Sempurnanya Hidup dan Sempurnanya Mati:
Sempurnanya
Hidup dan Sempurnanya Mati:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa
Dwipa. Hari Senin. tgl 30. November, Tahun 2015
Sajatine
ora ana apa-apa, awit duk maksih awang-uwung durung ana sawiji-wiji, kang ana
dhihin iku Ingsun, ora ana Pangeran anging Ingsun sajatining kang urip luwih
suci, anartani warna, aran, lan pakartining-Sun (dzat, sipat, asma, afngal).
Bahasa
Jawa di atas, memiliki arti sebagai berikut:
Sesungguhnya
tidak ada apa-apa, sejak masih awang-uwung (suwung, alam hampa) belum ada suatu
apapun, yang ada pertama kali adalah Ingsun/AKU, tidak ada Tuhan kecuali Aku
(Ingsun) Sejatinya Hidup yang lebih suci, mewakili pancaran dzat, sifat, asma
dan afngal-Ku (Ingsun).
Kalau
menilik dari kata-kata tersebut, maka kita akan bisa mawas diri tentang
keberadaan kita sebagai manusia hidup. Kita ini siapa? darimana dan nantinya
bakal ke mana? Ketika terlahir ke alam dunia, manusia masih berbentuk bayi dan
tidak membawa satu lembar kain pun. Saat menjadi bayi itu, kita yang semula
tidak perlu disuapi, ketika masih berada di dalam perut ibu, sudah mulai
diperkenalkan dengan kejamnya dunia. Dimana kita harus menangis meronta-ronta
untuk bisa mendapatkan makanan dengan cara disuapi ibu.
Namun
ketika kita menginjak pada masa kanak-kanak, tidak ada hal-hal terindah yang
menghiasi kehidupan ini, selain bermain dan bermain bersama teman-teman sebaya.
Bahkan ketika melihat sungai, kali ataupun empang yang ada di sekitar rumah
kita, maka kita yang masih kanak-kanak, ketika itu, melihat keindahan yang luar
biasa. Kita melihat anugerah Hyang Maha Suci Hidup yang Maha Besar lewat alam
semesta yang diciptakan. Maka, jangan heran ketika kita melihat gunung, pantai
dan lainnya, pandangan kanak-kanak kita akan mengagumi keindahan alam Sang
Pencipta itu.
Waktu
pun beranjak dan terus berlalu. Akhirnya masa kanak-kanak kita berganti dengan
masa remaja. Di masa remaja inilah, kita sudah mulai menerima unsur-unsur
positif dan negatif dari lingkungan. Tragisnya, di masa ini kita masih belum
bisa memilah-milah mana yang benar dan mana yang salah. Semuanya ditelan mentah-mentah.
Hingga kesloloten... He he he . . . Edan Tenan.
Di
masa inilah, pembentukkan jiwa terjadi. Kalau yang dominan unsur negatif, maka
seseorang di masa depannya, akan diwarnai dengan perilaku yang negatif. Tetapi
kalau unsur positif yang banyak masuk, maka kehidupan orang tersebut, di masa
depan akan menjadi lebih terang dan terarah.
Ketika
kita mulai menginjak masa dewasa dan sudah memutuskan untuk menikah, maka
keindahan alam semesta ciptaan Hyang Maha Suci Hidup yang ketika masa
kanak-kanak kita saksikan, akhirnya musnah. Yang ada adalah berganti dengan
pandangan duit, duit dan duit. Kita disibukkan untuk mencari harta dunia. Semua
yang kita lakukan semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga.
Harta dunia itulah yang mulai menghalang-halangi pandangan kita terhadap
keberada’an Hyang Maha Suci Hidup.
Buktinya,
walaupun kita shalat, meditasi, tafakur ataupun semedi berjam-jam bahkan
berhari-hari, kadangkala yang tampak di depan kita hanyalah persoalan-persoalan
yang berkutat pada duit. Bahkan ada yang lebih parah lagi, yang nampak di depan
kita, Sunan kali jaga. Syekh Siti jenar, katanya ada yang mengaku bertemu Prabu
Siliwangi. Eyang lawu, Nabi Muhammad hingga jin bagdat dan Ratu pantai selatan
dll.
Pertanya’an
besar yang muncul:
DULU
KITA INI SIAPA..?!
PUNYA
APA DAN SEKARANG KITA PUNYA APA?
Jawabannya
mudah, dulu kita ini bayi, kanak-kanak, remaja tidak punya apa-apa. Tetapi
ketika dewasa dan berumah tangga, kita “DITITIPI” oleh Hyang Maha Suci Hidup
dengan anak, istri dan harta benda. Tragisnya, kita malah bangga dengan harta
benda yang kita peroleh. “Kekayaan ini adalah hasil kerja kerasku selama ini,”
ujar kita meski dalam hati, enak aja di bilang titipan Gusti Allah... He he he
. . . Edan Tenan.
Tidak,
sekali-kali tidak. Harta benda, anak, istri dan apapun yang kita miliki di
dunia ini, bukanlah milik kita. Itu
sekedar “TITIPAN” Sang Kuasa. Kalau Anda merasa memiliki semuanya, mampukah
Anda menghalang-halangi bahaya kebakaran yang akan melumat habis harta benda
Anda? Mampukah Anda menghalang-halangi nyawa anak Anda yang akan dipanggil oleh
Hyang Maha Suci Hidup? Bahkan kita sendiri tidak mampu menolak ketika nyawa
kita hendak dicabut dari jasmani ini oleh Gusti Allah, iya apa nggih...?!
SEMUA
MILIK GUSTI ALLAH.
Pada
bait di atas disebutkan kata-kata dzat, sipat, asma, afngal.
ZAT:
Semua di dunia ini yang memiliki zat, itu milik Hyang Maha Suci Hidup. Coba
Anda cari adakah di dunia ini yang sifatnya bukan zat?
SIFAT:
Semua makhluk ataupun benda yang memiliki sifat-sifat adalah milik Hyang Maha
Suci Hidup. Coba Anda cari adakah di dunia ini makhluk yang yang tidak memiliki
sifat?
ASMA:
Asma adalah berarti nama. Semua benda yang ada di dunia ini yang memiliki nama,
adalah milik Hyang
Maha Suci Hidup . Coba Anda cari makhluk ataupun benda di dunia ini yang tidak
memiliki nama. Selama memiliki nama, itu kepunyaan Hyang Maha Suci Hidup . TITIK.
AFNGAL:
Rasa. Semua makhluk ataupun benda di dunia ini yang memiliki Rasa, maka adalah
milik Hyang Maha Suci Hidup.
Kembali
ke pertanyaan dasar: Lalu kita ini punya apa?
Jelas,
tidak punya apa-apa. Ketika mati pun kita tidak akan membawa sepeser pun uang.
Masihkah kita merasa sebagai makhluk yang adigang-adigung-adiguno?
Jelas
tidak. Kita harus pandai-pandai mepes hawa nafsu, agar kita bisa kembali
sebagai Sateriya Sejati. Sejatine Sateriya. Satriya Sejati adalah Manusia Hidup
yang bisa menemukan Sempurnanya Hidup (Sampurnaning Urip) . Sejatine Sateriya
adalah Manusia Hidup yang bisa mendapatkan
Sempurnanya Mati (Sampurnaning Pati) - (Sempurnanya Hidup, dan
Sempurnanya Mati)... He he he . . . Edan Tenan. SALAM RAHAYU HAYU MEMAYU
HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian para Kadhang Konto dan Kanti
Anom maupun Sepuh kinasihku, yang
senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla Jalaluhu. Pamrih saya berharap
POSTINGAN SAYA KALI INI. Dapat Bermanfaat untuk semua
Kadhang kinasihku sekalian tanpa
terkecuali yang belum mengetahui ini dan Bisa Menggugah Rasa Hidup nya siapapun
yang membacanya.
*Matur
Nuwun ROMO....._/\_.....Terima Kasih.Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Handphon: 0858 – 6179 - 9966
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment