SEKELUMIT PERJALANAN SPIRITUAL WEB. Tentang MERINDING atau MRINDING:

SEKELUMIT PERJALANAN SPIRITUAL WEB.
Tentang MERINDING atau MRINDING:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Rabu Kliwon. Tgl 16 Maret 2016

Mengapa Kita Bisa Merinding..?!
Para Sedulur dan Para Kadhang kinasihku sekalian. Pasti tau dan pernah mengalami Merinding. Khususnya para Putro Romo. Tapi,,, taukah Anda soal Merinding itu? Berikut ini, pengalaman saya tentang Merinding.

Pada Umumnya, merinding adalah beberapa kondisi tertentu yang dialami seperti ketakutan atau kedinginan bisa menimbulkan reaksi tubuh merinding. Kenapa fenomena ini bisa terjadi?

Merinding adalah fenomena fisiologis yang diwarisi oleh nenek moyang sejak zaman dahulu dan dialami oleh semua mamalia.

Saat orang merasa 
merinding, tidak hanya rambut di kulit yang berdiri tapi juga disertai dengan munculnya gundukan-gundukan di tempat rambut tersebut tumbuh. Timbulnya gundukan tersebut akibat adanya kontraksi dari otot yang kecil.

Seperti dikutip dari Scientificamerican, merinding terjadi karena alam bawah sadar seseorang melepaskan hormon stres yang disebut dengan adrenalin. Adrenalin yang dihasilkan oleh manusia melalui dua kelenjar kecil di atas ginjal tidak hanya menyebabkan kontraksi otot, tapi juga mempengaruhi banyak reaksi tubuh lainnya.

Selain itu merinding juga bisa muncul sebagai akibat dari kontraksi otot erector kecil yang ada di dalam kulit. Ketika rangsangan ini menghasilkan perubahan saraf, maka terjadi kontraksi pada otot sehingga rambut di atas kulit menjadi berdiri.

Tubuh yang merinding bisa terjadi sementara dan menghilang beberapa saat kemudian. Dan setiap orang tidak mampu mencegah tubuh yang merinding, sama halnya dengan muka yang memerah dan juga tubuh berkeringat.

Terdapat beberapa kondisi tubuh yang bisa menyebabkan rambut di kulit berdiri, yaitu:

Rangsangan udara dingin;
Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Eric Sonstroem dari Indiana University dalam website "A Moment of Science", merinding adalah suatu reaksi primitif yang timbul dari sistem limbik otak. Ketika ada rangsangan udara dingin, maka rambut di ujung kulitnya akan berdiri untuk membantu menghangatkan tubuhnya.

Reaksi emosional;
Beberapa reaksi emosional bisa menyebabkan tubuh merinding, seperti ketakutan, menonton film, melihat sebuah karya seni atau mendengar suatu konser musik. Emosi yang timbul bisa menyebabkan piloerection dari akar rambut menjadi bervariasi dan kompleks. Namun sampai saat ini belum diketahui 
mengapa ada orang yang merinding terhadap suatu rangsangan tertentu, sementara yang lainnya tidak.

Fight atau flight;
Merinding menjadi respons dari mekanisme "fight or light". Ketika manusia merasa waspada terhadap adanya suatu bahaya, maka akan mengeluarkan adrenalin dan darah yang dipompa ke dalam otot menjadi meningkat sehingga tubuh menjadi merinding.

Sejatining Merinding/Mrinding Sa’at Laku/Mijil;
Tapi ada merinding yang di luar jangkauan dari yang sudah terjabarkan diatas, yaitu, merinding sa’at Patrap Mijil. Secara awam, merinding bisa di jelaskan seperti yang telah terjabarkan diatas, namun merinding ketika Patrap Mijil. Sungguh benar-benar gha’ib.

Saya punya kisah nyata tentang hal ini, dulu,,, sebelum saya Menjalankan Laku Spiritual Hakikat Hidup dengan Wahyu Panca Gha’ib dan Wahyu Panca Laku. Masih asyik di dunia adigang adigung adiguna. Saya,,, saya pernah di tundukan oleh salah seorang yang saya anggap sangat sakti madraguna. Bagaimana tidak, dalam sekejap saja, dia bisa merubah wujudnya, menjadi manusia raksasa.

Awal kejadianya seperti ini,,, singkat punya cerita, saya ada perjanjian dengan bangsa jin, agar saya tidak ingkar janji kepada bangsa jin tersebut, lalu perut saya di ikat dengan besel/jimat berupa kendit. Selama besel/jimat berupa kendit itu masih melingkar di pinggang saya, saya tidak bisa memiliki kebebasan seperti pada umumnya manusia hidup, terkekang, terbatas, seperti katak dalam tempurung paribahasanya. Sebab itu, saya sering berkelana keliling nusantara, dengan harapan, bisa bertemu orang sakti, selain berguru, juga minta tolong untuk memutuskan atau melumpuhkan kekuatan gha’ib, berupa besel/jimat kendit yang mengikat pinggang saya tersebut.

Namun,,, selama saya berkelana keliling nusantara, tak satupun yang bisa melumpuhkan besel/jimat berwujud kendit tersebut, apa lagi sampai memutuskan, pada akhirnya, saya nyerah, dengan kesimpulan, mungkin ini sudah menjadi takdir saya, harus menjadi budak bangsa jin, dan sayapun pasrah. 

Sampai pada suatu ketika, berawal dari salin menguji keilmuan, ada seorang dari pekalongan bernama Khosim, dan dialah yang berhasil melumpuhkan sekaligus memutuskan kendit sakti yang bertahun-tahun mengikat pinggang saya itu, hanya dengan membaca Kunci x saja, karena itu, saya merasa kagum dengan Wahyu Panca Gha’ib, yang mampu melumpuhkan sekaligus memutuskan besel/jimat pengikat dari alam jin itu.

Sejak itu, saya mempelajari Wahyu Panca Gha’ib. Namun pada waktu itu, saya tidak tau, kalau Wahyu Panca Gha’ib itu, adalah Laku Hakikat Hidup. Bukan ilmu atau apapun. Saya mengira, bahwa Wahyu Panca Gha’ib, adalah puncaknya ilmu kesaktian jaya kawijayan. Yang di tanah jawa dwipa, lebih di kenal dengan sebutan Aji Mundi Jati Sasongko Jati. Puncak Ilmu Dari Segala Ilmu.

Setelah berhasil menghapal seluruh kalimah japa mantera Wahyu Panca Gha’ib dan wejangan-wejangan intisarinya, dari tiga Guru saya di Pekalongan. Yaitu; Yth  Bambang Hudiyoko. Yth Bambang Prasetiyo. Yth Bambang Handoyo. Sayapun pergi mengasingkan diri, menepi di gua Singa Barong Pulau Nusa Kambangan Cilacap Jawa Tengah, saya melakukan tapa selama 90 hari 90 malam, untuk menebus lelakunya.

Guna menyempurnakan, manjingake/memasukan Wahyu Panca Gha’ib ke jiwa raga saya. Setelah berhasil, lalu saya malang melintang lagi, untuk menguji ilmu yang baru saja berhasil saya sempurnakan itu, untuk mengetahui sudah seberapa hebat Wahyu Panca Gha’ib, ilmu baru yang sudah saya meliki itu, saya sengaja mendatangi orang-orang yang saya ketahui orang sakti, untuk saya ajak adu ilmu kesaktian. Sayapun selalu mendapatkan pembuktian menang, saya tidak pernah mengalami kekalahan sa’at adu ilmu kesaktian.

Rupanya hal ini, di ketahui oleh tiga Guru saya dari Pekalongan tersebut, lalu, tiga Guru saya itu, berusaha mendatangkan saya ke tempatnya di Pekalongan, tujuannya adalah menyadarkan dan mengingatkan saya, bahwa bukan itu Tujuan Wahyu Panca Gha’ib yang sebenarnya, dan diluar kesadaran saya, sayapun datang sowan ke rumah tiga Guru saya di Pekalongan, karena mungkin, tiga guru saya itu, merasa enggan mengingatkan saya, lalu saya di bawa ke Jepara jawa tengah, di pertemukan dengan orang yang bernama pak  Jatmiko. Pak Jatmiko adalah Gurunya tiga Guru saya tersebut. Seseorang yang sudah sangat ahli dan mumpuni soal Wahyu Panca Gha’ib.

Singkat punya cerita, tanpa basa basi, pak Jatmiko, mengajak saya, untuk mengukur dalamnya Samudera Minang Qalbu. Saya tanggap bahwa ini bahasa tantangan untuk adu ilmu kesaktian. Tanpa buang waktu, sayapun siap matek aji. Namun tidak ada satupun yang mampu menyentuh tubuh Jatmiko. Hingga pada akhirnya, saya menggunakan Wahyu Panca Gha’ib, sebagai Ajian Pamungkas saya. Pada sa’at itu, saya melihat seluruh tubuh Jatmiko, merinding. Tanpa ragu saya menyerangnya. Namun apa yang terjadi, tubuh Pak Jatmiko yang merinding itu, terlihat bening, sebening kaca yang baru saja di bersihkan, tembus pandang, Rumah tak berdinding. Sehingganya, serang model apapun yang saya arahkan kepadanya, selalu blong... tembus tapi tak mencedirai/melukai. Padahal, pak Jatmiko hanya diam saja, tak melakukan apapun.

Semakin saya penasaran semakin tubuhnya membesar dan meninggi. Semakin saya serang dengan seluruh kekuatan saya, semakin tinggi dan besar tubuhnya. Hingga hampir separuh kota Jepara wujud bentuk tubuhnya, namun saya tetap menyerangnya tanpa henti, hal ini mungkin yang membuat pak Jatmiko merasa sudah cukup untuk mengalah, lalu,,, pak Jatmiko menggeram. Geraman itulah, yang seakan melunturkan dan memusnahkan seluruh kemampuan dan kekuatan saya, lalu saya lari meninggalkan tempa itu, dan menepi lagi, mencarai jawaban atas kejadian tersebut. Berawal dari sinilah, saya mengerti sejatining Wahyu Panca Gha’ib dan berhasil mengungkap Wahyu Panca Laku yang berada dibalik Wahyu Panca Gha’ib.

Dan sampai sekarang ini, saya tidak bisa mengetahui detilnya Merinding disa’at Mijil. Dan atas dasar pembuktian inilah, saya bisa mengatakan, bahwa Merinding Sa’at Mijil itu, adalah Gha’ib, Gha’ib yang tidak bisa di analisa seperti Merinding-merinding pada umumnya, seperti yang sudah terjabarkan diatas. Gha’ibnya saya sudah ketemu dan tau, namun saya tidak bisa menjelaskan, apa lagi menggambarkan atau mengumpamakan, karena ini benar-benar Sejatinya Gha’ib. Yang hanya bisa di ungkap oleh Hidup dan Maha Suci Hidup, yang tidak bisa di tebak-tebak atau di sangka-sangka. Jika kita benar-benar Mijil. Pasti Tau. Mengerti. Paham...!!!

Duh... Gusti Ingkang Moho Suci. Pencipta dan Penguwasa alam semesta seisinya. Bapak Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, maafkan lah saya, jika apa yang saya tulis dan saya sebarkan melalui media internet ini, adalah kesalahan yang tidak saya sengaja. saya hanya ingin menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang saya dapatkan dari-Mu, agar tidak ada lagi kegelapan dan kesesatan di dunia ini. Damai dihati, damai didunia, damai Di Akherat.

Damai... Damai... Damai Selalu Tenteram. Sembah nuwun,,, Ngaturaken Sugeng Rahayu, lir Ing Sambikolo. Amanggih Yuwono.. Mugi pinayungan Mring Ingkang Maha Agung. Mugi kerso Paring Basuki Yuwono Teguh Rahayu Slamet..  BERKAH SELALU. Untuk semuanya tanpa terkecuali, terutama Para Sedulur, khususnya Para Kadhang Konto dan Kanti Anom Didikan saya. yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup....._/\_..... Aaamiin dan, Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih *
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:  0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com

http://webdjakatolos.blogspot.com