MANUSIA SEUTUHNYA DAN PENYEBAB. TERJADINYA MASALAH DALAM KEHIDUPAN:

MANUSIA SEUTUHNYA DAN PENYEBAB.
TERJADINYA MASALAH DALAM KEHIDUPAN:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Jawa Dwipa Hari Kamis Pahing. Tgl 16 Juni 2016

Nomer Satu. MANUSIA SEUTUHNYA:
Manusia Seutuhnya, adalah Manusia Hidup, sedangkan Manusia Hidup, adalah Manusia yang mengenal Hidupnya, bukan Manusia Hidup namanya, kalau tidak mengenal Hidupnya, sebab kalau tidak mengenal Hidupnya, itu bukan Manusia Hidup, melainkan Mayat Hidup, dan Mayat Hidup itu, bukan Manusia Seutuhnya. Menjalankan Spiritual Laku Hakikat Hidup dengan Wahyu Panca Gha’ib, di sadari maupun tidak disadari, menuntun manuisa, menjadi manusia seutuhnya, sebagaimana pada awal mulanya di ciptakan oleh Dzat Hyang Maha Suci Hidup.  Dan menurut saya. Manusia seutuhnya, adalah seseorang yang mengenal hidupnya, kalau belum mengenal, berati belum untuh dan tidak utuh, karena ada yang kurang, setidak-tidaknya yang telah mencapai Hakikat Hidupnya atau sekurang-kurangnya telah berhasil melenyapkan kekotoran Bathin, dan Kekotoran Batin itu ada tiga jenis macamnya. Yaitu;

1. Serakah atau keserakahan.
2. Benci atau kebencian.
3. Masa Bodoh atau kebodohan.

Hidup adalah merupakan tingkatan kesucian pertama, dimana seseorang telah berhasil melenyapkan tiga belenggu yang sudah saya sebutkan diatas, dari sepuluh belenggu batin. Manusia merupakan perpaduan antara lima gugus kehidupan, atau Panca khanda kalau istilah ilmunya, yang terdiri dari lima dibawah ini:

1. Jasmani.
2. Perasaan.
3. Penyerapan.
4. Kehendak.
5. Kesadaran.

Jadi, menurut saya manusia seutuhnya itu, bukan dilihat dari kesempurnaan fisik. Seseorang yang terlahir rupawan, sehat, tidak cacat, pintar secara intelektual, kaya materi dl, sebab itu  belum tentu dapat disebut sebagai manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya. Adalah manusia yang hidup dengan menjunjung tinggi dan menjalani nilai-nilai kemanusiaan, seperti kedermawanan, kebajikan, kemoralan, dan kebijaksanaan yang sesuai dengan penemuan pribadinya secara spiritual agama, kepercaya’an ataupun ilmu (Lelaku dan Laku).

Seorang manusia harus merenungi mengapa kita lahir ke dunia dan apa tujuan kita menjalani kehidupan kita. Apakah kehidupan yang kita jalankan bermakna atau tidak. Kalau kita mencermati bagaimana cara seseorang menjalani hidup, kita akan menemukan banyak jawaban untuk sebuah pertanyaan: apa tujuan hidupmu? Ada yang bertujuan hidup untuk memenuhi cita-cita karier dengan tujuan menghasilkan uang atau ketenaran. Ada sebagian yang bertujuan untuk mengumpulkan pahala demi kebahagiaan di surga kelak. Namun, banyak juga yang tidak punya tujuan yang jelas dll. Namun menurut saya. Manusia hidup di dunia memiliki tujuan antara lain:

1.  Hidup harmonis antar sesama dengan mewujudkan cinta kasih sayang spiritual.
2.  Membina Batin secara lahir maupun bayhin untuk mencapai tingkat kesucian spiritual.
3.  Memanfaatkan berkah-berkah alam untuk membantu pencapaian kesucian spiritual.

Dan kualitas atau standar kemanusiaan kita dapat diukur, dengan praktek-praktek pengembangan moralitas spiritual kita sehari-hari. Alam manusia adalah alam yang paling menguntungkan, karena di dalamnya terdapat perpaduan antara suka dan duka, yang memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk menyadari sifat sejati kehidupan. Di alam manusia ini, juga kita memiliki banyak kesempatan untuk berkarya suci dalam mengembangkan kebajikan dan kebenaran, melatih diri dalam pembinaan lahir batin, untuk bisa mencapai kesucian, sebagaimana kita berasal.

Karena itu... Berbahagia dan bersyukurlah tanpa syarat. Kita sering kali membuat syarat bagi kebahagiaan kita, syukur kita; saya belum bahagia, saya baru akan bahagia jika saya sudah lulus SMA, jika saya sudah kuliah, jika saya sudah bekerja, jika saya sudah menikah, jika saya sudah kaya, jika saya sudah bisa bayar hutang, jika saya punya anak lelaki dan bla… bla... bla... lainnya.

Dengan terus membuat syarat bagi datangnya kebahagia’an, kita tidak akan pernah benar-benar bahagia, kita takan pernah bisa bersyukur. Oleh sebab itu, berbahagia dan bersyukurlah sekarang, di sini dan saat ini juga.

Konsep lama. Sistem lama. Cara lama. Yang di dogmakan selalu membuat manusia hidup, penuh dengan tekanan batin dan ketakutan yang mencekam, akhirnya, jauh dari yang namanya bahagia dan tenteram, apa lagi sempurna yang di idamkannya.

Kita seringkali tidak mengerti apa yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan, karena kita tidak pernah benar-benar memberikan perhatian penuh terhadap diri kita; pikiran, perkata’an, dan perbuatan kita dll. Oleh sebab itu, seringkali kita melukai diri kita sendiri dan orang lain. Orang selalu penuh perhatian ke dalam diri, pasti akan mengucapkan syukur/terima kasih dan melakukan hal-hal yang baik, yang akan membuat dirinya selalu bahagia, bertaburan cinta kasih sayang dari siapapun dan apapun. Satu-satunya cara terpasti dan menjamin bisa berhasil dalam melatih perhatian kita, adalah dengan melakukan Semedi Patrap Wahyu Panca Ghaib menggunakan sistem Wahyu Panca Laku.

Masih ingat Wejangan saya akhir Tahun 2015 yang lalu?
Yang seperti ini intinya;  “Jagalah Pikiranmu, karena Pikiran akan menjadi Perkata’anmu. Jagalah Perkata’anmu, karena Perkata’anmu akan menjadi Perbuatanmu. Jagalah Perbuatanmu, karena Perbuatanmu akan menjadi Kebiasa’anmu. Jagalah Kebiasa’anmu, karena Kebiasa’anmu akan membentuk Karaktermu. Jagalah Karaktermu, Karena Karaktermu akan membentuk Nasibmu. Maksimal Jagalah Hati/Qalbumu, karena Hati/Qalbumu akan menentukan Rasamu. Jagalah Rasamu, karena Rasamu akan menentukan Lakumu. Jagalah Lakumu, karena Lakumu akan menentukan Hyang Maha Suci Hidup-mu. Tuhan hantu apa hantu Tuhan atau hantu-hantuan apa Tuhan-Tuhanan

Nah,,, pada kesempatan kali ini, saya akan mengungkap soal ini. Benarkah Nasib itu berawal dari Pikiran kita? Benarkah Tuhan itu di tentukan oleh Hati kita sendiri. Berikut Wejangan atau Wedaran riyilnya. Dengan judul “Penyebab Terjadinya Masalah Dalam Kehidupan

Nomer Dua. Penyebab Terjadinya Masalah Dalam Kehidupan;
Setiap tindakan atau aktifitas fisik dan berpikir, akan menghasilkan energi, jika aktifitas kita dinyatakan oleh pikiran dan hati, sebagai aktiftas positif, maka akan menghasilkan energi positif, demikian juga sebaliknya. Energi positif ini akan tersimpan di dalam diri kita. Di sebuah bagian yang merupakan tubuh etherik, atau tubuh bioplasmik, atau tubuh halus, atau disebut juga sebagai tubuh energi. Inilah yang disebut sebagai Bathin atau Qalbu atau Jiwa atau Soul atau Roh Suci atau Hidup. Energi yang tersimpan di bagian jiwa ini, membawa informasi kehidupan kita. Baik kehidupan di masa lalu, masa kini atau bahkan informasi yang akan membentuk masa depan kita.

Inilah yang menurut saya awal mula terjadinya dari hukum karma. Baik karma positif dan negatif. Jika suatu saat tubuh fisik kita sudah tidak ada, proses ini disebut sebagai “meninggal dunia atau mati”, meninggalkan dunia, maka tubuh etherik kita, yaitu jiwa tersebut akan tetap ada. Jiwa atau Qalbu kita akan berpindah ke dimensi yang berbeda. Yang mengatur semua proses ini adalah Alam Semesta. Alam Semesta adalah Sistem yang maha dahsyat dan canggih serta rumit yang dibuat oleh Dzat Maha Suci atau Kanjeng Romo Sejati Gusti Prabu Heru Cokro Semono, untuk mengakomodir segala kehidupan yang ada di dalamnya. Multi Dimensi dan berlaku untuk semua cipta’an-Nya.

Penyebab Terjadinya masalah dalam kehidupan, akan bermula pada diri kita sendiri, dan ini akan sangat terkait dengan hukum energi alam semesta. Misal contoh; Suatu ketika kita berpikir, kemudian jiwa kita akan merespond. Timbul-lah “rasa”. 

Yang terjadi pada pikiran kita : pikiran akan merespond/memproses semua informasi yang masuk melalui panca indera. Bisa lewat telinga kita, mata kita, hidung kita, mulut kita dan lain sebagainya. Informasi yang masuk akan diproses. Alam bawah sadar, adalah sebuah sistem yang mirip dengan RAM komputer yang ada di gadget kita. Tempat penyimpanan data sementara, sedangkan hardisknya atau tempat penyimpanan data utama, adalah di hati/qalbu/jiwa. Pikiran kita akan membandingkan data yang sudah ada (yang merupakan hasil dari pemrosesan yang terdahulu) dengan data yang diproses.

Jika suatu saat kita mengalami sebuah kejadian Misal contohnya; kita pernah beruntung ketika bekerja sama si A, nah otak kita akan menyimpan data informasi tersebut, dilengkapi dengan rasa yang muncul dari hati kita. Data ini akan disimpan sementara pada RAM/Alam Bawah Sadar dan akan disimpan selamanya di Hardisk/Jiwa. Jika suatu saat ada peristiwa yang hampir mirip, otak kita akan mencari perbandingan, atau referensi dari data informasi yang ada di Jiwa. Akhirnya kita mempunyai standar, mengenai siapa yang bisa kita ajak kerja sama supaya beruntung kembali, seperti apa keuntungan yang akan kita dapatkan. Dan seterusnya…

Otak – Pikiran akan menyimpulkan setiap informasi yang masuk melalui panca indera. Kesimpulan ini sering kita sebut sebagai asumsi. Yang sering terjadi adalah kita sering berasumsi negatif.  Jika kita berasumsi negatif maka hati kita akan merespon dengan rasa tidak enak, tidak nyaman, tidak suka, bahkan benci dan lain sebagainya.

Dan yang sering terjadi adalah, kita akan dikendalikan oleh rasa tidak enak ini, akhirnya rasa tidak enak ini akan mendominasi. Salah satu bagian dalam tubuh kita, yang termasuk di tubuh etherik adalah pusat energi, yang ada di bagian ubun-ubun kita, adalah sebuah alat penghubung atau pemancar dan penerima energi, yang membawa informasi/data, dari diri kita ke alam semesta, ataupun sebaliknya. Jika kita mengirimkan asumsi negatif kita ke alam semesta, maka alam semesta akan merespond. Respondnya adalah energi yang membawa data dan termanifestasikan sebagai kejadian yang sama persis dengan asumsi kita.

Artinya; Penyebab segala masalah dalam kehidupan kita, adalah pikiran dan hati kita sendiri. Tanpa sadar kita menciptakan realita kehidupan berdasarkan asumsi pikiran dan rasa. Persepsi kita terhadap kehidupan kita sendiri, diciptakan oleh asumsi kita terhadap sebuah peristiwa. Dan kebanyakan, atau yang sering terjadi adalah kita berasumsi negatif, sehingga peristiwa yang kita hadapi, juga menjadi peristiwa negatif. Belum lagi kita menghadapi sebuah peristiwa, kita sudah membuat modal asumsi negatif, maka yang terjadi adalah munculnya kejadian negatif.

Yang lebih parah adalah, kita tidak dibiasakan oleh sistem pendidikan baik di level keluarga ataupun sekolah (baik di tingkat dasar sampai tingkat lanjut) untuk mengenal sistem tubuh kita dengan baik. Bagaimana Pikiran bekerja, bagaimana hati bekerja, bagaimana energi bekerja, malah yang terjadi adalah kita menyuburkan penggunaan asumsi negatif sebagai modal konstruksi berpikir kita. Iya apa iya? Hayo....

Yang barusan saya ungkap diatas itu, baru soal pikiran, belum lagi sistem hati/jiwa. Ini adalah sebuah sistem dalam diri kita yang tidak bisa dihilangkan, sama seperti pikiran negatif, atau asumsi negatif, ini tidak bisa dihilangkan, yang bisa kita lakukan adalah Sadar mengenalnya, lalu di Pilah-Pilih, terus di optimalkan dan Manfaatkan.

Hati atau jiwa kita ini terdiri dari bagian-bagian yang sering disebut juga sebagai nafsu. Nafsu baik dan buruk. Menurut keilmuan, yaitu keilmuan energi spiritual, Anatomi hati adalah; ( Dimulai dari bagian yang paling luar atau paling dekat dengan pikiran). Yaitu; Jiwa Amarah. Jiwa Keinginan. Jiwa Ego. Jiwa Tenang. Jiwa Bijak. Jiwa Murni. Jiwa Suci.

Tempat penyimpanan data kehidupan kita adalah di bagian ini. Sering sekali terjadi kita merespond asumsi baik positif atau negatif dari pikiran dengan menggunakan bagian jiwa yang tidak tertata dengan baik. Misalnya saja kita merespond segala kejadian dengan Jiwa Ego. Yang terjadi adalah dominasi Ego Pribadi atau Kelompok yang saat ini sering kita lihat terjadi pada keseharian, pada lingkup keluarga, ada ego suami dan ego istri, di level pekerjaan, ada ego perusahaan, ego karyawan. Di jalanan, ada ego pengguna motor, ego pengguna mobil dan banyak yang lain lagi. Kira-kira iya apa iya...?!

Jika saja kita terbiasa dalam menata pikiran dan hati, maka masalah akan bisa dihindari, kalaupun terjadi, maka kita akan kembali kepada diri kita, kita harus melakukan introspeksi diri dengan baik. Karena segala yang terjadi, baik positif atau negatif adalah karena diri kita sendiri, melalui proses berpikir dan bekerjanya hati.

Jadi... Penyebab terjadinya masalah dalam kehidupan kita, adalah dari diri kita sendiri. Untuk itulah, kita harus mulai memahami cara bekerjanya bagian-bagian dari diri kita, baik itu bagian tubuh fisik/wujud/tubuh (organ-organ tubuh bagian dalam dan luar ). Seperti Pikiran/mind, Hati/jiwa/rohani/soul dan Spirit/Ruhani.

Bagi saya, mengenali diri saya sendiri adalah sebuah awal dari kehidupan saya. Sebuah jalan untuk mengenali Dunia saya. Akherat saya. Kehidupan saya. Kematian saya dan Dzat Maha Suci Tuhan saya.  Setiap kejadian yang terjadi, setiap masalah yang terjadi adalah sebuah cara atau tangga bagi kita, untuk lebih paham mengenai diri kita sendiri, lebih paham mengenai Alam Semesta, Lebih paham mengenai Dzat Maha Suci. Penyebab terjadinya masalah  adalah diri kita sendiri, dan solusi atas masalah tersebut juga ada di dalam diri kita sendiri.  

Karena itu;
“Jagalah Pikiranmu, karena Pikiran akan menjadi Perkata’anmu. Jagalah Perkata’anmu, karena Perkata’anmu akan menjadi Perbuatanmu. Jagalah Perbuatanmu, karena Perbuatanmu akan menjadi Kebiasa’anmu. Jagalah Kebiasa’anmu, karena Kebiasa’anmu akan membentuk Karaktermu. Jagalah Karaktermu, Karena Karaktermu akan membentuk Nasibmu. Maksimal Jagalah Hati/Qalbumu, karena Hati/Qalbumu akan menentukan Rasamu. Jagalah Rasamu, karena Rasamu akan menentukan Lakumu. Jagalah Lakumu, karena Lakumu akan menentukan Hyang Maha Suci Hidup-mu. Tuhan hantu apa hantu Tuhan atau hantu-hantuan apa Tuhan-Tuhanan

Sebab... Segala tindakan kita akan menghasilkan energi, tidak hanya tindakan fisik, tetapi juga tindakan pada pikiran dan hati. Kita berpikir akan menghasilkan energi, kita merasakan sesuatupun akan menghasilkan energi. Awal mulanya, semua energi adalah murni, yang membuatnya menjadi positif dan negatif, adalah kita sendiri. Aktifitas yang dinyatakan sebagai aktifitas positif oleh pikiran kita, akan menghasilkan energi positif. Demikian juga sebaliknya.

Energi ini akan tersimpan di bagian jiwa/hati kita. Hati kita merupakan sebuah bank data informasi atau di gadget kita disebut sebagai hardisk. Energi yang tersimpan ini akan menarik datangnya energi yang sejenis dari alam semesta. Jika kita menyimpan banyak energi positif, maka kita akan menarik kejadian kejadian positif, tidak hanya itu saja. Tapi orang-orang yang memiliki kandungan energi positif tinggi, akan berdatangan ke sekitar kita. Demikian juga sebaliknya.

Nah,,, bagaimana jika energi yang tersimpan di dalam diri kita lebih banyak yang negatif? Inilah yang menjadi penyebab terjadinya masalah dalam kehidupan. Kita akan menarik datangnya berbagai masalah yang merupakan manifestasi dari energi negatif. Orang-orang yang negatif akan banyak berdatangan di sekitar kita.

Seringkali, ketika sedang ada banyak pikiran, kita ingin membuat diri kita lebih bombong/plong, lebih nyaman, lebih tenang, sedikit menghilangkan beban kita, dengan cara bercerita, curhat ke seseorang yang kita anggap mampu menerima curahan hati kita. Ketika sedang ada masalah ini, sebenarnya kita juga menyimpan banyak kandungan energi negatif di dalam diri kita. Karena itulah, tanpa sadar kita ingin sekali mengembalikan level energi dalam tubuh kita, menjadi positif kembali.

Nah,,, proses curhat tersebut juga begitu. Kita ingin membuang energi negatif. Energi negatif akan terbuang, yang bahaya adalah teman curhat kita, bisa-bisa energi negatif akan berpindah kepadanya. Karena itulah, untuk menjaga hal ini, biasanya kita diharuskan bertindak tenang, saat menerima curhatan orang lain. Jika tenang, informasi yang dibawa energi negatif, bisa dihalangi untuk terkonfirmasi lewat pikiran kita. Jika tidak bisa, maka biasanya kita akan tertular masalah yang sama dengan masalah yang dicurhatkan teman  kita kepada diri kita.

“Jagalah Pikiranmu, karena Pikiran akan menjadi Perkata’anmu. Jagalah Perkata’anmu, karena Perkata’anmu akan menjadi Perbuatanmu. Jagalah Perbuatanmu, karena Perbuatanmu akan menjadi Kebiasa’anmu. Jagalah Kebiasa’anmu, karena Kebiasa’anmu akan membentuk Karaktermu. Jagalah Karaktermu, Karena Karaktermu akan membentuk Nasibmu. Maksimal Jagalah Hati/Qalbumu, karena Hati/Qalbumu akan menentukan Rasamu. Jagalah Rasamu, karena Rasamu akan menentukan Lakumu. Jagalah Lakumu, karena Lakumu akan menentukan Hyang Maha Suci Hidup-mu. Tuhan hantu apa hantu Tuhan atau hantu-hantuan apa Tuhan-Tuhanan

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan, kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi., dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
                                 
Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet..  BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin... Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:  0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com