WEJANGAN dari WONG EDAN BAGU YANG PERTAMA. TENTANG WAHYU PANCA GHA’IB DAN ISRA', MIKRAJ:
WEJANGAN dari WONG EDAN BAGU YANG PERTAMA.
TENTANG WAHYU PANCA GHA’IB DAN ISRA', MIKRAJ:
Jawa Dwipa Hari Sabtu kliwon. Tgl 03 Oktober 2015
Salam Rahayu Hayu Memayu Hayuning Karahayon Kanti
Teguh Slamet Berkah Sukses selalu untukmu sekalian para kadhang kinasihku,
dimanapun berada, Jujur dengan atas Nama
Hyang Maha Suci Hidup, saya akui, Dulu saya adalah salah satu manusia terkucil,
bodoh, hina dan bejat moral lahir bathinnya, awalnya saya tidak mendapatkan
kasih sayang dan perhatian dari seorang bapak, dan bapak saya memperlakukan
saya seperti itu, karena menganggap kehadiran saya sebagai anaknya, adalah
kutukan terburuk baginya, karenanya, saya teramat sering, di abaikan bahkan di
siksa jika sedikit saja melakukan kesalahan. Hingga akhrinya, saya di usir
pergi oleh bapak saya, karena bapak saya merasa tidak mampu lagi ngopeni saya
merawat saya sebagai anaknya, itu karena saking buandelnya saya.
Saya diusir dari rumah, hanya membawa satu setel
pakaian yang saya pakai di badan pada sa’at itu, waktu itu saya masih berumur
12 tahun kurang lebihnya, dan sejak sa’at diusir itulah, saya berjuang sendiri
untuk mempertahankan hidup dalam kehidupan yang sangat amat kejam bagi saya
pada sa’at itu, bagaimana tidak, karena setelah diusir dari rumah, saya
terpisah dari ibu tercinta saya, adik dan kakak tersayang saya, teman-teman
saya, cita-cita saya ingin menjadi dokter pun, terputus di kelas tiga sd. Saya
berusaha perjuang mencari makan di kota kabupaten kecil daerah transmigrasi
tempat tinggal saya, demi sesuap nasi, saya bergabung dengan anak-anak
gelandangan, ngemis, ada kalanya mencuri/nyopet, dan apapun saya lakukan untuk
bisa makan dan minum serta teman yang bisa saya tumpangin untuk istirahat
tidur.
Disaat saya rindu ibu dan adik kakak saya, saya
hanya bisa menangis, tak ada yang bisa saya perbuat, jangankan berdoa, agama
saja, saya tidak tau pada sa’at itu, apa lagi jika mencuri sampai ketahuan, tertangkap,
saya di pukul, di tendang, dihajar tak kenal ampun, semakin saya menjerit minta
ampun dan tolong, semakin bertubi-tubi pukulan dan tendangan yang mendarat di
perut, dada dan kepala saya. Hal ini saya alami selama 3 tahun kurang lebihnya,
hingga pada suatu ketika, saya menonton televise, yang kala itu sedang
menayangkan sebuah pilem sejarah jawa, yang menceritakan tentang ilmu-ilmu
kesaktian dan agama di tanah jawa. Dan sejak itulah dalam jiwa saya, tertanam
kesan tentang ilmu dan agama yang saya ketahui dari televisi kala itu.
Sambil tetap beraktifitas seperti biasanya bersama
teman-teman di kota, selalu terbesit di pikiran saya tentang ilmu dan agama. “
andai aku punya ilmu kesaktian, tentu aku tidak sehina ini, andai aku punya
agama, mungkin aku tak sesedih ini, karena jika ada yang berani macam-macam
padaku, aku bisa membela diri, karena jika aku rindu ibu dan adik kakaku, aku
bisa berdoa, aku akan membalas dendam pada semua orang-orang yang telah
menghancurkan kehidupan dan cita-citaku, aku bersumpah untuk itu” itulah yang
selalu membayang dalam benak saya kala itu, tapi saya tidak tau, harus kemana
mencari guru.
Hingga pada suatu ketika, singkat punya cerita, saya
mendengar kabar di kampung seberang, ada orang sakti yang sedang mencari murid,
namun belum mendapatkan murid, karena saratnya yang berat, jadi tidak ada yang
bisa menyanggupinya, tanpa pikir panjang, sayapun mencari tempat tinggal orang
tersebut, dan berhasil saya temukan, dan bergurulah saya pada orang tersebut,
disinilah, pertama kali saya berguru dan mengeyam ilmu, hingga pada suatu
ketika, karena sebuah alasan moral sang guru, saya di nikahkan dengan anak
gadisnya, yang kala itu, baru berusia 12 tahun kurang lebihnya, sedangkan saya
berusia 13 tahun kurang lebihnya. Dari sang guru, saya mendapatkan ilmu-ilmu
kesaktian, dari sang istri yang kala itu seperti teman, karena masih belum
punya pengalaman, saya mendapatkan pelajaran agama.
Singkat punya cerita, sejak pertama kali saya
mengenal ilmu itu dari sang mertua, dan sejak pertama kali saya mengenal agama
dari sang istri. Lika liku kehidupan mulai saya rasakan dengan penuh kesadaran,
pahit, manis, getir, asam, asin dll, datang silih berganti, susah senangnya
orang berumah tangga, mulai dari yang menyenangkan sampai yang menyusahkan saya
alami, demi anak istri, semua jenis pekerja’an saya lakukan, hasil rugi saya
alami, dan semuanya, segalanya saya alami, dan pada akhirnya, hancurlah
semuanya, saya berselisih dengan sang guru yang juga mertua saya, dan saya juga
berpisah dengan anak dan istri tercinta saya.
Dan dimulai dari kehancuran itu, dendam kesumat masa
lalu saya, tumbuh bersemi, bak api disiram minyak. Demi terlampiasnya sebuah
dendam kepada orang-oarng yang telah menghancurkan kehidupan saya, yang membuat
bapak kandung saya jadi benci kepada saya hingga mengusir saya. Saya hancurkan
semuanya… sampai ke akar masalahnya.
Sedikit demi sedikit, kepuasan mulai saya dapatkan,
saya bangga diri, karena dendam sudah terbalaskan, untuk menjaga kebangga’an
diri, sayapun tak henti-hentinya berguru ke sana sini, tiap kali mendengar ada
orang sakti disuatu daerah. Bangga saya semakin tinggi, tidak ada satupun orang
yang berani menatap wajah saya, apa lagi macam-macam kepada saya kala itu, dan
sejak itulah, saya bermoral bejat, bak se’ekor hewan.
Semua bentuk kejahatan, hampir pernah saya lakukan,
mulai dari merusak rumah tangga orang, hingga merusak anak gadis seseorang,
saya lakukan, sampai memperkosa juga pernah saya lakukan, ini jujur saya
katakana, tidak saya tutupi atau saya sembuyikan, ngesek dengan sesama jenis,
alias lelaki sama lelakinya, juga pernah saya lakukan, edan pora…. Bejat kan,
jangankan Cuma lelaki sama lelaki, ngesek sama hewan itu lo, saya pernah… edan
kan, bejat kan, lanjut punya cerita… mulai dari membegal hingga merampok saya
lakukan, yang namanya ngeseks, bagi saya waktu itu, seperti dikala saya mau
kentut, dimana kontol saya ngaceng, disitulah saya mendapat kan wanita untuk
diajak ngentot. Pokoknya… Bejat jat, jat, dobol pol. Itulah saya dulu.
Hingga pada akhirnya sayapun mengalami kehancuran
lagi, kehancuran kedua saya kali itu, fatal, karena, akibat kesombongan saya,
saya terancam mati, saya mengalami sakit yang tak bisa diobati, karena sakit
saya, berurusan dengan mahklum ga’ib, lalu kedua orang tua saya, mengirim saya
untuk ke jawa, menemui saudara dari bapak dan ibu di jawa, tepatnya di Cirebon
jawa barat, yang intinya untuk minta tolong berobat, dan sejak itulah saya
mengetahui jelas detilnya ilmu dan agama yang sudah pernah saya pelajari
sebelumnya, dengan bimbingan keluarga dari bapak dan ibu kandung saya, di
tambah pengalaman dari pembimbing di luar cirebon, saya banyak tau dan mengerti
serta paham tentang syare’at dan hakikat ilmu dan agama yang sebenarnya.
Singkat punya cerita, semakin lama saya di tanah
pasundan, semakin asyik saya mendalami olah kanuragan dan ilmu jaya kawijayan,
tempa’an demi tempa’an, gemblengan demi gemblengan, pelajaran demi pelajaran,
wejangan demi wejangan, berhasil saya kuasai dari berbagai tipe dan karakter
seorang guru, mulai guru seorang guru yang lemah lembut, hingga seorang guru
yang kasar dan keras, dan semakin besarlah hidung saya, semakin melebarlah
telingan saya, terlebih lagi, setelah saya terpilih sebagai wargi jati keraton
kasultanan kasepuhan Cirebon, semakin meluaslah bentangan sayap saya, saya
berkelana dan mengembara untuk mengukur sudah sampai dimana ilmu yang sudah
saya miliki, adigang adigung adiguna, menjadi ciri khas kesombongan saya kala
itu.
Untuk mempermudah gerak dan gerik saya, dalam
membentangkan sayap dan cakar, saya mempraktekan ilmu pengobatan alternative
tradisional jawa kuno, yang pernah saya pelajari dari seorang guru ahli
pengobatan di wilayah banten jawa barat, dengan praktek pengobatan inilah, saya banyak memperdaya
orang yang memang sedang terpedaya, memanfaatkan orang-orang bodoh yang memang
benar bodoh, menipu dan membohongi dengan cara halus, belum merasa puas, sayapun mulai beraksi
melebihi brandal dan preman, petantang petenteng di setiap tempat yang biasa
dijadikan tempat mangkalnya para begundal, kususnya di daerah Jakarta. Serang
dan Bandung. Siapa berani menatap langsung saya embat, siapa yang berani
melihat, langsung saya sikat, yang namanya wanita cantik dan seksi, bisa saya
dapatkan dengan mudah, semudah saya buang angin, saya benar-benar merasa sangat
puas dengan semua itu, karena janji saya ingin menggenggam dunia dengan ilmu,
berhasil saya dapatkan.
Walau sudah puas, namun saya belum merasa cukup,
sayapun mulai merambah ke kalangan para pejabat, mulai dari pejabat wanita yang
haus seks, hingga para pejabat lelaki yang haus kekuasa’an, semuanya saya
manfaatkan. Uangnya saya ambil, orangnya saya permainkan dengan sangat puas,
semakin di kenal lah saya di dunia luas dengan sebutan Djaka Tolos. Dan
akhirnya, nama saya sampai ke dalam keluarga cendana, yang saat itu sedang
Berjaya menguasai Negara republic Indonesia. Dan bersama’an jatuh dan hancurnya
keluarga cendana itulah, hancur dan jatuh pula petualangan saya, yang saya
banggakan, saya lari sembunyi sebagai buronan, dengan tuduhan sebagai orang
yang ikut terlibat dengan keluarga cendana, hamun saya berhasil lolos dan
selamat dari buruan buta dan konyol itu, dengan begitu, dendam yang sudah mulai
padam karena kepuasan itupun, muncul kembali.
Setelah sengketa keluarga cendana mulai mereda, saya
muncul kembali di wilayah pulau dewata bali, sebagai pejantan tangguh alias
lelanange jagat, dengan ilmu pengasihan kinjeng mas dan kembangsore, dan ilmu
aji pengontongan, saya membuka lagi lembaran bejat, menjadi pelacur lelaki atau
gigolo, meraup dolar dari para turis mancanegara kususnya dan wanita-wanita
pribumi yang haus seks, mulai dari yang masih belum punya pasangan, sampai yang
sudah berpasangan, mulai dari yang masih abg sampai yang sudah tua Bangka,
hingga yang menyukai sesama jenis, yang penting mau membayar saya mahal, saya
layani sampai puas selama 24 jam full. Dengan tariff 2 juta
500 ribu atau sekitar 300 dolar kurang lebihnya.
Pada suatu ketika, saya mendengar bapak kandung saya
meninggal dunia, tiba-tiba saya terpuruk dan menyesali diri, karena telah
merasa menyia-nyiakan banyak waktu dengan sangat percuma. Dan sejak itulah saya
meninggalkan semuanya dan segalanya, saya manekung di tempat-tempat berejarah,
dari satu kramat ke kramat para leluhur lainnya, dari satu goa ke goa lainnya,
dari gunung ke gunung lainnya, mengulang pelajaran agama yang sudah cukup lama
saya tinggalkan, tidak ada yang bisa saya perbuat, karena jiwa raga terasa
telah penuh dengan noda dan dosa yang tak terampunkan, tidak tau harus
bagaimana, mau kembali ke keluarga, malu, mau menemui guru takut, mau berbaur
dengan umum enggan. Pokoknya kritis jiwa…deh.
Berbekal buku tuntunan pelajaran syare’at dan
hakikat agama, saya menepi menjauhi semua dan segalanya, menyendiri tanpa
apapun dan siapapun. Makan minum dll, sudah tidak menjadi beban pikiran lagi,
yang ada dalam benak, hanya penyesalan, masih mungkin kah Tuhan akan mengampuni
saya?
Sedikit demi sedikit, saya mencoba bersedekah,
membantu orang-orang yang kebetulan bertemu saya, yang sedang dalam kesulitan,
ada yang saya bantu hingga sampai memiliki usaha sendiri, ada yang saya bantu
untuk melepaskan diri dari lilitan utang piutang rentenir dll, dengan maksud,
mengurangi beban derita dosa-dosa yang telah memenuhi jiwa raga saya, namun,,,
semuanya gagal, karena semua orang-orang yang saya bantu dan saya tolong, jadi
berbalik , maksudnya, bukanya berterima kasih, malah menghancurkan saya,
menikam saya dari belakang tanpa alasan yang saya tidak pernah mengerti hingga sekarang
ini.
Ada yang menfitnah saya, ada yang memusuhi saya
bahkan ada yang berusaha hendak membunuh saya, padahal jelas-jelas sudah saya
bantu dan saya tolong, saat itu, saya berontak dalam hati, namun tak berdaya,
apakah ini yang di sebut karma?
Atau karena uang yang saya gunakan untuk membantu
mereka, adalah uang haram?
Uang tidak halal?
Karena hasil berbuat bejat dan brutal?
Karena tak ada jawaban dan penjelasan, sayapun
memilih tetap diam dan mengaku kalah, lalu saya terus menepi dan menyepi tanpa
kenal menyerah, mendalami syare’at dan hakikat ilmu agama, melalui al-qitab
yang saya bawa kemanapun saya pergi pada sa’at itu.
Singkatnya cerita lagi, sejak saya mendalami ilmu
syare’at dan hakikat agama itu, ada yang membuat saya tertarik, yaitu tentang
sejarah para Nabi-Nabiullah, saya kagum dan tertarik ingin mendalaminya secara
khusus, artinya, dulu saya adalah
pencinta Rasul, karenanya, semua kitab sejarah para rasul, pernah saya
pelajari dengan sangat teliti, kenapa
saya begitu terinspirasi oleh para nabi? Karena saya yang bodoh lagi bejat ini,
ingin bersih, sebersih para nabi yang dipilih oleh Hyang Maha Suci Hidup. Dan
diantara sekian banyak sejarah Nabi yang pernah saya pelajari, hanya ada dua
saja yang sempat saya pegang teguh, sebagai bahan renungan untuk mendalami
banyak pelajaran ilmu yang pernah saya pelajari dulu. … yaitu Tentang ISRA',
MIKRAJ dan Tentang KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH SALLALLAHU
'ALAIHI WASALLAM.
Apa yang membuat saya tertarik untuk mendalaminya, yang
menarik saya untuk mempelajarinya, secara khusus? Tak lain dan bukan adalah tentang
kontrofersi, dalam memaknai kesaksian-kesaksian yang beliau Baginda Nabi
Muhammad s.a.w alami, cukup-cukup sengit dan menarik, karena tidak seorang
mumpunipun yang tidak ikut ujuk gigi membahas soal dua sejarah dan peristiwa
penting dan besar ini.
Nah… dalam kesempatan kali ini, saya akan mengungkap
Dua Sejarah Besar yang pernah dialami Oleh Seorang Nabi legendaris dunia ini.
Untuk para kadhang kinasihku sekalian dimanapun
berada… Tapi maaf, saya tidak akan mengungkap yang tidak perlu dan tidak
penting, seperti yang sudah terlalu amat sering di sejarahkan, oleh para kiyai
kondang di setiap hari peringatan ISRA', MIKRAJ yang jatuh pada tanggal 27
rajab, tapi saya akan mengungkap apa yang belum di sejarahkan secara umum dan
di rahasiakan serta menjadi kontrofersi oleh kebanyakan umat khususnya muslim,
dan yang pasti akan saya uraikan intisarinya, secara blak-blakan. he he he . .
. Edan tenan. Baiklah,,,, Kesempatan sekarang ini, saya akan mengungkap sejarah
Tentang ISRA', MIKRAJ dulu, dan Tentang
KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH SALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM apa kesempatan
berikutnya.
Sekarang… Dimulai dari Perjalanan ISRA';
Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Sesungguhnya…. Bagi saya pribadi dan Untuk saya
sendiri, yang menarik dalam kisah perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi Besar
Muhammad SAW itu? adalah. Pertama; tentang kesaksian-kesaksian Kanjeng Nabi
Muhammad saw, di sepanjang perjalanan Isra dan Mi'raj, ketika Beliau dalam
Perjalanan Isra’ melihat dan menyaksikan peristiwa dengan mata kepalanya
sendiri, yang jika tidak mengerti, Malaikat Jibri as, langsung menjelaskannya
kepada Baginda Nabi.
Peristiwa malam Isra' dan Mikraj Nabi Besar Muhammad
Rasulullah s.a.w. adalah salah satu episod bersejarah dan mukjizat besar kurunia
Allah, yang mempunyai signifikan dan implikasi yang amat penting dan sangat
besar pula, bukan hanya untuk umat Islam, tapi untuk seluruh umat manusia, jin
dan sekalian alam. Jadi, seharusnya diungkap dengan cara fer dan terbuka, tanpa
rahasia dan di tutup-tupi, tidak mengenal usia jenis kelamin, latar belakang
dan status apapun, harus terbuka, apa adanya, namun dalam kenyata’annya, yang
terpenting di dalam sejarah ini, malah ditutupi, di sembunyikan, di rahasiakan,
tidak seluruhnya di ungkap dan di dakwahkan sesuai sejarah yang sebenarnya
terjadi, alasan saru, alasan belum cukup umur, atau harus orang-orang yang
benar-benar beriman kuat, dan bla… bla… bla… nggedebus lainya.
Dengan menutupinya, merahasiakannya, hasilnya ya seperti
yang kita alami dewasa ini, tidak tau, tidak paham dan tidak mengerti,
akibatnya, ya,,, sejare udelnya sendiri. Ini lo tetak tidak tepatnya ceramah Isra'
dan Mikraj yang rutin diadakan setiap setahun sekali, tiap hari di sejarahkan
juga, tidak akan mudeng jika masih menggunakan kepentingan individu dan pribadi,
apa lagi dengan ego masing-masing yang berkepentingan.
Memang,,, tarikh sebenarnya tentang peristiwa ini
tidak dapat dipastikan, kerena ia terjadi
antara 10-12 tahun sebelum Baginda Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah ke Madinah, akan
tetapi, jika sejak awal di sejarahkan dengan apa adanya, kan tidak menimbulkan
kontrofersi dan ketidak tahuan jangka panjang, seperti salah satu yang banyak
dan ramai berpendapat, bahwa hal tersebut terjadi dan berlaku pada malam 27
Rejab, tidak lama selepas kewafatan isteri Baginda Nabi, Saidatina Khadijah
r.a. dan kematian bapa saudara baginda, yaitu Abu Talib.
Oleh sebab itu, dalam suasana kesedihan inilah,
terdapat golongan yang membuat tafsiran atau andaian bahwa melalui peristiwa
Isra’ mikraj Allah SWT hendak 'mengobati' kedukacitaan hati Rasullah s.a.w
dengan membawanya seolah-olah 'pergi melancong dan berhibur ke alam lain'. Bukan
intisarinya yang di perdebatkan, tapi sikonnya Nabi pada sa’at itu, ga lucu
kan….
Anggapan ini adalah pendapat atau andaian dari
golongan yang mengambil penilaian dari sikon Nabi yang kala itu sedang
mengalaman kesedihan saja, apa yang terjadi dan dialami kanjeng Nabi sa’at
Isra' dan Mikraj, justru terlepas dari pemikiran, dan bagi saya pribadi,
pendapat itu tidak sewajarnya dijadikan pegangan iktiqad, kerana keseluruhan
perjalanan peristiwa besar malam Isra' dan Mikraj itu, adalah perjalanan spiritual
jiwa dan raganya Kanjeng Nabi Muhammada saw, dan yang perlu diketahui, adalah,
bahwa, di setiap detik perjalanan dan gerak gerik lakon laku Rasulullah s.a.w.
adalah di bawah bimbingan wahyu Allah dan ibadah belaka, yang telah ditakdirkan
Allah SWT atasnya.
Menurut saya Pribadi…
Kesedihan Kanjeng Nabi Muhammad s.a.w. terhadap
kematian bapa saudaranya, yaitu Abu Talib yang amat dikasihinya, kerana kasih
sayangnya, yang telah melindungi dan membantu baginda menyerukan keimanan
kepada penduduk Mekah, tetapi meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman. Telah
dijawab oleh Allah SWT dengan turunnya wahyu al-Quran surah al-Qashash ayat 56
: yang kurang lebihnya seperti ini artinya…
“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak memberi
hidayah kepada siapapun yang engkau kasihi (seperti Abu Talib) akan tetapi Allah
jualah yang memberi petunjuk (kepada) siapapun yang Dia kehendaki, dan Dialah
jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat
hidayah Allah.”
Akan saya ulangi sekali lagi, dan Coba renungkan
Kata-kata Allah yang merupakan jawaban untuk Baginda Nabi atas kesedihannya
tersebut.
“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak memberi
hidayah kepada siapapun yang engkau kasihi (seperti Abu Talib) akan tetapi
Allah jualah yang memberi petunjuk (kepada) siapapun yang Dia kehendaki, dan
Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk)
mendapat hidayah Allah.”
Padahal ayatnya sudah jelas, berulang kali Allah
mengatakan Muhammad. Muhammad. Muhammad... Tapi tidak pada ngeh-ngeh,,,
ampiyuuuuuuunnnn…. Bukan Rasul yang dikatan Allah. Tapi Nabi… Rasul itu apa
sih? Tidak ada yang tau kan….? Rasul itu utusan, utusan itu apa sih? Tidak tau
kan..? Utusan itu ya Hidup. Hidup yang menempati Nabi Muhammad dan para
Nabi-Nabi lainnya termasuk kita-kita ini. Karena saking tidak telitinya, tidak
toto titi surti ngati-ngati nya. Nyaris tidak ada yang bisa membedakan, kapan
Allah mengatakan Rasul, kapan Allah mengatakan Muhammad di dalam firmannya,
jika Allah berfirman dalam ayat al-quran dengan sebutan Muhammad, itu berati
untuk yang berurusan dengan raga manusianya Muhammad brow…. Tapi jika yang
tersebut Rasul, artinya untuk Hidupnya Muhammad rek…. Tlitio to, sing toto titi
surti ngati-ngati to, oooalah brow… brow….he he he . . . Edan Tenan.
Maksudnya… . Sekalipun Muhammad itu adalah Nabi/Kekasih/Penghulu
nya para Nabi. Tetap tidak punya haq dan wewenang atas kehendak Allah.
Keputusan Allah. Arti lebih dalamnya lagi, bukan karena Dia Nabi, lalu
mentang-mentang, bisa menghapus dosanya Abu Talib dan mensorganya, tidak bisa
begitu. Ayatnya menjelaskan begitu kan… Itu Nabi lo… apa lagi iyong gariyong,,,
He he he . . . Edan Tenan.
Dengan jawaban Allah itu, Muhammad sudah dong,,,
ahli tafsirnya yang tidak dong-dong sampai udelnya bodong. Apa lagi
pengikutnya, yang suka ngeleg makanan mentah dari gurunya, tanpa diolah
terlebih duhulu, ya,,, tambah gulung koming to brow….
Adalah menjadi satu tradisi bagi seluruh umat Islam
menyambut peristiwa besar di malam Isra' dan Mikraj tersebut, yang jatuh pada 27 Rejab, dengan berbagai cara seperti
mengadakan ceramah, forum dan pelbagai majlis keagamaan, yang bertujuan untuk
memperingatkan hari besar sepanjang sejarah Nabi tersebut, tentang betapa
pentingnya peristiwa ini dalam konteks ibadah dan penghayatan agama. Dan sesungguhnya,
tradisi ini telah diadakan sejak sekian lamanya dari satu generasi ke generasi
seterusnya, namun sejauh manakah kepahaman dan keberkesanannya, sukar untuk
dipastikan bukan?
Itu karena ada rahasia, ada jarak, ada ego, ada
kepentingan kotak-kotak, sehingganya, di rekayasa menurut keperluannya, yang
benar dan sesungguhnya di sembunyikan, tidak diungkapkan secara umum, kalau
ditanya, alasannya,,,, Saru, memalukan, belum waktunya, hanya khusus untuk yang
sudah dewasa dan iman nya yang suadh mumpuni saja, atau perlu khusus, empat
mata antara yu dan iyong berdua, emangnya acaranya mas TUKUL Arwana… mbel gedes
lah.
Apa yang dapat dikatakan oleh banyak persoalan
mengenai Isra' dan Mikraj, ini yang masih belum terjawab atau diberikan
penjelasan yang mantap dan secara menyeluruh , bagi keinsafan umat Islam
khususnya, bahwa peristiwa malam tersebut, adalah mukjizat besar yang
dikurniakan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar dapat dipahami oleh seluruh
manusia. Karena itu, harus dianggap seluruhnya,,, semuanya,,, tanpa terkecuali.
Dan saya akan mengungkapnya sejarah blak kotak tanpa rahasia apapun… He he he .
. . Edan Tenan.
Tujuan saya membongkar yang di rahasiakan oleh
kebanyakan tokoh ceramah selama ini, tak lain dan tak bukan. Adalah; Agar
supaya,,, tidak ramai lagi di kalangan umat Islam khususnya, memperdebatkan
soal ibadah, karena dengan Contoh Sejarah Isra' dan Mikraj secara detil dan
menyeluruh, setiap manusia yang merasa beragama dan mengaku hidup, bisa salin
intropeksi kepada masing-masing diri pribadi, serta memiliki rambu-rambu etika
Hidup, di dalam berkehidupan yang tidak seorang diri ini.
Lanjut Punya Cerita…. Mulai dari Perjalanan ISRA' ;
Satu riwayat menceritakan…
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir
Ismail dekat Ka'bah al-Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman
beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib,
tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa
beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh
Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka
atap rumah Nabi Muhammad SAW, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah
dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada
Mikail:
"Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam
agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang
mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi
hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah
hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah,
lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah
binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna
putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak
kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia
mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya
untuk membantu kecepatannya. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting.
Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati
Isra’ dan Mi’raj.
Dalam perjalanannya, Jibril menemani disebelah kanan
beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri.
(Mereka terus
melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah
dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang
dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata:
"Turunlah disini dan sholatlah", setelah
Beliau sholat, Jibril berkata: "Tahukah anda di mana Anda sholat?",
"Tidak", jawab beliau, Jibril berkata: "Anda telah sholat di
Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah". dan bla…
bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di
ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan
perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya,
tiba-tiba Jibril berseru lagi: "berhentilah dan turunlah anda serta
sholatlah di tempat ini!", setelah sholat dan kembali ke atas buroq,
Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana
dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di
ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di
Thur Sina', lembah Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT,
beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang
tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana.
Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: "Anda telah sholat di Baitul
Maqdis, tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam". dan bla… bla… bla…
lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh
kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau
melihat Ifrit, dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap
Nabi menoleh, beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril AS memberitahukan doa kepada
Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu
dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar
dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan
begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya:
"Wahai Jibril, siapakah mereka itu?",
Jibril menjawab:
"mereka adalah para Mujahid fi sabilillah,
orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai
700 kali. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di
ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau
wangi semerbak, beliau bertanya:
"Wahai Jibril bau wangi apakah ini?",
"Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan
anak-anaknya", jawab Jibril AS. Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga
bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka
sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi
seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah
manusia yang merasa berat untuk melaksanakan firman Allah yang telah diwajibkan
atasnya. Lalu Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir
jalan memanggil Nabi saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan
meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah
gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa, kecuali seperti sisa umur
dari wanita tua tersebut. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena
sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’
dan Mi’raj.
INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati
hari besar isra’ mi’raj secara jelas dan terbuka;
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di
hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain
ada daging yang mentah lagi busuk, tapi mereka, justru ternyata lebih memilih
untuk menyantap daging yang mentah dan busuk itu, ketika Rasulullah menanyakan
perihal ini, Jibril menjawab:
"Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai
isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan
wanita yang (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai
suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina
dengannya". Dan begitu pula bagi
suami istri yang melakukan jimak dengan cara hewan, maksudnya, tidak berdoa
sebelumnya dan tidak berdoa dan membersihkan diri sesudahnya.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba
seseorang memanggil beliau dari arah kanan:
"Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu
melihat aku", tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian lagi, tiba-tiba
muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya
dan seluruh tubuhnya, dia berkata: "Wahai Muhammad lihatlah
kepadaku", tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Demikianlah perjalanan
ISRA' yang ditempuh oleh beliau Baginda Nabi Besar Muhammad saw, dengan
ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau
temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis
(Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu
sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di
sana. dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di
ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril
AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu, dalam sekejab mata saja,
tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, dan ternyata, mereka semua
itu adalah para Nabi yang pernah diutus oleh Allah SWT dulu sebelum Baginda
Nabi Muhammad saw. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka
berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian
Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju,
kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam.
Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya' dan Mursalin. dan bla… bla… bla…
lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh
kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril
membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu
lantas meminumnya, dan Jibril berkata:
"Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al
Islam, jika anda memilih khamar, niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit
yang mengikuti syariat anda".
Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya
beliau melakukan mi'raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu
sampai akhirnya berjumpa dengan Sang Khaliq-nya
Para kadhang kinasihku sekalian, dari Kisah
perjalanan Isra’ yang telah di alami oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw, yang sudah
saya ceritakan tadi, bisa teliti tidak? Kalau bisa, coba apa yang menarik,
diantara sekian kesaksian yang disaksikan oleh Kanjeng Nabi dalam proses Isra’ nya? Tidak tau ya?... atau
kura-kura dalam perahu,,, karena malu, hayo…. He he he . . . Edan Tenan.
Ini loh… yang menarik dan pelu di ungkap secara
detil, biyar tidak ada pelecehan seksual, supaya tidak ada lagi pemerkosa’an
dan permainan seks masal seperti tempat-tempa penjualan daging mentah yang
busuk, tapi memiliki banyak peminat yang busuk pula.
(Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di
hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain
ada daging yang mentah lagi busuk, tapi mereka, justru ternyata lebih memilih
untuk menyantap daging yang mentah dan busuk itu, ketika Rasulullah menanyakan
perihal ini, Jibril menjawab:)
"Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai
isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan
wanita yang (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai
suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina
dengannya". Dan begitu pula bagi suami
istri yang melakukan jimak dengan cara hewan, maksudnya, tidak berdoa
sebelumnya dan tidak berdoa dan membersihkan diri sesudahnya.
Tentang ini, hampir tidak di ungkap oleh Sang Maha
Ahli Ceramah Saat memperingati Hari Besar Isra’ dan Mikraj, yang diadakan rutin
setiap setahun sekali. Yang utama diungkapkan, soal amal dan jariyahnya.
Kampret…. Pret3x. coba kalau selalu diungkap sertakan dengan apa adanya dan
bumbu-bumbu kebaikan yang menjelaskan arti dan maknanya, pasti lah…. Pada
mikir, sebelum mencolek bokong semog, iya apa iya…!!! Minimal mikir dulu kan.
Berlanjut ke Perjalanan berikutnya, yaitu MIKRAJ;
Setelah melakukan Isra' dari Makkah al Mukarromah
sampai ke Masjid al Aqsha, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS, siap
untuk melakukan Mi'raj, yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah
yang Maha Perkasa, sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan
berbicara dengan Nya, secara langsung dan hanya empat mata, yang intinya adalah
beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan
nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi
seluruh umat tanpa terkecuali.
Di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung
untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya itu. Cukup
kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya
dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah
memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya
untuk menerima perintah ini, secara langsung.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu
langit dunia (langit pertama), ternyata disana telah berdiri malaikat yang
bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak
pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia
memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini, membawahi
70 ribu malaikat pula. Lalu Jibril meminta izin agar pintu langit pertama
dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
"Siapakah
ini?"
Jibril
menjawab: "Aku Jibril."
Malaikat itu
bertanya lagi: "Siapakah yang bersamamu?"
Jibril
menjawab: "Muhammad saw."
Malaikat
bertanya lagi: "Apakah beliau telah diutus (diperintah)?"
Jibril
menjawab: "Benar".
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah, malaikat
yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
"Selamat
datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah
sebaik-baiknya saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang
datang". Maka dibukalah pintu
langit dunia ini".
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan
bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw
bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
"Selamat
datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh".
Di kedua sisi
Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau
tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya,
beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah,
bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi
penghuni surga, sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka, dan bla…
bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan
oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati
hari besar isra’ mi’raj;
Kemudian, ketika Rasulullah hendak melanjutkan perjalanannya di langit pertama
ini, sebelum melangkahkan kaki ke langit berikutnya, tiba-tiba pandangan beliau
tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di
hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Kemudian
Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah;
"Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai
isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan
wanita yang (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai
suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina
dengannya". Dan begitu pula bagi
suami istri yang melakukan jimak dengan cara hewan, maksudnya, tidak berdoa
sebelumnya dan tidak berdoa dan membersihkan diri sesudahnya.
Disisi lain beliau melihat lelaki, yang sedang di
kerumuni oleh banyak anak kecil, ada yang menarik-narik tangannya, kakinya, ada
yang gendong ada yang mukul-mukul, sampai tidak ada bagian tubuhnya yang
terlihat. Dan Jibril menjelaskan bahwa anak-anak kecil yang mengerumuni itu,
adalah hasil perzinahan lelaki yang suka berzina dengan setiap wanita yang
dikehendakinya, anak-anak kecilnya itu, sedang menuntut tanggung jawab
bapaknya.
Kemudian beliau berjalan sejenak lagi, dan tampak di
hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan
ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka
sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang
suka memakan riba. Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong
lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
"makanlah daging ini sebagaimana kamu
memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah". Dan bla… bla… bla… lainya. Yang tidak Penting.
Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan
oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti
sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama.
Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan
sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya
bin Zakariya. Masing-masing duduk bersama umatnya. Dan bla… bla… bla… lainya.
Tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali
memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit
ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi
Yusuf bin Ya'kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama
seperti salamnya Nabi Isa. Dan bla… bla… bla… lainya. Tidak Penting. Karena
sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’
dan Mi’raj.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi
Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti
Nabi-Nabi sebelumnya. Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran
AS. Dan bla… bla… bla… lainya. Tidak Penting. Setelah sampai di langit ke enam,
beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang
nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu,
bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya. Dan bla… bla… bla…
lainya. Tidak Penting. Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai
tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati
hari besar isra’ mi’raj secara jelas dan terbuka;
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat
banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian
beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau
tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang
sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:
"Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga
tanpa hisab ".
Ada terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa
hisab". Siapakah mereka? Andakah..? He he he . . . Edan Tenan.
Pada tahapan langit keenam inilah, beliau berjumpa
dengan Nabi Musa AS. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau
disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata:
"Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulya
nya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi
Allah daripada aku". Setelah
Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal
tersebut. Beliau menjawab: "Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus
jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku". Dan
bla… bla… bla… lainya, yang tidak Penting. Karena sudah sering di
ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di
sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS, sedang duduk di atas kursi dari emas, di
sisi pintu surga, sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di
sekitarnya berkumpul umatnya. Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan
salam dan doa serta sambutan yang baik, lagi sama seperti sebelumnya. Nabi
Ibrahim berpesan:
"Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam
tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas".
Rasulullah bertanya: "Apakah tanaman surga itu?", Nabi Ibrahim
menjawab: "(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil
‘adziim". Dalam riwayat lain beliau
berkata:
"Sampaikan salamku kepada umatmu,
beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar
airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha
illallahu wallahu akbar".
Dan bla… bla… bla… lainya, yang tidak Penting.
Karena sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati
Isra’ dan Mi’raj.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul
Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat
tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan
waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa
dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih.
Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun
mampu melukiskan keindahannya. Dan bla… bla… bla… lainya. Yang tidak Penting. Karena
sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’
dan Mi’raj.
Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada
di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu
beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum
pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan. Begitu
pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat
yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya. Dan
bla… bla… bla… lainya. Yang tidak Penting. Karena sudah sering di
ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’ dan Mi’raj.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan
neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu
beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur
dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya
beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, yaitu berjumpa dengan Allah SWT.
INI lo YANG PENTING.
Yang tidak di ceritakan sa’at ceramah memperingati
hari besar isra’ mi’raj secara jelas dan terbuka;
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah,
tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang
tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata
beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT. Dan…
Allah
berfirman: "Wahai Muhammad."
"Labbaik
wahai Rabbku", sabda beliau.
"Mintalah sesuka hatimu", firman
Nya.
Nabi bersabda: "Ya Allah, Engkau telah
menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa,
Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman
kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin,
Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati
orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati".
Kemudian
Allah berfirman: "Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu".
Dalam Shohih
Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah
bersabda:
" ...
kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu
aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya:
"Apa
yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?"
Aku menjawab:
"50 sholat",
Musa berkata:
"kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan
mampu untuk melakukannya" Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan
untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun
kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: "Sungguh umatmu tidak akan mampu
melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah". Maka aku
kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan
kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:
"Wahai
Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat
seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat".
Maka aku
beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:
"Kembalilah kepada Rabbmu agar minta
keringanan",
Maka aku
katakan kepadanya: "Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku
malu kepadaNYa". dan bla… bla… bla… lainnya, itu tidak penting. Karena
sudah sering di ceramahkan/ceritakan oleh kiyai tiap kali memperingati Isra’
dan Mi’raj.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau
turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah,
sedang saat itu masih belum tiba fajar. Artinya,,, Isra’ dan Mikraj hanya
terjadi dalam aktu semalam saja.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang
agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan
bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang
membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah
beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya
beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Itulah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi'raj
Nabi Muhammad SAW, yang sudah saya ceritakan tadi, dan berdasarkan kitab Al
Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al
Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA. Yang pernah saya
baca. Bukan karangan saya sendiri. Oke . . .
Sungguh indah dan menarik kan, ceritanya… coba
renungkan apa yang menarik dari kisah perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad
SAW itu tadi?
Untuk saya prbadi, yang menarik adalah. Pertama;
tentang bertemunya Sang Nabi Muhammad saw, dengan orang-orang yang dulunya,
sewaktu di masa hidupnya di dunia. Menyukai seks, yaitu tentang zinah, soal
hubungan suami istri yang tidak berdoa sebelumnya dan berdoa serta mandi
sesudahnya, atau hubungan badan dengan lawan jenis, yang suka mencecerkan
maninya, disetiap lubang wanita, sehingga mani yang tercecer itu, menjadi janin
ga’ib dan menuntut tanggung jawab dialam barjah. Baginda Nabi Muhammad saw, dua
kali di pertemukan, sa’at Isra' sebagai Nabi satu kali dan sa’at Mikraj sebagai Rasul satu kali.
Kedua; tentang Baginda Nabi Muhammad saw bertemu
Sang Khaliq lalu bersujud menyerahkan Amanah yang di bebankan kepadanya. Dua
hal ini lo, yang cukup menarik untuk di pelajari kedalamannya. He he he . . .
Edan Tenan.
Inti dari Isra'
Di Mulai dari Hijir Ismail dan Pembedahan Hati
Kanjeng Nabi Muhammad saw, oleh Jibril As, hingga perjalanan dan pemberhentian
shalat di suatu tempat ples dengan embel-embel kesaksian-kesaksian yang di
lihatnya, terutama tentang Zinah dan di jelaskan oleh Jibril As, sampai tiba di
Masjid al Aqsho. Yang kesemua prosesnya itu, didampingi oleh malaikat. Inilah
Inti dari Al-kisah Isra' yang menjurus pada Wejawangan Para Amiluhur kita, yaitu Tentang Serat Sastra Jendra
Hayuningrat Pangruwating Diyu. Yang Sari Intinya adalah proses dikala manusia
masih berada dialam Rahim, alam kandungan sang ibunda tercinta.
Sari dari Mikraj’
Di Mulai Dari Langit Pertama hingga naik ke lapisan langit ketujuh. Termasuk salin
mengucap salam dan membalas salam, antar sesama Nabi dan Nabi, antar sesama
Malaikat dan Malaikat, pless dengan embel-embel kesaksian-kesaksian nya lagi, yang di ketahuinya, terutama kesaksian
di langit kedua, yaitu soal zinah. Yang ditanyakan dan dijawab oleh jibril as, Yang
kesemua prosesnya itu, masih didampingi oleh malaikat. Inilah Sari dari Al-kisah Mikraj' yang
mengarah pada Wejangan Para Amiluhur
kita, yaitu Tentang Serat Manunggaling Kawula Gusti. Yang Inti Sari nya adalah
Proses saat kita di Lahir, dari alam Rahim, meninggalkan alam kandungan menuju
dunia fana ini.
Inti Sari dari Isra' dan Mikraj’
Menurut saya…
Pelajaran dari Isra’. dengan singgah nya Baginda
Rasul di planet yang terakhir, setelah planet ketujuh, yaitu Mustawan, dimana
malaikat tidak mendampinginya lagi, dan terjadi dialog langsung antara Rasul
dan Allah, adalah untuk memberi
pelajaran kepada kita, tentang Serat Sangkan Paraning Dumadi. Mari kita simak
liputannya… He he he . . . Edan tenan.
Dari langit ketujuh Nabi Muhammad saw. diajak naik
lagi sampai di suatu tempat yang disebut Mustawan tanpa pengawalan seorang
malaikat satupun. Di Mustawan Nabi Muhammad saw. sujud mengahadap Allah swt.
Dan setelah Nabi Muhammad saw. dipersilahkan duduk, lalu bangkit dari sujud.
Nabi Muhammad saw. mengucapkan"Segala puji sekelamatan, segala berkah,
segala rahmat ta'dhim, serta segala kebaikan adalah tetap bagi Allah".
Ucapan Nabi Muhammad saw. tersebut adalah berupa
pengembalian mandat kepada Allah swt., karena berbagai macam rintangan dan
hambatan yang dihadapi oleh beliau sebagai seorang nabi dan utusan Allah swt.
Pengembalian
mandat tersebut dijawab oleh Allah swt.
"Keselamatan tetap atas kamu, wahai Rasul,
beserta rahmat Allah dan berkah-berkah-Nya".
Firman Allah swt. tersebut adalah penetapan dan
pengukuhan jabatan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah. Yang baku dan tidak
bisa ditolak oleh siapapun dan bagimanapun alasannya. Setelah mendapat
pengukuhan dengan jaminan keselamatan, rahmat dan berkah bagi pelaksanaan tugas
tersebut, Nabi Muhammad saw. menjawab:
"Semoga
keselamatan tetap atas kami dan para hamba Allah yang shaleh"
Ucapan Nabi Muhammad saw. tersebut adalah berupa
permohonan agar yang dijamin selamat dalam tugas, bukan hanya beliau, tetapi
juga para hamba Allah yang shaleh yang siap Lakon dan Laku. Maksudnya,,, jangan
Cuma hidupnya saja yang di beri garansi selamat, tapi juga sedulur papat nya,
angen-angen, budi, pakarti dan panca indera nya, jika mau dan bisa tunduk
kepada Pancer/Hidup. Coba saja renungkan, begitu tidak? Benar tidak? Apa yang
saya katakana itu…
Kemudian para malaikat memberikan sambutan dengan
ucapan:
"Aku mengakui bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
melainkan Allah; dan aku mengakui bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan
Allah".
Lalu para
bidadari pun memberikan sambutan dengan ucapan mereka:
"Ya
Allah, berikanlah kesejahteraan pada pemimpin kami Nabi Muhammad dan pada
keluarga dari pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan
kesejahteraan pada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan pada keluarga dari pemimpin
kami Nabi Ibrahim. Ya Allah, berikanlah berkah pada pemimpin kami Nabi Muhammad
dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah
memberikan berkah pada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan keluarga dari pemimpin
kami Nabi Ibrahim. Di alam semesta ini sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji
lagi Maha Mulia".
Jadi,,, di Mulai Dari Ketika Kanjeng Nabi Muhammad
saw, masuk ke Sidratul Muntaha, hingga ke Telaga Al Kautsar, beserta
embel-embel yang di saksikannya, yang kesemua prosesnya itu, yang tidak lagi di
sertai oleh Malaikat, hingga barakhir di Mustawan, yang kemudian sujud di
hadapan Allah dan terjadi dialog antara Rasul dan Allah. Inilah Inti Sari dari
Al-kisah Isra’ dan Mikraj' yang menuju pada Wejangan Para Amiluhur kita, yaitu Tentang Serat Sangkan Paraning
Dumadi. Yang Inti Sari nya, adalah Proses saat kita Hendak Kembali kepada Asal
Usul nya kejadian. Yang telah di
perjanjikan dengan Allah, sebelum dan sesudahnya.
Karena itu…. Jangan sekali-kali meremehkan atau
mempolitik sejarah Besar tentang Sejarah Isra' dan Mikraj’ Karena Intisari dari
Isra' dan Mikraj’ itu, menjurus pada Wejangan Amiluhur kita. Tentang Serat Sastra Jendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu. Mengarah pada Wejangan Amiluhur kita. Tentang Serat Manunggaling Kawula Gusti.
Menuju pada Wejangan Para Amiluhur kita,
yaitu Tentang Serat Sangkan Paraning Dumadi.
Dan,,, jangan salah mengartikan tentang , Isra' dan
Mikraj. Isra’ dan Mikraj itu, bukan legenda atau mitos seperti penghuni pantai
selatan, yang harus di beri sedekah laut tiap setahun sekali sebagai
peringatan. Karena itu. Bacalah… Ana apa-apa Kunci. Laka apa-apa Kunci. Kunci
kena kanggo apa bae. Waton ora tumindak luput.
Dan,,, jangan salah menerapkan Serat Sastra Jendra
Hayuningrat Pangruwating Diyu. Karena Serat Sastra Jendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu itu, bukan ilmu kesaktian, bukan aji jaya kawijayan, yang
bisa menembus dimensi tanpa batas, bukan, tapi… Serat Sastra Jendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu itu. Adalah sejarah yang mengungkap, tentang awal mula
terciptanya manusia hidup sebelum di lahirkan, yang telah di perjanjikan dan
harus di lakukannya sesuai perjanjian setelah terlahirkan nantinya. Kalau
istilah di arabnya. Isra’
Dan,,, jangan salah menerapkan Serat Manunggaling
Kawula Gusti. Karena Serat Manunggaling Kawula Gusti itu, bukan ilmu kesaktian,
bukan aji jaya kawijayan, yang bisa membuat manusia menyatu dengan Allah,
bukan, tapi… Serat Manunggaling Kawula Gusti itu. Adalah Proses setelah kita Lahir dari
alam Rahim, meninggalkan alam kandungan menuju dunia fana ini. Kalau istilah di
arabnya. Mikraj.
Dan,,, lagi, jangan salah menerapkan Serat Sangkan
Paraning Dumadi . Karena Serat Sangkan Paraning Dumadi itu, bukan ilmu
kesaktian, bukan aji jaya kawijayan, yang bisa membuat manusia waskita alian
bin weruh sajeroning winarah, bukan, tapi… Serat Sangkan Paraning Dumadi itu. Adalah
Proses saat kita Hendak Kembali kepada Asal Usul nya kejadian. Yang telah di perjanjikan dengan Allah, sebelum dan
sesudahnya. Kalau istilah di arabnya. Isra’ Mikraj.
Maka… Bacalah biyar Tau dan Ngerti. Maka … Galilah
biyar Tahu dan Paham. Galilah Rasa. Yang meliputi seluruh Tubuhmu. Karena
didalam tubuhmu. Ada firmah Tuhan. Yang menjamin hidup mati dan dunia
akheratmu. Paham….? Dong…? Mudeng…? Ora
ya kebangeten lah.
Saking Kasihnya Hyang Maha Suci Hidup kepada semua
Mahkluknya, sehingga sejarah Isra' dan Mikraj, di Wujudkan secara riyil dengan
Tokoh Legendari Nabi Muhammad saw. Sebagai Gambaran umum tentang dan soal Serat
Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Serat Manunggaling Kawula Gusti. Serat
Sangkan Paraning Dumadi. Maksudnya biyar lebih mudah dan gampang di cerna,
karepe ben iso mudeng lan paham, karena ada gambaran umumnya dan wujud nyata
yang terjadi secara nyata pula, ngono lo brow maksude ah’ piye to.
Kesimpulan Tentang Isra';
Perjalanan isra' dan mi'raj dimulai dari masjid Al
Haram di kota Makkah, ialah karena kota Makkah pada waktu itu, adalah pusat
segala macam bentuk kejahatan, kemaksiatan, kemungkaran, kemusyrikan dan
kekufuran. Sehingga kota Makkah dapat diibaratkan sebagai lambang rumah tangga,
atau lingkungan, atau wilayah desa, atau negara yang rusak, berantakan dan
kacau balau. Perjalanan isra' berakhir di masjid Al Aqsha, ialah karena masjid
tersebut dinyatakan oleh Allah swt. dalam surat Al Isra' ayat 1 sebagai tempat
yang telah diberkahi sekelilingnya, sehingga masjid Al Aqsha dapat
diibaratkan sebagai lambang rumah
tangga, atau lingkungan, atau wilayah desa, atau negara yang aman, tenteram,
damai, adil dan makmur lahir dan batin, secara material dan spiritual.
Sedangkan kesaksian-kesaksian yang dialami sepanjang perjalanan Isra’ adalah
gambaran dari perjuangan lika liku kehidupan yang harus di lalui dengan
pengertian dan pemahaman yang sadar/iman.
Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita
sekalian, bahwa untuk memperbaiki rumah tangga, atau lingkungan, atau wilayah
desa, atau Negara yang kacau balau dan penuh dengan berbagai macam penderitaan,
kesengsaraan, kemiskinan, penindasan dan lain sebagainya yang digambarkan
sebagai kota Makkah menjadi rumah tangga, atau wilayah, atau negara yang aman,
tenteram, penuh dengan kedamaian, kebahagiaan, keadilan dan kemakmuran,
haruslah dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut, tidak wolak walik mak
grembyang, bim salabim aba kadabra dadi bokong semok… He he he . . . Edan
Tenan. Ora ngunu kuwi brow…
Hijrah, artinya meninggalkan, merubah dan
memperbaiki kemusyrikan, kekufuran, kemaksiatan, kemungkaran dan segala macam
bentuk perbuatan dan sikap yang negative, menjadi positif, sesuai dengan Firman
Allah yang telah di perjanjikan sejak awal sebelum di lahirkan ke dunia ini.
Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
setelah beliau memperoleh kemenangan, demi kemenangan dalam peperangan yang
dilancarkan oleh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dan banyak
memperoleh rampasan perang. Jika mau tentu beliau dapat memperkaya diri, sebab
beliau memegang jabatan rangkap, yaitu sebagai Rasul Allah, Kepala negara dan
Panglima Perang. Akan tetapi catatan sejarah menunjukkan bahwa rumah beliau
hanya sebesar ruangan yang sekarang dijadikan makam beliau di masjid Nabawi di
Madinah; pakaian beliau sangat sederhana; dan menurut hadits yang diriwayatkan
dari isteri beliau Siti 'Aisyah ra., beliau tidak pernah kenyang selama dua
hari berturut-turut. Harta kekayaan beliau lebih banyak dipergunakan untuk
kepentingan rakyatnya dari pada dipergunakan untuk kepentingan keluarga beliau
sendiri.
Tahap gunung Sinai, artinya ialah bahwa untuk
mencapai ketenteraman hidup yang sempurna, setiap penghuni rumah tangga, atau
wilayah/desa, atau negara harus selalu berusaha untuk meningkatkan ketinggian
ilmu pengetahuan. Sebab dengan pengetahuan yang tinggi, seseorang akan menjadi
mudah untuk menyelesaikan setiap problem atau masalah yang dihadapi dalam
menjalani hidup dan kehidupan sehari-hari. Kekadhangan maksude rek… reti ra?
Tahap Bethlehem, artinya ialah bahwa untuk mencapai
ketenteraman hidup yang sejati, diperlukan keberanian untuk berkorban, Entah
itu perasaan atau korban sentimen. bahkan jiwa sekalipun, Sebab lekadhangan itu
tidak sepele dan remeh. kadhangan itu lakon manunggalake angen-angen budi
pakarti lan panca indera. Manunggalake sekabehe lakon sedulur papat dengan
pancernya. Jadi, harus berani dengan gagah sebagai sateriyo sejati sejatine
sateriyo, menunda waktu peluk cium mesrah dengan dinda bestari otok
owok,,,hehe… Menunda janji penting dan masalah-masalah kepentingan dan
keperluan lainnya.
Untuk itu, secara mutlak kita memerlukan petunjuk,
bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Petunjuk, bimbingan dan pertolongan
tersebut harus kita minta. Untuk meminta petunjuk, bimbingan dan pertolongan
kepada Allah swt. kita harus menghadap (sowan ) dengan cara yang telah ditetapkan
dan yang telah direstui oleh Allah swt sendiri, yaitu Laku Patrap Kunci.
Paweling. Asmo. Mijil dan Singkir (Wahyu Panca Ga’ib). Dengan cara Manunggaling
Kawula Gusti, (Kadhangan) yaitu, menyatukan sedulur papat dengan pancernya atau
menyatukan angen-angen budi pakarti dan panca indera kita, agar menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan dan tak tergoyahkan, Tanpa Lakon Manunggaling
Kawula Gusti dengan Sistem Laku Patrap dan Lakon Kadhangan, tidak akan pernah
bisa mendapatkan petunjuk, bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Tidak akan
pernah bisa, karena jalannya hanya itu, Laku Patrap Kunci. Paweling. Asmo.
Mijil dan Singkir. karena caranya hanya itu
Lakon Kekadhangan.
Pada saat Nabi Muhammad saw. sampai di masjid Al
Aqsha, sebelum masuk ke dalam masjid, buraq yang beliau naiki ditambatkan lebih
dahulu, meskipun pada hakekatnya buraq tersebut tidak akan lari atau hilang.
Dan andaikata lari atau hilang, pasti malaikat Jibril akan mengembalikannya
kepada beliau. Hal ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa dalam melaksanakan
tugas hidup dan kehidupan sehari-hari, kita wajib menta'ati peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan oleh hukum syariat dan hakikat. Tidak boleh semena-mena.
Tetap kodrat dan irodatnya terpakai.
Setelah Nabi Muhammad saw. melakukan shalat
berjama'ah di masjid Al Aqsha, sebelum naik ke kendaraan interplanet yang akan
mengantarkan beliau ke suatu tempat yang telah ditentukan oleh Allah swt.,
beliau disodori tiga macam minuman oleh malaikat Jibril, yaitu: arak, air dan
puan (susu). Kemudian beliau memilih susu, yang kemudian pilihan beliau
tersebut dibenarkan oleh malaikat Jibril. Hal ini memberi pelajaran kepada kita
sekalian, bahwa untuk menjaga stabilitas ketenangan dan ketenteraman jiwa raga
yang menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup yang hakiki, seseorang
dituntut agar selalu menjaga dirinya dengan makanan dan minuman yang halal dan
bagus bagi kesehatan tubuh, sebagaimana susu yang halal menurut ajaran agama
dan bagus menurut ahli kesehatan, karena padat gizi.
Berbeda halnya dengan arak yang telah dinyatakan
haram oleh ajaran agama dan merusak kesehatan menurut para ahli dalam bidang
kesehatan. Dan berbeda pula dengan air, meskipun air tawar tersebut halal,
menurut ajaran agama, namun tidak mengandung gizi yang sangat diperlukan bagi
kesehatan tubuh manusia. Disamping itu, susu tersebut adalah yang cocok untuk
segala umur dan cocok bagi segala macam bangsa di seluruh dunia. Wahyu Panca
Ga’ib, itu tidak peduli agama, suku, ras. Latar belakang, status, umur dll. Cocok
dan bisa untuk semuanya dan segalanya. Ngunu lo brow…
Kesimpulan Tentang Mi'raj
;
Setelah manusia Lahir ke dunia fana, dengan berbagai
macam hiruk pikuknya kehidupan, sakit dan sehat, susah dan senang, bahagia dan
derita, lara dan luka, buruk dan indah, duka dan nestapa, hina’an dan
sanjungan, miskin dan kaya, salah dan benar dan bla… bla… bla… tetek bengek
lainya yang mumeti. Dengan kesemuanya itu, masihkah ingat akan semua proses
yang telah di saksikannya, sa’at Isra’ dan Mikraj. Masihkan tetap iman dan
berpegang teguh pada iman tersebut, serta terus menggenapi apa yang sudah di
perjanjikannya dengan Allah, atau berhenti hanya sampai disitu saja.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan
percaya bahwa baik dan buruk serta salah dan benar dan lain-lainnya itu,
berasal dari satu sumber, yaitu Allah semata, karena Allah itu Esa. Tunggal bin
hanya 1. serta pasrah terhadap semua yang telah di Firmankan olehNya. Karena
apa yang menjadi kehendakNya, itulah yang harus terjadi dan terbaik untuk
semuanya tanpa terkecuali.
Bukankah kita sebagai muslim sudah mengetahui,
tentang apa rukun iman yang ke enam, yaitu Iman kepada Qada dan Qadar, yang
artinya. Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari
Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka
begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. Dalam al-qur’an, surat
Al-Baqarah 2:156) juga sudah di katakan dengan jelas. "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun" yang artinya; Sesungguhnya kami adalah kepunyaan
Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.
Jika masihkah ingat akan semua proses yang telah di
saksikannya, sa’at Isra’ dan Mikraj. Masihkan tetap iman dan berpegang teguh pada
iman tersebut, serta terus menggenapi apa yang sudah di perjanjikannya dengan
Allah, maka masuklah ke Ranah Kesempurna’an Sejati dan Sejatining Sempurna. Kembali
ke Hadirat Allah ta’ala tanpa Hisab. Jika tidak,,, ya embuh rek,,, Tanya saja
pada rumput yang bergoyang, pasti dia akan menjawab, tak mengerti,,, jare ebiet
ngono kan, he he he . . . edan tenan.
Setelah manusia mati, malaikat hafadhah atau Hidup
yang menjaganya selama hidupnya akan meninggalkan dirinya. Dia harus sendirian
masuk kubur, yaitu tempat yang rata atau sama bagi seluruh manusia tanpa
membedakan pangkat, derajat dan warna kulit, karena mustawan itu berarti tempat
yang rata atau sama.
Setelah manusia mati, nyawanya/rohnya, akan masuk ke
alam barzah, manusia dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt. akan segala
macam tugas dan kewajibannya selama hidup di dunia sebagai hamba Allah swt.
maupun sebagai makhluk sosial. Ngonu lo brow… mosok ga paham se… payah deh.
Setelah selesai, saat Nabi Muhammad saw. menerima
kewajiban shalat 50 (limapuluh) kali sehari semalam. Akan tetapi sewaktu dalam
perjalanan kembali, di langit keenam, Nabi Musa as. menganjurkan kepada Nabi
Muhammad saw. agar meminta potongan kepada Allah swt. sebab ummat Nabi Muhammad
saw. tidak akan mampu melaksanakan shalat limapuluh kali sehari semalam. Atas
anjuran tersebut Nabi Muhammad saw. berulang kali kembali menghadap Allah swt. Bolak
balik sampai sembilan kali. Dan setiap kali menghadap, beliau mendapat potongan
sebanyak lima waktu, sehingga kewajiban shalat sehari semalam yang semula
limapuluh kali menjadi lima kali sehari semalam. Lalu Nabi Muhammad saw.
berpamitan kepada Allah swt. dengan mengucapkan:
"Wahai
Dzat yang membolak balikkan sekalian hati, tetapkanlah hatiku pada
agama-Mu"
Disini, tidak di sebutkan, Islam, Kristen atau budha
hindu, tidak….
Nabi hanya mengatakan agama.
Apa itu agama? Agama itu, artinya ageman, busana, pakaian,
lebih dalamnya, ya wujud/raga kita ini brow… artinya; silahkan kamu memakai dan
menggunakan busana apapun, sesuka hatimu, sesenang seleramu, tapi jangan sampai
lupa dengan Hidupmu, karena Hidupmu tidak butuh dan perlu akan semua dan
segalanya itu, ngga ngaruh brow… Sebab
Hidup itu bukan agama, bukan partai, bukan kebatinan, bukan golongan, bukan
perguruan, bukan kejawen, bukan suku. Bukan brow…. Bukan. Hidup itu Kunci.
Kunci itu Kumpul Nunggal Suci brow.... Suci itu bukan warna, bukan bentuk,
bukan status, bukan agama, bukan partai, bukan kebatinan, bukan golongan, bukan
perguruan, bukan kejawen, bukan suku. Bukan brow… Suci itu, tan kemomoran
dening opo wae. Artinya, Suci itu tak tercampuri oleh apapun dan tidak bisa
dicampuri oleh apapun.
Karena itu, Kunci tidak boleh di ubah dan di tambahi
atau di kurangi, Kunci itu Pass Smono. Mengubah atau menambahi dan mengurangi
Kunci. Berati mengubah serta mengurangi dan menambahi Hidup. Maka,,, Hidup itu
kuasa, bukti kuasanya Hidup, sehebat dan sekuat apapun seorang manusia super,
jika di tinggal oleh Hidupnya, pasti jadi bangkai/mayat. Jadi… ojo Dumeh yo…
Hikmah Dari Kesimpulan Tentang Isra’ dan.
Hikmah Dari Kesimpulan Tentang Mi’raj:
Yang terkandung dalam kisah ini, ialah bahwa sebelum
kita memulai pekerjaan untuk mencapai tujuan yang hendak kita capai, maka dada
kita harus kita operasi dan kita buang sarang syetannya dari hati kita,
angen-angen budi pakarti panca indera yang ngayab kesana sini atau sedulur
papat yang klayaban mikir istri di rumah sedang siap ngaplang-ngaplang nunggu
di tunggangi, mikir tetangga sebelah sedang hajatan, mikir besok harus memulai
pekerja’an dari mana, mikir besok ngeleg apa dan makan siapa, itu semua di
tarik dengan cara Lakon Kekadhangan. kita harus kadhangan, karena dengan
Kekadhangn kita akan mendapat saran dan kritik yang membangun dari yang lebih
senior dan sudah berpengalaman, dan didalam Lakon Kekadgangn, kita akan
mendapat nasihat dan bimbingan dari yang sudah ahli di bidang tersebut. Yaitu
kadhang sepuh atau sang pembimbing. Kemudian hasilnya di lungguhkan sampai
ketemu Rasa bijaksananya, Rasa imannnya, Rasa sabarnya, Rasa yakinnya dan
penye-rahan dirinya pada ketentuan dari Allah swt.
Apabila sedulur papat sudah manunggal dengan
pancernya, atau jika angan-angan budi pakarti dan panca inderanya telah menyatu
dengan Hidupnya. Berati mental kita jiwa dan raga telah siap untuk memulai
pekerjaan, maka semua tugas harus kita kerjakan dengan cepat, jangan sampai ada
yang kita tunda-tunda, (Laku Patrap Kunci) Ping Pitu, begitu kejepit, tanpa
susah dan payah, ya pasti langsung metu Sabda ne Brow…. Ngungkuli sulapan
hebate, kalau sulapan, ada exsen dulu, aba kadabra dan bla… bla… bla… pret, tapi
Sabda yang Metu Hasil Jepitan, spontanitas. Tanpa bra kadabra, tidak mustahil…
tanpa kerja meras keringat sekalipun, jika yang di ucapkan uang, maka
tergengganglah uang pada sa’at itu. Ini janji Allah lo… dan tidak ada ayat yang
menjelaskan bahwa janji Allah itu goroh. Tauuuuuuuuuuuuu…………!!! He he he . . .
Edan Tenan.
Berdasarkan keutamaan dan betapa pentingnya memahami
dan menghayati dengan mendalam Ilmu At-Tawhid atau ilmu mengenali Allah.
Rasulullah s.a.w Bersabda.
Ketika itu salah satu Sahabat bertanya;
Ilmu apa yang lebih afdhal ya Rasul?
Rasul menjawab;
ilmu pengenalan kepada Allah Azawajalla.
Sahabat bertanya lagi;
Apakah ilmu yang sedang angkau amalkan ya Rasul?
Rasul menjawab;
Ilmu pengenalan kepada Allah SWT.
Maksud Tanya jawab tadi;
Bahawasanya SEDIKIT amalan itu memberi manfaat jika
arahnya untuk pengenalan kepada Allah. Sebaliknya; Bahawasanya BANYAK amalan
itu tiada manfaat jika bukan untuk pengenalan kepada Allah SWT". Monggo
silahlan di renungkan sendiri, jangan di bayangkan ya, nanti bisa musmet jika
di bayangkan, karena benar itu nyata, Allah juga nyata, bukan katanya bukan
bayangnya nan jauhhhhhhhhhhhhhhh di ufuk mulai bercahaya, kala itu, hujan
rintik-rintik. Ku bertedu di bawah atapnya Pret… He he he . . . Edan Tenan.
Itulah Penjabaran dari Wejangan Serat Sangkan Paraning Dumadi. SALAM RAHAYU
HAYU MEMAYU HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian para Kadhang kinasihku yang
senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla Jalaluhu. SEMOGA POSTINGAN
SAYA KALI INI. Bermanfaat untuk Para Kadhang yang belum
mengetahui ini dan Bisa menggugah Rasa Hidup siapapun yang membacanya . Terima
Kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment