MAKSUDNYA ROMO SEMONO KEPADA PUTERO ROMO:
MAKSUDNYA
ROMO SEMONO KEPADA PUTERO ROMO:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Jawa Dwipa Hari Sabtu Wage.
Tgl 23 Juli 2016
Salam Rahayu Para Kadhang
dan Sedulur kinasihku sekalian....
Dulu,,, semasa Romo Semono
Sastrohadidjoyo masih sugeng/Hidup, setiap waktu, beliau nyaris tidak pernah
istirahat, karena di setiap waktunya, selalu ada Putero Romo yang datang
menghadap beliau, baik secara lahir maupun secara bathin. Namun,,, sesibuk apapun,
beliau tetap siap sedia sebagai Pandita Ratu. Beliau juga bisa bertani, seperti
mengolah sawah, mulai dari menggarap, menanam hingga ke panen, disisi lain,
beliau menerima tamu, disisi lain agi, beliau bersenda gurau bersama kedua
istrinya, disisi lain, beliau Laku Patrap Semedi, manembah kepada Tuhan. Di
samping menerima semua karakter tamu yang datang, khususnya Para Putero Romo,
semua dan segala tetek bengeknya kehidupan manusia sewajarnya, tidak ada
satupun yang terbengkalai.
Hal ini di lakukannya secara
bersama’an. Sungguh luar biasa bukan? Jika kita tidak teleti, sudah pasti tidak
akan mengrti, apa agi tau maksudnya. Maksud Romo Semono melakukan ini, bukan
karena pamer kesaktian atau menunjukan kelebihannya, sebagai Pandita Ratu
Piihan. Tapi mengajari kita semua, bahwa kita harus bisa mengetahui dengan
sadar, mana kepentingan dan mana keperluan, karena dengan mengetahui, mana
kepentingan dan mana keperluan, siapapun dia, apa lagi Putero Romo, pasti bisa
meletakan kepentingan pada tempatnya kepentingannya, dan keperluan pada
keperluannya secara tepat dan benar.
Seperti yang telah di
contohkan oleh Romo Semono yang sudah saya jelaskan diatas, sehingganya, tidak
ada satupun yang terbengkalai, semuanya menjadi laku, artinya tidak ada yang
sia-sia dan percuma, serta berakhir dengan sempurna. Untuk itu, ketahuilah
dengan sadar, mana yang penting dan mana yang perlu, lalu letakan pada
tempatnya masing-masing, jangan di campur aduk menjadi satu, seperti es cendol
campursari.
Romo Semono kan Pandito
Ratu. Ya jelas bisa lah,,, pada sa’at yang bersama’an, bisa di sawah, bisa
menerima tamu, bisa bersama istri dll, sedang kita apa? Tidak mungkin
bisa...!!!
Apapun dan siapapun serta
bagaimanapun itu Romo Semono. Hakikatnya adalah Wahyu Panca Gha’ib dan Syare’atnya adalah Wahyu
Panca Laku. Tidak punya selain itu dan tidak menggunakan apapun selain itu. Artinya;
apakah kita tidak punya, apa yang di miliki oleh Romo Semono? Bukankah kita
memiliki yang sama?
Tapi Romo Semono kan manusia
pilihan...
Semua manusia hidup itu,
adalah pilihan, bukankah Tuhan sudah berfirman soal kesempurna’an kita sebagai
manusia hidup, di banding mahkluk lainnya...!!! tidak ada alasan untuk tidak
bisa, sementara kita memiliki dan melakukan hal yang sama. Berjalan di jalan
yang sama dan menuju pada satu titik yang sama pula.
Mengenai hal ini, saya beri
satu bahan mentah, agar mudah untuk mengetahui dan memilahnya. Ini bahannya:
(Dzat Maha Suci Hidup itu Penting dan Isi dunia itu Perlu). Silahkan di olah
sendiri, menurut masing-masing kemampuan. Ingat...!!! jangan di campur aduk,
dan tempatkan pada tempatnya masing-masing. Jika kita bisa paham harus
bagaimana sa’at berkepentingan dan harus bagaimana sa’at berkeperluan. KITA
BISA. Romo bisa. Artinya kita juga bisa. Nabi bisa. Artinya kitapun bisa. Wali
bisa. Artinya kita juga bisa. Titik.
Salam Rahayu Para Kadhang
dan Sedulur kinasihku sekalian....
Ada
lagi adegan yang pernah di peraga’an oleh Romo Semono, semasa beliau masih
Hidup. Buat contoh bagi kita semuanya.
Seperti
yang sudah saya jelaskan diatas, bahwa Romo Semono, setiap waktu di datangi
para menusia-manusia hidup yang berkepentingan, khususnya Putero Romo. Ada tamu
seorang pedagang, minta penglarisan, oleh Romo Semono di beri Kunci. Ada
pejuang minta jimat untuk keselamatan, di beri Kunci oleh Romo Semono. Ada
lelaki atau wanita ngorak yang belum mendapatkan jodoh, minta pengasihan, di
beri Kunci oleh Romo Semono. Ada yang rumahnya angker, minta tumbal, biyar
rumahnya jadi aman dan nyaman, di beri Kunci oleh Romo Semono. Ada yang sakit
minta obat, di beri Kunci oleh Romo Semono. Ada yang minta ilmu kesaktian jaya
kawijaya, di beri Kunci oleh Romo Semono. Bahkan ada yang ingin mengenal Tuhan
yang di sembah dan di pujanya selama hidup, apapun agamanya atau
kepercaya’annya, tetap di beri Kunci oleh Romo Semono.
Cukup
membingungkan jika tidak sadar telitinya. Jika kita sadar dalam ketelitian,
akan mengerti maksudnya Romo Semono melakukan ini, karena bersama’an sa’at
Kunci di berikan. Romo Semono bersabda; Eling/Ingat “Ono opo-opo Kunci. Ora ono
opo-opo tetep Kunci” (ada apa-apa Kunci. Tidak ada apa-apa tetap Kunci). Pasti
slamet/pasti bisa/pasti sukses/pasti berhasil/pasti sampurno.
Inilah
maksud dari Kalimat. Kalau Wahyu Panca Gha’ib itu, bukan agama, bukan
kepercaya’an, bukan kejawen, bukan kebathinan, bukan perguruan, bukan partai
atau golongan, bukan adat istiadat dll, karena siapapun dia dan bagaimanapun
dia, bisa jalankan Wahyu Panca Gha’ib. Sebab Wahyu Panca Gha’ib adalah Hidup.
Hidup yang menempati semua wujud manusia Hidup, tidak peduli apapun agama dan
kepercaya’an serta alirannya.
Ini
maksud dari Kalimat. Bahwa Kunci itu bisa untuk apa saja. Bergantung si
pelakunya mau berjalan ke arah mana dan menuju apa. Asalkan benar-benar dengan
sadar “Ono opo-opo Kunci. Ora ono opo-opo tetep Kunci” (ada apa-apa Kunci.
Tidak ada apa-apa tetap Kunci). Maksud lebih jelasnya adalah. Laku Patrap
Semedi Panca Gha’ibnya. Jangan di saat ada masalah saja, di saat lagi tidak
punya uang saja. Sekalipun lagi tidak ada masalah dan lagi punya banyak uang,
tetap Laku Patrap Semedi Panca Gha’ib. Begitu bro,,, maksudnya.
Salam Rahayu Para Kadhang
dan Sedulur kinasihku sekalian....
Ada
lagi adegan yang pernah di peraga’an oleh Romo Semono, semasa beliau masih
Hidup. Buat contoh bagi kita semuanya.
Pada
waktu itu. Persiden ir Soekarno sedang sakit. Lalu beliau memerintahkan dua
orang ajudannya, untuk memanggil Romo Semono datang ke jakarta, di istana
kepersidenan, guna mengobati penyakit
beliau, lalu, pergilah dua orang ajudan itu, menemui Romo Semono di sejiwan
purworejo, dengan membawa mobil dimas Persiden. Setibanya, dihadapan Romo
Semono, kedua ajudan yang dalam tugas ini, menyampaikan perintah Persiden.
Namun di tolak oleh Romo Semono.
Lalu
Romo berkata “Yang butuh itu siapa? Yang Peru itu siapa? Masak iya, sumur di
suruh mendatangi timba” dengan begitu,
lalu kedua ajudan itu, kembali ke jakarta dengan hampa, maksudnya tanpa
berhasil membawa Romo Semono ke istana kepersidenan. Di sepanjang perjalanan,
kedua ajudan ini, ketar ketir,,, harus melapor bagaimana nantinya. Setibanya di
istana kepersidenan. Kedua ajudan ini, langsung menghadap dengan tekad untuk
melapor. Namun betapa terkejutnya kedua ajudan itu, sa’at memasuki pintu dimana
sang Persiden berbaring sakit. Kedua ajudan itu, melihat Romo Semono sedang
duduk santai memberikan wejangan-wejangan pada sang Persiden, dan sudah selesai
di sembuhkan. Mengertikah Anda, apa maksud dari adegan ini...?!
Romo
Semono memberikan contoh pada kita semuanya, agar kita seperti kacang lupa
kulitnya, atau sebaliknya. Romo Semono mengajari kita, agar bisa memilah dan
menempatkan, mana yang perlu dan mana yang penting. Mana yang harus dan mana
yang tidak harus. Walaupun Romo Semono bisa tau, mengerti dan paham akan hal
itu, namun Romo Semono tetap melakukan darma baktinya sebagai Pandito Ratu,
untuk itu, Romo Semono tetap datang menemui Persiden, karena dengan ketidak
tauan sang Persiden itu. Romo Semono bisa menyampaikan Firman Tuhan kepada
Persiden, walaupun hanya se ayat dua ayat. Sedangkan kedatangannya yang secara
gha’ib itu, sebagai tanda, bahwa Putero Romo itu, bukanlah hal yang sepele dan
remeh, jika di statuskan, jabatan Persiden, itu tidak ada apa-apanya di bandingkan
dengan status Putero Romo, sebab Putero Romo menguasai dengan sadar, pengetahuan
tentang dan soal semua Hakikat Hidup dalam kehidupan di dimensi manapun dan
apapun, sedangkan Persiden, hanya soal politik dunia, sedangkan akheratnya,
bergantung sikon. Jadi,,, ga mentang hebat, lalu mengabaikan yang belum hebat,
mentang-mentang tau dan bisa, lalu meninggalkan yang belum tau dan bisa.
Salam Rahayu Para Kadhang
dan Sedulur kinasihku sekalian....
Ada
lagi adegan yang pernah di peraga’an oleh Romo Semono, semasa beliau masih
Hidup. Buat contoh bagi kita semuanya.
Kala
itu... Kadhang kita, dokter Wahyono almarhum, sedang dalam tugas negara, di
desa terpencil yang susah di angkau dengan transpot apapun, lalu beliau sowan
secara gha’ib kepada Romo Semono, dan bertanya; “Romo,,, saya sedang menghadapi
banyak pasien yang harus segera di tolong/diobati, sementara obat yang di
perlukan, sudah tidak ada, apa yang harus saya lakukan Romo”. Romo Semono
menjawab ” munduto tuyo sak ember, banjur sowan maring ramane, sabdanen tuyo
kuwi, minongko gantine obat waras” (Ambilah air satu ember, lalu menghadap
kepada Tuhanmu, sabdalah air itu, sebagai ganti obat sembuh). Mengertikah Anda,
apa maksud dari adegan ini...?!
Salam Rahayu Para Kadhang
dan Sedulur kinasihku sekalian....
Maksud
dari adegan ini. Adalah sebagai berikut; Dengan ini Romo Semono memberikan
contoh kepada kita semuanya. Dalam menghadapi masalah apapun dan bagaimanapun.
Temuilah Tuhan terebih dahulu, dan dalam sikon sedang bersama Tuhan itulah, kau
boleh lakukan apapun cukup dengan menyabda saja. Saya ulangi, cukup menyabda.
Tidak ribet dan repot kan? Cukup Sabda. Tak harus mengeluarkan keringat dan
tenaga dll, itu tidak penting. Asalkan kita bersama Tuhan. Semuanya tidak
penting, jika di perlukan, cukup bersabda. Waras/Sembuh. Maka sembuhlah apapun
yang sedang sakit. Begitu istimewa dan luar biasanya bukan... jika bisa bersama
Tuhan selalu. Terus,,, kenapa kita tidak mau selalu bersama Tuhan? Bukankah
Firmannya sudah jelas, bahwa kita tiada daya apapun jika tanpa Tuhan.
Dan
masih banyak Adegan-Adegan Contoh dari Romo Semono yang pernah di peragakan
secara langsung dan detail juga nyata, di hadapan Para Putero Romo Khususnya.
Namun sayang, hanya sebatas kagum yang di munculkan, bukan pengkajian lakunya
yang di gelar dan di gulung. Dan apa yang sudah saya jelaskan diatas, itu baru
sekelumitnya. Maka... Jangan Asal.
Karena
itu, dengan Wahyu Panca Gha’ib. Sudah kah kita selalu bersama Tuhan. Kalau
sudah bersama Tuhan. Seperti ini atau seperti itukah sipat dan sikap laku kita
kepada apapun dan terhadap siapapun...?!
Soal
ini, mari kita sama-sama mengkaji diri, tidak usah risaukan yang lainnya,
asalkan kita benar-benar bersama Tuhan, semuanya akan baik-baik saja. Kalau
belum baik-baik saja, berati masih belum, maka Panca Laku-lah. He he he . . .
Edan Tenan.
Kalau
selalu bersama-Nya. Maka sipat dan sikap manusiawi-nya akan sesuai dengan Firman-Nya.
Seperti dibawah ini:
Romo
Pernah Ngudang/menimang Putero Romo seperti ini;
“Heh,,, Putraningsun sami. Pra satriya lan wanita. Mrenea sun jarwani.
Mangertiya jenengsira. Wus Ingsun sabda dadi Kitab suci sejati. Adam makna
wastanipun. Iku wujudira. Wulang-reh sejati. Iku uninira. Ber-budi bawa-leksana.
Kadya lakunira. Pratanda jenengsira Putraningsun”.
WEJANGAN Tanpa Tedeng Aling-Aling:
Para Kadhang dan Sedulur
kinasihku sekalian.... Ketahuilah;
Sapa kang manggula wentah ragane manungsa, iya Urip. Kang ngobahake
ragane manungsa, iya Urip. kang muna muni, iya Urip. kang krasa-rumangsa-ngrasakake, iya Urip. Mula
Urip kang pinilih sekalir. Kang sinembah Urip. Urip kang sinembah sakabehing
Urip (sedarum) Marga Urip kang kagungan. Kang amengkoni sakabehing kahanan. Kahanane wujud
wewujudan kang gumelar aneng ngalam dunya. Iku kabeh den wengkoni Urip. Urip
kang kagungan purbawasesa. Kang nguwasani kabeh kahanan. Mula Urip kang gawe gelar gulung. Ana saka dene Urip. Datan ana, saka
dening Urip. Urip iku yekti, Urip kang mahanani sakabehing kahanan. Mula sesembahan nyata, ora nana liya, Iya mung Urip. Bukti luhur luhuring Urip. kang sarwa tuwuh manuwuh, kang sarwo semi manyemi. Iku yektine Urip.
Gumelaring jagad anyar saisine pisan. Anane mung ringgit
purwa. Lampahanipun. Manasuka Manunggal. Dalangipun. Bocah saka gunung Heru
Cokro Semono. Iku kang mandegani pagelaran aneng jagad agung ngalam donya.
Waranggane. Rasa Sejati. Gamelane dudu gamelan perunggu. Gamelan Lokananta.
Swarane gemludug. Kang dewe-dewe muna munining
Urip. Ringgit purwanipun waca. Elinga purwaning dumadi. Purwaning dumadi
manungsa Urip .
Tan liya saka dening Roh Suci. Kang sinabda tumurun. Gumelar
aneng ngalam donya. Kang sarwo tuwuh manuwuh. Dedalane Manunggal. Kinantenan
sarwa MIJIL. Nora gampang lungguh aneng jagad anyar. Ora bisa den lakoni batin,
agama lan ngelmu utawa amal jariyah. Tangeh lamun jenengsira bisa tumeka. Lamun jenengsira
tan mangerti mring KUNCI nipun. Iku Kunci-ning gesang. Dzat Maha Suci sesebutan
Ingsun. Iku tumrap sakabehing manungsa Urip. Kang tumitah aneng ngalam donya. Toging
angga marsudia badan pribadi. sesolah bawane pribadi, panuntunipun raga kasar. Katone
wujud, kang anggendong mondong yekti Urip. Yekti nyata nyatane nyata.
Jenengsira
turu binantalan Urip. kinemulan Urip, kinasuran Urip. Samobahing ragane saka
krentege kalbu, apa kang jenengsira sedya kudu pada. Jenengsira tumekeng wujud, datan ana bedane krenteg kang mahanani. Yekti
pada ana.
Salam Rahayu Para Kadhang
dan Sedulur kinasihku sekalian, jika engkau senantiasa Eling/Ingat dan Waspada.
Maksudnya “Ingat pada Panca Gha’ib. Waspada pada Panca Laku”. Tumindak Tetep,
Idep, madhep, mantep . Pasti bakal Mengerti dan Paham. Tentang Wejangan Tanpa
Tedeng Aling-Aling diatas. Ini sudah waktunya, berbahaya bagi kita semuanya
jika tidak Eling lan Waspada “Eling
marang Panca Gha’ib. Waspada marang Panca Laku”. Tebarlah Cinta Kasih Sayang
kepada apapun dan siapapun sebisa mungkin dan semampunya. Jagalah hati dari
segala penyakit Sirik. Iri. Dengki. Hasut. Fitnah. Benci dan Dendam. Jika
terasa sulit, cukup jagalah Pikiranmu dari segala yang tidak baik dan tidak penting.
Duh... Gusti Ingkang Moho Suci.
Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu
Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang
saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya
sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak
membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan
menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan
Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu,
agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya
Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_.....
Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon: 0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment