kadhang dan Sedulur kinasihku sekalian...
Berhati-hatilah dengan takhayul rohani ini, yang membuat kita mengilahkan sesuatu dan menyakiti hati Dzat Maha Suci Tuhan/Allah. Takala kita perlu rasa aman dan nyaman, kepada Dzat Maha Suci Tuhan/Allah sajalah, sepatutnya kita datang

BERHALA HATI;
Setiap kali mendengar kata berhala,  mungkin kita membayangkan sebuah patung sesembahan, atau jimat yang disimpan di balik pakaian, atau benda-benda antik yang mempunyai kekuatan tertentu yang di simpan di dalam rumah. Sebagai umat beragama, tentunya kita sama-sama tahu, bahwa yang di sebut berhala itu, adalah suatu kekejian di mata Dzat Maha Suci Tuhan/Allah. Oleh karena itu, saya yakin, bahwa sebagian besar kita, tidak menyimpan apalagi menyembah kepada benda-benda seperti itu.

Akan tetapi, menurut hasil pengalaman spiritual Laku Hakikat Hidup saya, berhala bukan hanya sesuatu yang bersifat kasat mata, tetapi juga hal-hal yang tidak kasat mata/tidak kelihatan. Kebanyakan dari saudara/saudari bahkan Kadhang saya, menjunjung berhala-berhala di dalam hatinya.

Para Kadhang dan Sedulur kinasihku sekalian...
Ketahuilah... Segala sesuatu, yang mengambil tempat Dzat Maha Suci Tuhan/Allah di hati kita, itu merupakan berhala. Berhala-berhala yang ada dalam hati kita tersebut, merupakan batu sandungan, yang membuat kita mudah terjerumus ke dalam berbagai macam salah, dosa dan luput.

Adakah sesuatu yang sedang begitu memikat hati kita melebihi Dzat Maha Suci Tuhan/Allah..?! Apakah itu Lelaki? Wanita? Apakah itu ambisi dalam berkarier, keinginan untuk dianggap penting, atau pengejaran harta benda, atau mungkin keterikatan pada seseorang, atau juga soal popularitas dan asmara, rumah tangga dll. Segala sesuatu harus diuji, dan ditempatkan sesuai porsinya. Jangan sampai ia menggantikan posisi Dzat Maha Suci Tuhan/Allah di dalam hati kita, jika ingin selamat dengan sempurna. Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, yang kita sembah, kita puja puji setiap waktu, adalah Hyang Maha Cemburu. Buktinya,,, tidak ada satupun firman yang mengatakan. Bahwa Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, menerima orang yang murtad, ingkar, musrik, sirik atau menduakan-Nya. Firmannya selalu menegaskan, melaknat orang-orang yang murtad, ingkar, musrik, sirik atau menduakan-Nya. Dzat Maha Suci Tuhan/Allah kita, menghendaki kita, menjadi umat-Nya yang setia, dan Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, maunya, cukup Dia saja, yang menjadi Pujaan dan Pujian kita. Dzat Maha Suci Tuhan/Allah akan bersemayam di hati kita, lebih dekat dari urat leher kita, jika di hati kita, tidak ada yang lain, selain DIA satu-satuNya.

Para Kadhang dan Para Sedulur kinasihku sekalian... Masih ingatkah...?!
Dengan Peristiwa kerusuhan yang terjadi pada 14 Mei 1998...?! Peristiwa Tanggal 14 Mei 1996,  yang menyisakan kabut kelam dalam sejarah Indonesia. Menjelang Soeharto lengser, keonaran merebak di sejumlah kota, orang yang pernah dekat dengan keluarga cendana, di buru bahkan di bunuh, yang terparah terjadi di Jakarta. Perempuan-perempuan keturunan Tionghoa, banyak yang diperkosa. Mal-mal dijarah dan dibakar. Banyak warga mati terpanggang. Namun, tak ada yang diadili dalam peristiwa itu. Sampai saat ini.

Benarkah Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, acuh tak acuh terhadap kejahatan...?!
Khususnya Peristiwa yang terjadi pada Tanggal 14 Mei 1996 di Jakarta...?!
Kenapa orang jahat bisa hidup leluasa, sedangkan orang baik malah menderita...?!

Ini adalah Pertanyaan yang paling mengganggu benak saya, yang kala itu, sedang semangat-semangatnya menggali jatidiri, untuk bisa mengenal Dzat Maha Suci secara detail. Dan dalam kemajuan perkembangan spiritual saya, saya mengetahuinya sendiri. Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, menjawab tiga pertanyaan diatas.

Lalu, seiring berjalannya waktu, dari kejauhan, saya memantau sikon Peristiwa yang terjadi pada Tanggal 14 Mei 1996 di Jakarta, melalui berita di televisi. Ketika mengikuti berita dan mengamati berbagai peristiwa tiap harinya, saya mendapatkan kehadiran dan daya rusak kejahatan begitu semakin merajalela, saya bertanya, “Bagaimana mungkin Dzat Maha Suci Tuhan/Allah yang baik, dan berkuasa, membiarkan kejahatan...!!!

Jika Tuhan Maha baik, mestinya Dia memerangi kejahatan. Jika Tuhan Maha kuasa, pastinya Dia dapat mengalahkan kejahatan. Tapi,,, kejahatan ada di mana-mana, setiap tahunnya, bukan berkurang, malah semakin bertambah. Kesimpulan saya tentang itu. Tuhan ingin agar manusia bahagia, tapi kadang dia tak cukup berkuasa, mendatangkan hal-hal baik yang di inginkan.

Kesimpulan ini, bagi yang pandangannya tentang Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, masih terbatas, pasti gagal memahami. Bahwa Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, belum selesai bertindak, terhadap kejahatan itu. Hal ini bisa saya gambarkan dengan sebuah perumpamaan sederhana, seperti rumput yang tumbuh di antara tanaman. Yang maksudnya, kejahatan akan tetap ada, sebelum akhir zaman, namun akan tiba saatnya, di mana segala kejahatan, serta para pelakunya, mendapat hukuman yang setimpal.

Tuhan memang Maha baik dan Maha kuasa. Fakta, bahwa, Tuhan belum melenyapkan kejahatan saat ini, tidak berarti Dia tidak akan melenyapkannya pada masa yang akan datang. Dia dapat dan akan melakukannya, dalam waktu dan hikmat-Nya. Apa yang kita pikirkan tentang Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, ketika melihat atau mengalami hal-hal yang buruk dalam kehidupan dunia fana ini. Mari memperbarui pengharapan, penghormatan, dan penundukan diri kita kepada-Nya. Dengan Cara memperagakan Wahyu Panca Laku “IMAN” untuk mempraktekan ajaran atau tuntunan, khususnya Wahyu Panca Gha’ib. Dzat Maha Suci Tuhan/Allah, yang sungguh Maha baik dan Maha kuasa itu, akan memberikan bukti kepada kita, dengan sangat jelas dan nyata.

Kita mungkin pernah diperlakukan tidak adil, padahal kita berbuat benar. Dalam kondisi semacam ini, banyak orang yang putus asa, bahkan tergoda untuk ikut-ikutan bertindak menyimpang/tidak benar. Dzat Maha Suci Tuhan/Allah berfirman, betapa sia-sianya orang yang bermegah atas kejahatan mereka.

Mau bersediakah, kita tetap melakukan apa yang benar, meski diperlakukan tidak adil..?!
Orang jahat pasti akan diadili Dzat Maha Suci Tuhan/Allah. Dengan kepastian yang sama, “orang benar akan Hidup oleh Iman Cinta Kasih Sayang-Nya.

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi ini, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
           
Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi Pinayungan Maring Ingkang Maha Agung. Dzat Maha Suci Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet..  BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:  0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com