MENDIDIK yang MENDADAK, bolehkah?
Sebelumnya
saya paparkan,,,, mohon maaf kepada para
sahabat juga saudara-saudariku kususnya anak-anak didik saya, jika kurang
berkenan terhadap tulisan ini. Tulisan ini dibuat khususnya untuk mengoreksi
diri saya sebagai Trainer pendidik, yang suka sekali menawarkan cara-cara
instant untuk sebuah peningkatan kinerja yang cemerlang. Kini, saya pun
menyadari, bahwa banyak sekali hal-hal yang instant (baca : mendadak) tetapi
tidak mendidik dalam kehidupan manusia...
Mendidik
itu bukan mendadak, walaupun hal-hal yang mendadak bisa menjadi sesuatu yang
mendidik bagi kita. Bahkan sebenarnya, dalam bahasa hukum semesta
"sebab-akibat" (KARMA). Maka tidak ada suatu kejadian yang terjadi
secara mendadak, artinya bahwa semua terjadi setelah berproses secara bertahap.
Hanya dikarenakan kita tidak menyadari pentahapan proses tersebut, maka kita
merasa bahwa peristiwa itu terjadi mendadak. Itu sebabnya, orang-orang yang
selalu dalam kesadaran penuh padaNya, mereka seperti memiliki intuisi yang
jernih terhadap berbagai peristiwa yang akan terjadi. Namun demikian, mereka
yang intuisinya sudah aktif, ia tidak akan menyebarkan berbagai info yang ia
pahami itu kepada khalayak ramai, sebab bisa menjadi sebuah fitnah yang
mengandung kesyirikan yang nyata.
Kini,
mari kita berfokus kepada pendidikan Orang Tua kepada anak-anaknya. Hal pertama
yang perlu diyakini sepenuhnya adalah bahwa anak-anak Anda bukanlah milik Anda,
mereka hanyalah amanah dari ALLAH agar Anda menjaga dan merawat mereka
sebagaimana yang dikehendakiNya, bukan sebagaimana yang dikehendaki oleh Anda.
Dan tentu saja semua kinerja Anda kelak akan dimintai pertanggungjawabannya
oleh Allah.
Artinya,
jika Anda SUKSES merawat, membesarkan, dan mendidik anak-anak Anda, maka tugas
Anda adalah MELAPORKAN kesuksesan Anda tersebut kepada ALLAH SWT kelak,
sehingga ALLAH membalas kinerja Anda dengan berlipatganda kebaikan. Namun
demikian, jika Anda merasa SUKSES mendidik anak, dan lalu Anda
"terlanjur" heboh melaporkan kesuksesan Anda kepada manusia lainnya
(dengan maksud menyombongkan diri), maka tidak perlu heran jika Allah tidak
jadi memberikan pahala yang berlimpah kepada Anda, yakni pahala atas kinerja
Anda yang telah apik melaksanakan amanah dariNya.
Tugas
kita sebagai Orang Tua adalah "menjaga amanah" ini, yakni menjaga
kefitrahan anak kita, dan bukanlah untuk menyombongkan amanah dariNya, dan
apalagi bukan untuk menjauhkan anak kita dari KETAUHIDAN, sehingga secara tidak
sadar kita telah menjerumuskan anak-anak kita ke dalam perbuatan syirik yag
ilmiah dengan dalih untuk meningkatkan kecerdasan sang anak.
Mari
kita berhati-hati sebagai orang Tua/Guru, jangan hanya dikarenakan anak/murd
kita ingin dianggap jenius oleh orang lain, maka kita ikutsertakan anak kita
pada berbagai kegiatan yang kita tidak memahami isi/karakter kegiatan tersebut,
apakah itu kegiatan pelatihan ataukah lainnya, sehingga dengan perantara
pelatihan itu, maka anak kita memiliki kemampuan yang "abnormal",
bahkan bisa meramal kejadian-kejadian yang akan datang. Padahal, ALLAH Swt
sangat tidak suka jika takdirNya didahului oleh makhlukNya. sebab itu semua
sudah termasuk perbuatan Syirik. Alias ikut campur urusan Tuhan.
Saudara-saudariku
sekalian yang dimulyakan oleh Allah SWT....
Mari
hari ini kita tidak mudah tergiur oleh berbagai pelatihan yang menawarkan
berbagai keajaiban kepada anak kita. Sebuah pelatihan khusus anak yang bisa
membuat anak itu memiliki kemampuan-kemampuan dahsyat, bahkan jika terus diasah
kemampuannya, anak itu bisa memiliki kemampuan MERAMAL.
Dan,
janganlah kita terjebak dengan istilah "Ini ilmiah kok". Sebab
ketahuiliah bahwa jin dan para kerabatnya pun bisa jadi lebih ilmiah
dibandingkan kita sebagai manusia. Mari kita lebih berfokus mendidik anak kita
dengan penuh kesabaran dan kesyukuran. Mari kita belajar menikmati proses dan
menikmati hasilnya. Janganlah kita menjadi Orang Tua "Mendadak",
yakni orang tua yang ingin anaknya HEBAT, tapi kita tidak turut berproses dalam
kehebatan anak kita. Jangan sekedar serahkan anak kita kepada sebuah program
yang kita sendiri masih sangat meragukannya, terlebih lagi jika kita dilarang
mengikuti berbagai kegiatan/proses di dalamnya. Jangan sampai kita termasuk
orang Tua yang KAGETAN, yakni orang tua yang merasa kaget kok tiba-tiba saja
anaknya menjadi HEBAT tapi ia tidak paham KENAPA anaknya menjadi HEBAT.
Padahal, semua proses itu akan DITANYAI oleh ALLAH SWT.
HAE...
WONG EDAN BAGU...
Mendidik
itu bukan mendadak, tau...
Tak
usahlah cepat-cepat. Bila anak atau murid tak ta’at
Tak
usahlah marah berat.
Kalau
berniat memijat refleksi telinganya.
tak
usahlah sambil ditarik dan diteriaki.
Cukup
pijat urat-urat syaraf kepeduliannya..
Sepenuh
hati, dan bukan sesuka hati.
Sebab
telinga memang salah satu pusat refleksinya.
Mendidik
itu bukan Mendadak... WEB.
Mendidik
itu proses bukan hasil.
Mendidik
itu tawakkal bukan ta'kawal.
Mendidik
itu sholat bukan sulit.
Masak
kamu lupa,,, dulu juga kamu kan pernah dididik.
Proses
itu bertahapHasil itu sekejap.
Tawakkal
itu berserah pada pengaturanNya.
Ta'
kawal itu resah dan turut mengatur-Nya.
Sholat
itu lambang khusyu dan tenang.
Sulit
itu karena tak pernah sholat dengan tenang...
He
he he . . . Edan Tenan.
Iyo
bener jebule.... Sepurane yo... Pangapurae ya.
Ttd:
Wong
Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan
Orang
Tua Biasa hanya ingin Memiliki Anak yang Sholeh dan Hebat, Sedangkan Orang Tua
yang Hebat ingin terlibat aktif dalam proses kesholehan dan kehebatan
anak-anak/murid-muridnya.
Yupzzz...
Orang biasa ahli menikmati Hasil, sedangkan orang Luar biasa berhasil menikmati
Proses.
SALAM
RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU SAUDARA-SAUDARIKU SEMUANYA TANPA
TERKECUALI... SEMOGA POSTINGAN SAYA INI. BISA LEBIH MENGENOG ke RASA dan
BERMANFAAT BAGI siapapun yang
Membacanya... HE HE HE . . . EDAN TENAN.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera
Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment