TIGA PRINSIP IMAN Wong Edan Bagu:

TIGA PRINSIP IMAN Wong Edan Bagu:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Sabtu Wage Tgl 27 Agustus 2016

Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih saya sekalian...
Ada sebuah Firman dari Al-qitab injil taurat, yang pernah saya baca, ayatnya sangat menarik. Seperti ini; "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal/sempurna kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku"

Di dalam firman itu, ada kalimat mengenal, tak kenal maka tak sayang, itu kata pujangga. Karena itu firman, yang artinya adalah kata ucapan-Nya Tuhan. Berati kalimat mengenal tersebut diatas, adalah soal dan tentang hubungan antara Manusia dan Tuhan-nya.

Sudahkan kita mengenal Tuhan yang kita sembah...?!
Kapan Waktunya buat mengenal Tuhan kita...?!
Dan bagaimana kita dapat memiliki sebuah hubungan baik dengan Tuhan...?!

Apakah menunggu di sambar kilat/petir  terlebih dulu...?!
Atau menunggu kesandung dan jatuh ke dalam jurang dulu...?!
Atau menanti dan menunggu kalau sudah sekarat...?!

Apa harus memberikan dan menyerah serta mengorbankan diri kita, kepada perbuatan-perbuatan agamawi atau keperya’anwi atau keyakinanwi atau kejawenwi atau glonganwi bla,,, bla,,, bla,,, lainnyawi...?! yang tidak mementingkan diri sendiri dan yang tidak mengutamakan ego dll.

BUKAN...!!! Bukan itu semua. Dzat Maha Suci Tuhan kita, telah menjelaskannya di dalam Al-kitab, bagaimana kita dapat mengenal-Nya dan menjalin hubungan dengan-Nya. Maka,,, bacalah dan bacalah kembali al-qitab ajaran atau tuntunan-mu, jangan merasa sudah tamat atau selesai membacanya. Karena satu kata saja firman Dzat Maha Suci di dalam al-qitab, jika dijabarkan dengan tulisan, tidak akan pernah cukup, walapun seluruh air laut di jadikan tintanya dan semua daun dijadikan kertasnya. 

Dalam kesempatan kali ini, di Artikel ini, saya akan berbagi Pengalaman dengan Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih saya sekalian... Tentang bagaimana Kita dapat memulai suatu hubungan dengan Dzat Maha Suci secara pribadi/khusus.

Para Kadhang dan Para Sedulur Kinasih saya sekalian... Sungguh, pada awalnya saya adalah manusia atheis, yang putus asa karena gagal mengenali Dzat Maha Suci dengan Cara apapun. Seperti yang sudah pernah saya akui dalam artikel biografi pribadi saya. Orang hina dan kotor serta papa, namun ingin berhasil menggenggam dunia dengan sukses, artinya tanpa kesulitan. Sehingganya, berbagai macan jenis aliran keilmuan dan tuntunan bahkan agama apapun, saya pelajari demi itu. Namun hancur pada akhirnya, saya jatuh, lalu saya bangkit lagi, jatuh lagi, bangung lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, jatuh lagi, bahkan sampai hancur berantakan semuanya dan saya tinggalkan segalanya dalam keputus asa’an.

Walau putus asa dan kecewa akan kegagalan itu, tapi saya tetap iman/yakin/percaya, kalau  Dzat Maha Suci itu memang ada dan kuasa atas segalanya. Hanya saja, saya belum menemukan cara dan jalannya. Iman atau Yakin atau Percaya-nya saya, memiliki TIGA PRINSIP IMAN. Dan dengan Tiga Prinsip Iman inilah, saya berhasil membuktikan apa yang saya rindukan seumur hidup saya. Yaitu Mengenal dan menjalin hubungan Cinta Kasih Sayang  dengan Dzat Maha Suci sesembahan saya yang Esa/Tunggal dan Maha Segalanya.

Prinsip yang pertama;
“Dzat Maha Suci Tuhan/Allah/Gusti itu, mengasihiku dan mempunyai suatu rencana yang indah bagi kehidupanku” Maksudnya...Dzat Maha Suci tidak hanya menciptakan saya, tapi Dia sangat mengasihi saya, sehingga Dia rindu kepada saya, agar mau mengenal-Nya.
    
Prinsip yang kedua;
“Saya mengakui dengan sesadar-sadarnya, bahwa diri ini, penuh dosa dan akibat dosa itu, saya jadi terpisah dari Dzat Maha Suci begitu lamanya, buktinya saya sulit bahkan gagal menggapainya” Maksudnya... saya telah merasakan keterpisahan itu, suatu jarak dengan dengan Dzat Maha Suci Tuhan saya karena dosa itu.

Lebih dari itu, sipat dan sikap saya, yang selalu melawan dan masa bodoh, terhadap Dzat Maha Suci akan cara dan jalan yang telah di firmankan-Nya, merupakan bukti dari apa yang Al-kitab sebut dengan dosa. Akibat dari dosa adalah maut, yang di sebut maut adalah, terpisahnya manusia dari Dzat Maha Sui untuk selama-lamanya. Walaupun saya telah berusaha untuk dekat dengan Dzat Maha Suci melalui berbagai macam usaha, tapi buktinya itu semua gagal.

Prinsip ketiga;
“Dzat Maha Suci Tuhan/Allah/Gusti, adalah satu-satunya jalan keselamatan yang sempurna, yang telah di tentukan oleh Dzat Maha Suci Tuhan/Allah/Gusti itu sendiri, untuk keampunan dosa manusia yang mau bertaubat dengan sadar, bukan dengan kepentingan ego. Hanya dengan melalui Dia dan menuju hanya kepada-Nya. Saya bisa”  Artinya... mau tidak mau, rela tidak rela, saya harus Pasrah kepada-Nya. Lalu menerima-Nya. Lalu mempersilahkanya. Terus merasakan proses kekuasa’an-Nya yang Maha Dahsyat, sembari menebar iman cinta kasih sayang kepada siapapun dan apapun serta dimanapun tanpa terkecuali. Maksudnya... saya harus keluar dari kotak golongan apapun dan melipat bendera kepentingan apapun.

Daripada saya terus berusaha keras untuk mencari Dzat Maha Suci Tuhan saya, dengan berbagai macam dan segala cara otak atik rancangan dan perkira’an pikiran saya. Mending saya mempraktekan tiga prinsip ini. Dan... mulailah saya exsen mempraktekan Tuga Prinsip Iman yang sudah saya uraikan diatas. Tanpa menggunakan kotak tanpa menggunakan bendera, namun saya tidak meninggalkan kotak dan bendera itu.

Dan seiring berjalannya waktu yang setiap detiknya saya perjuangkan untuk mempraktekan Tiga Prinsip Iman yang sudah saya uraikan diatas tadi, saya berhasil Mengenal-Nya dan Menjalin Hubungan Khusus serta Pribadi dengan-Nya. Bukti dari mengenal dan menjali hubungan khusus saya dengan-Nya. Adalah banyaknya artikel yang sudah saya sebarkan di internet ini, mengenai-Nya.

Jadi, jika kita telah mempraktekan Tiga Prinsip diatas. Percayalah Dia telah masuk ke dalam hidup kita, seperti yang telah dijanjikan-Nya. Artinya, kita telah memulai sebuah hubungan pribadi dengan Dzat Maha Suci Tuhan kita, tinggal meningkatkan kesadaran-nya, semakin kita sadar, semakin bersih, semakin bersih, maka semakin murni, semakin murni, maka akan semakin jelas dan nyata. Bukti kebenaran-Nya. Sungguh Dia tidak ingkar janji.

Kalau sudah seperti ini, selanjutnya kita akan memulai suatu perjalanan yang panjang, menuju perubahan dan pertumbuhan spiritual lahir bathin, di setiap detik yang kita lalui. Pokok’e... Sungguh luar biasa uedannya. He he he . . . Edan Tenan.

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
                                 
Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet..  BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:  0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com