BACALAH DENGAN RASA. JANGAN DENGAN PERASA’AN:

BACALAH DENGAN RASA. JANGAN DENGAN PERASA’AN:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Kamis Pahing Tgl 25 Agustus 2016

“Suciningati Gandaning Manunggal”
Itulah judul tema dari artikel saya pada Hari Sabtu Kliwon. Tgl 16 Januari 2016 yang lalu, dan Hari ini. Kamis Pahing Tgl 25 Agustus 2016, sedikit saya edit, dengan Judul “BACALAH DENGAN RASA. JANGAN DENGAN PERASA’AN” biyar lebih jelas dan lebih mudah untuk dipahami, karena ada beberapa saudara kita yang kurang memahami arah pengertiannya. Kenapa saya menggunakan Judul “BACALAH DENGAN RASA. JANGAN DENGAN PERASA’AN” Karena kalau dibaca pakai Perasa’an. Anda akan  menganggap saya sombong dan mengira benar sendiri dan menyalahkan yang lainnya. Sedangkan inti maksud kebenarannya. Tidak akan Anda Peroleh.

Para sedulur dan kadhang kinasih saya sekalian dimanapun berada, yang senantiasa di Restui Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Ketehui... Jangan Pernah mengaku Pintar. Jangan Pernah mengaku bisa. Jangan Pernah mangaku Pandai. Jangan Pernah mengaku mumpuni dan mahir dalam agama. Apa lagi mengaku Berilmu Tinggi.

Jika di dalam Hati, yang terletak dibaik dada kita. Masih Tersisip. Benci. Sirik. Iri. Dengki. Fitnah dan Dendam. Bila dalam Hati yang terletak dibaik dada kita. Masih Tersimpan. Buruk sangka. Menjelekan sesama hidup, mengolok-olok sesama hidup. Membicarakan keburukan sesama hidup. Mencela sesama hidup. Mengadu domba sesama hidup dan menyakiti sesama hidup. Karena orang yang benar-benar  Pintar. bisa. Pandai. Mahir dan ahli dalam agama, serta berilmu Tinggi. Tidak akan mungkin melakukan hal-hal tersebut.

Para sedulur dan kadhang kinasih saya, ingat-ingatlah... dimanapun sedulur dan kadhang kinasihku bertemu seseorang yang mengaku Pintar. bisa. Pandai. Mahir dan ahli dalam agama, serta berilmu Tinggi. Namun di ketehui, masih memiliki Benci. Sirik. Iri. Dengki. Fitnah. Dendam dan masih Buruk sangka. Menjelekan sesama hidup, mengolok-olok sesama hidup. Membicarakan keburukan sesama hidup. Mencela sesama hidup. Mengadu domba sesama hidup dan menyakiti sesama hidup. Jagalah jarak imanmu. Jangan engkau terpedaya olehnya.

Karena itu... Para sedulur dan kadhang kinasih saya semuanya, tanpa terkecuali, jika benar-benar ingin mengenal dan memahami Dzat Hyang Maha Suci Hidup, dengan tepat dan benar, agar bisa  sempurna dunia hingga akherat nanti. 

Membersihkan Hati/Bathin kita, dari semua yang sudah saya sebutkan diatas. Hati/Bathin adalah, Pusara kita selagi Hidup di dunia ini. Jangan sampai ternoda atau ternodai, karena jika sampai ternoda oleh hal yang sudah saya sebutkan diatas. Jangan pernah bermimpi atau berkhayal  tentang Manunggal atau Surga, apa lagi soal sempurna. Disini, saya meminjam gaya bahasanya Aa Gym.

“Jagalah hati, jangan kau nodai, jagalah hati, lentera hidup ini”
Yuk... kita budidayakan menebar Iman Cinta Kasih Sayang, terhadap sesama hidup dan antar sesama hidup.

Saya punya kesaksian tentang hal yang sudah saya ungkapkan diatas. Dibawah inilah  pengertiannya. Bacalah dengan penghayatan iman hingga selesai. Agar bisa mengerti dan paham maksudnya. Tuhan Memberkahimu sekalian. Amiin...

Dan untuk beberapa Kadhang yang telah mengirim pesan inbox pertanya’an kepada saya. Tentang masing-masing pertanya’annya,  sebagai berikut.
Pertanya’an No. 1; Pak WEB, saya sudah pahami dan jalani wejangan dari pak WEB, tapi kok, dalam mempraktekannya, masih sulit.... saja, susah pak. Ada apa dan kenapa dengan saya, apakah saya kebanyakan dosa/karma atau apa pak?

Pertanya’an No. 2; Pak WEB, saya merasakan seperti ada sesuatu yang menghalangi saya, sepertinya saya hampir bisa sampai, tapi sulit menggapainya, seakan ada dinding pemisah yang membuat saya kesulitan mencapainya, itu apa dan kenapa pak?

Pertanya’an No. 3; Pak WEB, saya sudah mengikuti dan membaca serta memahami wejangan-wejangan pak WEB, dan saya sudah menjalankannya sesuai dengan Bimbingan pak WEB, tapi masih sulit saja, susah, ada kalanya hambar rasanya, apa ada yang salah atau kurang dalam laku saya pak?

Pertanya’an No. 4; Pak WEB, semedi saya dalam laku Patrap Wahyu Panca Gha’ib, rasanya seperti bisul mau pecah, tapi ga pecah-pecah. Saya cari tau, ga ketemu letak penyebabnya apa dan dimana, mohon wedarannya mengenai hal ini pak?

Pertanya’an No. 5; Pak WEB, kok saya tambah seperti orang yang linglung, maksudnya, saya kan sudah banyak pemahaman dan pengertian dari pak WEB soal Laku, tapi, pikiran saya seperti bundel pak, kaya ada yang nutupin gitu, tapi, saya tidak tau, apa itu, semakin saya cari, semakin membuat saya bodoh, seperti orang yang ga pernah belajar. Mohon penjelasannya pak?

Pertanya’an No. 6; Pak, tekad saya sudah kuat dan bulat, saya ga pernah goyah atau terpengaruh oleh sikon apapun, saya tetep idep madep madep, menjalankan Wahyu Panca Gha’ib. Tapi kok, tidak sampai-sampai ke Intisari patinya, seperti yang pak WEB maksud itu pak, sepertinya saya tau dan melihatnya dengan sangat jelas, tapi, tangan saya seperti pendek, sehingga tidak sampai untuk meraihnya, kaki saya kaku, sehingga tidak bisa melangkah maju ke titik finis itu, kenapa dan ada apa dengan saya pak?

Dibawah inilah jawabannya. Bacalah dengan penghayatan iman hingga selesai. Agar bisa mengerti dan paham maksudnya. Tuhan Memberkahimu sekaian. Amiin...

Para sedulur dan kadhang kinasih saya dimanapun berada, yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup. Di beberapa artikel yang tersebar di media internet, saya sudah sering medar/mejang bab, apa itu Suci. Yang intinya. Bahwa Suci itu, bukanlah Bentuk dan Warna.  Suci adalah sir dat sipat yang tidak tercampuri oleh apapun “Bebas Merdeka”  tanpa terikat atau ikatan apapun. Atau dalam kata lain; Bersih-Murni-Tulus. Itulah kata singkat dan sederhana tentang Suci, yang bisa saya jelaskan untuk para sedulur dan kadhang kinasih saya.

Itu baru soal Suci. Bagaimana dengan Dzat Hyang Maha Suci...?!
Jawabannya; tentu berkali ber dari yang sudah saya jelaskan diatas.

Inilah yang membuat banyak para ahli Spiritual, gagal dalam mencapai puncaknya, yaitu Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Karena Dzat Hyang Maha Suci Hidup, memiliki Sipat dan Sikap Suci dalam segala halnya,  yang tidak tercampuri oleh apapun dan tdiak bisa di campuri oleh siapapun. Karena itu Dzat Hyang Maha Suci. Maha Kuasa atas segala yang maha. 

Inilah yang membuat banyak para Pemuja dan Pecinta Tuhan gagal dalam mengenali dan memahami Dzat Hyang Maha Suci Hidup Tuhan-nya. Karena Dzat Hyang Maha Suci Hidup, memiliki Kekuasa’an yang tidak Berkotak-kotak dan berbendera apapun.  

Nekad menujunya?
Berati mau tidak mau, rela tidak rela, siap tidak siap, suka tidak suka, bisa atau tidak bisa. Harus sama. Jika tidak sama. Jangan bermimpi atau berkhayal untuk bisa berhasil menujunya, apa lagi manunggal/sempurna.

Kanapa tidak bisa Pak WEB?
Kan tadi sudah saya jelaskan. Bahwa Suci itu tidak bisa tercampuri atau dicampuri oleh apapun. Piye to iki... kok ga mudeng, jane diwoco pora. He he he . . . Edan Tenan.

Siapapun dia, dimanapun dia, bagaimanapun dia. Tidak akan pernah bisa, belajar Suci atau Memiliki Suci tanpa Kehendak-Nya. Karena Suci untuk para Makhluk, itu Laku, maksudnya Adalah Wahyu dari Dzat Hyang Maha Suci Hidup, jadi, tidak bisa di minta atau di kejar atau dinanti, bisanya di Lakukan Sesuai Firman-Nya.

Berati, selamanya tidak akan pernah ada manusia yang bisa berhasil mengenal dan memahami Dzat Hyang Maha Suci Hidup ya pak WEB?

Bukan begitu, dan tidak seperti itu brow... yang bisa berhasil mengenal dan memahami Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Itu ada, bahkan mungkin banyak, yang sampai berhasil mencapai ke tahap manunggal dan sempurna juga ada.

La terus gimana caranya mengenal dan memahami Dzat Hyang Maha Suci Hidup?
Katanya Suci itu tidak bisa dipelajari atau dimiliki oleh manusia manapun dan apapun. Piye to pak. Kok genten mbulet...

Caranya ya jangan belajar Suci. Jangan mencari Suci. Apa lagi Shok Suci.
Caranya cukup mudah. Jalankan Wahyu Panca Gha’ib dengan Menggunakan Wahyu Panca Laku, jangan dengan akal pikiran, apa lagi ego dan politik.

Apakah ada cara lain...?!
Tidak ada...!!!

Bukankah sangat banyak bahkan teramat banyak, ajaran dan pelajaran yang ada di muka bumi ini...?! kenapa tidak ada...!!! Selain Wahyu Panca Gha’ib yang di jalankan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku...?!

Percayalah,,, saya sudah menglanglang buana. Walalu tidak seluas dunia ini, saya sudah merasa cukup yakin, bahwa tidak ada yang lain selain Wahyu Panca Gha’ib, itupun jika di jalankan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku. Kalau tidak di jalankan dengan Wahyu Panca Laku. Wahyu Panca Gha’ib-pun. Sama dengan yang lainnya itu. Hanya sebatas sarana. Sedangkan Cara Prakteknya,,, agar bisa tepat dan benar sesuai firman-Nya. Tidak akan pernah bisa di mengerti dan di pahami jika tidak menggunakan Wahyu Panca Laku. Artinya; Wahyu Panca Gha’ib sekalipun, yang katanya WAH... sama saja dengan yang lainnya. Hanya sebatas sarana, itupun katanya. Tidak bisa membuktikannya.

Butuh Bukti...?! ini Buktinya...!!!
Sudah berapa puluh tahun kita belajar dan terus belajar tanpa henti, hingga ke negeri cina istilahnya. Semua aturan dan dogma kita lakukan dengan mantapnya, dengan iman, katakanlah begitu. Semua firmah Tuhan dan Sunah Rasul sudah kita ibadahkan dan kita terapkan dengan tak terhingga.

Sholat/Sembayang. Beramal. Bersedekah. Berkurban. Berhijrah. Berpuasa. Bertapa. Berdzikir. Berwiridz. Bertawasyul. Bertahayul. Berjihad. Berdoa. Bersesaji. Berpuja Puji, dan Ber kali ber bla,,,bla,,,bla,,, lainnya, yang jika saya tulisan semua disini, akan memperpanjang katanya yang tiada habisnya. 

Apakah dengan semua itu, seumur hidup kita, di dalam keseharinnya...?!
Kita sudah tidak membenci sesama hidup kita...!!!
Kita sudah tidak mengfitnah dan dendam pada sesama hidup kita...!!!
Kita sudah tidak menghina dan meremehkan sesama hidup kita...!!!
Kita sudah tidak menyakiti, mengecewakan dan merugikan sesama hidup kita...!!!

Apakah dengan semua itu, seumur hidup kita, di dalam keseharinnya...?!
Kita sudah bisa salin mengasihi sesama hidup kita...!!!
Kita sudah bisa salin bantu dan peduli pada sesama hidup kita...!!!
Kita sudah bisa salin menghargai dan menghormati sesama hidup kita...!!!
Kita sudah bisa salin asah asih asuh pada sesama hidup kita...!!!

Sehingga kedamaian dan kebahagia’an serta ketenteraman tercipta dimana-mana dan dapat kita rasakan bersama. Tidak ada pelecehan, tidak ada pencurian, tidak ada penipuan, tidak ada penindasan, tidak ada kecurangan, tidak ada kesewenang-wenangan. Tidak ada pemerkosa’an. Tidak ada korupsi. Tidak ada ketidak adilan. Tidak ada pembunuhan. Tidak ada teror dan teroris. Tidak ada kerusuhan. Tidak ada kejahatan merajalela dimana-mana dan semua jenis ketidak nyamanan. Yang ada, hanya ketenteraman dan kebaikan yang tepat dan benar menuju kehadirat Dzat Maha Suci Allah/Tuhan.

Dan apa yang saya utarakan diatas, sudah lebih dari cukup, sebagai bukti. Bukan...?!

Tapi hanya dengan Wahyu Panca Gha’ib yang saya Jalankan/Praktekan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku. Saya bisa. Bisa membuktikan semua katanya al-qitab, semua katanya sejarah kejadian, semua katanya wejangan dari Para Guru Ahli Pembimbing saya, bahkan Tuhan yang saya sembah setiap waktunya saya tahu. Sehingganya, apapun rintangan dan risikonya, saya tetep idep madep mantep menebar Iman Cinta Kasih Sayang kepada apapun dan siapapun serta di manapun tanpa menyerah kalah. Tanpa kebencian, tanpa iri, tanpa fitnah, tanpa dendam, tanpa kekerasan, tanpa buruk sangka, tanpa fan tanpa apapun, yang ada hanya Iman Cinta Kasih Sayang antar sesama Hidup, yang berbangsa masing-masing dan bertanah air masing-masing pula.

Tidak-kah kecerdasa pola berpikir kita sampai ke hal tersebut...?! bukan-kah jaman ini semakin canggih dan modern...?! Tapi kenapa kita seperti katak dalam tempurung dalam memaknai Proses Hidup dalam Berkehidupan ini...!!! Coba renungkan dengan kecanggihan dan kemodernan otak pemikiran kita. Yang menurut kita logis dan logika itu.   

Para sedulur dan kadhang kinasih saya sekalian dimanapun berada, yang senantiasa di Restui Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Ketehui... entah di sadarai atau tidak di sadari, kita sering bahkan amat sering mangaku beriman, apa lagi jika ada yang bertanya soal iman kita, kita dengan gigihnya menjawab tegas singkat padat dan wah,,,jempol tenan. Aku beriman bahwa Tuhan itu esa dan kuasa atas segalanya dan bla,,,bla,,,bla...

Tapi,,, dalam kenyata’annya;
Pernahkan kita memberikan kesempatan, sekali saja kepada Tuhan. Untuk menunjukan kuasanya atas masalah-masalah kehidupan  kita...?!

Tapi,,, dalam kenyata’annya;
Pernahkan kita ragu, sedikit saja, tak kala hendak mencuri, menipu, berbohong, membenci, mengfitnah, menyakiti sesama hidup dan maksiat serta keburukan lainnya, bahwa Tuhan mengetahui semua itu...?! dan Tuhan akan memberikan balasan atas semuanya itu...?!

Kenyata’an-nya TIDAK bukan. Silahkan di pikir dan di renungkan sendiri. Jika bertanya akan hal itu. Tanyakan pada diri kita sendiri. Sudahkan begitu...?!!.

Para sedulur dan kadhang kinasih saya sekalian dimanapun berada, yang senantiasa di Restui Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Sudah sa’atnya dan waktunya kita menyerahkan segalanya dan semuanya hanya kepada Dzat Maha Suci Tuhan kita. Jika tidak, mau jadi apa bangsa dan negara terutama diri kita sendiri ini. Biyar Dia yang mengatur dan menata. Karena hanya Dzat Maha Suci Tuhanlah yang mampu dan bisa. Kita tak punya daya upaya apapun jika tanpa-Nya.

Dia adalah Sateriyo Paningit bagi setiap diri yang masih kedudukan Hidup. Dialah Pemimpin kita. Raja kita. Tujuan kita. Dan sudah waktunya. Sudah sa’atnya Mijil dan di Mijilkan, jangan di sembunyikan terus dalam hati, apa lagi di dalam dompet kita. Dengan tutup/tameng kepentingan politik apapun itu. Pasrah-lah pada-Nya. Terima DIA. Persilahkanlah DIA. Lalu Rasakan dengan Iman Cinta Kasih Sayang Bukti Nyata-Nya, yang akan kita terima sa’at Pasrah. Merima dan Memperilahkan-Nya.

Sekali lagi... Para sedulur dan kadhang kinasih saya sekalian dimanapun berada, yang senantiasa di Restui Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Beri kesempatan pada Dzat  Hyang Maha Suci  Tuhan kita, untuk menunjukan Kuasanya. Jangan disuruh diam di kamar terus, kita kan percaya, kalau Dzat Maha Suci Tuhan itu, adalah Maha diatas segala yang Maha. Kok kita terus yang selalu maju nonjol. Tuhan-nya, ga di kasih bagian, aslinya, yang kuasa itu, kita apa Dzat Maha Suci Tuhan? Hayo....!!!

Sekali lagi... Cukup dengan Wahyu Panca Gha’ib yang di jalankan/praktekan dengan menggunakan Wahyu Panca Laku, tanpa ribet apapun. Kita akan dapat bukti aslinya. Bukan tiruannya. Bukan katanya. Dan Tidak perlu di otak atik atau di beri asesoris biyar indah, ditambahin bumbu biyar lebih sedap. Tidak...!!! tidak usah, karena hal itu, justru membuat kita, keluar dari jalur yang sebenarnya. Sebab belum tentu sesuai, dan akan menghilangkan kemurnian-Nya.

Jadi, tidak perlu neko-neko. Biyarkan Tuhan yang berbuat, kita cukup laku. Titik.

Kalau sudah Menjalankan/Mempraktekan Wahyu Panca Gha’ib dengan menggunakan Wahyu Panca Laku. Disadari tidak disadari. Diketahui atau tidak diketahui. Kita akan masuk ke dalam dimensi Proses.

Proses apa pak WEB?
Ya Proses penSucian.
Masak Proses persalinan bayi.
Piye to sampean iki.
Di dengerin dulu kalau saya lagi ngomong. Jangan di sela, jangan di potong, nanti kelalen bagaimana, la wong saya sudah pikun. He he he . . . Edan Tenan.

Yo wess monggo, di lanjut, saya tak ndlopong  karo udud, ngrungoke Wong Edan Bagu ngomyang. He he he . . . Edan Tenan.

Husss... Itu gaya tertawaku, jangan di pakai, nanti cara ketawa saya gimana, kalau kamu pakai.

Huff...!!!

Disaat kita sudah berhasil memasuki dimensi Proses. Maka mulailah berlaku sebuah ayat yang menjelaskan;

“Aku adalah 'dekat' lebih 'dekat' daripada urat leher”.

“Apa bila mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta, apabila mendekatiku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa dan apabila dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”

Artinya; disa’at kita sedang berada di dalam dimensi proses. Sebenarnya, kita sedang bersama Dzat Hyang Maha Suci. Jadi, sangatlah tidak pantas jika kita merasa ragu dan bimbang, apa lagi takut dalam sikon apapun. Tinggal kitanya, Teliti apa tidak, kalau teliti, pasti tau, kalau tau, pasti ngerti, kalau ngerti, pasti paham, kalau paham, pasti bisa merasakan keberada’an Dzat Hyang Maha Suci, yang kala itu sedang bersama kita.

Iya kalau tahu sedang berada di dalam dimensi proses pak WEB, kalau tidak tau, bahwa kita sedang berada di dalam dimensi proses, gimana coba, kan tidak tau apa yang sedang dialami itu, adalah Proses pak WEB. Hayo...

Kae ra... udah dibilang kalau saya lagi ngomong jangan di potong dulu, sebelum selesai, di potong lagi.

Yo wes yo wesss.... monggo dilanjut.

Awalnya kan sudah ada niyat, kan sudah di niyati dari awal, kok sampai tidak tau kalau itu proses, bagaimana ceritanya? Berati, niyatnya itu, kan niyat nglantur. Kalau tidak nglantur, pasti tau, kalau itu prosesnya dan sedang proses.

Hehe... ora nganggo edan tenan. Iya benar pak WEB. Prosesnya pak WEB, Proses pensuciannya gimana, maafkan nyela bentar, buat iklan. Lanjut...

Di dalam dimensi Proses inilah. Dzat Maha Suci, mensucikan lahir dan bathin kita, jiwa dan raga kita, dari semua keterikatan dunia, dan kotak-kotak kepentingan serta bendera keperluan, yang membuat lahir bathin kita, tertutup dan ternoda alias tidak suci lagi, seperti kala pertama kali dilahirkan.

Dan di dalam dimensi Proses pensucian inilah, yang membuat kebanyakan orang, memilih mundur dan menyerah serta ngaku kalah sebelum bertempur. Karena cara Dzat Hyang Maha Suci Hidup mensucikan, sangat mengejutkan. Berat, bahkan menyedihkan dan menyakitkan. Tapi bagi yang tidak mengerti, kalau dirinya sedang dalam proses, dan tidak menyadari kalau dirinya sesungguhnya sedang bersama Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Tapi bagi yang mengerti. Sungguh mengasyikan, indah dan sangat berkesan, karena hal itu, bisa di hadapi dengan “Ana apa-apa Kunci. Laka apa-apa tetep Kunci” artinya”Ada apa-apa Kunci. Tidak ada apa-apa tetap Kunci”maksudnya”Ada masalah berTuhan. Tidak ada masalah ya tetap berTuhan.

Bagaimana dan seperti apakah, proses pensuciannya?
Sehingga membuat kebanyakan orang memilih mundur bahkan menyerah sebelum bertempur? He he he . . . Edan Tenan. “Yen wani aja wedi-wedi. Yen wedi aja wani-wani”.

Saya kasih gambaran.
Coba pikirkan. Maaf. Di pikir ya, jangan di bayangkan...!!!
Coba pikirkan, apa yang terjadi, jika Anda yang biasanya banyak uang, peribahasanya, garuk-garuk kepala saja, bisa dapat uang. Lalu tiba-tiba mengalami kesulitan untuk mendapakan uang.

Coba pikirkan,  apa yang terjadi, jika Anda yang biasanya di sanjung, di hormati, di hargai 1000 tiga, tiba-tiba mengalami, di hina, di remehkan, di acuhkan, bahkan difitnah. Sudah ketemu jawabannya kan....

Di dalam dimensi proses pensucian ini. Dzat Hyang Maha Suci Hidup, akan menggunakan dan memanf a’atkan, semua yang melekat dalam jiwa kita, sebagai alat untuk mensucikan lahir bathin kita. Mulai dari orang yang tidak kita kenal, hingga sampai ke teman, sahabat, bos kita, anak buah kita, patner kita, sampai ke tetangga kita. Bisa jadi  akan menfitnah kita, mengolok-olok kita, menghina kita, mengadu domba kita dll. Mulai dari keluarga kita, sampai anak atau istri kita, bahkan hingga ibu atau bapak kita. Bisa jadi membenci kita, meremehkan kita dll. Itulah diantara beberapa Alat Proses yang di gunakan oleh Dzat Hyang Maha Suci Hidup, yang bisa saya jelaskan untukmu sekalian.

Kalau dalam hal ini, kita tidak mengerti, bahwa kita sedang berada dalam dimensi proses pensucian, sudah tentu akan balik membenci, balik mengfitnah, balik menghina dan balas dendam. Kalau kita tidak menyadari, bahwa kita sedang bersama Dzat Hanya Maha Suci Hidup. Sudah Pasti, akan menyerah dan mundur serta  mengaku kalah sebelum bertempur.

Tapi kalau kita mengerti, paham, tahu bahwa kita sedang berada dalam dimensi proses pensucian, dan menyadari, bahwa kita sedang bersama Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Pasti Rela/Legowo, tetap iman. Kalau Rela/Legowo, tetap iman, dengan apapun yang sedang terjadi. Maka berati,,, kita sedang berjalan mendekat dan mendekat lebih mendekat dan dekat, rekat erat, “pulet pinuletan” bersama Dzat  Hyang Maha Suci Hidup. He he he . . . Edan Tenan.

La,,, kalau sudah dekat dan semakin dekat, hinggat rekat/erat bersama Dzat Hyang Maha Suci Hidup, guampang banget kok, tak kasih tahu contoh nih...

Misalnya... saya sedang berjalan di depan rumahnya orang kaya. Biasanya, orang kaya itu, kan miara anjing galak, dan biasanya lagi, anjing itu disuruh jaga pintu gerbang pagar teralis besi rumahnya kan, terus, pas kita lagi lewat, di gonggongin sama si anjing galak itu. Guk-guk-guk. Nah,,, kita jangan balik nggongongin anjing itu, capek deh... Tinggal bilang saja sama tuannya. Pak... anjingnya mengganggu saya tuh. Tolong diamin. SELESAI kan. He he he . . . Edan Tenan.

“Apa bila mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta, apabila mendekatiku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa dan apabila dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”

Mari kita sejenak menelisik kembali sejarah, adakah Seorang Nabi yang tidak mengalami seperti yang saya ceritakan diatas?

Itu Nabi, karena Nabi adalah utusan, pilihannya Dzat Hyang Maha Suci Hidup itu sendiri, harusnya kan, tidak perlu di Bersihkan/Sucikan bukan? Tapi dalam kenyata’annya. Mereka semuanya mengalami Fitnah, hina’an, cemohan, adu domba dll. Itu Nabi. Pilihannya Dzat Hyang Maha Suci Hidup, apa lagi iyong dan kita-kita ini. Cukup kuat untuk dijadikan alasan penguat iman dan tekad kita bukan.

Artinya; Pasti Rela/Legowo, tetap iman. Karena apapun yang dialami, hanya sepintas saja, hanya proses, sementara, sekejap saja. Artinya, tidak akan lama, pasti selesai dalam waktu yang amat teramat singkat. Dan berubah menjadi keajaiban yang luar biasa berkahnya.

Kalau berhasil, Tapi tetap jangan berbangga diri dan sombong hati, mentang-mentang sudah manunggal dengan Dzat Hyang Maha Suci Hidup, terus,,, sakit kepala, pakainya bim salabim abra kada bra, ga mau minum bodrex. He he he . . . Edan Tenan. Kalau seperti itu, hanya sedetik keberhasilanmu. Dan akan kembali ke awal lagi, yang jauh lebih rumit prosesnya.

Sebab disini... Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Akan memberikan 5 Pilihan untuk kita. Yaitu: Suci. Ilmu. Harta. Tahta. Wanita.

Jika kita  memilih tetap Suci, yang baru saja berhasil di dapat itu. Maka... akan bersama Dzat Hyang Maha Suci Hidup selama-lamanya. Artinya... akan memperoleh Ilmu. Harta. Tahta dan Wanita dan semuanya serta segalanya. Karena Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Adalah pemilik segalanya dan semuanya itu, termasuk Ilmu. Harta. Tahta. Wanita tersebut. Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Roji’un, akan menjadi kodrat irodat mutlak kita, dalam meniti kesempurna’an Hidup sekarang dan kelak setelah Mati.

Tapi jika memilih Ilmu atau Harta atau Tahta atau Wanita. Maka Suci yang baru saja di peroleh itu, akan sirna diambil kembali oleh Dzat Hyang Maha Suci Hidup. Artinya. Jangan berharap tentang manunggal apa lagi Sempurna, jangan mimpikan itu. Karena...”PERCUMA”. He he he . . . Edan Tenan.

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
                          
Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet..  BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:  0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com