DAHSYATNYA SYUKUR:


Wahai saudara-saudariku, dalam perjalanan hidup kita sampai detik ini, mungkin kita pernah merasakan akan adanya nilai atau harga dari sesuatu hal saat sesuatu itu sudah tidak ada. Saat sesuatu itu masih ada, seringkali kita menganggapnya biasa atau bahkan menyia-nyiakannya. Dan saat sesuatu itu sudah tidak ada atau hilang dari diri kita, baru kita bisa merasakan akan adanya nilai atau harga dari sesuatu itu bagi diri kita.

Nikmat sehat misalnya, saat kita masih memiliki tubuh yang sehat mungkin kita menganggap kesehatan itu sebagai nikmat yang biasa dan kadang tidak menghargainya. Namun berbeda saat nikmat sehat itu mulai berkurang dari diri kita atau saat kita ditimpa suatu penyakit, kita baru menyadari betapa besarnya nikmat sehat itu bagi kita.

Di dalam Islam, Allah mengajarkan agar kita senantiasa mensyukuri setiap nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Secara tersirat, ajaran tetep idep madep mantep diadakan agar kita senantiasa sadar dan menyadari. Secara tersurat di dalam Q.S Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah juga) tatkala Rabb-mu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur,pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”.

Seorang mukmin bisa bersikap ajaib seperti itu karena dia tidak menjadikan dunia ini sebagai tolak ukur utama sebuah kesuksesan dan kebahagiaan. Saat mereka ditimpa suatu musibah mereka bisa bersikap sabar karena memang dia bisa memahami bahwa itu adalah proses yang datang dari Allah dan hal itu tidak hanya menimpa dirinya seorang. Selain itu mereka tahu bahwa Allah tidak akan memberikan proses kepada hamba-Nya melebihi batas kemampuannya. Sebagaimana firmanNYA  di dalam Q.S al-Baqarah ayat 286: “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” Dan memang segala bentuk kesusahan dan kegundahan yang menimpa umat manusia di dunia ini mempunyai batas akhir, sebagaimana dunia ini.

Dan saat seorang mukmin mendapat suatu nikmat dan karunia dari Allah SWT mereka akan senantiasa mensyukuri nikmat itu. Mereka paham bahwa nikmat itu tidak akan mengekalkannya dan Allah bisa saja mencabut nikmat itu kapan saja. Jadi seorang mukmin akan benar-benar mempergunakan nikmat dan karunia yang Allah berikan itu dengan sebaik-baiknya. Karena hal itulah yang justru akan membuatnya memperoleh kedamaian hati, yaitu saat mereka bisa bersyukur atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya.

Ada satu kaidah yang harus kita pahami bersama dalam hidup ini. Dalam hal ilmu dan keimanan kita harus memandang ke atas (orang yang lebih dari kita), agar kita senantiasa menjadi kekasih Allah yang tawadhu’ (rendah hati) dan senantiasa memperbaiki diri. Namun dalam hal keduniawian, kita harus memandang ke bawah (orang yang tidak seberuntung kita), agar kita senantiasa menjadi kekasih Allah yang bersyukur, dan tidak lalai kepada asal muasal nikmat itu berasal.

Jadi wahai saudara-saudariku, jadilah kita menjadi kekasih Allah yang senantiasa bersyukur. Jangan menjadi hamba Allah yang selalu merunduk hingga ta dapat melihat apapun yang terjadi atas kehendakNYA. Karena hidup kita akan menjadi tenang saat kita bisa mensyukuri segala bentuk nikmat dan karunia-Nya. Dan hal itulah yang memang harus kita lakukan, yaitu bersyukur kepada Allah SWT. Jadi, marilah kita rasakan kekuatan dahsyat dari bersyukur... PERCAYALAH.
SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU SAUDARA-SAUDARIKU SEMUANYA TANPA TERKECUALI... SEMOGA POSTINGAN SAYA INI. BISA LEBIH MENGENOG ke RASA dan BERMANFAAT  BAGI siapapun yang Membacanya... HE HE HE . . . EDAN TENAN.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com