Ketika Al-Qur’an Berbicara Tentang Ruh:
Ketika Al-Qur’an Berbicara Tentang Ruh:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa dwipa. Hari Senin Wage. Tgl 25 Januari
2016
Ketika
Al-Qur’an
Berbicara Tentang Ruh. Allah Berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat. 85, yang lebih
kurang, artinya seperti ini:
“Dan mereka bertanya kepadamu ( Muhammad ) tentang ruh. Katakanlah itu
termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”
Tafsir;
Wahai Muhammad, kaummu yang mendapat nasihat, dari
orang-orang Yahudi, bertanya kepadamu tentang hakikat rûh (roh). Katakan,
"Hanya Allah yang mengetahui ihwal roh. Aku hanya diberi sedikit sekali
dari ilmu Allah tentang hal itu”.
Ayat dan Tafsir diatas, menjelaskan, bahwa betapa sukarnya,
menggambarkan yang di sebut ruh/roh. Makna/Maksud kata Ar Ruh dalam Al Quran. Karena setelah di pelajari dan di renungi, kemudian membuka referensi
tentang kata dalam Al Quran, ternyata kata Ar Ruh mempunyai makna yang banyak
(tidak hanya satu arti). Dengan demikian, maka diharapkan, kita tidak salah
dalam memahami kata Ar-Ruh.
Beberapa pemahaman/persepsi
tentang Ar Ruh dalam Al Quran dan Hadist. Diantaranya
makna kata Ar Ruh adalah :
1. Nafas;
Seseorang yang masih bernafas dan bergerak, maka orang
tersebut masih ada ruh-nya. Kata nafas dan ruh dalam bahasa indonesia,
diterjemahkan sebagai nyawa, yang artinya bahwa seseorang masih hidup, kalau
orang tersebut ada nyawanya. Dan kita tidak mengetahui, seperti apa
wujud/bentuk dari nyawa tersebut.
2. Jibril;
Seperti halnya dalam surat Al-Qadr 1-5, yang artinya:
“Sesungguhnya
kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah
malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.”
Didalam ayat ke-4 yang berbunyi;
“Tanajjalul malaaaikatu
warruuhu fiihaa” dimana kata “warruuhu”
Diterjemahkan sebagai Jibril. Bukankah Jibril adalah
malaikat, namun kenapa dalam ayat tersebut, Jibril disebutkan secara khusus.
Dalam ilmu tafsir, diterangkan bahwa menyebut yang khusus setelah yang umum,
menunjukkan bahwa yang khusus tadi, mempunyai keistimewa’an, yang harus
diperhatikan. Sehingga jibril yang berada di tengah-tengah malaikat, adalah
yang terdepan, Jibril sebagai pemimpin para malaikat.
Didalam surat lain, yaitu surat ke 26 Ash-Shu’ara ayat
192-195 yang artinya;
“Dan sesungguhnya. Al
Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun
oleh Ar-Ruh. Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas.”
Dimana dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Malaikat
Jibril sebagai pembawa wahyu Allah swt (Al Quran) disebutkan dengan kata Ar Ruh Al Amin.
3. Nabi Isa as;
Seperti dalam firman Allah swt yang berbunyi “Wa rohun minhu” yang artinya “Dan ruh darinya (maksud-nya Isa as)”.
Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa nabi Isa as,
disebut Ruh? Diantara mukjizat Nabi Isa as, selain menyembuhkan orang sakit,
yaitu Nabi Isa as mempunyai mukjizat, mampu menghidupkan orang yang sudah mati,
yang tentunya atas ijin Allah swt. Maka Nabi Isa as disebut Ruh, karena
seolah-olah Nabi Isa bisa menghadirkan kembali ruh orang yang sudah meninggal.
Pada dasarnya, jika seseorang meninggal dunia, maka ruh orang tersebut, pergi
dari jasad-nya. Seperti halnya jika seseorang tidur, maka dalam keadaan tidur
itu, ruhnya sedang pergi dari jasadnya. Dan ketika bangun, ruhnya telah kembali
ke jasadnya.
4. Al Quran;
Seperti halnya dalam surat Asy-Syuura (42) ayat 52
“wakadzaalika awhaynaa
ilayka ruuhan min amrinaa …” yang artinya secara
lengkap 1 ayat “Dan demikianlah
Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui
apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan
sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
Kenapa Al Quran disebut sebagai Ruh? Karena Al Quran,
adalah pedoman kehidupan yang hakiki, untuk umat manusia, terutama di akhirat
nanti. Sehingga seseorang yang hidup bersama Al Quran, membaca, mendengar,
merenungi, memahami, manghafalkan dan mendakwakan Al Quran, maka orang tersebut
akan mendapatkan kehidupan yang hakiki. Seperti halnya dalam surat Al-Ankabut
ayat 64 yang artinya “Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui.”
Mari kita sama-sama merenung sejenak dengan iman, saya
akan sedikit mengungkap tentang ruh ini, sesuai pembuktian yang saya dapatkan
di dalam Laku Spiritual Hakikat Hidup “Wahyu Panca Gha’ib”
Rasulullah
Dalam Qitab Hadistnya, membuat bandingan akan Firman Allah dalam Surat Al-Isra’
ayat 85 tersebut. Seperti ini sabdanya:
“Sesungguhnya, dalam tubuh anak Adam itu, ada seketul daging, bila baik
ia, niscaya baiklah seluruh anggotanya, dan bila jahat ia, niscaya jahatlah
seluruh anggotanya. Ketahuilah itu adalah Qalbu.”
Dan menurut
saya, hasil dari pengkajian Laku Pribadi saya. Qalbu sebagai raja yang
memerintah, yang dita’ati oleh anggota-anggota lahir lainnya. Qalbu saya
ibaratkan sebuah pemerintah atau raja, yang harus dita’ati oleh semua
rakyatnya. Jika pemerintah atau raja itu baik, maka baiklah sekalian rakyatnya.
Lalu... Apa itu Qalbu..?!
Para sedulur
dan Kadhang kinasihku sekalian...
“Sesungguhnya, dalam tubuh anak Adam itu, ada seketul daging. Seketul daging
itu, umum kita namai sebagai hati. Namun Qalbu itu, bukanlah hati, melainkan isi dari Hati itu.
Hati adalah
Keratonnya Hidup, sedangkan Qalbu atau isi Hati, adalah tempat bertahtanya hidup.
Hidup yang menjadikan kita bisa ini dan itu. Dan apa bila Qalbu atau isi Hati
kita, bersih, maka, bersihlah seluruh Keraton Keraja’an tersebut. Sebaliknya...
jika Qalbu atau isi Hati kita kotor, maka, kotorlah seluruh Keraton Kerja’an
tersebut.
Para sedulur
dan Kadhang kinasihku sekalian...
Ketahuilah,
tidak kurang dan tidak sedikit, yang namanya ilmu mengenal diri pribadi, ilmu
mengenal guru sejati, ilmu mengenal Tuhan, ilmu kemanunggalan bahkan kesempurna’an
dunia wal akherat, telah ada banyak dan tersebar di seluruh penjuru dunia.
Namun percayalah,
yang banyak itu, tidak mengetahui jalan utama yang sebenarnya. Mereka mengira dan menyangka. Bahwa; Jalan
utama yang benar, untuk mengenal diri pribadi, mengenal guru sejati, mengenal
Tuhan/Allah. Jalan manunggal dan sempurna dunia wal akherat, itu. Melalui tirakat/tapa,
wirid/dzikir, amal/ibadah, semedi/meditasi, syare’at/tarekat, dan masih banyak
lagi uberampe dan ritual yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu disini,
makan tempat dan menghabiskan waktu.
Padahal
tidak seperti itu dan tidak begitu, al-qitab telah menjelaskan, al-qur’an telah
memberitahukan. Hyang Maha Suci Hidup Allah telah berfirman pada tiap-tiap diri
manusia hidup. Bahwa jalan utama yang benar menuju kesitu, hanya ada satu saja.
Yang lainnya itu, bukan jalan, melainkan sebatas syarat jika engkau mampu,
kalau tidak mampu, Hyang Maha Suci Hidup Allah, tidak pernah memaksa kita. Kecuali
jalan utama yang benar ini. mau tidak mau, rela tidak rela, suka tidak suka,
jika kita hendak menujunya. Maka harus melakukan.
Apa jalan
utama yang benar itu..?! dan harus melakukan apa..?!
“Sesungguhnya, dalam tubuh anak Adam itu, ada seketul daging, bila baik
ia, niscaya baiklah seluruh anggotanya, dan bila jahat ia, niscaya jahatlah
seluruh anggotanya. Ketahuilah itu adalah Qalbu.”
Qalbu adalah
satu-satunya jalan utama yang benar. Untuk mengenal diri pribadi, mengenal guru
sejati, mengenal Tuhan/Allah. Jalan manunggal dan sempurna dunia wal akherat. Bahkan
ilmu kesaktian jaya kawijayanpun, yang benar itu, melalui qalbu, jika tidak
melalui qalbu, berati sesat, karena sesat, maka tersesatlah, karena tersesat,
maka ilmunya di gunakan untuk adigang adigung adiguna.
Siapapun dia
dan dimanapun dia, jangankan masuk dan melalui qalbu, menyentuh qalbu saja,
tidak akan mungkin bisa mampu, jika Sirik. Iri. Dengki. Fitnah. Benci. Dendam. Hasut.
Adu domba. Masih menghiasi hati. Karena qalbu adalah isi hati, dan hanya akan
menyala dan siap dimanfaatkan jika hatinya telah bersih dari keburukan tersebut.
Selagi hati
masih Berhias. Berdinding. Sirik. Iri. Dengki. Fitnah. Benci. Dendam. Hasut. Adu
domba. Qalbu tidak akan bangkit/bangun, tidak akan menyala/bercahaya, tidak
akan pernah siap di lalui. Jadi... Bagaimana bisa kita mengenal diri pribadi,
mengenal guru sejati, mengenal Tuhan/Allah. Jalan manunggal dan sempurna dunia
wal akherat..?! Mustahil... ini logika dan nyata. Saya sudah membuktikannya
sendiri. Bukan katanya apapun dan siapapun.
Banyak orang
menafsirkan bahwa qalbu adalah segumpal daging dalam diri manusia, dan itu
tidaklah salah, karena berdasarkan perkira’an Nabi yang kesulitan memaknai ruh
kala itu.
Qalbu adalah
sebuah latifah atau titik sensor atau god spot, titik keTuhanan yang tidak
mempunyai bentuk dan warna, karena itu, tidak bisa di pahami dan di nalar
logika akal, karena tidak semudah mereka menafsirkan tentang qalbu, karena Hyang
Maha Suci Hidup sudah menjelaskannya. “Dan mereka bertanya kepadamu (
Muhammad ) tentang ruh. Katakanlah itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu
diberi pengetahuan hanya sedikit.”
Saya pernah
5 kali mengungkap bab Suci ini, yang intinya, bahwa suci itu, bukan bentuk dan
warna, tidak bisa di campuri atau tercampuri oleh apapun sebutannya, kecuali
Hyang Maha Suci Hidup. Inilah yang di sebut qalbu. Qalbu adalah “SUCI” bertempat
di dalam Hati. Sekali lagi... Qalbu adalah Suci. Suci adalah god spot atau
titik Tuhan yang berada di setiap diri manusia hidup.
Jadi... Para
sedulur dan Kadhang kinasihku sekalian...
Tidak ada
jalan lain, dalam mengenal diri pribadi, mengenal guru sejati, mengenal Tuhan/Allah.
manunggal atau sempurna dunia wal akherat, selain melalui Qalbu/Suci. Kalau tidak
dengan qalbu/Suci, lalu mau kemana... la wong Cuma ini jalannya. Caranya ya
hanya ini.
(lebih
menjamin jika dengan sarana Wahyu Panca Ghaib) karena hanya Wahyu Panca Ghaib
yang menjurus ke ranah tersebut.
Sebab itu,,,
dengan kasih saya mengabarkan ini dan sekaligus mengajak siapapun yang
bersedia. Mari kita sama-sama bersama membersihkan
Hati, yang menjadi tempat bermukimnya qalbu/suci. Dari yang namanya; Sirik. Iri. Dengki. Fitnah. Benci. Dendam. Hasut.
Adu domba. Terserah dengan cara apapun yang Anda yakini. Tidak harus dengan Wahyu
Panca Ghaib, yang saya jalani dan telah berhasil menuntun saya, hingga sampai
ke dimensi ini.
Yang penting
tema dan judul serta inti lakonnya. Adalah membersihkan hati dari Sirik. Iri. Dengki.
Fitnah. Benci. Dendam. Hasut. Adu domba dan semua sebutan yang merugikan diri
sendiri dan orang lainnya.
Karena hanya
dengan cara itulah, yang namanya qalbu/suci, bisa bangkit bercahaya serta siap
dilalui oleh kita, dalam mengenal diri pribadi, mengenal guru sejati, mengenal
Tuhan/Allah. manunggal atau sempurna dunia wal akherat. Selain itu, tidak bisa,
jika mengaku dan merasa sudah mengenal diri pribadi, mengenal guru sejati, mengenal
Tuhan/Allah sudah berhasil manunggal atau sempurna dunia wal akherat, namun ada
didalam hati kita masih ada Sirik. Iri. Dengki. Fitnah. Benci. Dendam. Hasut. Adu
domba.
Percayalah;
Anda telah tersesat. Entah diri pribadi, guru sejati, Tuhan/Allah. manunggal
atau sempurna dunia wal akherat yang mana, yang telah engkau capai itu, karena
yang saya tau, yang sudah saya buktikan sendiri. Bahwa siapapun yang telah mengenal
diri pribadi, mengenal guru sejati, mengenal Tuhan/Allah. manunggal atau sempurna
dunia wal akherat. Tidak akan memiliki isi hati yang seperti itu, agama apapun
menjelaskan sama.
Para sedulur
dan Kadhang kinasihku sekalian... Mari kita sama-sama menebar kasih sayang
antar sesama Hidup dan bersama-sama kita berusaha membersihkan hati kita dari
pada karat-karat kebencian dan noda-noda sirik, dengki, iri, hasut dan fitnah,
serta segala bentuk maksiat. dengan cara diasuh dan dididik atau di biasakan
mengikuti Rasa. Terasa. Merasa. Merasakan Hidu (rasa, krasa, rumangsa,
ngrasakake urip). Sejalan Laku Spiritual Hakikat Hidup Wahyu Panca Gha’ib. SALAM RAHAYU HAYU MEMAYU HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH
SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian
para Kadhang Konto dan Kanti Anom maupun Sepuh
kinasih saya, yang senantiasa di Restui Hyang Maha Suci Hidup. Pamrih
saya berharap ARTIKEL Saya Kali INI. Dapat Bermanfaat untuk semua Kadhang kinasihku sekalian tanpa terkecuali yang
belum mengetahui ini dan Bisa Menggugah Rasa Hidup-nya siapapun yang
membacanya.
*Matur Nuwun ROMO....._/\_.....Terima
Kasih.Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon:
0858 – 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment