ANTARA: Mempelajari Allah Ta’ala dengan pasti dan benar. Serta... Mempelajari Allah Ta’ala dengan sebatas katannya:
ANTARA:
Mempelajari
Allah Ta’ala dengan pasti dan benar. Serta...
Mempelajari
Allah Ta’ala dengan sebatas katannya:
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan.
BAGI
SAYA... Wong edan Bagu.
CINTA
KASIH SAYANG HYANG MAHA SUCI HIDUP (ALLAH TA’ALA)
Itu
melebihi segalanya, semuanya... karena itu, saya lebih memilih, Cintanya Allah,
Kasihnya Allah dan Sayangnya Allah dari apapun itu alasannya;
Sedulurrr...
Alangkah dekatnya Tuhanmu kepada dirimu.
Sedangkan
engkau tak mau mendekati-Nya.
Alangkah
cintanya Dia kepadamu, sedangkan engkau tak mau mencintai-Nya.
Alangkah
besarnya kasih sayang-Nya kepadamu, sedangkan engkau melupakan
kasih-sayang-Nya.
Sesungguhnya
Ia telah berkata dalam hadist qudsi:
"Aku
menuruti keyakinan (sangka) hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku selalu menyertainya
bila ia mengingat-Ku. Maka jika ia mengingat Daku dalam dirinya, Aku pun
mengingatnya didalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku ketika dia sedang
berada di tengah-tengah khalayak ramai, niscaya Kuingat dia di dalam kumpulan
orang yang lebih baik daripada mereka itu. Bila ia mendekat kepada-Ku
sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan bila ia mendekat kepada-Ku
sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku
dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari". (HR : Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dan
dalam hadist qudsi yang lain :
"Wahai
anak Adam! Berdirilah engkau untuk mendekati Aku niscaya Aku akan berjalan
mendekatimu, dan berjalanlah untuk mendekati-Ku niscaya Aku akan berlari
mendekatimu". (HR : Ahmad).
Rasulullah
Shallahu alaihi wassalam bersabda :
"Sesungguhnya
Allah Azza Wa Jalla membuka tangan-Nya pada waktu malam, supaya bertaubat orang
yang melakukan kesalahan pada siang hari, dan Ia membuka tangan-Nya pada waktu
siang supaya bertaubat orang yang melakukan kesalahan pada malam hari.
Begitulah hingga matahari terbit dari barat (kiamat)." (HR : Muslim).
Yang
demikian itu, bagi saya, sudah lebih dari cukup sebagai bukti, bahwa betapa
besarnya kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang melebihi kasih ibu kepada
anak tunggal yang disayanginya.. melebihi cinta seorang pacar dunia akherat
yang cantik lagi bohay
Subhanalloh...
Maka. Pelajarilah Allah mu, agar engkau mengenal dan memahaminya dengan Baik.
Pasti dan Benar. Tapi ingat....!!! Jangan Kaget ya Lurr... Karena.
Mempelajari
Allah Ta’ala dengan pasti dan benar, itu tidak semudah dan segampang dengan
cara, mempelajari Allah Ta’ala dengan sebatas katannya.
Kalau
mempelajari Allah Ta’alan hanya dengan sebatas katanya, itu gampang dan sangat
mudah. Tinggal lakukan saja, sholat berjama’ah di masjid atau musholah, lalau
beritau teman-teman kita, bahwa barusan saja Anda berjama’ah di masjid atau
musholah, rutin mengikuti majelis taklim atau pengajian-pengajian yang ada
arisannya. Dan bacalah kitab suci al-quran dengan suara lantang dan kerasnya
speaker, jika perlu di perlombakan diatas pentas, dengan begitu, Anda akan
memiliki banyak teman dan pendukung yang sehati, seiman dan seagama serta
seTuhan. Gampang dan Mudah bukan...?!
Kalau
mempelajari Allah Ta’alan hanya dengan sebatas katanya, itu gampang dan sangat
mudah.Tinggal lakukan saja, amal dan ibadah yang telah di beritaukan oleh bapak
KH. Ustadz dan syekh, lalu syiarkan melalui pengeras suara di masjid atau
musholah, kalau Anda, baru saja memberi beras kepada faqir miskin, kalau Anda
baru saja memberikan sedekah kapada anak yatim, atau menulis titel kiyai dan haji, di kemeja atau
jas Anda. Lalu, secara rutin berangkat jumatan, melewati rumah-umah teman-teman
Anda, jika pintu rumah tetangga Anda ada yang tertutup, mondar-mandirlah
berulang kali di depan rumahnya, hingga si pemilik rumah itu, melihat dan
mengetahui kalau Anda akan berangkat jumatan. Dengan begitu, Anda akan mendapat
banyak pujian dan sanjungan serta penghormatan dari seluruh warga sekampun dan
sekecamatan serta sekabupaten. Gampang dan Mudah bukan...?!
Tapi...
Mempelajari Allah Ta’ala dengan pasti dan benar. Tidak semudah dan segampang
itu. Karena,,, mau tidak mau, rela tidak rela, sadar tidak sadar, di Tuntut
untuk beriman/meyakini, bahkan baik buruk, salah atau benar, itu bersumber dari
satu Dzat, Hyang Maha Suci Hidup, yaitu (Allah Ta’ala) Semata. Karena Allah itu Esa.
Sedangkan
bagi yang mempelajari Allah Ta’ala dengan hanya sebatas katanya, mau tidak mau,
rela tidak rela, sadar tidak sadar, di Paksa untuk beriman/meyakini, bahkan
baik buruk, salah atau benar, itu, berasal dari dua Dzat Hyang Maha Kuasa,
yaitu... Allah sebagai sumber datangnya kebaikan dan Iblis/Setan sebagai sumber
datangnya keburukan.
Jadi,,,
sudah pasti akan, di benci, di hujat, di hina, di tentang, bahkan di katakan
kafir, oleh tetangga, teman, anak, istri/suami keluarga bahkan kedua orang tua
Anda. Karena menurut mereka yang mempelajari Allah Ta’ala dengan sebatas
katanya, itu sangat aneh dan tidak masuk
akal, jadi,,, salah kaprah menurutnya.
Walaupun
Mereka Sudah Membaca:
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu
dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al
Baqarah: 186) Atau “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS.
Qaaf : 16]. Atau“Dan
Kami lebih dekat dengannya daripada kamu” [QS. Al-Waqi’ah : 85]. Mereka tetap enggan
dan tidak mau menggali dan mempelajarinya dengan pasti dan benar. Tetap lebih
memilih yang tidak pasti dan katanya, tidak mau mencari sendiri, agar
mendapatkan bukti kebenarannya. Justru semakin asyik menikmati pujian dan
kehormatan yang semu itu, demi amannya ego dan lancarnya kepentingan.
Walau
mereka tau Artinya Rukun Iman yang ke’enam, mereka tetap tidak mau mengerti. Walau
mereka mengerti apa maknanya Innalillaahi wa inna illayhi roji’un, mereka tetap
tidak akan mau paham. Walau mereka paham Firman yang menjelaskan. Bahwa tidak
selembar daunpun yang jatuh ke bumi tanpa kehendak Allah, mereka tetap lebih
suka kesulitan untuk menerima Kebenaran dan Kepastian yang baru saja di dengarnya
itu, di lihatnya itu, di temuinya itu. Karena,,, mereka yang terbiasa dengan
ketidak pastian dan terlanjur menyukai katanya.
Kenapa
bisa begitu...?!
Inilah
Hukum alamnya, yang sudah terjadi sejak awal jaman, yang telah di alami oleh
semua leluhur-leluhur kita yang benar-benar telah mengenal Allah Ta’ala dengan
pasti dan benar.
Kenapa
bisa begitu...?!
Karena
hampir semuanya, sudah terdogma oleh katanya, terbiasa dengan yang tidak benar
dan tidak pasti, jadi,,, begitu, mendapat yang pasti, jadi shok, ketika
mengetahui yang benar, jadi bingung. Butuh
Proses untuk bisa menerimanya, perlu laku untuk dapat memahaminya.
Allah
Ta’alan firman: “Apakah kalian mengira
bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya
pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Kesabaran
merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang
muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam
firman-Nya : “…Allah mencintai
orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)
Siapakah
yang akan mendapatkan ujian terberat …
Dari
Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata;
“Wahai
Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;
“Para
Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai
dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin
berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan
kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia
berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan;
“Cobaan
yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk
meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”
Al
Munawi mengatakan pula;
“Barangsiapa yang menyangka bahwa apabila
seorang hamba ditimpa ujian yang berat, itu adalah suatu kehinaan; maka sungguh
akalnya telah hilang dan hatinya telah buta. Betapa banyak orang sholih (ulama
besar) yang mendapatkan berbagai ujian yang menyulitkan. Tidakkah kita melihat
mengenai kisah disembelihnya Nabi Allah Yahya bin Zakariya, terbunuhnya tiga
Khulafa’ur Rosyidin, terbunuhnya Al Husain, Ibnu Zubair dan Ibnu Jabir. Begitu
juga tidakkah kita perhatikan kisah Abu Hanifah yang dipenjara sehingga mati di
dalam buih, Imam Malik yang dibuat telanjang kemudian dicambuk dan tangannya
ditarik sehingga lepaslah bahunya, begitu juga kisah Imam Ahmad yang disiksa
hingga pingsan dan kulitnya disayat dalam keadaan hidup. … Dan masih banyak
kisah lainnya.” Silahkan Anda Menyimpulkannya sendiri, keputusan penuh, ada
pada diri Anda Sendiri. He he he . . . Edan Tenan. SALAM RAHAYU KANTI TEGUH
SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian
para Kadhang kinasihku yang senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla
Jalaluhu. SEMOGA POSTINGAN SAYA KALI INI. Bisa menggugah Rasa Hidupmu atau
siapapun yang membacanya . Terima Kasih.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment