SEJATINE SATERIYO DAN SATERIYO SEJATI:
SEJATINE
SATERIYO DAN SATERIYO SEJATI:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
Djawa
dwipa. Hari Minggu Pon. Tgl 15 November 2015
Para
kadhang Konto dan Kanti kinasih saya sekalian. Kali ini, saya akan membagikan
ilmu pengalaman, tanpa rahasia apapun, dari kesaksian yang nyata, yang baru
saja saya dapatkan.
Sepulang
dari Pasowanan Agung, memperingati tumuruning Wahyu Panca Gha’ib yang ke 60 di
Setana Kramat Agung Gunung Damar Sejiwan Purworejo Jateng, saya mendapatkan
ilmu pengetahuan lagi, tentang bukti dari sebuah kenyata’an benar yang sebenarnya. Soal ba’it ke empat dan ke
enam dari unen-unen Kunci. Yang berbunyi. No. 4. Kulo Sejatine Sateriyo. No. 6.
Kangge Tumindake Sateriyo Sejati.
Pada
awalnya, uni dari; kulo Sejatine Sateriyo, saya maknai sebagai berikut;
Adalah... sebuah bentuk dari. Pengakuan Sipat Lakon Manusia Hidup, yang Gagah
berani, baik (apikan), jujur, anggah ungguh (sopan santun), pengertian,
konsekwen. Lempeng, lurus. Tidak akan mundur dalam sikon apapun. Tawaduq, (ta’at
dan patuh). Ana apa-apa Kunci Laka apa-apa Kunci (apapun sikonnya, di hadapi
dengan Kunci), dll. Begitulah awalnya saya memaknai uni/bunyi Kunci Ba’it ke 4.
Yang berbunyi; Kulo Sejatine Sateriyo.
Ternyata,
pada prakteknya, bukan hanya sekedar
dari itu saja, ada yang lebih dari sekedar itu,
secara lahir, secara gelar, secara syare’at (umum-nya). Memang iya
begitu, namun pada Hakikatnya (inti-sari-nya). Bukan sekedar seperti itu.
Ternyata sangat dalam dan cukup dalam, karena saking dalamnya. Putera Sepuh dan
Mumpuni sekalipun, nyaris tidak menyadari-nya. Edan pora,,,?!
Kulo
Sejatine Sateriyo itu, bukan sekedar; Pengakuan
Sipat Lakon Manusia Hidup, yang Gagah berani, baik (apikan), jujur, anggah
ungguh (sopan santun), pengertian, konsekwen. Lempeng, lurus. Tidak akan mundur
dalam sikon apapun. Tawaduq, (ta’at dan patuh). Ana apa-apa Kunci Laka apa-apa
Kunci (apapun sikonnya, di hadapi dengan Kunci), dan bla... bla... bla... lainnya.
Bukan, bukan dari sekedar itu. Mari kita bahas sedikit cuplikannya, hasil dari
praktek saya sa’at di Purworejo tanggal 13-14 kemaren.
Dari
rumah, beberapa hari sebelum berangkat ke purworejo, sungguh amat sulit dan
rumit, untuk di katakan dan di ucapkan dengan kata-kata atau pikiran, sikon
saya, sungguh amat sangat tidak menentu dan serba tidak mungkin, selain soal
urusan keluarga yang menuntut itu dan ini, yang sungguh memusingkan kepala
saya, saya nya sendiri sedang kolap dan kalap oleh sikon saya sendiri pada
sa’at itu. Namun pada kesempatan yang hanya ada setahun sekali ini, yaitu
tanggal 14 november, yang merupakan hari keramat bersejarah, tentang Turun-nya
Wahyu Panca Gha’ib, ke dunia bagi seluuh sekalian alam. Saya berkeinginan
besar, untuk menunjukan kebenaran gha’ib nya, secara langsung di tempat
Prakteknya, kepada para Kadhang kinasih saya, yang sedang saya bimbing mengenal
Hidup dan Hyang Maha Suci Hidup dengan sarana Wahyu Panca Gha’ib yang saya
miliki.
Dengan
keinginan besar saya, soal Wahyu Panca Gha’ib, saya menyisihkan semua
kepentingan keluarga saya. Dengan keinginan besar saya, soal Wahyu Panca Gha’ib,
saya melupakan sikon kolap dan kalapnya saya sendiri. Dengan menggunakan Wahyu
Panca Gha’ib, saya berjuang dan berusaha keras, tanpa kenal waktu dan tempat, bahkan
tanpa malu, melalui internet, saya berjualan Cincin Batu Akik dan Taring
Harimau yang saya isi kekuatan magig, yang pastinya bisa membantu orang-orang
yang sedang saya harap bantuannya, serta berjualan Buku Pelajaran Spiritual,
yang pastinya juga bisa membantu orang-orang yang ingin mengenal Hidup dan
Hyang Maha Suci Hidup yang sedang saya harapkan bantuannya.
Dan
hasil berjualan Cincin dan Taring serta Buku yang tidak seberapa itu, saya
kumpulkan, lalu saya gunakan untuk menyewa dua mobil, dan mengajak semua
Kadhang kinasih saya, untuk berangkat Sungkem, ke Pasowanan Agung tanggal 13-14
November Di Keramat Suci M. Smono Sastrohadidjojo Gunung Damar Sejiwan
Purworejo. Dan tanpa rancangan apapun,
kecuali hanya KUNCI. KUNCI dan KUNCI. Mulai dari berangkat ke Purworejo hingga
pulang lagi ke Brebes, saya serombongan, tidak mengalami kekurangan suatu
apapun di dalam segala halnya. Dan ini saya alami dengan penuh kesadaran
sebagai Putero Romo, tanpa beban dan pamrih apapun. Terima kasih Romo.... Ini
loh... Inti-Sari dari; Kulo Sejatine
Sateriyo.
Pada
awalnya, uni dari; Kangge Tumindake
Sateriyo Sejati. Adalah sebagai Sikap Laku nya Manusia Hidup. Malang-malang
putung, rawe-rawe rantas. Tidak ingkar janji. Tetep idep madep mantep, (kalau
iya, ya, iya, kalau tidak, ya, tidak). Yen wani ojo wedi-wedi yen wedi ojo
wani-wani, (kalau berani tidak akan takut, kalau takut tidak akan berani), toto
titi surti ngati-ati, dll. Begitulah awalnya saya memaknai uni/bunyi Kunci
Ba’it ke 6. Yang berbunyi; Kangge Tumindake Sateriyo Sejati.
Ternyata,
pada prakteknya, bukan hanya sekedar
dari itu saja, ada yang lebih dari sekedar itu,
secara lahir, secara gelar, secara syare’at (umum-nya). Memang iya
begitu, namun pada Hakikatnya (inti-sari-nya). Bukan sekedar seperti itu.
Ternyata sangat dalam dan cukup dalam, karena saking dalamnya. Putera Sepuh dan
Mumpuni sekalipun, nyaris tidak menyadari-nya. Edan pora,,,?!
Kangge
Tumindake Sateriyo Sejati itu, bukan sekedar;
Sikap Laku nya Manusia Hidup. Malang-malang putung, rawe-rawe rantas.
Tidak ingkar janji. Tetep idep madep mantep, (kalau iya, ya, iya, kalau tidak,
ya, tidak). Yen wani ojo wedi-wedi yen wedi ojo wani-wani, (kalau berani tidak
akan takut, kalau takut tidak akan berani), toto titi surti ngati-ati, dan bla...
bla... lainnya. Bukan, bukan dari sekedar itu. Mari kita bahas sedikit
cuplikannya, hasil dari praktek saya sa’at di Purworejo tanggal 13-14 kemaren.
Selama
di Gunung Damar Purworejo. Tanpa ragu sedikitpun, tanpa beban secuilpun, serta
tanpa pamrih apapun, saya mampu mengajarkan kebenaran yang sesungguhnya,
tentang penting dan perlunya memperingati Tumuring/Turunnya Wahyu Panca Gha’ib
yang jatuh pada tanggal 14 Nvember, pada sekalian para Kadhang Kinasih yang
sedang saya bimbing. Secara syare’at dan Hakikatnya, dengan semua bukti wujud
yang ada di Gunung Damar terkait tentang,
M. Smono Sastrohadidjojo, saya bisa menyejarahkan soal Wahyu Panca Gha’ib dengan
riyil tanpa Rahasia apapun, dan merekapun bisa dengan mudah menerima dan
memahaminya.
Bahkan
saya bisa memberi dan mengajarkan Wahyu Panca Gha’ib kepada 6 orang awam yang
ingin mengetahui Hidup dan mengenal Hyang Maha Suci Hidup secara fer tanpa rahasia
dan batasan apapun. Yang sebelumnya telah janjian melalui facebook dan
handphon, untuk bertemu dengan saya di Purworejo, sebelum saya berangkat ke
Purworejo. Dan saya mendapat pengharga’an,
memberi Asmo kepada seorang Kadhang, yang merasa terkekang dan serba
salah dalam Laku Kunci, karena di batasi dalam menggali pengertian-pengertian
Wahyu Panca Gha’ib, yang di perlukannya sebagai Bukti-bukti keyakinannya, oleh
Kadhang yang membimbingnya.
Dan
saya sempat bertemu dengan beberapa Kadhang Anom dan Kadhang Sepuh yang masih
belum mengerti tentang detil dan kebenaran Wahyu Panca Gha’ib yang sesungguhnya.
Saya di debat, di tentang, di hina, di lecehkan, di anggap salah, di anggap salah
jalan dan keluar dari jalur Ajaran
Putero Romo. Dianggap salah pengertian, mentah dan lain sebagainya. Dan sayapun
berani mengaku salah dan segera minta ma’af kepada mereka di depan umum, seketika itu
juga. Serta membenarkan mereka. Mengacungi jempol kepada mereka.
Lalu
saya bertemu seorang Kadhang yang bertugas merawat Pendopo M. Smono
Sastrohadidjojo, saya di mintai sumbangan uang oleh Kadhang yang Merawat
Pendopo tersebut, untuk membenahi Pendopo, karena memang tidak punya uang, saya
berani menolak dengan apa adanya, serta mengatakan tidak punya uang sejumlah
itu, untuk membenahi Pendopo. Saya juga di panggil oleh beberapa Kadhang yang
ingin bertemu dengan saya, karena kangen dan lain sebagainya. Saya bisa tidak
goyah dalam Pasowanan dan tetap Fokus membimbing Kadhang anom dari Brebes yang
bersama saya. Dan ini saya alami dengan penuh kesadaran sebagai Putero Romo,
tanpa beban dan pamrih apapun. Terima kasih Romo.... Ini loh... Inti-Sari dari; Kangge Tumindake Sateriyo
Sejati.
Al-hasil,,,
di perjalanan pulang ke Brebes bersama Rombongan. Setelah keluar dari wilayah
kabupaten Purworejo. Tiba-tiba turun hujan dengan begitu deras dan kencangnya.
Karena obah, dengan beberapa Kadhang saya yang pakai mobil doplak/grobag alias
bak terbuka, Saya sowan sambil duduk di samping sopir, minta ampunan kepada
Hyang Maha Suci Hidup, atas semua luput yang telah saya lakukan dari mulai
berangkat Sungkem dan Sowan hingga pulang lagi, serta pangestu dan pangayoman
dari deras dan kencang nya hujan yang sedang menguyur perjalanan kami.
Dan
ternyata... bersama’an dengan deras dan kencangnya hujan yang sedang turun itu.
Hyang Maha Suci Hidup. Memberikan kesaksian kepada saya. Bahwa dengan apa yang
sudah saya lakukan diatas.
25.
Karma saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
23.
Kesalahan saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
21.
Dosa saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
19.
Luput saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
17.
Kebodohan saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
15.
Kekurangan saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
13.
Kesombongan saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
9.
Keburukan saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
7.
Apes/Sial saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
5.
Kerugian saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
3.
Ego/Aku saya sekeluarga hingga leluhur saya telah terhapus dengan sempurna.
Dan
Jaminan Sempurna untuk saya sekeluarga saya telah di garansikan. Dan semua
leluhur saya telah di sempurnakan. He he he . . . Edan Tenan. Matur Nuwun Mo...
Terima Kasih. Setelahnya, seketika itu juga. Hujan Deras dan kencangpun
Berhenti dengan indah. Kamipun sampai di rumah dengan aman dan nyaman tepat jam
04: 11 menit pagi.
Monggo
Para Kadhang Konto dan Kanti Kinasihku sekalian... sami dipun olah lan dipun
renggo gelar gulungepun. Biyar tau detilnya Wahyu Panca Gha’ib itu seperti apa
dan bagaimana serta mengerti dan paham
kebenaran Wahyu Panca Gha’ib yang sesungguhnya. SALAM
RAHAYU HAYU MEMAYU HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian para Kadhang Konto dan Kanti
Anom maupun Sepuh kinasihku, yang
senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla Jalaluhu. Pamrih saya berharap
POSTINGAN SAYA KALI INI. Bermanfaat untuk semua Kadhang kinasihku sekalian tanpa terkecuali yang
belum mengetahui ini dan Bisa menggugah Rasa Hidup nya siapapun yang membacanya
.
*Matur
Nuwun ROMO....._/\_.....Terima Kasih.Terima Kasih. Terima Kasih*
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Jayadewata Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment