KuPaS INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN DAN. WAHYU PANCA GHA’IB - PANCA LAKU:
KuPaS INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN DAN.
WAHYU PANCA GHA’IB - PANCA LAKU:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Jawa Dwipa Hari Selasa Kliwon. Tgl 14 Juni 2016
Bagi Wong Edan Bagu.
KUBUR ADALAH TEMPAT TERCANTIKU;
Dulu... Jenat Guru Spiritual saya, Ki Danan Jaya dari
Panjalu jawa barat bagian selatan. Jika menjelang petang. Suka duduk di teras
makam Raja-Raja Panjalu, yang letaknya di sebelah utara, berjarak sekitar 250
mtr kurang lebih, dari rumahnya. Pada suatu malam, saya menghapirinya dengan
Pertanya’an-Pertanya’an;
WEB;
Guru,,, Menurut Guru, di dunia ini, di manakah tempat
bersenang-senang, tempat yang paling indah?
Guru WEB;
Tempat yang paling indah itu terletak di sini “jawabnya”
WEB;
Disini...? Dikuburan...? “tanya saya lagi”
Guru WEB;
Ya betul. Menurut pendapat saya, tempat yang paling
indah untuk bersenang-senang adalah di tanah pekuburan.
Saya terdiam, tidak mengerti apa maksud dari
perkata’annya itu, karena saya merasa bersalah atas kelancangan pertanya’an
yang tak berbobot itu, lalu saya sungkem di kakinya, untuk minta maaf. Lalu
dengan lembut penuh cinta kasih sayang, tangan ramping berjari lentik dan
berkulit keriputnya, mengelus ramput kepala saya, sambi berkata;
"Cung,,, (Le), kau tadi menanyakan pendapat saya.
Tentu saja tempat yang paling indah bagi orang setua saya, ialah di tanah pekuburan.
Apakah dengan umur saya, yang sudah setua ini, dapat mencari ketenangan di
tempat-tempat hiburan. Jadi, kamu tidak salah, jadi,,, tidak perlu meminta maaf
dan tidak perlu memaafkan”
Sejak
itu, saya berpikir, bahwa kelak sayapun sama, seperti Guru saya, kurus, keriput
dan tua, serta membutuhkan tempat indah, yaitu Kuburan, agar bangkai busuk saya
tidak mengganggu setiap hidung yang masih bisa mengembus aroma. Karena yang
namanya mati, adalah sesuatu yang pasti dan alami, bagi semua mahkluk hidup,
pada suatu hari nanti. Meskipun sudah pasti, tapi tidak usah repot
memikirkannya, kecuali membiasakan untuk selalu siap saja. Jika belum ada
persiapan untuk kematian, secara bertahap benahilah apa-apa yang dianggap
kurang. Maut kan tidak kenal orang sudah tobat atau belum, yang jelas kalau
sudah tiba waktunya, ya itulah akhir hayat kita.
Hidup
cuma sekali dan bukan sekedar untuk hura-hura serta mencari kesenangan dunia
saja. Kita diciptakan oleh Dzat Maha Suci untuk beribadah kepada-Nya, bukankah semuan
agama menganjurkan begitu? Dan Firman-Firman-Nya juga menjelaskan begitu?
Hidup
kita di duniapun sudah digariskan oleh-Nya, jadi sangat naïf bila kita tidak
mau menyembah-Nya dengan beribadah kepada-Nya. Apalagi dengan adanya hidup
sesudah mati, waddduhh… jadi semakin ngeri nih, kalau belum tobat sa’at ajal
menjemput.
Sejauh
yang saya tahu, kematian itu datang bila seseorang sudah tidak punya mimpi dan
gairah hidup lagi. Kan gampang saja bagi orang untuk mati, tapi kita tidak
pernah mau kan? Kalau kita mati, kita kasihan sama keluarga kita yang telah
membesarkan kita dan mau melihat kita sukses. Tidak tega sama anak-anak kita
yang lucu-lucu dan istri kita yang cuantik denok deplon atau suami yang tampan
dan gagah Perkosa. Eh,,, salah, maksudnya Perkasa. Pasti deh, kita tidak mau
mati cepat, apalagi orang sekitar kita sering meledek, heemmmm,,, ingin
ngebukti’in Aku dulu coy. He he he . . . Edan Tenan.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nya akan kembali).
Para Kadhang dan Para Sedulur kinasihku sekalian. Ketahuilah... Dunia ini adalah Terminal. Hidup adalah kendara’annya. Sedangkan Laku adalah jalannya. Di terminal kita hanya mampir minum atau makan sekejap saja. Berhenti atau Lanjut adalah keputusannya. Sedangkan kita tau, terminal bukanlah tujuannya. Tujuan kita adalah rumah di kampung halaman, dan rumah kampung halaman itu, tidak berada di dalam terminal. Rumah kita adalah Dzat Maha Suci. Kampung halaman kita adalah Dzat Maha Suci.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nya akan kembali).
“Tiap-tiap
yang berjiwa hidup akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan
dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah
kamu dikembalikan” ( QS. 21 : 35 )
Setiap orang, sekali waktu dalam kehidupan ini, pasti
pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana,
dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini. Oleh sebab itu. satu-satunya cara
adalah dengan mengubah Pola Pikir manusia itu sendiri dan Penjelasan yang nyata, tentang pemikiran yang
menyeluruh bab alam semesta dan isinya, terutaman manusia hidup dan kehidupan
(di dunia dan akhirat).
Mengubah Pola Pikir;
“Jagalah Pikiranmu, karena Pikiran
akan menjadi Perkata’anmu. Jagalah Perkata’anmu, karena Perkata’anmu akan
menjadi Perbuatanmu. Jagalah Perbuatanmu, karena Perbuatanmu akan menjadi
Kebiasa’anmu. Jagalah
Kebiasa’anmu, karena Kebiasa’anmu akan membentuk Karaktermu.
Jagalah Karaktermu, Karena Karaktermu akan
membentuk Nasibmu. Maksimal Jagalah Hati/Qalbumu, karena Hati/Qalbumu akan
menentukan Rasamu. Jagalah Rasamu, karena Rasamu akan menentukan Lakumu.
Jagalah Lakumu, karena Lakumu akan menentukan Hyang Maha Suci Hidup-mu. Tuhan
hantu apa hantu Tuhan atau hantu-hantuan apa Tuhan-Tuhanan”
Ini hanya bisa di lakukan dengan Wahyu Panca Gha’ib.
Sebab diantara sekian banyak tuntunan, itu hanya Wahyu Panca Gha’ib yang
mengajarkan Hidup dan Maha Hidup, dan hanya bisa di jalankan dengan Benar-Benar dan
Sungguh-Sungguh. Karena Wahyu Panca Gha’ib. TITIK-nya hanya Dzat Maha Suci.
Bukan dan Tidak selain-Nya. Karena itu, siapapun dia, dan dimanapun dia dan bagaimanapun
politiknya. Kalau menjalankan Wahyu Panca Gha’ib, hanya sekedar iseng,
coba-coba, atau pura-pura insyaf/tobat. PASTI akan mental bahkan tersungkur
jatuh, kemungkinan besarnya MATI dengan cara mengerikan. Jadi, sangat tidak
tepat kalau ada orang menghalangi apa lagi membenci orang yang sedang
menjalankan Wahyu Panca Gha’ib. Karena orang yang menjalankan Wahyu Panca
Gha’ib itu, adalah orang yang benar-benar telah bertaubat dan ingin menjadi
benar secara sungguh-sungguh, bukan pura-pura. Kalau dia pura-pura. Pasti
(FATAL) kualat kalau istilah jawanya.
Wahyu Panca Gha’ib, hanya bisa di jalankan oleh
orang-orang yang benar-benar mau dan ingin bertobat/kapok secara sungguh-sungguh,
bukan kapok lombok. Yang jika ada waktu dan kesempatan akan kumat lagi. Selain
Wahyu Panca Gha’ib, bisa di perlakukan atau dijalan dengan cara iseng,
coba-coba, atau pura-pura insyaf/tobat. Sekedar mencari Wah... Buktinya.
Silahkan saksikan sendiri di sekitarmu. Mereka dengan bangganya bersembunyi di
balik ajaran atau tuntunannya bahkan Tuhan yang di sembah dan di pujanya setiap
sa’at. Dan mereka leha-leha saja. Justru malah semakin Wah... Ya apa iya...?!
Sedangkan Penjelasan yang nyata, tentang pemikiran
yang menyeluruh bab alam semesta dan isinya, terutaman manusia hidup dan
kehidupan (di dunia dan akhirat). Hanya bisa di dapat dengan cara mempraktekan
Wahyu Panca Laku. Yaitu;
“Laku Pasrah kepada Dzat Maha Suci. Laku Menerima Dzat
Maha Suci. Mempersilahkan Dzat Maha Suci. Merasakan semua Proses Dzat Maha Suci.
Menebar Cinta Kasih Sayang kepada Apapun dan Piapapun”
Wahyu Panca Laku, itu bentuk lingkaran atau mata
rantai yang salin terkait, tidak bisa terpisah atau berpisah “Sangkan Paraning
Dumadi” sangkan paraning dumadi itu “lingkaran” Sangkan itu Asalnya berasal.
Paran itu Tujuan. Dumadi itu kejadian. Asalnya dari Dzat Maha Suci. Tujuannya
ya ke Dzat Maha Suci, karena Terjadinya juga dari Dzat Maha Suci. Jadi, kita
tidak bisa lepas dan terlepas dari yang namanya lingkaran sangkan paraning
dumadi Panca Laku. La kalau Wahyu Panca Gha’ib itu, yang di lingkari.
Jadi, kalau tidak dengan “Laku Pasrah kepada Dzat Maha
Suci. Laku Menerima Dzat Maha Suci. Mempersilahkan Dzat Maha Suci. Merasakan
semua Proses Dzat Maha Suci. Menebar Cinta Kasih Sayang kepada Apapun dan
Piapapun” Apa bisa..?!
Wahyu Panca Gha’ib itu. Sangkan paraning dumadi.
Sangkan paraning dumadi itu. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Innalillahi wa
inna ilaihi raji’un itu lah. Wahyu Panca Gha’ib. Wahyu Panca Gha’ib atau
Sangkan Paraning Dumadi atau Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Di lingkari
oleh Wahyu Panca Laku. Apapun itu, tidak bisa lepas atau terlepas dari
lingkaran ini. Tidak ada yang bisa terputus dan keluar dari lingkaran ini.
Tinggal Tingkat Kesadaran kitanya saja. Sudah sampai di tingkat kesadaran apa
dan dimana. Jadi, di sadari atau tidak di sadari, di akui atau tidak di akui, semua
dan segalanya itu, terlingkari dan berada di dalam lingkaran ini. Artinya,
semua dan segalanya itu, punya Wahyu Panca Gha’ib dan Panca Laku. Hanya saja,
sudah menyadari apa belum, itu saja...
Pada saat Dzat Maha Suci menciptakan manusia, tidak meminta
pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Dzat Maha Suci itu
Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkena’an dengan penciptaan
manusia. Tujuan hidup manusia adalah memeluk Dien yang hanif dan menyerahkan
seluruh tujuan hidupnya kepada tujuan Dzat Maha Suci yang menciptakan. Seluruh kehidupan
manusia hidup, harus menyerahkan seluruh kehendaknya kepada kehendak Dzat Maha
Suci. Itulah yang disebut kehidupan mencari ridho Alloh, sesuai dengan kehendak
dan tujuan Alloh menciptakan manusia.
“Maka apakah mereka mencari
Dien yang lain dari Dien Alloh, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala
apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya
kepada Alloh-lah mereka dikembalikan”. (Qs.3/83)
Bagi orang yang menjalankan Wahyu Panca Gha’ib, tidak
punya cita-cita lain dalam kehidupan di dunia ini, kecuali hanya satu yaitu
“Ridho Alloh”.”Pangestune Romo” Kenikmatan hidup dan berkehidupan yang paling
hakiki, terletak pada keridhoan Alloh “Pangestune Romo” dan itu adalah
kebahagiaan sejati. Tenteram yang Sebenarnya-Sesungguhnya.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” Adalah kalimat Al-qitab
yang di puja dan dipuji sebagai pedoman hidup, oleh seluruh umat muslim
sedunia. untuk memperkuat dan menumbuhkan rasa penyerahan diri secara total
tanpa syarat, pada Dzat Maha Suci Hyang Maha Segalanya, yang tidak diajarkan
kepada Nabi/Rasul selain Nabi Muhammad SAW. Kalimat ini berdimensi vertikal dan
horizontal. Kalimat ini juga yang disebut Ismul Azhom yang agung. Kalimat ini
berdaya dobrak yang sangat kuat dalam percepatan penyelesaian segala masalah
problematika kehidupan. Kalimat yang berati dasar (Sesungguhnya kami milik
Allah dan kepada-Nya akan kembali).
Sudahkah kita benar-benar menyadarinya...?!
Tapi rupanya Kalimat ini, hanya bagi mereka yang mau
membuka diri akan kedahsyatan Dzat Maha Suci dan samudra ilmu-NYA, yang tak
terbatas pada yang tertulis saja. Saya rasa kita sudah sangat familiar dengan
kalimat “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”. Baik secara arab maupun jawa atau
indonesianya. Ketika ada orang meninggal. Namun sayangnya, secara umum kita
hanya tahu untuk itu, sedangkan fungsinya lainnya dan Intisari Maksudnya apa
dan bagaimana. ‘Embuh... He he he . . . Edan Tenan.
Duh... Gusti Ingkang Moho Suci.
Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan,
sungguh saya telah menyampaikan Firman-Mu, kepada orang-orang yang saya Cintai.
Kasihi dan Sayangi. maafkan lah saya, jika apa yang telah saya sampaikan,
kepada orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi, tidak membuat
orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi. segera Sadar dan menyadari
akan kebenaran-Mu. Ampunilah orang-orang yang saya Cintai. Kasihi dan Sayangi.,
dan bukakanlah pintu hati mereka, dan terangilah dengan Rahmat-Mu, agar tidak
ada lagi kegelapan dan kesesatan di hati orang-orang yang saya Cintai. Kasihi
dan Sayangi. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.
Damai... Damai... Damai Selalu
Tenteram. Sembah
nuwun,,, Ngaturaken
Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring
Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet.. BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa
terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom
Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin...
Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon: 0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment