TIGA Jebakan Spiritual keTuhanan:
TIGA Jebakan Spiritual
keTuhanan:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Minggu Pon. Tgl 21 Agustus
2016
Pintu
Gerbang Masuk ke Ranah Awang Uwung (Dimensi KOSONG) Sebelum ada apa-apa.
Kecuali Satu Titik, yaitu Dzat Maha Suci. Yang pernah saya pelajari tempo
dahulu, menyiratkan, Bahwa; “Orang dapat
meninggalkan keduniawian, setelah melepas ambisi duniawi-nya. Orang dapat
memasuki kebijakan, setelah melepaskan ambisi spiritual-nya. Orang dapat
manunggal/menyatu dengan diri pribadinya, setelah meniadakan ambisi keTuhanan-nya”
ini menurut pengalaman saya pribadi dan bukti dari praktek saya di TKP.
Dengan
itu, saya merasa di ingatkan, bahwa menjadikan tujuan spiritual sebagai ambisi,
itu dapat mengganggu. Karena “ambisi
duniawi” dan “ambisi sipritual,” serta”ambisi keTuhanan, ketiganya sama saja dan dapat menghambat Laku
Kesempurna’an seorang pelaku.
Sebenarnya
apa yang saya dimaksud ambisi spiritual itu?
Ini
menjadi sangat menarik, karena adanya sebutan
“ambisi spiritual”, di samping “ambisi duniawi, ”diantara ambisi
keTuhanan. Hal ini mengesankan adanya tiga “ambisi” yang berbeda. Seolah-olah,
lepas dari ambisi duniawi, spiritual, keTuhanan. Seseorang belum tentu lepas
dari suatu tipe ambisi lainnya, yang siap menjebaknya.
Ambisi
dapat dilihat atau di nilai sebagai dorongan, untuk mencapai suatu hasrat tjuan,
atau keinginan obsesif tertentu, dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan. Danmenurt
saya pribadi, seseorang yang dikuasai oleh ambisinya, menjadi kehilangan kendali
atas dirinya, karena setiap perilakunya,
semata-mata diarahkan, untuk mencapai ambisinya semata. Orang itu berada dalam
kesesatan dan kegelapan menurut saya pribadi.
Oleh
karena itu, ambisi dapat menjebak seseorang untuk menjadi melekat akan dorongan
sesaat, sehingga akhirnya, justru menciptakan kemerosotan laky pada batin/rasa
seseorang.
Akhir-akhir
ini. Setelah saya perhatikan, “ambisi spiritual” dimengerti secara keliru,
sebagai dorongan yang mulia, terutama oleh beberapa praktisi spiritual, yang
melakukannya semata-mata jenuh, akan aktivitas sehari-harinya, baik sebagai
pekerja , pelajar, pengusaha ataupun ibu rumah tangga. Sebagai manusia modern,
yang hidup dalam sistem kapitalisme, yang kesehariannya, disiapkan hanya untuk
melayani kepentingan ekonomi, timbul rasa hampa dalam dirinya. Kehampaan
tersebut, kemudian mendorong mereka, untuk berpetualang dalam berbagai
aktivitas yang berbeda. Sebagian darinya kemudian memilih praktek spiritual
sebagai cara pelarian tersebut.
Bukan
hanya itu, ambisi spiritual, juga dapat muncul pada beberapa praktisi, yang
tidak mengikuti pola di atas, namun menunjukkan cara berpikir, sebagai contoh,
seperti berikut ini:
1.
Dengan mencapai tingkat pemahaman spiritual tertentu, saya akan meraih kekuatan
gaib tertentu, menjadi manusia super
yang berada di atas semua manusia lainya.
Ketika
seseorang berpikir demikian, maka ia dikuasai oleh hasrat akan kekuasaan atas
orang lain dan segala halnya. Ia dijangkiti oleh ambisi, untuk berkuasa melalui
kekuatan supernya. Jika kemudian ia mencapai kekuatan gaib tertentu, ia
berusaha memamerkannya, agar dikagumi oleh orang lain. Selain itu, ada juga
yang kemudian tenggelam dalam ambisi untuk mencapai kekuatan super, sebagai
satu-satunya tujuan.
2.
Dengan mencapai tingkat pemahaman spiritual tertentu, saya akan menjadi guru
yang memiliki banyak pengikut. Dengan mencapai tingkat pemahaman spiritual
tertentu, saya akan. Saya akan dan saya akan. Akan dan akan-akan lainnya.
Dengan
memimpikan atau mengidamkan sebagai guru yang dipatuhi oleh murid-muridnya, dan
mengharapkan didengarkan oleh banyak orang tanpa penolakan, ia akhirnya
terjebak pada hasrat akan kekuasaan atas orang lain.
Oleh
sebab itu, saya berani menyimpulkan. Bahwa “ambisi spiritual” dapat
mempengaruhi siapapun, tanpa mempedulikan aliran metode apapun, yang dipraktek-kannya.
Kadang-kadang, ia muncul dalam bentuk
yang paling halus sebagai “cita-cita mulia” yang dibaliknya tersimpan hasrat,
akan kekuasaan dan kepemilikan. Karena itu, “ambisi spiritual” sulit dikenali.
Sebabnya adalah, orang yang dijangkiti oleh “ambisi sipiritual” seringkali
diikuti dengan usaha menipu diri pribadi-nya sendiri. Maka untuk mengenali
ambisi spiritual di dalam dirinya, seseorang harus lepas dari kecenderungannya
untuk menipu diri. Dan inilah pengertian intisari pati yang berhasil saya
temukan dari Wahyu Panca Gha’ib dengan menggunakan Wahyu Panca Laku, mulai dari
pertengahan tahun 2015 hingga agustus tahn 2016 sekarang.
Pak
Semono Sastrohadijoyo bernah bersabda “Ana apa-apa Kunci. Laka apa-apa Kunci” –
“Ono opo-opo Kunci/ Ora ono opo-opo Kunci” (Yang maksdnya; ada apa-apa kunci.
Tidak ada apa-apa tetap kunci)
Ternyata
adalah Kondisi yang kurang lebihnya sama dengan “ambisi spiritual” yang saya
maksudkan di atas, namun terjadinya lebih halus lagi, adalah “memperdayai diri sendiri, dengan
cara, membuat kita mengira, sedang berkembang secara spiritual, padahal, kita
sedang memperkuat egosentrisme kita melalui teknik-teknik spiritual, bahkan
konyolnya bab teka teki spirital.
Seperti
apakah bentuk penipuan diri tersebut?
Proses
penipuan diri itu, berusaha meyakinkan pelakunya, dengan mengatakan bahwa
dirinya, tidak lagi memiliki hasrat, kekuasaan atau kepemilikan apapun lagi,
karena ia telah berusaha menolak, keduniawian dan berusaha menjadi bijaksana.
Ia merasa ambisi tersebut cukup dihapus dengan tekad dan keyakinan diri yang
kuat. Cara berpikir demikian, membuat ia menjadi tidak peka lagi, dengan ambisi
yang ada dalam dirinya. Akhirnya, setiap ambisi tersebut, muncul dalam dirinya,
ia berusaha menolaknya. Namun apa daya, jika tanpa Wahyu Panca Gha’ib yang di
Praktekan dengan Wahyu Panca Laku. Adalah tidaklah mungkin.
Jika
Kita Hidup, dibesarkan dalam lingkungan yang konsisten mencintai dan mendukung,
maka, itu adalah hasil dari jiwa Kita. Tapi jika sebaliknya, lingkungan Kita
dibesarkan di non-mencintai-mendukung atau bahkan mengancam-mengecam, akan
menimbulkan energy negatif, serta reaksi kita kepada mereka (yang mungkin masih
hidup di dalam diri kita) harus dirilis dengan cara Patrap Laku Wahyu Panca
Ghaib menggunakan Wahyu Panca Laku, agar memperoleh kehidupan dalam
kesejahtera’an, bahwa Kita begitu sangat layak, untuk Hidup Tenteram, bukan
sekedar gembira, bahagia dan senang saja.
Ketahuilah...
Tidak ada suatu kemudahan, jikalau kita tidak membuatnya menjadi mudah.
Suatu
keberhasilan tidak akan pernah terjadi, jika kita tidak mau melalui prosesnya.
Wahyu
di dalam suatu pemahaman, menurut saya adalah kecerdasan yang diberikan oleh
Tuhan kepada umatnya, yang mana sesuatu yang rumit, dapat di buat menjadi lebih
simpel dan sederhana, tetapi tidak menghilangkan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Itulah “Wahyu Panca Ghai’b” menurut saya pribadi, berdasarkan bukti
praktek di TKP. Kabeh dadi gampang, ning ora nggampangake. (semuanya menjadi
mudah, namun tidak meremehkan yang mudah tersebut). Coba saja renungkan, iya
apa iya...?!
Pengetahuan
yang kita dapatkan oleh hasil pengalaman pribadi, maupun dari pengalaman
seseorang, adalah mampu membawa kondisi kita, ke ranah “Yen wani aja wedi-wedi.
Yen wedi aja wani-wani” Jadi,,, disaat seseorang memerlukan pengetahuan, yang
mungkin kita mengetahui sesuai kebutuhannya, maka berikanlah dengan dasar Iman
Cinta Kasih Sayang. Bukan dengan dasar ego gengsi, apalagi dengan ambisi bla...bla...bla...
Karena
kemungkinannya, apa yang kita sampaikan itu, berarti untuk dia, yang mampu
membawanya, menuju Kesempurna’an Hidup, di semua dimensi keHidupan.
Karena
itu... Para Sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian... Mari kita sama-sama
menebar Cinta Kasih Sayang antar sesama Hidup, dan bersama-sama kita berusaha
membersihkan hati kita, dari pada karat-karat kebencian dan noda-noda sirik,
dengki, iri, hasut dan fitnah, serta segala bentuk maksiat. dengan cara diasuh
dan dididik atau di biasakan mengikuti Rasa, agar Terasa, supaya Merasa, dapat
Merasakan Hidup (rasa, krasa, rumangsa, ngrasakake urip). Sejalan Laku
Spiritual Hakikat Hidup, angudi dayaning sedulur papat kalima pancer. Wahyu Panca
Gha’ib di Praktekan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku. Pasti BISA...!!!
SALAM RAHAYU HAYU MEMAYU HAYUNING KARAHAYON
KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu
Sekalian para Kadhang Konto dan Kanti Anom maupun Sepuh kinasih saya, yang senantiasa di Restui Dzat
Maha. Saya Harapan saya. ARTIKEL Saya Kali INI. Dapat Bermanfaat untuk semua
Kadhang dan sedulr kinasihku sekalian
tanpa terkecuali yang belum mengetahui ini dan Bisa Menggugah Rasa Hidup-nya
siapapun yang membacanya.
*Matur Nuwun ROMO....._/\_
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon: 0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment