Apa Itu Benar? Apa Itu Salah? Apa Itu Luput? Apa itu Dosa?
Apa
Itu Benar?
Apa
Itu Salah?
Apa
Itu Luput?
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan
Toili
Luwuk Sulteng Hari Jumat Tgl 19-06-2015
Ketiga
hal diatas, sangat tidak asing bagi siapapun, bahkan sangat hapal jipal, saking
apalnya, kita bisa mengucapkan dan mengatakannya dengan sangat mudah dan
guampang. ITU BENAR... INI SALAH... INI BENAR... ITU SALAH... Dimanapun dan kepada apapun yang dianggapnya
begitu. Walau masih katanya alias tidak tau dengan mata kepalanya sendiri. Bisa
dengan gagahnya berani mengatakan SALAH atau BENAR tersebut.
Saudara-Saudariku
Sekalian...
Kehidupan
di Dunia ini, adalah gudangnya kesalahan. Bahkan dalam sebuah istilah lakon, di
sebutkan, bahwa kehidupan adalah sebuah kesalahan. Karena kehidupan itu
gudangnya masalah kesalahan tersebut. Ya... menurut saya, istilah itu cukup
tepat, karena itu, kita hidup untuk
membenarkan kesalahan-kesalahan tersebut. Membenarkan dalam arti memperbaiki,
bisa juga berarti membenarkan yang salah itu.
Apa
yang membuat kehidupan itu, adalah gudangnya kesalahan, adalah banyaknya
pilihan yang menyertai kehidupan tersebut. Jadi,,, apa sebenarnya yang patut di
sebut salah, kehidupan yang menawarkan banyak pilihan atau manusia yang
memiliki otoritas untuk memilih, pilihan-pilihan tersebut? He he he . . . Edan
Tenan.
Apa
itu benar?
Dari
sudut pandang umum dan cara berpikir filsafat untuk mendefinisikan apa itu “Benar”
tidak akan habis dan amat sangat panjang, tidak ada ujung pangkalnya, karena
itulah, banyak diantara kita salin sikut dan tonjog rebutan benar itu, namun
tidak ada kepastiannya. Mulai dari “Apa itu Benar?”,”Dari mana Kebenaran
itu?”,” Kapan dikatakan Benar?”,” Siapa yang yang Benar?” Dan... bla...bla...bla...
Edan Tenan.
Banyak
sekali sudut pandang untuk mengartikan Benar, seperti misalnya dari sudut
pandang Agama, hukum, adat istiadat, dan banyak juga yang menentukan “benar”
dengan sudut pandang sak karepe dewek (semaunya sendiri). Namun pada Intinya.
Benar Menurut diluar sana. Adalah;
Perbuatan
dan Perlakuan yang sesuai dengan Al-Qitab dan Hadist. Karena,,, seperti yang kita semua tahu, ada keuntungan dunia akhirat, jika mengamalkan/menerapkan
Isi Al-Qitab dan Hadist ke Kehidupan kita sehari-hari. Jadi,,, jika didunia ini
melakukan hal yang sesuai Al-qitab dan Hadist dengan “BENAR” Maka sudah pasti akan tenang, aman, nyaman
dan bahagia, di akhirat juga, nantinya akan mendapat timbangan “BENAR”. Berbeda
ketika hukum berkata “BENAR” belum tentu kita dapat timbangan “BENAR” diakhirat
nanti. Itulah BENAR menurut diluar sana.
KALAU
PEMBENARAN...
Apa
itu Pembenaran?
Arti
dari pembenaran sesungguhnya adalah sesuatu yang “Tidak Benar”. Namun karena
tidak mau dianggap salah, maka dibenar-benarkan. Suatu pembenaran, sebenarnya
bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena ketidak-tahuan, maka apa
yang dilakukan dianggap benar.
Contoh;
Si
A mencuri, Nasi di warung Si B... Ini sudah jelas dan pasti serta nyata-nyata
suatu hal yang tidak benar. Karena,,, selain Si A telah merugikan Si B... Untuk
bisa mencuri nasi itu dari warung Si B... Si A... Merusak pintu atau jendela
warungnya Si B. Lalu karena tidak mau ketahuan, setelah mendapatkan nasi, Si A,
tidak menutup atau memperbaiki ulang, pintu atau jendela warung yang di
rusaknya tersebut, sehingga, memungkinkan, akan ada pencuri lain bisa masuk
mencuri dagangan lainnya, karena
kesempatan untuk itu ada, dan telah di sediakan oleh Si A. Tapi dengan
sebuah “PEMBENARAN”. Hal ini bisa di
“BENAR” kan.
Contoh:
Kalau
Si A tidak miskin, punya uang punya beras, Si A tidak akan kelaparan, artinya
tidak akan mencuri nasi di warung Si B... He he he . . . Edan Tenan.
Dalam
Bahasa Indahnya Mario Teguh atau kata-kata bijaknya si Abang Mario Teguh. (Jangan Menilai Seorang dari Perbuatannya.
Nilailah dari kenapa Seorang itu Perbuat).
Jadi,,,
jelas sekali kan. Apa yang disebut PEMBENARAN itu, adalah sesuatu hal yang “Tidak Benar”.
La
kalau Salah...
Sebenarnya...
Maha Suci Hidup, tidak menciptakan Salah. Tidak menciptakan Luput. Yang di
ciptakannya, adalah Benar dan Tidak Benar (dalam kata lain di sebut Dosa).
Benar itu... Yang sesuai dengan Kehendak dan FirmanNYA, Sedangkan Tidak Benar
itu, yang tidak sesuai dengan Kehendak dan FirmanNYA. Kalau Salah. Kalau Luput,,,
itu karya emas nya manusia sendiri.
Dimana
letak Perbeda’an antara Tidak Benar dan Salah atau Luput?
CONTOH:
Si
A... Berniyat Mau Mencuri di warungnya Si B. Sudah pasti si A ini. Akan merancang
dan mengarang perbuatan mencuri sebelum melakukan
pencurian di warungnya si B. Agar aksi mencurinya berhasil dan lolos. Rancangan
atau Karangan ini, di Ciptakannya dengan sedemikian rupa, tidak peduli seberapa
waktu si A merancan dan mengarang, maka selama itulah si A, akan mengalami
ketidak tenangan, ketidak nyamanan. Seluruh organ fitalnya akan tegang.
Darahnya seakan mendidih terbakar oleh Rancangan dan Karangan tersebut Niyat
Mencuri nya. ( inilah yang di sebut SALAH ).
Letak
salahnya dimana?
Letak
salahnya... Pertama; Si A sedang mengotori sekujur tubuh/badannya dengan
Rancangan yang Tidak Benar. Kedua; Si A sedang menodai hati/bathinnya dengan
Karangan yang Tidak Benar. Setelah Merancan dan Mengarang... Di Lanjutkan atau
tidak di lanjutkan niyat mencurinya. Si A tetap di sebut Salah. Karena sedang
memproses dirinya sendiri ke Mesin Pabrik Tidak Benar. (DOSA)
Lalu
setelah merancang dan mengarang Si A, beraksi melakukan Pencurian di warungnya
Si B. Akibat dari aksi pencurian dari si A ini. Si B mengalami kerusakan tempat
dan kerugian hak milik, juga mengalami ketidak tenangan jiwa serta ketidak
nyamanan raga. Di sadari atau tidak di
sadari... Si A juga, akan mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh si
B. ( inilah yang di sebut LUPUT ).
Letak
Luput nya dimana?
Letak
Luputnya... Pertama; Si A sudah mengotori sekujur tubuh/badannya dengan
Rancangan yang Tidak Benar. Kedua; Si A sudah menodai hati/bathinnya dengan
Karangan yang Tidak Benar. Ketiga nya; Si A sudah merugikan dan menyiksa orang
lain, yaitu Si B, dengan Rancangan dan Karangannya yang Tidak Benar tersebut. Berhasil
atau tidak berhasil aksi mencurinya. Si A tetap Terkena Luput, karena sudah
memproses dirinya sendiri dan orang lain ke Mesin Pabrik Tidak Benar. (DOSA)
Kalau
Tidak Benar alias Dosa itu, apa dan bagaimana?
Lanjut
punya Cerita contoh diatas;
Jika
aksi mencuri yang di lakukan oleh Saudara kita si A gagal. Maka si A akan di
adili dan di hakimi, dengan hukum modern maupun dengan hukum rimba, si B, juga
akan mendapatkan dampak dari hukuman yang di terima oleh si A, berupa trauma,
keran tidak menjaga miliknya dengan baik. Inilah yang disebut Salah Vs Luput.
Tapi
jika aksi mencuri yang di lakukan oleh saudara kita si A berhasil. Maka si A
akan menerima Pengadilan dan Penghakiman yang jauh lebih Dahsyat dari yang
sudah disebutkan diatas. Berupa ketakutan, ketegangan, ketidak nyamanan sikon,
seperti was, ragu. Sehingganya, dalam jangka panjang, si A tidak akan bisa
tenang. Bagaimana tidak, setiap kali si A bertemu dengan si B, si pemilik
barang yang di curinya, si A akan, gerogi, was, ragu bahkan takut.
Jangan-jangan si B tau, kalau sayalah yang telah mencuri barangnya, tapi
pura-pura tidak tau, lalu diam, padahal itu hanya untuk menjebaku, agar aku
mencuri lagi dan terjebak alias tertangkap pakai basah lagi, dan bla... bla...
bla...( inilah yang di sebut Tidak Benar atau Dosa )
KESIMPULANNYA;
Dengan
semua penjelasan diatas. BERARTI...
Apapun
yang di lakukan. Apapun yang di perbuat. Jika itu menimbulkan Rasa tidak
Tenteram, tidak nyaman, tidak aman, tidak enak. Sakit. Cidera. Kecewa. Malu.
Cemas. Takut. Ragu. Was-was. Itulah
Salah. Itulah Luput. Itulah Dosa. Sekalipun beramal memberikan uang dan makanan
kepada fakir miskin, jika itu membuat tidak tenteram, tidak enak, tidak nyaman. Itu adalah Salah. Luput. Dosa. Sebaliknya...
apapun yang tidak lakukan, apapun yang kita perbuat, jika menimbulkan Rasa
Tenteram, nyaman, aman, enak. Tidak Sakit. Tidak Cidera. Tidak Kecewa. Tidak Malu. Tidak Cemas. Tidak Takut. Tidak Ragu. Tidak Was-was. Itulah Benar.
Jika
kita Teliti dengan iman, membaca kejadiannya dan jeli dengan iman, mencerna
prosenya. Kalau Benar itu munculnya dari sebuah perbuatan yang tidak baik. Kita
bisa melihat dan tau, itu kebenaran macam apa. Kalau Benar itu timbul dari
perlakuan yang tidak layak. Kita akan mengerti dan paham kebenaran seperti apa
itu. Kalau kebenaran itu tumbuh dari sipat dan sikap yang baik dan layak.
Kitapun akan tau, akan paham dan mengerti BENAR itu, namun jika kita tidak
teleti dan tidak jeli, atau tidak bisa teleti dan jeli. Maka... tidak berbeda
dengan diluar sana. Alias sama saja... karena masih katanya. Jadi,,, tidak
perlu neko-neko. MAKA... RENUNGKAN dan PIKIRKANLAH ITU... SALAM
RAHAYU KANTI TEGUH
SLAMET BERKAH SELALU dari saya untukmu sekalian SAUDARA-SAUDARI SAYA
SEMUANYA TANPA TERKECUALI... SEMOGA POSTINGAN SAYA KALI
INI. Bisa Berguna dan Ada Manfaatnya . Terima Kasih.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
https://padepokanonlinekuncithepower.wordpress.com
Post a Comment