WEJANGAN dari WONG EDAN BAGU YANG PERTAMA. TENTANG WAHYU PANCA GHA’IB DAN ISRA', MIKRAJ:

WEJANGAN dari WONG EDAN BAGU YANG PERTAMA.
TENTANG WAHYU PANCA GHA’IB DAN ISRA', MIKRAJ:
Jawa Dwipa Hari Sabtu kliwon. Tgl 03 Oktober 2015

Salam Rahayu Hayu Memayu Hayuning Karahayon Kanti Teguh Slamet Berkah Sukses selalu untukmu sekalian para kadhang kinasihku, dimanapun berada, Jujur  dengan atas Nama Hyang Maha Suci Hidup, saya akui, Dulu saya adalah salah satu manusia terkucil, bodoh, hina dan bejat moral lahir bathinnya, awalnya saya tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seorang bapak, dan bapak saya memperlakukan saya seperti itu, karena menganggap kehadiran saya sebagai anaknya, adalah kutukan terburuk baginya, karenanya, saya teramat sering, di abaikan bahkan di siksa jika sedikit saja melakukan kesalahan. Hingga akhrinya, saya di usir pergi oleh bapak saya, karena bapak saya merasa tidak mampu lagi ngopeni saya merawat saya sebagai anaknya, itu karena saking buandelnya saya.

Saya diusir dari rumah, hanya membawa satu setel pakaian yang saya pakai di badan pada sa’at itu, waktu itu saya masih berumur 12 tahun kurang lebihnya, dan sejak sa’at diusir itulah, saya berjuang sendiri untuk mempertahankan hidup dalam kehidupan yang sangat amat kejam bagi saya pada sa’at itu, bagaimana tidak, karena setelah diusir dari rumah, saya terpisah dari ibu tercinta saya, adik dan kakak tersayang saya, teman-teman saya, cita-cita saya ingin menjadi dokter pun, terputus di kelas tiga sd. Saya berusaha perjuang mencari makan di kota kabupaten kecil daerah transmigrasi tempat tinggal saya, demi sesuap nasi, saya bergabung dengan anak-anak gelandangan, ngemis, ada kalanya mencuri/nyopet, dan apapun saya lakukan untuk bisa makan dan minum serta teman yang bisa saya tumpangin untuk istirahat tidur.

Disaat saya rindu ibu dan adik kakak saya, saya hanya bisa menangis, tak ada yang bisa saya perbuat, jangankan berdoa, agama saja, saya tidak tau pada sa’at itu, apa lagi jika mencuri sampai ketahuan, tertangkap, saya di pukul, di tendang, dihajar tak kenal ampun, semakin saya menjerit minta ampun dan tolong, semakin bertubi-tubi pukulan dan tendangan yang mendarat di perut, dada dan kepala saya. Hal ini saya alami selama 3 tahun kurang lebihnya, hingga pada suatu ketika, saya menonton televise, yang kala itu sedang menayangkan sebuah pilem sejarah jawa, yang menceritakan tentang ilmu-ilmu kesaktian dan agama di tanah jawa. Dan sejak itulah dalam jiwa saya, tertanam kesan tentang ilmu dan agama yang saya ketahui dari televisi kala itu.

Sambil tetap beraktifitas seperti biasanya bersama teman-teman di kota, selalu terbesit di pikiran saya tentang ilmu dan agama. “ andai aku punya ilmu kesaktian, tentu aku tidak sehina ini, andai aku punya agama, mungkin aku tak sesedih ini, karena jika ada yang berani macam-macam padaku, aku bisa membela diri, karena jika aku rindu ibu dan adik kakaku, aku bisa berdoa, aku akan membalas dendam pada semua orang-orang yang telah menghancurkan kehidupan dan cita-citaku, aku bersumpah untuk itu” itulah yang selalu membayang dalam benak saya kala itu, tapi saya tidak tau, harus kemana mencari guru.

Hingga pada suatu ketika, singkat punya cerita, saya mendengar kabar di kampung seberang, ada orang sakti yang sedang mencari murid, namun belum mendapatkan murid, karena saratnya yang berat, jadi tidak ada yang bisa menyanggupinya, tanpa pikir panjang, sayapun mencari tempat tinggal orang tersebut, dan berhasil saya temukan, dan bergurulah saya pada orang tersebut, disinilah, pertama kali saya berguru dan mengeyam ilmu, hingga pada suatu ketika, karena sebuah alasan moral sang guru, saya di nikahkan dengan anak gadisnya, yang kala itu, baru berusia 12 tahun kurang lebihnya, sedangkan saya berusia 13 tahun kurang lebihnya. Dari sang guru, saya mendapatkan ilmu-ilmu kesaktian, dari sang istri yang kala itu seperti teman, karena masih belum punya pengalaman, saya mendapatkan pelajaran agama.

Singkat punya cerita, sejak pertama kali saya mengenal ilmu itu dari sang mertua, dan sejak pertama kali saya mengenal agama dari sang istri. Lika liku kehidupan mulai saya rasakan dengan penuh kesadaran, pahit, manis, getir, asam, asin dll, datang silih berganti, susah senangnya orang berumah tangga, mulai dari yang menyenangkan sampai yang menyusahkan saya alami, demi anak istri, semua jenis pekerja’an saya lakukan, hasil rugi saya alami, dan semuanya, segalanya saya alami, dan pada akhirnya, hancurlah semuanya, saya berselisih dengan sang guru yang juga mertua saya, dan saya juga berpisah dengan anak dan istri tercinta saya.

Dan dimulai dari kehancuran itu, dendam kesumat masa lalu saya, tumbuh bersemi, bak api disiram minyak. Demi terlampiasnya sebuah dendam kepada orang-oarng yang telah menghancurkan kehidupan saya, yang membuat bapak kandung saya jadi benci kepada saya hingga mengusir saya. Saya hancurkan semuanya… sampai ke akar masalahnya.

Sedikit demi sedikit, kepuasan mulai saya dapatkan, saya bangga diri, karena dendam sudah terbalaskan, untuk menjaga kebangga’an diri, sayapun tak henti-hentinya berguru ke sana sini, tiap kali mendengar ada orang sakti disuatu daerah. Bangga saya semakin tinggi, tidak ada satupun orang yang berani menatap wajah saya, apa lagi macam-macam kepada saya kala itu, dan sejak itulah, saya bermoral bejat, bak se’ekor hewan.

Semua bentuk kejahatan, hampir pernah saya lakukan, mulai dari merusak rumah tangga orang, hingga merusak anak gadis seseorang, saya lakukan, sampai memperkosa juga pernah saya lakukan, ini jujur saya katakana, tidak saya tutupi atau saya sembuyikan, ngesek dengan sesama jenis, alias lelaki sama lelakinya, juga pernah saya lakukan, edan pora…. Bejat kan, jangankan Cuma lelaki sama lelaki, ngesek sama hewan itu lo, saya pernah… edan kan, bejat kan, lanjut punya cerita… mulai dari membegal hingga merampok saya lakukan, yang namanya ngeseks, bagi saya waktu itu, seperti dikala saya mau kentut, dimana kontol saya ngaceng, disitulah saya mendapat kan wanita untuk diajak ngentot. Pokoknya… Bejat jat, jat, dobol pol. Itulah saya dulu.

Hingga pada akhirnya sayapun mengalami kehancuran lagi, kehancuran kedua saya kali itu, fatal, karena, akibat kesombongan saya, saya terancam mati, saya mengalami sakit yang tak bisa diobati, karena sakit saya, berurusan dengan mahklum ga’ib, lalu kedua orang tua saya, mengirim saya untuk ke jawa, menemui saudara dari bapak dan ibu di jawa, tepatnya di Cirebon jawa barat, yang intinya untuk minta tolong berobat, dan sejak itulah saya mengetahui jelas detilnya ilmu dan agama yang sudah pernah saya pelajari sebelumnya, dengan bimbingan keluarga dari bapak dan ibu kandung saya, di tambah pengalaman dari pembimbing di luar cirebon, saya banyak tau dan mengerti serta paham tentang syare’at dan hakikat ilmu dan agama yang sebenarnya.

Singkat punya cerita, semakin lama saya di tanah pasundan, semakin asyik saya mendalami olah kanuragan dan ilmu jaya kawijayan, tempa’an demi tempa’an, gemblengan demi gemblengan, pelajaran demi pelajaran, wejangan demi wejangan, berhasil saya kuasai dari berbagai tipe dan karakter seorang guru, mulai guru seorang guru yang lemah lembut, hingga seorang guru yang kasar dan keras, dan semakin besarlah hidung saya, semakin melebarlah telingan saya, terlebih lagi, setelah saya terpilih sebagai wargi jati keraton kasultanan kasepuhan Cirebon, semakin meluaslah bentangan sayap saya, saya berkelana dan mengembara untuk mengukur sudah sampai dimana ilmu yang sudah saya miliki, adigang adigung adiguna, menjadi ciri khas kesombongan saya kala itu.

Untuk mempermudah gerak dan gerik saya, dalam membentangkan sayap dan cakar, saya mempraktekan ilmu pengobatan alternative tradisional jawa kuno, yang pernah saya pelajari dari seorang guru ahli pengobatan di wilayah banten jawa barat, dengan praktek  pengobatan inilah, saya banyak memperdaya orang yang memang sedang terpedaya, memanfaatkan orang-orang bodoh yang memang benar bodoh, menipu dan membohongi dengan cara halus,  belum merasa puas, sayapun mulai beraksi melebihi brandal dan preman, petantang petenteng di setiap tempat yang biasa dijadikan tempat mangkalnya para begundal, kususnya di daerah Jakarta. Serang dan Bandung. Siapa berani menatap langsung saya embat, siapa yang berani melihat, langsung saya sikat, yang namanya wanita cantik dan seksi, bisa saya dapatkan dengan mudah, semudah saya buang angin, saya benar-benar merasa sangat puas dengan semua itu, karena janji saya ingin menggenggam dunia dengan ilmu, berhasil saya dapatkan.

Walau sudah puas, namun saya belum merasa cukup, sayapun mulai merambah ke kalangan para pejabat, mulai dari pejabat wanita yang haus seks, hingga para pejabat lelaki yang haus kekuasa’an, semuanya saya manfaatkan. Uangnya saya ambil, orangnya saya permainkan dengan sangat puas, semakin di kenal lah saya di dunia luas dengan sebutan Djaka Tolos. Dan akhirnya, nama saya sampai ke dalam keluarga cendana, yang saat itu sedang Berjaya menguasai Negara republic Indonesia. Dan bersama’an jatuh dan hancurnya keluarga cendana itulah, hancur dan jatuh pula petualangan saya, yang saya banggakan, saya lari sembunyi sebagai buronan, dengan tuduhan sebagai orang yang ikut terlibat dengan keluarga cendana, hamun saya berhasil lolos dan selamat dari buruan buta dan konyol itu, dengan begitu, dendam yang sudah mulai padam karena kepuasan itupun, muncul kembali.

Setelah sengketa keluarga cendana mulai mereda, saya muncul kembali di wilayah pulau dewata bali, sebagai pejantan tangguh alias lelanange jagat, dengan ilmu pengasihan kinjeng mas dan kembangsore, dan ilmu aji pengontongan, saya membuka lagi lembaran bejat, menjadi pelacur lelaki atau gigolo, meraup dolar dari para turis mancanegara kususnya dan wanita-wanita pribumi yang haus seks, mulai dari yang masih belum punya pasangan, sampai yang sudah berpasangan, mulai dari yang masih abg sampai yang sudah tua Bangka, hingga yang menyukai sesama jenis, yang penting mau membayar saya mahal, saya layani sampai puas selama 24 jam full. Dengan tariff  2  juta 500 ribu atau sekitar 300 dolar kurang lebihnya.  

Pada suatu ketika, saya mendengar bapak kandung saya meninggal dunia, tiba-tiba saya terpuruk dan menyesali diri, karena telah merasa menyia-nyiakan banyak waktu dengan sangat percuma. Dan sejak itulah saya meninggalkan semuanya dan segalanya, saya manekung di tempat-tempat berejarah, dari satu kramat ke kramat para leluhur lainnya, dari satu goa ke goa lainnya, dari gunung ke gunung lainnya, mengulang pelajaran agama yang sudah cukup lama saya tinggalkan, tidak ada yang bisa saya perbuat, karena jiwa raga terasa telah penuh dengan noda dan dosa yang tak terampunkan, tidak tau harus bagaimana, mau kembali ke keluarga, malu, mau menemui guru takut, mau berbaur dengan umum enggan. Pokoknya kritis jiwa…deh.

Berbekal buku tuntunan pelajaran syare’at dan hakikat agama, saya menepi menjauhi semua dan segalanya, menyendiri tanpa apapun dan siapapun. Makan minum dll, sudah tidak menjadi beban pikiran lagi, yang ada dalam benak, hanya penyesalan, masih mungkin kah Tuhan akan mengampuni saya?

Sedikit demi sedikit, saya mencoba bersedekah, membantu orang-orang yang kebetulan bertemu saya, yang sedang dalam kesulitan, ada yang saya bantu hingga sampai memiliki usaha sendiri, ada yang saya bantu untuk melepaskan diri dari lilitan utang piutang rentenir dll, dengan maksud, mengurangi beban derita dosa-dosa yang telah memenuhi jiwa raga saya, namun,,, semuanya gagal, karena semua orang-orang yang saya bantu dan saya tolong, jadi berbalik , maksudnya, bukanya berterima kasih, malah menghancurkan saya, menikam saya dari belakang tanpa alasan yang saya tidak pernah mengerti hingga sekarang ini.

Ada yang menfitnah saya, ada yang memusuhi saya bahkan ada yang berusaha hendak membunuh saya, padahal jelas-jelas sudah saya bantu dan saya tolong, saat itu, saya berontak dalam hati, namun tak berdaya, apakah ini yang di sebut karma?
Atau karena uang yang saya gunakan untuk membantu mereka, adalah uang haram?
Uang tidak halal?
Karena hasil berbuat bejat dan brutal?

Karena tak ada jawaban dan penjelasan, sayapun memilih tetap diam dan mengaku kalah, lalu saya terus menepi dan menyepi tanpa kenal menyerah, mendalami syare’at dan hakikat ilmu agama, melalui al-qitab yang saya bawa kemanapun saya pergi pada sa’at itu.  

Singkatnya cerita lagi, sejak saya mendalami ilmu syare’at dan hakikat agama itu, ada yang membuat saya tertarik, yaitu tentang sejarah para Nabi-Nabiullah, saya kagum dan tertarik ingin mendalaminya secara khusus, artinya, dulu saya adalah  pencinta Rasul, karenanya, semua kitab sejarah para rasul, pernah saya pelajari dengan sangat teliti,  kenapa saya begitu terinspirasi oleh para nabi? Karena saya yang bodoh lagi bejat ini, ingin bersih, sebersih para nabi yang dipilih oleh Hyang Maha Suci Hidup. Dan diantara sekian banyak sejarah Nabi yang pernah saya pelajari, hanya ada dua saja yang sempat saya pegang teguh, sebagai bahan renungan untuk mendalami banyak pelajaran ilmu yang pernah saya pelajari dulu. … yaitu Tentang ISRA', MIKRAJ  dan Tentang  KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH SALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM.

Apa yang membuat saya tertarik untuk mendalaminya, yang menarik saya untuk mempelajarinya, secara khusus? Tak lain dan bukan adalah tentang kontrofersi, dalam memaknai kesaksian-kesaksian yang beliau Baginda Nabi Muhammad s.a.w alami, cukup-cukup sengit dan menarik, karena tidak seorang mumpunipun yang tidak ikut ujuk gigi membahas soal dua sejarah dan peristiwa penting dan besar ini.

Nah… dalam kesempatan kali ini, saya akan mengungkap Dua Sejarah Besar yang pernah dialami Oleh Seorang Nabi legendaris dunia ini. Untuk para kadhang kinasihku sekalian dimanapun  berada… Tapi maaf, saya tidak akan mengungkap yang tidak perlu dan tidak penting, seperti yang sudah terlalu amat sering di sejarahkan, oleh para kiyai kondang di setiap hari peringatan ISRA', MIKRAJ yang jatuh pada tanggal 27 rajab, tapi saya akan mengungkap apa yang belum di sejarahkan secara umum dan di rahasiakan serta menjadi kontrofersi oleh kebanyakan umat khususnya muslim, dan yang pasti akan saya uraikan intisarinya, secara blak-blakan. he he he . . . Edan tenan. Baiklah,,,, Kesempatan sekarang ini, saya akan mengungkap sejarah Tentang ISRA', MIKRAJ dulu, dan Tentang  KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH SALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM apa kesempatan berikutnya.

Sekarang… Dimulai dari Perjalanan ISRA';
Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Sesungguhnya…. Bagi saya pribadi dan Untuk saya sendiri, yang menarik dalam kisah perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW itu? adalah. Pertama; tentang kesaksian-kesaksian Kanjeng Nabi Muhammad saw, di sepanjang perjalanan Isra dan Mi'raj, ketika Beliau dalam Perjalanan Isra’ melihat dan menyaksikan peristiwa dengan mata kepalanya sendiri, yang jika tidak mengerti, Malaikat Jibri as, langsung menjelaskannya kepada Baginda Nabi. 

Peristiwa malam Isra' dan Mikraj Nabi Besar Muhammad Rasulullah s.a.w. adalah salah satu episod bersejarah dan mukjizat besar kurunia Allah, yang mempunyai signifikan dan implikasi yang amat penting dan sangat besar pula, bukan hanya untuk umat Islam, tapi untuk seluruh umat manusia, jin dan sekalian alam. Jadi, seharusnya diungkap dengan cara fer dan terbuka, tanpa rahasia dan di tutup-tupi, tidak mengenal usia jenis kelamin, latar belakang dan status apapun, harus terbuka, apa adanya, namun dalam kenyata’annya, yang terpenting di dalam sejarah ini, malah ditutupi, di sembunyikan, di rahasiakan, tidak seluruhnya di ungkap dan di dakwahkan sesuai sejarah yang sebenarnya terjadi, alasan saru, alasan belum cukup umur, atau harus orang-orang yang benar-benar beriman kuat, dan bla… bla… bla… nggedebus lainya.

Dengan menutupinya, merahasiakannya, hasilnya ya seperti yang kita alami dewasa ini, tidak tau, tidak paham dan tidak mengerti, akibatnya, ya,,, sejare udelnya sendiri. Ini lo tetak tidak tepatnya ceramah Isra' dan Mikraj yang rutin diadakan setiap setahun sekali, tiap hari di sejarahkan juga, tidak akan mudeng jika masih menggunakan kepentingan individu dan pribadi, apa lagi dengan ego masing-masing yang berkepentingan.

Memang,,, tarikh sebenarnya tentang peristiwa ini tidak dapat dipastikan,  kerena ia terjadi antara 10-12 tahun sebelum Baginda Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah ke Madinah, akan tetapi, jika sejak awal di sejarahkan dengan apa adanya, kan tidak menimbulkan kontrofersi dan ketidak tahuan jangka panjang, seperti salah satu yang banyak dan ramai berpendapat, bahwa hal tersebut terjadi dan berlaku pada malam 27 Rejab, tidak lama selepas kewafatan isteri Baginda Nabi, Saidatina Khadijah r.a. dan kematian bapa saudara baginda, yaitu Abu Talib.

Oleh sebab itu, dalam suasana kesedihan inilah, terdapat golongan yang membuat tafsiran atau andaian bahwa melalui peristiwa Isra’ mikraj Allah SWT hendak 'mengobati' kedukacitaan hati Rasullah s.a.w dengan membawanya seolah-olah 'pergi melancong dan berhibur ke alam lain'. Bukan intisarinya yang di perdebatkan, tapi sikonnya Nabi pada sa’at itu, ga lucu kan….

Anggapan ini adalah pendapat atau andaian dari golongan yang mengambil penilaian dari sikon Nabi yang kala itu sedang mengalaman kesedihan saja, apa yang terjadi dan dialami kanjeng Nabi sa’at Isra' dan Mikraj, justru terlepas dari pemikiran, dan bagi saya pribadi, pendapat itu tidak sewajarnya dijadikan pegangan iktiqad, kerana keseluruhan perjalanan peristiwa besar malam Isra' dan Mikraj itu, adalah perjalanan spiritual jiwa dan raganya Kanjeng Nabi Muhammada saw, dan yang perlu diketahui, adalah, bahwa, di setiap detik perjalanan dan gerak gerik lakon laku Rasulullah s.a.w. adalah di bawah bimbingan wahyu Allah dan ibadah belaka, yang telah ditakdirkan Allah SWT atasnya.

Menurut saya Pribadi…
Kesedihan Kanjeng Nabi Muhammad s.a.w. terhadap kematian bapa saudaranya, yaitu Abu Talib yang amat dikasihinya, kerana kasih sayangnya, yang telah melindungi dan membantu baginda menyerukan keimanan kepada penduduk Mekah, tetapi meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman. Telah dijawab oleh Allah SWT dengan turunnya wahyu al-Quran surah al-Qashash ayat 56 : yang kurang lebihnya seperti ini artinya…  

“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak memberi hidayah kepada siapapun yang engkau kasihi (seperti Abu Talib) akan tetapi Allah jualah yang memberi petunjuk (kepada) siapapun yang Dia kehendaki, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah Allah.”

Akan saya ulangi sekali lagi, dan Coba renungkan Kata-kata Allah yang merupakan jawaban untuk Baginda Nabi atas kesedihannya tersebut.

“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak memberi hidayah kepada siapapun yang engkau kasihi (seperti Abu Talib) akan tetapi Allah jualah yang memberi petunjuk (kepada) siapapun yang Dia kehendaki, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah Allah.”

Padahal ayatnya sudah jelas, berulang kali Allah mengatakan Muhammad. Muhammad. Muhammad... Tapi tidak pada ngeh-ngeh,,, ampiyuuuuuuunnnn…. Bukan Rasul yang dikatan Allah. Tapi Nabi… Rasul itu apa sih? Tidak ada yang tau kan….? Rasul itu utusan, utusan itu apa sih? Tidak tau kan..? Utusan itu ya Hidup. Hidup yang menempati Nabi Muhammad dan para Nabi-Nabi lainnya termasuk kita-kita ini. Karena saking tidak telitinya, tidak toto titi surti ngati-ngati nya. Nyaris tidak ada yang bisa membedakan, kapan Allah mengatakan Rasul, kapan Allah mengatakan Muhammad di dalam firmannya, jika Allah berfirman dalam ayat al-quran dengan sebutan Muhammad, itu berati untuk yang berurusan dengan raga manusianya Muhammad brow…. Tapi jika yang tersebut Rasul, artinya untuk Hidupnya Muhammad rek…. Tlitio to, sing toto titi surti ngati-ngati to, oooalah brow… brow….he he he . . . Edan Tenan.

Maksudnya… . Sekalipun Muhammad itu adalah Nabi/Kekasih/Penghulu nya para Nabi. Tetap tidak punya haq dan wewenang atas kehendak Allah. Keputusan Allah. Arti lebih dalamnya lagi, bukan karena Dia Nabi, lalu mentang-mentang, bisa menghapus dosanya Abu Talib dan mensorganya, tidak bisa begitu. Ayatnya menjelaskan begitu kan… Itu Nabi lo… apa lagi iyong gariyong,,, He he he . . . Edan Tenan.

Dengan jawaban Allah itu, Muhammad sudah dong,,, ahli tafsirnya yang tidak dong-dong sampai udelnya bodong. Apa lagi pengikutnya, yang suka ngeleg makanan mentah dari gurunya, tanpa diolah terlebih duhulu, ya,,, tambah gulung koming to brow….

Adalah menjadi satu tradisi bagi seluruh umat Islam menyambut peristiwa besar di malam Isra' dan Mikraj tersebut, yang jatuh  pada 27 Rejab, dengan berbagai cara seperti mengadakan ceramah, forum dan pelbagai majlis keagamaan, yang bertujuan untuk memperingatkan hari besar sepanjang sejarah Nabi tersebut, tentang betapa pentingnya peristiwa ini dalam konteks ibadah dan penghayatan agama. Dan sesungguhnya, tradisi ini telah diadakan sejak sekian lamanya dari satu generasi ke generasi seterusnya, namun sejauh manakah kepahaman dan keberkesanannya, sukar untuk dipastikan bukan?

Itu karena ada rahasia, ada jarak, ada ego, ada kepentingan kotak-kotak, sehingganya, di rekayasa menurut keperluannya, yang benar dan sesungguhnya di sembunyikan, tidak diungkapkan secara umum, kalau ditanya, alasannya,,,, Saru, memalukan, belum waktunya, hanya khusus untuk yang sudah dewasa dan iman nya yang suadh mumpuni saja, atau perlu khusus, empat mata antara yu dan iyong berdua, emangnya acaranya mas TUKUL Arwana… mbel gedes lah.

Apa yang dapat dikatakan oleh banyak persoalan mengenai Isra' dan Mikraj, ini yang masih belum terjawab atau diberikan penjelasan yang mantap dan secara menyeluruh , bagi keinsafan umat Islam khususnya, bahwa peristiwa malam tersebut, adalah mukjizat besar yang dikurniakan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar dapat dipahami oleh seluruh manusia. Karena itu, harus dianggap seluruhnya,,, semuanya,,, tanpa terkecuali. Dan saya akan mengungkapnya sejarah blak kotak tanpa rahasia apapun… He he he . . . Edan Tenan.
                             
Tujuan saya membongkar yang di rahasiakan oleh kebanyakan tokoh ceramah selama ini, tak lain dan tak bukan. Adalah; Agar supaya,,, tidak ramai lagi di kalangan umat Islam khususnya, memperdebatkan soal ibadah, karena dengan Contoh Sejarah Isra' dan Mikraj secara detil dan menyeluruh, setiap manusia yang merasa beragama dan mengaku hidup, bisa salin intropeksi kepada masing-masing diri pribadi, serta memiliki rambu-rambu etika Hidup, di dalam berkehidupan yang tidak seorang diri ini.

Lanjut Punya Cerita…. Mulai dari Perjalanan ISRA' ;
Satu riwayat menceritakan…
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka'bah al-Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Nabi Muhammad SAW, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:

"Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya". 

Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Dalam perjalanannya, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri.
 (Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata:

"Turunlah disini dan sholatlah", setelah Beliau sholat, Jibril berkata: "Tahukah anda di mana Anda sholat?", "Tidak", jawab beliau, Jibril berkata: "Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah". dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru lagi: "berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!", setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina', lembah Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: "Anda telah sholat  di  Baitul Maqdis, tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam". dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit, dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh, beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril AS memberitahukan doa kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya:

"Wahai Jibril, siapakah mereka itu?", Jibril menjawab:
"mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya:
"Wahai Jibril bau wangi apakah ini?", "Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya", jawab Jibril AS. Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan firman Allah yang telah diwajibkan atasnya. Lalu Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa, kecuali seperti sisa umur dari wanita tua tersebut. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati hari besar isra’ mi’raj secara jelas dan terbuka;
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi mereka, justru ternyata lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah dan busuk itu, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab:

"Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya".  Dan begitu pula bagi suami istri yang melakukan jimak dengan cara hewan, maksudnya, tidak berdoa sebelumnya dan tidak berdoa dan membersihkan diri sesudahnya. 

Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan:
"Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku", tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian lagi, tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: "Wahai Muhammad lihatlah kepadaku", tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Demikianlah perjalanan ISRA' yang ditempuh oleh beliau Baginda Nabi Besar Muhammad saw, dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu, dalam sekejab mata saja, tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, dan ternyata, mereka semua itu adalah para Nabi yang pernah diutus oleh Allah SWT dulu sebelum Baginda Nabi Muhammad saw. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya' dan Mursalin. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, dan Jibril berkata:
"Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar, niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda".  Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya beliau melakukan mi'raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Sang Khaliq-nya

Para kadhang kinasihku sekalian, dari Kisah perjalanan Isra’ yang telah di alami oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw, yang sudah saya ceritakan tadi, bisa teliti tidak? Kalau bisa, coba apa yang menarik, diantara sekian kesaksian yang disaksikan oleh Kanjeng Nabi dalam  proses Isra’ nya? Tidak tau ya?... atau kura-kura dalam perahu,,, karena malu, hayo…. He he he . . . Edan Tenan.

Ini loh… yang menarik dan pelu di ungkap secara detil, biyar tidak ada pelecehan seksual, supaya tidak ada lagi pemerkosa’an dan permainan seks masal seperti tempat-tempa penjualan daging mentah yang busuk, tapi memiliki banyak peminat yang busuk pula.

(Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi mereka, justru ternyata lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah dan busuk itu, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab:)

"Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya".  Dan begitu pula bagi suami istri yang melakukan jimak dengan cara hewan, maksudnya, tidak berdoa sebelumnya dan tidak berdoa dan membersihkan diri sesudahnya. 

Tentang ini, hampir tidak di ungkap oleh Sang Maha Ahli Ceramah Saat memperingati Hari Besar Isra’ dan Mikraj, yang diadakan rutin setiap setahun sekali. Yang utama diungkapkan, soal amal dan jariyahnya. Kampret…. Pret3x. coba kalau selalu diungkap sertakan dengan apa adanya dan bumbu-bumbu kebaikan yang menjelaskan arti dan maknanya, pasti lah…. Pada mikir, sebelum mencolek bokong semog, iya apa iya…!!! Minimal mikir dulu kan.

Berlanjut ke Perjalanan berikutnya, yaitu MIKRAJ;
Setelah melakukan Isra' dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS, siap untuk melakukan Mi'raj, yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa, sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, secara langsung dan hanya empat mata, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar  biasa bagi seluruh umat tanpa terkecuali.

Di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya itu. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini, secara langsung.

Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana telah berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini, membawahi 70 ribu malaikat pula. Lalu Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:

 "Siapakah ini?"
 Jibril menjawab: "Aku Jibril."
 Malaikat itu bertanya lagi: "Siapakah yang bersamamu?"
 Jibril menjawab: "Muhammad saw."
 Malaikat bertanya lagi: "Apakah beliau telah diutus (diperintah)?"
 Jibril menjawab: "Benar".

Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah, malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:

 "Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baiknya saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang".  Maka dibukalah pintu langit dunia ini".

Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:

 "Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh".
 Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga, sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka, dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati hari besar isra’ mi’raj;
Kemudian, ketika Rasulullah hendak  melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, sebelum melangkahkan kaki ke langit berikutnya, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah;  
"Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya".  Dan begitu pula bagi suami istri yang melakukan jimak dengan cara hewan, maksudnya, tidak berdoa sebelumnya dan tidak berdoa dan membersihkan diri sesudahnya. 

Disisi lain beliau melihat lelaki, yang sedang di kerumuni oleh banyak anak kecil, ada yang menarik-narik tangannya, kakinya, ada yang gendong ada yang mukul-mukul, sampai tidak ada bagian tubuhnya yang terlihat. Dan Jibril menjelaskan bahwa anak-anak kecil yang mengerumuni itu, adalah hasil perzinahan lelaki yang suka berzina dengan setiap wanita yang dikehendakinya, anak-anak kecilnya itu, sedang menuntut tanggung jawab bapaknya. 

Kemudian beliau berjalan sejenak lagi, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba. Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
 "makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah".  Dan bla… bla… bla… lainya. Yang tidak Penting.  Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya. Masing-masing duduk bersama umatnya. Dan bla… bla… bla… lainya. Tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya'kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa. Dan bla… bla… bla… lainya. Tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya. Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS. Dan bla… bla… bla… lainya. Tidak Penting. Setelah sampai di langit ke enam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya. Dan bla… bla… bla… lainya. Tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati hari besar isra’ mi’raj secara jelas dan terbuka;
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: "Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab ".

Ada terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab". Siapakah mereka? Andakah..? He he he . . . Edan Tenan.

Pada tahapan langit keenam inilah, beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata:
"Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulya nya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku".  Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: "Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku". Dan bla… bla… bla… lainya, yang tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS, sedang duduk di atas kursi dari emas, di sisi pintu surga, sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya. Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, lagi sama seperti sebelumnya. Nabi Ibrahim berpesan:

"Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas". Rasulullah bertanya: "Apakah tanaman surga itu?", Nabi Ibrahim menjawab: "(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim".  Dalam riwayat lain beliau berkata:

 "Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar".

Dan bla… bla… bla… lainya, yang tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya. Dan bla… bla… bla… lainya. Yang tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan. Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya. Dan bla… bla… bla… lainya. Yang tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, yaitu berjumpa dengan Allah SWT.

INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati hari besar isra’ mi’raj secara jelas dan terbuka;
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT. Dan…

 Allah berfirman: "Wahai Muhammad."
 "Labbaik wahai Rabbku", sabda beliau.
 "Mintalah sesuka hatimu", firman Nya.

Nabi bersabda: "Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati".

 Kemudian Allah berfirman: "Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu".

 Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda:
 " ... kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya:

 "Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?"
 Aku menjawab: "50 sholat",
 Musa berkata: "kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya" Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata:  "Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah". Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:

 "Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat".

 Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:
 "Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan",
 Maka aku katakan kepadanya: "Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa". dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.

Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar. Artinya,,, Isra’ dan Mikraj hanya terjadi dalam aktu semalam saja.

Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.

Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Itulah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW, yang sudah saya ceritakan tadi, dan berdasarkan kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA. Yang pernah saya baca. Bukan karangan saya sendiri. Oke . . .

Sungguh indah dan menarik kan, ceritanya… coba renungkan apa yang menarik dari kisah perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW itu tadi?

Untuk saya prbadi, yang menarik adalah. Pertama; tentang bertemunya Sang Nabi Muhammad saw, dengan orang-orang yang dulunya, sewaktu di masa hidupnya di dunia. Menyukai seks, yaitu tentang zinah, soal hubungan suami istri yang tidak berdoa sebelumnya dan berdoa serta mandi sesudahnya, atau hubungan badan dengan lawan jenis, yang suka mencecerkan maninya, disetiap lubang wanita, sehingga mani yang tercecer itu, menjadi janin ga’ib dan menuntut tanggung jawab dialam barjah. Baginda Nabi Muhammad saw, dua kali di pertemukan, sa’at Isra' sebagai Nabi satu kali dan sa’at  Mikraj sebagai Rasul satu kali.

Kedua; tentang Baginda Nabi Muhammad saw bertemu Sang Khaliq lalu bersujud menyerahkan Amanah yang di bebankan kepadanya. Dua hal ini lo, yang cukup menarik untuk di pelajari kedalamannya. He he he . . . Edan Tenan.

Inti dari Isra'
Di Mulai dari Hijir Ismail dan Pembedahan Hati Kanjeng Nabi Muhammad saw, oleh Jibril As, hingga perjalanan dan pemberhentian shalat di suatu tempat ples dengan embel-embel kesaksian-kesaksian yang di lihatnya, terutama tentang Zinah dan di jelaskan oleh Jibril As, sampai tiba di Masjid al Aqsho. Yang kesemua prosesnya itu, didampingi oleh malaikat. Inilah Inti dari Al-kisah Isra' yang menjurus pada Wejawangan Para Amiluhur  kita, yaitu Tentang Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Yang Sari Intinya adalah proses dikala manusia masih berada dialam Rahim, alam kandungan sang ibunda tercinta.

Sari dari Mikraj’
Di Mulai Dari Langit Pertama hingga  naik ke lapisan langit ketujuh. Termasuk salin mengucap salam dan membalas salam, antar sesama Nabi dan Nabi, antar sesama Malaikat dan Malaikat, pless dengan embel-embel kesaksian-kesaksian  nya lagi, yang di ketahuinya, terutama kesaksian di langit kedua, yaitu soal zinah. Yang ditanyakan dan dijawab oleh jibril as, Yang kesemua prosesnya itu, masih didampingi oleh malaikat.  Inilah Sari dari Al-kisah Mikraj' yang mengarah pada Wejangan Para Amiluhur  kita, yaitu Tentang Serat Manunggaling Kawula Gusti. Yang Inti Sari nya adalah Proses saat kita di Lahir, dari alam Rahim, meninggalkan alam kandungan menuju dunia fana ini.

Inti Sari dari Isra' dan Mikraj’
Menurut saya…
Pelajaran dari Isra’. dengan singgah nya Baginda Rasul di planet yang terakhir, setelah planet ketujuh, yaitu Mustawan, dimana malaikat tidak mendampinginya lagi, dan terjadi dialog langsung antara Rasul dan Allah,  adalah untuk memberi pelajaran kepada kita, tentang Serat Sangkan Paraning Dumadi. Mari kita simak liputannya… He he he . . . Edan tenan.

Dari langit ketujuh Nabi Muhammad saw. diajak naik lagi sampai di suatu tempat yang disebut Mustawan tanpa pengawalan seorang malaikat satupun. Di Mustawan Nabi Muhammad saw. sujud mengahadap Allah swt. Dan setelah Nabi Muhammad saw. dipersilahkan duduk, lalu bangkit dari sujud. Nabi Muhammad saw. mengucapkan"Segala puji sekelamatan, segala berkah, segala rahmat ta'dhim, serta segala kebaikan adalah tetap bagi Allah".

Ucapan Nabi Muhammad saw. tersebut adalah berupa pengembalian mandat kepada Allah swt., karena berbagai macam rintangan dan hambatan yang dihadapi oleh beliau sebagai seorang nabi dan utusan Allah swt.

 Pengembalian mandat tersebut dijawab oleh Allah swt.
"Keselamatan tetap atas kamu, wahai Rasul, beserta rahmat Allah dan berkah-berkah-Nya".

Firman Allah swt. tersebut adalah penetapan dan pengukuhan jabatan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah. Yang baku dan tidak bisa ditolak oleh siapapun dan bagimanapun alasannya. Setelah mendapat pengukuhan dengan jaminan keselamatan, rahmat dan berkah bagi pelaksanaan tugas tersebut, Nabi Muhammad saw. menjawab:
 "Semoga keselamatan tetap atas kami dan para hamba Allah yang shaleh"

Ucapan Nabi Muhammad saw. tersebut adalah berupa permohonan agar yang dijamin selamat dalam tugas, bukan hanya beliau, tetapi juga para hamba Allah yang shaleh yang siap Lakon dan Laku. Maksudnya,,, jangan Cuma hidupnya saja yang di beri garansi selamat, tapi juga sedulur papat nya, angen-angen, budi, pakarti dan panca indera nya, jika mau dan bisa tunduk kepada Pancer/Hidup. Coba saja renungkan, begitu tidak? Benar tidak? Apa yang saya katakana itu…

Kemudian para malaikat memberikan sambutan dengan ucapan:
"Aku mengakui bahwa sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Allah; dan aku mengakui bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah".

 Lalu para bidadari pun memberikan sambutan dengan ucapan mereka:
 "Ya Allah, berikanlah kesejahteraan pada pemimpin kami Nabi Muhammad dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kesejahteraan pada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Ibrahim. Ya Allah, berikanlah berkah pada pemimpin kami Nabi Muhammad dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah pada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan keluarga dari pemimpin kami Nabi Ibrahim. Di alam semesta ini sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Mulia".

Jadi,,, di Mulai Dari Ketika Kanjeng Nabi Muhammad saw, masuk ke Sidratul Muntaha, hingga ke Telaga Al Kautsar, beserta embel-embel yang di saksikannya, yang kesemua prosesnya itu, yang tidak lagi di sertai oleh Malaikat, hingga barakhir di Mustawan, yang kemudian sujud di hadapan Allah dan terjadi dialog antara Rasul dan Allah. Inilah Inti Sari dari Al-kisah Isra’ dan Mikraj' yang menuju pada Wejangan Para Amiluhur  kita, yaitu Tentang Serat Sangkan Paraning Dumadi. Yang Inti Sari nya, adalah Proses saat kita Hendak Kembali kepada Asal Usul nya kejadian. Yang telah  di perjanjikan dengan Allah, sebelum dan sesudahnya.

Karena itu…. Jangan sekali-kali meremehkan atau mempolitik sejarah Besar tentang Sejarah Isra' dan Mikraj’ Karena Intisari dari Isra' dan Mikraj’ itu, menjurus pada Wejangan Amiluhur  kita.  Tentang Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Mengarah pada Wejangan Amiluhur  kita. Tentang Serat Manunggaling Kawula Gusti. Menuju pada Wejangan Para Amiluhur  kita, yaitu Tentang Serat Sangkan Paraning Dumadi.  

Dan,,, jangan salah mengartikan tentang , Isra' dan Mikraj. Isra’ dan Mikraj itu, bukan legenda atau mitos seperti penghuni pantai selatan, yang harus di beri sedekah laut tiap setahun sekali sebagai peringatan. Karena itu. Bacalah… Ana apa-apa Kunci. Laka apa-apa Kunci. Kunci kena kanggo apa bae. Waton ora tumindak luput.

Dan,,, jangan salah menerapkan Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Karena Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu itu, bukan ilmu kesaktian, bukan aji jaya kawijayan, yang bisa menembus dimensi tanpa batas, bukan, tapi… Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu itu. Adalah sejarah yang mengungkap, tentang awal mula terciptanya manusia hidup sebelum di lahirkan, yang telah di perjanjikan dan harus di lakukannya sesuai perjanjian setelah terlahirkan nantinya. Kalau istilah di arabnya. Isra’

Dan,,, jangan salah menerapkan Serat Manunggaling Kawula Gusti. Karena Serat Manunggaling Kawula Gusti itu, bukan ilmu kesaktian, bukan aji jaya kawijayan, yang bisa membuat manusia menyatu dengan Allah, bukan, tapi… Serat Manunggaling Kawula Gusti  itu. Adalah Proses setelah kita Lahir dari alam Rahim, meninggalkan alam kandungan menuju dunia fana ini. Kalau istilah di arabnya. Mikraj.

Dan,,, lagi, jangan salah menerapkan Serat Sangkan Paraning Dumadi . Karena Serat Sangkan Paraning Dumadi itu, bukan ilmu kesaktian, bukan aji jaya kawijayan, yang bisa membuat manusia waskita alian bin weruh sajeroning winarah, bukan, tapi… Serat Sangkan Paraning Dumadi itu. Adalah Proses saat kita Hendak Kembali kepada Asal Usul nya kejadian. Yang telah  di perjanjikan dengan Allah, sebelum dan sesudahnya. Kalau istilah di arabnya. Isra’ Mikraj.

Maka… Bacalah biyar Tau dan Ngerti. Maka … Galilah biyar Tahu dan Paham. Galilah Rasa. Yang meliputi seluruh Tubuhmu. Karena didalam tubuhmu. Ada firmah Tuhan. Yang menjamin hidup mati dan dunia akheratmu.  Paham….? Dong…? Mudeng…? Ora ya kebangeten lah.

Saking Kasihnya Hyang Maha Suci Hidup kepada semua Mahkluknya, sehingga sejarah Isra' dan Mikraj, di Wujudkan secara riyil dengan Tokoh Legendari Nabi Muhammad saw. Sebagai Gambaran umum tentang dan soal Serat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Serat Manunggaling Kawula Gusti. Serat Sangkan Paraning Dumadi. Maksudnya biyar lebih mudah dan gampang di cerna, karepe ben iso mudeng lan paham, karena ada gambaran umumnya dan wujud nyata yang terjadi secara nyata pula, ngono lo brow maksude ah’ piye to.

Kesimpulan Tentang Isra';
Perjalanan isra' dan mi'raj dimulai dari masjid Al Haram di kota Makkah, ialah karena kota Makkah pada waktu itu, adalah pusat segala macam bentuk kejahatan, kemaksiatan, kemungkaran, kemusyrikan dan kekufuran. Sehingga kota Makkah dapat diibaratkan sebagai lambang rumah tangga, atau lingkungan, atau wilayah desa, atau negara yang rusak, berantakan dan kacau balau. Perjalanan isra' berakhir di masjid Al Aqsha, ialah karena masjid tersebut dinyatakan oleh Allah swt. dalam surat Al Isra' ayat 1 sebagai tempat yang telah diberkahi sekelilingnya, sehingga masjid Al Aqsha dapat diibaratkan  sebagai lambang rumah tangga, atau lingkungan, atau wilayah desa, atau negara yang aman, tenteram, damai, adil dan makmur lahir dan batin, secara material dan spiritual. Sedangkan kesaksian-kesaksian yang dialami sepanjang perjalanan Isra’ adalah gambaran dari perjuangan lika liku kehidupan yang harus di lalui dengan pengertian dan pemahaman yang sadar/iman.

Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita sekalian, bahwa untuk memperbaiki rumah tangga, atau lingkungan, atau wilayah desa, atau Negara yang kacau balau dan penuh dengan berbagai macam penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, penindasan dan lain sebagainya yang digambarkan sebagai kota Makkah menjadi rumah tangga, atau wilayah, atau negara yang aman, tenteram, penuh dengan kedamaian, kebahagiaan, keadilan dan kemakmuran, haruslah dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut, tidak wolak walik mak grembyang, bim salabim aba kadabra dadi bokong semok… He he he . . . Edan Tenan. Ora ngunu kuwi brow…

Hijrah, artinya meninggalkan, merubah dan memperbaiki kemusyrikan, kekufuran, kemaksiatan, kemungkaran dan segala macam bentuk perbuatan dan sikap yang negative, menjadi positif, sesuai dengan Firman Allah yang telah di perjanjikan sejak awal sebelum di lahirkan ke dunia ini.

Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. setelah beliau memperoleh kemenangan, demi kemenangan dalam peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dan banyak memperoleh rampasan perang. Jika mau tentu beliau dapat memperkaya diri, sebab beliau memegang jabatan rangkap, yaitu sebagai Rasul Allah, Kepala negara dan Panglima Perang. Akan tetapi catatan sejarah menunjukkan bahwa rumah beliau hanya sebesar ruangan yang sekarang dijadikan makam beliau di masjid Nabawi di Madinah; pakaian beliau sangat sederhana; dan menurut hadits yang diriwayatkan dari isteri beliau Siti 'Aisyah ra., beliau tidak pernah kenyang selama dua hari berturut-turut. Harta kekayaan beliau lebih banyak dipergunakan untuk kepentingan rakyatnya dari pada dipergunakan untuk kepentingan keluarga beliau sendiri.

Tahap gunung Sinai, artinya ialah bahwa untuk mencapai ketenteraman hidup yang sempurna, setiap penghuni rumah tangga, atau wilayah/desa, atau negara harus selalu berusaha untuk meningkatkan ketinggian ilmu pengetahuan. Sebab dengan pengetahuan yang tinggi, seseorang akan menjadi mudah untuk menyelesaikan setiap problem atau masalah yang dihadapi dalam menjalani hidup dan kehidupan sehari-hari. Kekadhangan maksude rek… reti ra?

Tahap Bethlehem, artinya ialah bahwa untuk mencapai ketenteraman hidup yang sejati, diperlukan keberanian untuk berkorban, Entah itu perasaan atau korban sentimen. bahkan jiwa sekalipun, Sebab lekadhangan itu tidak sepele dan remeh. kadhangan itu lakon manunggalake angen-angen budi pakarti lan panca indera. Manunggalake sekabehe lakon sedulur papat dengan pancernya. Jadi, harus berani dengan gagah sebagai sateriyo sejati sejatine sateriyo, menunda waktu peluk cium mesrah dengan dinda bestari otok owok,,,hehe… Menunda janji penting dan masalah-masalah kepentingan dan keperluan lainnya. 

Untuk itu, secara mutlak kita memerlukan petunjuk, bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Petunjuk, bimbingan dan pertolongan tersebut harus kita minta. Untuk meminta petunjuk, bimbingan dan pertolongan kepada Allah swt. kita harus menghadap (sowan ) dengan cara yang telah ditetapkan dan yang telah direstui oleh Allah swt sendiri, yaitu Laku Patrap Kunci. Paweling. Asmo. Mijil dan Singkir (Wahyu Panca Ga’ib). Dengan cara Manunggaling Kawula Gusti, (Kadhangan) yaitu, menyatukan sedulur papat dengan pancernya atau menyatukan angen-angen budi pakarti dan panca indera kita, agar menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dan tak tergoyahkan, Tanpa Lakon Manunggaling Kawula Gusti dengan Sistem Laku Patrap dan Lakon Kadhangan, tidak akan pernah bisa mendapatkan petunjuk, bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Tidak akan pernah bisa, karena jalannya hanya itu, Laku Patrap Kunci. Paweling. Asmo. Mijil dan Singkir. karena caranya hanya itu  Lakon Kekadhangan.

Pada saat Nabi Muhammad saw. sampai di masjid Al Aqsha, sebelum masuk ke dalam masjid, buraq yang beliau naiki ditambatkan lebih dahulu, meskipun pada hakekatnya buraq tersebut tidak akan lari atau hilang. Dan andaikata lari atau hilang, pasti malaikat Jibril akan mengembalikannya kepada beliau. Hal ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupan sehari-hari, kita wajib menta'ati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh hukum syariat dan hakikat. Tidak boleh semena-mena. Tetap kodrat dan irodatnya terpakai.

Setelah Nabi Muhammad saw. melakukan shalat berjama'ah di masjid Al Aqsha, sebelum naik ke kendaraan interplanet yang akan mengantarkan beliau ke suatu tempat yang telah ditentukan oleh Allah swt., beliau disodori tiga macam minuman oleh malaikat Jibril, yaitu: arak, air dan puan (susu). Kemudian beliau memilih susu, yang kemudian pilihan beliau tersebut dibenarkan oleh malaikat Jibril. Hal ini memberi pelajaran kepada kita sekalian, bahwa untuk menjaga stabilitas ketenangan dan ketenteraman jiwa raga yang menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup yang hakiki, seseorang dituntut agar selalu menjaga dirinya dengan makanan dan minuman yang halal dan bagus bagi kesehatan tubuh, sebagaimana susu yang halal menurut ajaran agama dan bagus menurut ahli kesehatan, karena padat gizi.

Berbeda halnya dengan arak yang telah dinyatakan haram oleh ajaran agama dan merusak kesehatan menurut para ahli dalam bidang kesehatan. Dan berbeda pula dengan air, meskipun air tawar tersebut halal, menurut ajaran agama, namun tidak mengandung gizi yang sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh manusia. Disamping itu, susu tersebut adalah yang cocok untuk segala umur dan cocok bagi segala macam bangsa di seluruh dunia. Wahyu Panca Ga’ib, itu tidak peduli agama, suku, ras. Latar belakang, status, umur dll. Cocok dan bisa untuk semuanya dan segalanya. Ngunu lo brow…

Kesimpulan Tentang Mi'raj ;
Setelah manusia Lahir ke dunia fana, dengan berbagai macam hiruk pikuknya kehidupan, sakit dan sehat, susah dan senang, bahagia dan derita, lara dan luka, buruk dan indah, duka dan nestapa, hina’an dan sanjungan, miskin dan kaya, salah dan benar dan bla… bla… bla… tetek bengek lainya yang mumeti. Dengan kesemuanya itu, masihkah ingat akan semua proses yang telah di saksikannya, sa’at Isra’ dan Mikraj. Masihkan tetap iman dan berpegang teguh pada iman tersebut, serta terus menggenapi apa yang sudah di perjanjikannya dengan Allah, atau berhenti hanya sampai disitu saja.

Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya bahwa baik dan buruk serta salah dan benar dan lain-lainnya itu, berasal dari satu sumber, yaitu Allah semata, karena Allah itu Esa. Tunggal bin hanya 1. serta pasrah terhadap semua yang telah di Firmankan olehNya. Karena apa yang menjadi kehendakNya, itulah yang harus terjadi dan terbaik untuk semuanya tanpa terkecuali.

Bukankah kita sebagai muslim sudah mengetahui, tentang apa rukun iman yang ke enam, yaitu Iman kepada Qada dan Qadar, yang artinya. Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. Dalam al-qur’an, surat Al-Baqarah 2:156) juga sudah di katakan dengan jelas. "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" yang artinya; Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.

Jika masihkah ingat akan semua proses yang telah di saksikannya, sa’at Isra’ dan Mikraj.  Masihkan tetap iman dan berpegang teguh pada iman tersebut, serta terus menggenapi apa yang sudah di perjanjikannya dengan Allah, maka masuklah ke Ranah Kesempurna’an Sejati dan Sejatining Sempurna. Kembali ke Hadirat Allah ta’ala tanpa Hisab. Jika tidak,,, ya embuh rek,,, Tanya saja pada rumput yang bergoyang, pasti dia akan menjawab, tak mengerti,,, jare ebiet ngono kan, he he he . . . edan tenan.

Setelah manusia mati, malaikat hafadhah atau Hidup yang menjaganya selama hidupnya akan meninggalkan dirinya. Dia harus sendirian masuk kubur, yaitu tempat yang rata atau sama bagi seluruh manusia tanpa membedakan pangkat, derajat dan warna kulit, karena mustawan itu berarti tempat yang rata atau sama.

Setelah manusia mati, nyawanya/rohnya, akan masuk ke alam barzah, manusia dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt. akan segala macam tugas dan kewajibannya selama hidup di dunia sebagai hamba Allah swt. maupun sebagai makhluk sosial. Ngonu lo brow… mosok ga paham se… payah deh.

Setelah selesai, saat Nabi Muhammad saw. menerima kewajiban shalat 50 (limapuluh) kali sehari semalam. Akan tetapi sewaktu dalam perjalanan kembali, di langit keenam, Nabi Musa as. menganjurkan kepada Nabi Muhammad saw. agar meminta potongan kepada Allah swt. sebab ummat Nabi Muhammad saw. tidak akan mampu melaksanakan shalat limapuluh kali sehari semalam. Atas anjuran tersebut Nabi Muhammad saw. berulang kali kembali menghadap Allah swt. Bolak balik sampai sembilan kali. Dan setiap kali menghadap, beliau mendapat potongan sebanyak lima waktu, sehingga kewajiban shalat sehari semalam yang semula limapuluh kali menjadi lima kali sehari semalam. Lalu Nabi Muhammad saw. berpamitan kepada Allah swt. dengan mengucapkan:

 "Wahai Dzat yang membolak balikkan sekalian hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu"
Disini, tidak di sebutkan, Islam, Kristen atau budha hindu, tidak….

Nabi hanya mengatakan agama.
Apa itu agama? Agama itu, artinya ageman, busana, pakaian, lebih dalamnya, ya wujud/raga kita ini brow… artinya; silahkan kamu memakai dan menggunakan busana apapun, sesuka hatimu, sesenang seleramu, tapi jangan sampai lupa dengan Hidupmu, karena Hidupmu tidak butuh dan perlu akan semua dan segalanya itu, ngga ngaruh brow…  Sebab Hidup itu bukan agama, bukan partai, bukan kebatinan, bukan golongan, bukan perguruan, bukan kejawen, bukan suku. Bukan brow…. Bukan. Hidup itu Kunci. Kunci itu Kumpul Nunggal Suci brow.... Suci itu bukan warna, bukan bentuk, bukan status, bukan agama, bukan partai, bukan kebatinan, bukan golongan, bukan perguruan, bukan kejawen, bukan suku. Bukan brow… Suci itu, tan kemomoran dening opo wae. Artinya, Suci itu tak tercampuri oleh apapun dan tidak bisa dicampuri oleh apapun.

Karena itu, Kunci tidak boleh di ubah dan di tambahi atau di kurangi, Kunci itu Pass Smono. Mengubah atau menambahi dan mengurangi Kunci. Berati mengubah serta mengurangi dan menambahi Hidup. Maka,,, Hidup itu kuasa, bukti kuasanya Hidup, sehebat dan sekuat apapun seorang manusia super, jika di tinggal oleh Hidupnya, pasti jadi bangkai/mayat. Jadi… ojo Dumeh yo…

Hikmah Dari Kesimpulan Tentang Isra’ dan.
Hikmah Dari Kesimpulan Tentang Mi’raj:
Yang terkandung dalam kisah ini, ialah bahwa sebelum kita memulai pekerjaan untuk mencapai tujuan yang hendak kita capai, maka dada kita harus kita operasi dan kita buang sarang syetannya dari hati kita, angen-angen budi pakarti panca indera yang ngayab kesana sini atau sedulur papat yang klayaban mikir istri di rumah sedang siap ngaplang-ngaplang nunggu di tunggangi, mikir tetangga sebelah sedang hajatan, mikir besok harus memulai pekerja’an dari mana, mikir besok ngeleg apa dan makan siapa, itu semua di tarik dengan cara Lakon Kekadhangan. kita harus kadhangan, karena dengan Kekadhangn kita akan mendapat saran dan kritik yang membangun dari yang lebih senior dan sudah berpengalaman, dan didalam Lakon Kekadgangn, kita akan mendapat nasihat dan bimbingan dari yang sudah ahli di bidang tersebut. Yaitu kadhang sepuh atau sang pembimbing. Kemudian hasilnya di lungguhkan sampai ketemu Rasa bijaksananya, Rasa imannnya, Rasa sabarnya, Rasa yakinnya dan penye-rahan dirinya pada ketentuan dari Allah swt.

Apabila sedulur papat sudah manunggal dengan pancernya, atau jika angan-angan budi pakarti dan panca inderanya telah menyatu dengan Hidupnya. Berati mental kita jiwa dan raga telah siap untuk memulai pekerjaan, maka semua tugas harus kita kerjakan dengan cepat, jangan sampai ada yang kita tunda-tunda, (Laku Patrap Kunci) Ping Pitu, begitu kejepit, tanpa susah dan payah, ya pasti langsung metu Sabda ne Brow…. Ngungkuli sulapan hebate, kalau sulapan, ada exsen dulu, aba kadabra dan bla… bla… bla… pret, tapi Sabda yang Metu Hasil Jepitan, spontanitas. Tanpa bra kadabra, tidak mustahil… tanpa kerja meras keringat sekalipun, jika yang di ucapkan uang, maka tergengganglah uang pada sa’at itu. Ini janji Allah lo… dan tidak ada ayat yang menjelaskan bahwa janji Allah itu goroh. Tauuuuuuuuuuuuu…………!!! He he he . . . Edan Tenan.

Berdasarkan keutamaan dan betapa pentingnya memahami dan menghayati dengan mendalam Ilmu At-Tawhid atau ilmu mengenali Allah. Rasulullah s.a.w Bersabda.

Ketika itu salah satu Sahabat bertanya;
Ilmu apa yang lebih afdhal ya Rasul?
Rasul menjawab;
ilmu pengenalan kepada Allah Azawajalla.
Sahabat bertanya lagi;
Apakah ilmu yang sedang angkau amalkan ya Rasul?
Rasul menjawab;
Ilmu pengenalan kepada Allah SWT. 

Maksud Tanya jawab tadi;
Bahawasanya SEDIKIT amalan itu memberi manfaat jika arahnya untuk pengenalan kepada Allah. Sebaliknya; Bahawasanya BANYAK amalan itu tiada manfaat jika bukan untuk pengenalan kepada Allah SWT". Monggo silahlan di renungkan sendiri, jangan di bayangkan ya, nanti bisa musmet jika di bayangkan, karena benar itu nyata, Allah juga nyata, bukan katanya bukan bayangnya nan jauhhhhhhhhhhhhhhh di ufuk mulai bercahaya, kala itu, hujan rintik-rintik. Ku bertedu di bawah atapnya Pret… He he he . . . Edan Tenan. Itulah Penjabaran dari Wejangan Serat Sangkan Paraning Dumadi. SALAM RAHAYU HAYU MEMAYU HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU  Untukmu Sekalian para Kadhang kinasihku yang senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla Jalaluhu. SEMOGA POSTINGAN SAYA  KALI  INI. Bermanfaat untuk Para Kadhang yang belum mengetahui ini dan Bisa menggugah Rasa Hidup siapapun yang membacanya . Terima Kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com