Ilmu Spiritual. Syare’at. Tarekat. Hakikat. Ma’rifat. Tasyawuf. Agama. Kepercaya’an. Manunggal. Kejawen. Kebatinan. “Yang Sebenarnya”
Ilmu Spiritual. Syare’at. Tarekat. Hakikat.
Ma’rifat. Tasyawuf. Agama. Kepercaya’an. Manunggal. Kejawen. Kebatinan. “Yang
Sebenarnya”
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Minggu Pahing. Tgl 07
Pebruari 2016
Ilmu Syare’at. Tarekat. Hakikat. Ma’rifat.
Tasyawuf. Agama. Kepercaya’an. Kejawen. Kebatinan. Kemanunggalan. Dll “Yang
Sebenarnya” Penentunya adalah Cinta Kasih Sayang Penentunya. Untuk memahaminya,
mari,,, akan saya jelaskan sesuai bukti-bukti yang saya dapatkan sendiri sa’at
sedang bermadu Cinta Kasih Sayang bersama Hyang Maha Suci Hidup. Tuhan sekalian
Alam. Tapi harus mau membacanya dengan telaten dan teliti dari awal hingga
selesai. Karena tulisannya sengaja saya buat panjang lebar, maksudnya biyar jelas
dan lebih mudah untuk bisa dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Jika tidak teliti dan telaten membacanya...
Anda tidak akan Pernah Bisa Mengerti dan Paham, apa lagi Tau Soal Terpenting
yang yang menjadi Penentu Ilmu Syare’at. Tarekat. Hakikat. Ma’rifat. Tasyawuf.
Agama. Kepercaya’an. Kejawen. Kebatinan. Kemanunggalan. Dll nya ini.
Iklan dulu sebentar ya... He he he . . . Edan
Tenan.
Dimana ada cinta. Disana ada Tuhan. Dimana
ada kebencian. Disana ada kehancuran. Dimana ada kasih. Disana ada Hidup. Dimana
ada dendam. Disana ada kematian. Dimana ada sayang. Disana ada Rasa. Dimana ada
dengki. Disana ada permusuhan.
Manusia hidup di ciptakan dengan Cinta.
Manusia hidup di besarkan dengan Kasih. Manusia hidup di rawat dengan Sayang.
Haruskan kita kehilangan bahan dasar tersebut..???
Kalau tanpa bahan dasar tersebut... Bagaimana
mungkin bisa JADI...!!!
Kita Datang Dengan Cinta, Kasih, Sayang.
Pergipun Hanya Dengan Cinta, Kasih, Sayang.
Kita Pergi Dengan Cinta, Kasih, Sayang. Kembalipun Hanya Dengan Cinta,
Kasih, Sayang. “ Cinta, Kasih, Sayang” . “Rasa, Terasa, Merasakan” . “Cinta,
Kasih, Sayang” . “Wujud, Roh Suci, Maha Suci” . “Cinta, Kasih, Sayang” .
“Mahkluk, Utusan, Allah” . “Cinta, Kasih, Sayang” . “Muhammad, Rasul, Allah” .
“Cinta, Kasih, Sayang” . “Asal, Usul, Kita”.
Wahai Sedulur dan anak cucuku terkasih. Wahai
para kadhang dan anak didikku tersayang. Mengerti dan Pahamilah...
Setiap manusia hidup,
dikaruniai empat anasir, sebagai bekal dan perlengkapannya, sebagai manusia
hidup, yang tersebut lebih sempurna dibanding mahkluk lainnya, dan banyak
istilah untuk membelajaran dan memahami, guna mengenal emapat anasir tersebut,
ada yang menyebutnya, sari-sarinya angin, sari-sarinya api, sari-sarinya air,
sari-sarinya bumi, ada juga yang menyebutnya, malaikat empat, yaitu jibril,
mika’il, ijro’il, isrofil, ada juga yang menyebutnya, angan-angan, budi,
pakarti, panca indera, ada juga yang menyebutnya, sedulur papat, yaitu kakang
kawah, adi ari-ari, getih lan puser, ada yang menyebutnya, mutmainah, aluamah,
supiyah dan amarah dll.
Yang inti dari ke
empat anugerah itu, ada pada Hati Nurani atau Qalbu. Ada suatu kejadian,
seorang anak berumur dua tahun, berusaha berjalan mendekati dua orang, yang
belum ditemui sebelumnya, ternyata kedua orang tersebut, adalah kakek dan
neneknya, yang belum pernah diperkenalkan oleh siapapun. Walau seorang anak,
yang dapat dikata, akalnya belum sempurna, tapi hati nuraninya, berusaha untuk
mengenal diri sendirinya, orang tuanya, orang sekitarnya dan Tuhannya, dan
berusaha mencintainya. Hati nurani manusia tidak dapat menghindar dari cintanya
kepada ‘Tuhan Semua Manusia’ yang telah memberikan kehidupan kepadanya.
Fitrah manusia,
adalah, mencintai dan dicintai, maka manusia akan merasakan nikmat
mencintai orang tuanya, orang sekitarnya dan sesamanya, bahkan betapa nikmatnya
mencintai ‘Tuhan Yang Maha Hidup’ yang telah menghidupkannya.
Tetapi bagi orang
yang akalnya dikendalikan oleh hawa nafsunya, dia menjadi tidak mengerti, terhadap
orang yang mencintai Tuhannya.
Empat anasir yang
sudah saya jelaskan sepintas diatas, adalah merupakan serangkaian komponen yang
salin berkait dan mengait, jika salah satunya sampai terlepas dari rangkaianya,
maka akan mengakibatkan kecidera’an jiwa raga dan menimbulkan masalah yang
mempermasalahkan jiwa dan raga.
Karena empat anasir,
memiliki sipat sendiri-sendiri, yang berbeda-beda dari satu dengan yang
lainnya, empat anasir jika dalam rangkaian, disebut roh, namun jika di lepas
atau terlepas dari rangkaiannya, tersebut angan-angan, budi, pakarti, panca
indera, dll seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Contoh sebuah mobil; di
sebut mobil, karena semua rangkaian komponen di persatukan, tapi kalau di lepas
satu persatu, di pisahkan dari rangkaiannya, maka tidak bisa disebut mobil,
melainkan onderdil mobil, begitu juga dengan mepat anasir. Jika menyatu,
tersebut roh, namun jika terpisah, maka tersebut angan-angan, budi, pakarti dan
panca indera.
Dan jika empat anasir
ini terpisah, tidak menyatu menjadi satu kesatuan dalam rangkaian komponen,
yaitu yang tersebut roh, maka akan mengakibatkan kecidera’an jiwa raga dan
menimbulkan masalah, yang mempermasalahkan jiwa dan raga. Contoh misal; Raga
saya gambarkan sebagai sebuah kereta, jiwa saya gambarkan sebagai kusirnya, dan
empat anasir itu sebagai empat kuda yang menarik keretanya. Coba pikirkan,
kalau kuda itu, mengikuti kehendaknya masing-masing. Bukan bersatu dalam
kendali sang kusir, apa yang akan terjadi pada kereta tersebut...
Dengan sekelumit
uraian diatas, berati sudah jelas bukan, dalam hal ini, di butuhkan teori dan
perlukan praktek, untuk memanunggalkan/menyatukan ke empat anasir tersebut.
Dan yang perlu di
ketahui, untuk memanunggalkan/menyatukan empat anasir tersebut, tidak bisa
dengan pemaksa’an atau kekerasan apapun, sebab,,, sebelum kita berhasil
mengusai empat anasir tersebut, kita dalam cengkeraman kekuasa’an empat anasir
tersebut, artinya, kita adalah budaknya empat anasir, seorang budak, menundukan
tuan. Tidaklah mudah dan gampang.
Empat anasir adalah
anugerah/karunia Tuhan buat kita, namun karena suatu proses perjalanan hidup
yang tidak tepat, anugerah/kerunia itu, memiliki kita, bukan kita yang memiliki
anugerah/karunia tersebut. Dan akhirnya, empat anasir itulah yang menguasai
kita. Kita di ombang-ambingkan kian kemari, sesuka sipatnya, yang penuh
kemunafikan tak manfaat dan menghancurkan. Sehingganya, untuk bisa makan minum
saja, kita harus banting tulang, peras
keringat, menyiksa diri. Itupun belum tentu berhasil, karena isinya
adalah kemunafikan diri yang semu. Tuhan yang menurut firman, lebih dekat dari
urat leherpun, sangat sukar mengetahuinya.
Empat anasir tidak
bisa di tundukan dengan ilmu kesaktian apapun, dan tidak bisa disatukan dengan
lelaku apapun, sekalipun bisa, itu hanya berlaku untuk sementara saja, sekali
waktu, akan kembali berkuasa, mengusai diri kita lagi, itu sebab, ada istilah
khilap atau lupa, karena empat anasirnya, kumat/kambuh lagi, bak penyakit
tahunan.
Empat anasir hanya
bisa di tundukan dengan Cinta. Empat anasir hanya bisa di manunggalkan atau di
satukan dengan Kasih Sayang. Karena ketiga sipat dan sikap inilah, yang tidak
di miliki oleh empat anasir tersebut. Selain Cinta Kasih Sayang. Empat anasir
sudah memiliki semuanya. Jadi,,, tidak akan berguna baginya. Dengan ini, jelas sudah, bahwa untuk mengenal
diri pribadi, mengetahui jati diri. Hanya dengan Cinta Kasih sayang. Untuk,,,
kalau memang mau...
Memulailah
membiasakan diri, menanam Cinta Kasih Sayang dalam hati, satu persatu, empat
anasir akan tertarik masuk kedalam jiwa/qalbu, yang kemudia manunggal/menyatu
dengan tenang, aman, nyama, damai, bahagia hingga tenteram, tidak akan keluar
atau kambuh lagi, karena telah menemukan ketenangan, keamanan, kenyamanan,
kedamaian, kebahagia’an yang menenteramkan di dimensinya.
Jika empat anasirnya
sudah manunggal/menyatu, Roh Suci atau Hidup, akan bangkit, mengambil alih
kekuasa’an. Dan empat anasir, akan menjadi abdinya. Setelah Hidup atau Roh Suci
kembali berkuasa, menduduki tempat yang semestinya ditempati sejak awal mula
itu. Yang namanya Firman Allah dan Sabda Rasul. Mulai berlaku baginya. Karena
jiwanya telah Hidup. Firman dan Sabda pun, turut Hidup. Karena firman dan sabda
itu, sesungguhnya, hanya untuk Hidup dan berlaku hanya untuk Hidup. Bukan empat
anasir tersebut.
Karena itu, banyak
orang yang mengalami kesulitan dan kerumitan dalam mengamalkan Firman Allah dan Sabda Rasul,
sebab,,, mereka mengamalkannya dengan empat anasir. Bukan dengan Hidup.
Sedangkan Firman dan Sabda itu, untuk Hidup, bukan untuk empat anasir.
Di sadari atau tidak,
di mulai dari sinilah, tuntunan Hidup akan dimulai. Secara alami sesuai Firman
Allah dan Sabda Rasul akan menuntun, setahap demi setahap, setapak demi
setapak, selangkah demi selangkah kodrat irodatnya. Dan di mulai dari sinilah,
kemudahan dan keringanan dalam segala hal, akan ditemuinya, berikut dengan
bukti-bukti nyata dan riyilnya. Segala yang tersembunyi dalam ghaib, akan
terbuka bagi kita. Sehingga, kita bisa tau sendiri, mengerti sendiri, paham
sendiri, bukan katanya apapun atau siapapun.
Yang namanya empat
anasir atau sedulur/saudara empat, akan di mengerti dan di pahaminya. Yang di
sebut Diri Pribadi atau Jati Diri, akan di mengerti dan di pahaminya. Apa itu
Guru Sejati. Apa itu Hidup. Apa itu Rasa. Apa itu gGha’ib. Apa itu Rasul. Apa
itu Tuhan/Allah. Akan di mengerti dan di pahami dengan sangat rinci, riyil,
jelas dan nyata-nyata benar. Bukan katanya apapun dan siapapun.
Karena manusia hidup,
yang empat anasirnya sudah manunggal/menyatu, akan mengerti dan paham. Bahwa
Hidup di dunia ini, hanyalah sementara saja, bak sedang singgah untuk sekedar
minum saja, artinya, pasti dia tau harus bagaimananya. Karena manusia hidup
yang memiliki karunia, yang manunggal/menyatu. Adalah seseorang yang
berakal dan mencintai ‘Tuhan segala Alam’. Maka dia selalu ingat kepada-Nya,
kapanpun dan dimanapun, baik ketika sedang berdiri, sedang duduk, sedang berbaring
atau ketika sedang melakukan apapun, bahkan jika ada kesepatan, dengan sadar,
tanpa adanya pengaruh orang lain, dia berfikir secara mendalam, benar-benar
bertafakkur, tentang pencipta’an langit dan bumi, apakah semua penciptaan
langit dan bumi ini sia-sia belaka? “tidak menunggu di suruh atau di perintah,
tidak menunggu kepepet atau terdesak kebutuhan”.
Seseorang yang
mencintai Tuhannya, maka hatinya hanya diisi oleh semua Nama-nama Tuhan yang
indah’, sehingga tidak ada tempat di hatinya, untuk yang selainnya, karena
tiada yang lebih utama baginya, selain selalu mengingatnya, mengagungkannya,
dan mencari keridloannya. Tidak mau hatinya diisi, oleh cinta selain-Nya, sebab
jika hatinya diisi cinta oleh selain-Nya, dengan berdasar hawa nafsu, akan
rusak perangai dan akhlaknya dan pribadinya menjadi kurang menarik. (seperti
cinta harta membuat seseorang jadi serakah dan pelit dll)
Cinta Kasih Sayang Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib. Yang
saya maksudkan di setiap artikel saya, adalah cinta kasih sayang tanpa suatu
pengharapan (ekspektasi). lengkapnya cinta
dan sempurnanya Cinta. Adalah; Cinta
Kasih Sayang. Jika masih Cinta saja, tanpa Kasih Sayang, berati belum lengkap
belum sempurna.
Biasanya, ketika seseorang mencintai orang lain,
terdapat beberapa bentuk pengharapan yang melekat dan berkondisi.
Namun... Cinta Kasih Sayang Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib, bersifat tanpa
kondisi/syarat, tidak peduli apapun situasinya. Bentuk dari cinta kasih saya ini,
bersifat Ilahi dan hanya dapat berkembang, setelah melakukan sejumlah praktik
spiritual yang cukup intensif, di mana seseorang dapat merasakan kehadiran
Tuhan di dalam semua orang. Dan juga, kita menjadi individu yang lebih bahagia,
jika cinta kasih sayang kita, tidak pura-pura atau tercemar oleh
pengharapan-pengharapan.
Uraian di atas, menunjukkan bagaimana cinta duniawi,
yaitu cinta kasih sayang dengan suatu pengharapan, adalah cinta yang
berdasarkan pada kemiripan-kemiripan, dengan sifat alamiah orang lain. Tetapi
tidak ada jaminan, bahwa semua aspek dari sifat kita, akan mirip atau
melengkapi sifat orang lain. Ketika kita mulai menemukan perbedaan, saat itulah
perselisihan dan masalah dimulai.
Di sisi lain. Cinta Kasih Sayang Laku Spiritual Wahyu
Panca Gha’ib atau cinta kasih sayang tanpa suatu pengharapan ini, didasarkan
pada Jiwa (Roh/Atma) yang tidak berubah. Hal ini serupa dengan bagaimana
seuntai tali yang menghubungkan
manik-manik pada kalung, apapun bentuk, warna atau ukurannya, di mana sifat
luar/eksternalnya tidak penting. Lubang dalam setiap manik-manik mewakili Jiwa
(Roh/Atma) kita, yang mana sama bagi semua orang, yaitu Tuhan di dalam dirinya,
tidaklah berbeda dengan Tuhan yang ada di dalam diri orang lainnya.
Cinta Kasih Sayang Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib, adalah Kasih,
dan Kasih adalah Sayang, dan sayang itu, adalah Memberi. Berbicara soal Cinta Kasih Sayang, berati kita harus mempertanyakan, apa yang
telah kita beri, bukannya apa yang telah
kita dapatkan. Memberi tidaklah selalu terhadap pasangan kita saja, tetapi
teradap semua orang, dan mahluk-mahluk yang ada di alam semesta ini.
Ingat,,, dulu, di artikel lain, saya pernah
mengatakan, bahwa Tuhan itu sangat dekat dengan kita, Tuhan berada di dalam
hati kita, hatiku dan hati mahluk-mahluk lainnya, ini berarti bahwa Tuhan itu
selalu berada di dalam diri/hati setiap mahluk-mahluknya, maka dari itu kita
semua (manusia, hewan, tumbuhan dan mahluk lainnya) adalah satu, kita adalah
saudara, karena berasal dari Sang Sumber satu, yaitu Tuhan “Hyang Maha Suci
Hidup” dan akan kembali hanya kepada-Nya lagi.
Tuhan tidaklah berada di suatu tempat
yang jauh di luar diri kita, Tuhan tidak berada di tempat ibadah atau tempat lainnya,
Tetapi Tuhan akan selalu ada di dalam diri/hati kita.
Lalu apa hubungannya dengan Cinta Kasih
Sayang?
Mari saya bantu jelaskan lebih detil dan
rinci lagi, di banding artikel-artikel yang sudah pernah saya postingkan.
Kebanyakan dari kita, tersesat dan terjerumus
ke dalam sisi kegelapan, diakibatkan karena kita tidak bisa,
menemukan Tuhan yang di firmankan lebih dekta dari urat lehernya itu.
Padahal,,, kalau bisa, minimal dengan hnaya mendekatkan diri kepada Tuhan saja,
maka kita akan tercerahkan dan menjadi mahluk yang Spiritual. Apa lagi
kalau sampai selalu bersaman-Nya.
Bagaimana cara kita mendekatkan diri kepada-Nya?
Agar bisa selalu bersamanya?
Tuhan kan berada dekat, lebih dekat dari urat
leher, berati Tuhan ada di dalam diri setiap mahluk-mahluknya, Bila kita ingin
mendekatkan diri kepada-Nya, agar bisa selalu bersama-Nya. Maka kita harus
mencarinya, dimana?
Ya di dalam diri/hatimu... Masak di puncak
gunung dan keramat serta lain-lainnya.
Kan ayat jelas, didalam hati setiap mahluk-mahluknya. Ini berarti kita
juga harus mendekatkan diri kepada mahluk-mahluknya, agar bisa lebih dekat dan
memahami apa itu yang dinamakan keTuhanan, janganlah salah dulu mempersepsikan
apa yang saya jelaskan, ya...
Kita harus mendekatkan diri kepada
mahluk-mahluknya, maksudnya adalah,,, kita harus bisa menyatu dengan hati setiap
mahluk-mahluknya. Ini adalah pengertian spiritual yang - spiritual yang
sebenarnya, menyatu dengan Tuhan dengan kata lain menyatu dengan setiap
mahluk-mahluknya bukan? Karena Tuhan milik sekalian Mahluk.
Caranya ialah dengan Cinta Kasih Sayang.
Bukan dendam, bukan benci, bukan fitnah sirik dan dengki, bukan,,,, tapi dengan
Cinta Kasih Sayang, karena Cinta Kasih Sayang adalah, Pintu Gerbang jalan
menuju ketentraman dan kebahagiaan serta Kesempurna’an segalanya, menuju Hyang
Maha Suci Hidup.
Ini dikarenakan Cinta Kasih Sayang, adalah merupakan
saluran kita, untuk mendekatkan diri, kepada Sang Sumber, melalui
mahluk-mahluk-Nya.
Cinta Kasih Sayang bukanlah hanya sebuah
konsep, dalam prinsip hidup, yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan
ketentraman, tapi dengan Cinta Kasih Sayang, kita juga dapat mendekatkan diri
terhadap mahluk-mahluk lain, alam-alam lain, memahami apa yang mereka rasakan,
merasakan apa yang mereka alami, yang nantinya hal ini, akan menimbulkan rasa
kesatuan yang sesungguhnya, dan membuat kita lebih dekat terhadap Sang Sumber.
Adalah salah satu hukum mutlak, yang berada
di dalam alam semesta ini, namun sayangnya, banyak orang-orang tidak tahu dan
memahami ini. mereka lebih berfokus pada ilmu kesaktian, sibuk menghitung
berapa banyak amal dan seberapa baik ibadahnya, sudah berapa lama puasanya,
wiridnya, dzikirnya. Itupun sambil menggunjing tetatangga yang baru saja pergi
haji, yang baru saja beli motor dll.
Tanpa sadar, dia tidak tau, bahwa semua nya
itu, di tentukan oleh isi Hatinya.
Siapapun dirimu, dimanapun tempatmu, apapun
latar belakang kehidupanmu, dengan Cinta Kasih Sayang
Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib. Kita akan bisa sangat mudah
menciptakan keajaiban apapun dalam hidup.
Cinta Kasih Sayang Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib, adalah kunci; untuk
memperoleh Kebahagiaan dan Ketentraman serta Kesempurna’an. Cinta Kasih Sayang
Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib, adalah kunci; untuk memahami Rasa satu Gha’ib, terhadap seluruh mahluk-mahluk lain dan Berserta masing-masing dimensinya. Cinta Kasih Sayang
Laku Spiritual Wahyu Panca Gha’ib, adalah kunci; Gerbang Penentu untuk mendekat,
kembali dan menyatu dengan Sang Sumber Asal Dumadi Ananing Manungsa Urip
“ADAMU”.
Aku berkuasa dibawah kehendak TUHAN, maka
terjadiah apa yang seharusnya terjadi. Aku relakan untuk melepas jiwaku untuk
kembali, menuju Ketenteraman ABADI. Ragaku, duniaku, dan egoku menjadi lenyap, berbaur dengan hangatnya CINTA KASIH SAYANG
Sang Penguasa Semesta yang Agung. Aku kembalikan semua yang Engkau punya, dan yang
Engkau telah titipkan kepadaku.
Diantara LANGIT dan BUMI ini. Aku menangis dan tetawa, tapi tak kulihat keabadian itu. Kian munafik jika aku terus bertahan. Datanglah!! Owhh... Ku ijinkan semua ini Musnah Bersama Sang Waktu. Selamat tidur, ragaku, hari kebangkitan itu, ku tunggu, indahnya Sang Mentari, ku yakini membawa CINTA KASIH SAYANG kembali. Untuk KEBAHAGIAAN semua mahluk... Tenteram... Damai dan damailah... Dengan Cinta Kasih Sayang. Tanpa Benci dan Dendam apapun alasannya.
Diantara LANGIT dan BUMI ini. Aku menangis dan tetawa, tapi tak kulihat keabadian itu. Kian munafik jika aku terus bertahan. Datanglah!! Owhh... Ku ijinkan semua ini Musnah Bersama Sang Waktu. Selamat tidur, ragaku, hari kebangkitan itu, ku tunggu, indahnya Sang Mentari, ku yakini membawa CINTA KASIH SAYANG kembali. Untuk KEBAHAGIAAN semua mahluk... Tenteram... Damai dan damailah... Dengan Cinta Kasih Sayang. Tanpa Benci dan Dendam apapun alasannya.
Wahai Sedulur dan anak cucuku terkasih. Wahai
para kadhang dan anak didikku tersayang. Mengerti dan Pahamilah...
Layaknya Seperti kupu-kupu yang bebas bermain ditaman,
itulah kita didunia ini. Ku harap kupu-kupu itu, tak melupakan ia adalah seekor
ulat. Walau tubuhmu elok, pasti jadi
debu juga. Bukan karena lebih indah, lalu engkau
melenyapkan saudaramu. Semoga kupu-kupu itu sadar, akan prosesnya menjadi
dirinya saat ini “ulat, kepompong, lalu, kupu-kupu”.
Wahai Sedulur dan anak cucuku terkasih. Wahai
para kadhang dan anak didikku tersayang. Mengerti dan Pahamilah...
Walau aku dan kamu berbeda wujud di dunia ini, tapi bagiku kamu dan aku adalah satu,
dari satu dan untuk kembali menyatu. Ku
mulai dari Cinta Kasih Sayang aku kikis Egoku. Ku bergerak dengan Cinta Kasih Sayang, dan Ku
relakan untuk kembali pada Kuasa Hyang Maha Suci Hidup atas Cinta Kasih Sayangku.
Walau wujudku tak sama, namun aku nikmati Hidup dalam Kehidupan ini dengan Cinta Kasih Sayang Laku Spiritual “Wahyu Panca
Gha’ib”.
PESAN WEB:
Kekuatan sejati,
ada dalam diri, kebenaran sejati, berasal dari Hati. Kekuatan Sejati yang Benar,
terletak pada Nurani/Qalbu atau Hidup/Roh Suci. Hati itu tempatnya/wadahnya.
Nurani/Qalbu atau Hidup/Roh suci itu isinya. Dan Cinta Kasih Sayang itu, ya
Nurani itu, ya Qalbu itu, ya Hidup itu, ya Roh Suci itu. Maka jaga dan
peliharalah Hatimu, dari penyakit hati. Yang tersebut; Benci. Dendam. Sirik. Iri. Dengki. Hasut.
Fitnah. Adu domba dan sejenis lainya. Jika tidak bisa. Maka. Amal ibadahmu.
Ilmumu. Sholatmu. Wirid/dzikirmu. Hajimu. Kiyai/ustadzmu. Puasamu. Tirakatmu. Tanpa
guna, semuanya akan sia-sia saja. SALAM
RAHAYU HAYU MEMAYU HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian para Kadhang Konto dan Kanti
Anom maupun Sepuh kinasih saya, yang
senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup. Pamrih saya berharap ARTIKEL Saya
Kali INI. Dapat Bermanfaat untuk semua Kadhang
kinasihku sekalian tanpa terkecuali yang belum mengetahui ini dan Bisa
Menggugah Rasa Hidup-nya siapapun yang membacanya.
*Matur Nuwun ROMO....._/\_.....Terima
Kasih.Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:
0858 - 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment