ANTARA PENGALAMAN MASA LALU DAN PENGALAMAN MASA KINI:

ANTARA PENGALAMAN MASA LALU DAN PENGALAMAN MASA KINI:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Toili Sulteng. Rabu Tgl 06 May 2015

Sedulur... Ada empat hal yang bisa menjadikan seseorang Mulus/Lancar tanpa hambatan yang rumit dan sukar untuk di lalui, di dalam Laku dan lakon apapun. Yaitu... Mengetahui Angan. Budi. Pakarti dan Panca Indera nya sendiri. Karena dengan mengetahui angan, budi, pakarti dan panca indera nya sendiri, kita bisa menguasainya. Jika kita bisa menguasai ke empat hal tersebut, apapun yang kita tuju dalam laku dan lakon, akan terlaksana dengan Ridha Maha Suci Hidup, sebab dengan menguasai empat hal itu, Ridha/Pangestu Maha Suci Hidup bersama kita.

Untuk Mengetahui angan, budi, pakarti dan panca indera, tidak ada jalan lain, selain dengan cara mengenal empat Malaikat Utusan Maha Suci Hidup, yang bertugas mendampingi kita, apapun yang terjadi hingga akhir hayat kita, yaitu,,, Jibril. Mika’il. Ijro’il dan Isrofil, yang lebih di kenal dengan sebutan jawanya. Sedulur Papat. Mutmainah. Aluamah. Sipiyah dan Amarah. Karena ke empat yang tersebut di atas, adalah sipat dari masing-masing Malaikat/Sedulur papat kita sendiri.   Pelajaran Kusus untuk hal ini, terdapat pada Laku Spiritual “Kunci The Power” Ilmu Kusus Pembangkit Sedulur Papat Kalimah Pancer, yang sedang saya syi’arkan mulai dari akhir tahun 2014 yang lalu hingga sekarang, kepada siapapun yang berminat. Maka,,, ketahuilah.

Sedulur... Laku itu, adalah  “NIYAT”  meraih suatu hal dengan menggunakan tangga Kasih Sayang. Sedangkan Proses itu, adalah  “IMAN”  belajar menaiki anak tangga satu demi satu dengan Cinta... Dan tujuan belajar itu, adalah, supaya kita bisa Tau. Paham dan Mengerti. Bukan yang lainnya. Dengan tau, paham dan mengerti, kita layak Hidup, sebab kita bukan bayi, yang bisa hidup tanpa harus tau, paham dan mengerti. Dan dengan bisa tau, paham dan mengerti itulah, kita akan sesuai dengan Firman Maha Suci Hidup. Yaitu sebagai manusia seutuhnya, seperti di kala Maha Suci Hidup Menciptakan kita, dengan Kuasa Kesempurna’annya.

Setiap Pembelajaran yang di tempuh, pasti ada tempa’an, tempa’an itu lebih kita kenal dengan sebutan. UJIAN. Itu hukum alam, itulah sebab akibat (karma)nya, yang tidak dapat di tolak dan di hindari oleh siapapun serta di ubah oleh apapun kecuali Maha Suci Hidup.   Dengan tempa’an inilah, kita di proses melalui semesta alam, dan ketahui,,, di dunia dan alam manapun, tidak ada sesuatu yang tanpa proses, kecuali di dunia atau alam Kesempurna’an Sejati. Sekali lagi,,, dengan tempa’an demi tempa’an itulah, kita berproses, menuju Kesempurna’an Sejati yang Dewasa dengan Kasih Sayang dan Cinta. Bukan dengan ke kanak-kanakan yang selalu asyik main kelereng hingga lupa jika hari sudah mulai petang.

Sedulur.... Ketahui dan Sadarilah.
Barang siapa Berniyat, maka mau tidak mau, di sadari atau tidak di sadari, akan di tempa. Barang siapa yang di tempa, maka mau tidak mau, di sadari atau tidak di sadari, akan di proses. Barang siapa yang di proses, maka mau tidak mau, di sadari atau tidak di sadari, akan Sukses. Karena tempa’an itu, karmanya Proses. Sedangkan Proses itu,  karmanya Sukses. Dan sukses itu, karmanya Iman. Maka berimanlah dengan Benar dan Tepat jika ingin Sukses.

PENGALAMAN MASA LALU;
Dengan ungkapan diatas, saya teringat Pengalaman Masa Lalu saya dan mengingat Pengalaman masa kini saya. Dulu,,,  sewaktu saya masih belajar pada para pembimbing saya, di setiap pembelajaran saya, tidak ada satupun yang tanpa tempa’an/ujian dari Sang Pembimbing/Guru. Dan dengan Tempa’an-Tempa’an/Ujian-Ujian dari Sang Guru itulah, saya selalu berhasil menyelesaikan  Proses demi Proses dalam setiap pembelajaran yang saya pelajari, dari Sang Guru.

Contoh;
Guru saya seorang Kiyai kondang/terkenal di suatu daerah, dan setiap waktu menyuguhi saya sajian-sajian kerokhaniyah, kususnya tentang minum arak itu haram, bermain berjudi haram, berjinah juga haram dll.

Pada suatu ketika, saya di suruh Ibu nyai istri kiyai Sang Guru saya itu, mengantar kan beberapa Kertas undangan acara hajatan khitan, Puteranya yang ke tiga, yang akan diadakan 13 hari lagi, ke beberapa Sahabatnya Ibu Nyai, tanpa sengaja, di sebuah rumah yang saya datangi untuk di beri undangan itu, Ada Kiyai, Guru saya sedang berada di rumah tersebut, saya memergoki guru saya itu, yang seorang kiyai kondang itu, sedang minum arak bersama Tuan rumah dan beberapa sahabatnya. Mengetahuinya... saya ketakutan, hawatir kalau-kalau karena memergokinya itu, Sang Guru merasa risih, lalu akan mengusir saya dll. Saya tidak berpikir tentang wejangan-wejangan yang di sajikan kepada saya di setiap waktunya, lalu membandingkan dengan apa yang sudah saya pergoki sa’at itu.

Belum lupa kejadian itu, takut di usirpun belum hilang, suatu ketika, setelah selesai hajatan, saya keluar untuk membeli buku dan pulpen, karena buku dan pulpen yang saya gunakan untuk menulis wejangan-wejangan Sang Guru, sudah habis. Di pertiga’an menuju toko yang akan saya datangi untuk membeli buku, ada sebuah kafe yang di sampingnya ada meja biliyar, yang hanya di tutupi dengan kain spanduk, jadi, nyaris terlihat semua kegiatan yang di lakukan di ruangan itu,  awalnya saya tidak tau kalau kafe itu ada biliyarnya, entah mengapa, tiba-tiba pada sa’at itu, mata saya tidak Cuma merilik kafe itu, tapi juga memperhatikan kerumunan sejumlah orang yang sedang rame-rame di kafe itu, sejak itu saya tau kalau kafe itu ada biliyarnya, dan banyak yang datang untuk bermai judi biliyar di kafe tersebut, dan lagi-lagi saya melihat Kiyai Sang Guru saya itu, ada di tempat itu, sedang asyik memainkan biliyar sambil sesekali bersenda gurua dengan wanita-wanita cantik yang ada bersama di ruang biliyar itu.

Segera saya menutup mata dan bergegas pergi ketika Sang Guru mengetahui saya sedang lewat dan melihatnya ada di tempat itu, keringat dingin keluar semua, Perasa’an takut semakin bertambah, saya kembali lagi, tidak jadi beli buku. Sesampainya di tempat, saya tengkurep sambil menangis takut, cemas, hawatir dan Bla... Bla... Bla...

Dengan Kikuk dan hawatir bahkan takut di usir, hari-hari saya jadi tidak nyaman. Karena itu saya merenung tanpa buku, membaca tanpa tulisan, karena ingat kalau saya sedang belajar, saya mencari pembelajarannya... Guru melarang... Tapi dia melakukannya. Ada apa ini? Kenapa ini? Bla... Bla... Bla...  Hingga akhirnya, saya menemukan mata pelajarannya, lalu saya pelajari tanpa prasangka neko-neko. Tentang  apa itu minum? Apa itu arak? Apa itu haram dan semua yang sudah saya dapatkan dari wejangan Sang Guru dan apa yang sudah saya saksikan secara langsung, saya Gabung dan saya pelajari dengan Niyat Iman.

Setelah saya mengetahui Syare’at dan Hakikatnya dari semua itu, saya tersenyum sambil berkata dalam hati... o.
Bersama’an dengan selesainya Pembelajaran yang sangat Luar biasa itu, Sang Guru memanggil saya, dan dengan Iman sayapun sowan di hapannya. Dan.... Setelah Sang Guru menceritakan di sertai dengan pengertian-pengertiannya atas apa yang sudah saya lihat tentangnnya. Senyum saya semakin lebar, dan kata hatipun jadi bertambah besar... O.
Ternyata Sang Guru sengaja malakukan hal-hal tersebut untuk menempa/menguji saya, supaya berproses agar sukses. Dan ahamdulillaah saya sukses menyelesaikan semua PR dan Pelajaran yang di berikan Guru kepada saya. Dengan stempel LULUS SENSOR...Hehe.:-)

Pangelaman ini, Selalu saya dapatkan tiap kali berganti Guru Pembimbing, Caranya Berbeda, namun tujuannya dan intinya sama. Yaitu menempa/menguji murid/santri, dan hal ini wajar terjadi di setiap perguruan. karena saya muridnya dan beliau Gurunya.

PENGALAMAN MASA KINI;
Pengalaman masa lalu itu, karena saya alami sendiri dan hasilnya nyata, bukan katanya, saya jadi hapal banget, lalu saya menerapkannya pada diri saya sendiri untuk anak-anak didik saya. Sistemnya saya robah, menggunakan cara saya sendiri, yang saya sesuaikan dengan Sikon jaman sekarang. Hasil yang saya harap, bisa seperti yang saya dan guru saya dapatkan dulu. Tapi ternyata... Lain ladang lain belalang-Lain dulu lain sekarang.

Tempa’an/Ujian yang saya berikan pada anak-anak didik saya, yang saya anggap sudah mampu, berhasil nihil, karena Tempa’an/Ujian itu, menjadi jalan sangka’an bobrox, kalap, bejat, gemblung bahkan sesat... dll. Hanya beberapa anak didik saja, yang bisa mengetahui kalau itu adalah tempa’an/ujian dari saya sebagai pembimbingnya. Yang lainnya NOL Besar. 15 % Lulus dan yang 85 % nya. Menyangka dan mengira serta beranggap bahwa saya bejat dan sesat serta tidak layak menjadi guru pembimbingnya. Padahal Tempa’an/Ujian yang saya Praktekan, tidak sefulgar Guru-guru Pembimbing saya dulu. Apa lagi kalau seperti yang di lakukan Guru saya dulu ya,,, maksudnya sistemnya tidak saya ubah, sefulgar guru saya lakukan dulu terhadap saya... Wow... Sungguh Pengalaman dua Dimensi masa yang sangat amat berharga dan luar biasa bagi saya. Terima Kasih TUHAN.

Dan Hasil dari Pengalaman itu, saya jadi Terenyuh jika mengulas kejadian tentang apa yang pernah di alami oleh Eyang Subur yang pernah gempar di berbagai media. Apa yang di alami oleh KH. AA Gym yang pernah heboh di seluruh media. Apa yang pernah dialami H. Rhoma Irama yang pernah gempar di dunia permusikan. Apa yang pernah dialami yth Almarhum KH. Gusdur tentang goyang ngebornya si Inul Daratista... Andai Para Santri/Murid/Fennya mengetahui apa di balik hal tersebut,,, He he he . . . Edan Tenan.

SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU  SAUDARA-SAUDARI  SAYA  SEMUANYA TANPA TERKECUALI... SEMOGA POSTINGAN SAYA  KALI  INI. BISA  DI AMBIL HIQMAHNYA . Terima Kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan

https://padepokanonlinekuncithepower.wordpress.com