Syahwat, Hati, dan Otak:
Syahwat,
Hati, dan Otak
Syahwat
itu letaknya di Perut dan di bawah Perut. Sedangkan Otak letaknya di kepala,
dan Hati letaknya di antara Otak dan Syahwat.
Di
sinilah pentingnya peran hati, ia berada di tengah-tengah antara Otak dan
Syahwat, sehingga Hati berperan sebagai penyeimbang antara Otak dan Syahwat.
Dan Otak di simpen di atas itu biar bisa memimpin Syahwat yang sukanya
berproyeksi kemana-mana. Jadi, Otak berpikir bukan berdasarkan kehendak
syahwat, melainkan syahwat aktif berdasarkan kehendak dari sang Otak yang sudah
dibersihkan dalam ruku' dan sujud-sujud yang panjang.
Kenapa
perlu ruku' dan sujud? Ketahuilah bahwa sejatinya Imam utama itu adalah Hati,
yang diwakili oleh kinerja Qolbu dan Fuad. Dan Hati yang baik itu berimam
kepada Ruh dan Wahyu dari Allah SWT. Ketika kita Ruku' maka Syahwat, Hati, dan
Otak berada dalam posisi SEJAJAR, sehingga saat itulah terjadi proses BALANCING
di kehidupan kita. Dan ketika bersujud, maka Otak yang biasanya berada di atas
tengah "mentawadhukan" dirinya sepenuhnya kepada Allah untuk rela
berada di bawah menempel dengan bumi, sehingga Sang Syahwat (Perut, Kelamin,
dan Pantat) lah yang berada di atas ketika kita sedang bersujud, sedangkan Hati
sebagai pusat Thowaf tetap berada di tengah menjadi penengah yang bijak.
Itu
sebabnya kita tidak boleh meremehkan RUKU dan SUJUD ini. Bahkan Rasulullah saw
pernah bersabda, “Pencuri yang paling buruk adalah yg mencuri dalam
shalatnya.”Para sahabat bertanya apakah yg dimaksud dgn mencuri dalam shalat.
Dijawabnya, “Yaitu orang yang tdk menyempurnakan ruku dan sujud dalam
shalatnya.” (HR.adDarami–atTarghib)
Artinya
kita tidak boleh juga menjadi orang yang ANTI SYAHWAT dan mendewa-dewakan
logika. Termasuk juga tidaklah boleh kita mendewa-dewa kan Hati, semua ada
TAKARANNYA. Misalkan, mentang-mentang merasa dekat kepada Allah lalu kita pun
jadi tidak hobi lagi berhubungan sex dengan istri dan kita pun menjadi pecandu
puasa yang ekstrim. Mentang-mentang dekat kepada Allah maka kita pun menjadi
malas mencari ilmu dan dunia. Apapun itu, masih tetap iya, tapi iyanya dengan kendali
iman. Ingatlah, ada saatnya kita pakai logika dan ada saatnya kita menggunakan
syahwat, dan yang terpenting adalah : HATI tetap di tengah menjaga keseimbangan
hidup kita. Dengan demikian, jadikanlah hati sebagai pusat rasa kita ketika
kita beribadah kepada Allah SWT dan di saat kita menjalani hidup yang fana ini.
"Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi
dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan
otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka
itu seperti binatang ternak (yang hampir selalu berorientasi pada syahwat),
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(Q.S. 7 : 179). SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian para Kadhang kinasihku yang
senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla Jalaluhu. SEMOGA POSTINGAN
SAYA KALI INI. Bisa menggugah Rasa Hidupmu atau
siapapun yang membacanya . Terima Kasih.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment