SUGENG RAWUH SELAMAT DATANG MASALAH:
SUGENG RAWUH SELAMAT DATANG MASALAH:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Brebes Selasa tgl
23 Des 2014
Masalah memang bisa menghentikan kita, tapi ketahuilah...
itu hanya untuk sementara waktu saja…
Karena,,, hanya kita lah satu-satunya orang yang bisa
menghentikannya secara permanen…
SELAMAT DATANG MASALAH:... Apakah anda takut berhadapan
dengan masalah?
Kebanyakan orang tidak menyukai masalah dan melakukan apa
saja untuk menghindarinya. Kalau kita mengerti apa itu masalah, maka sebenarnya
tidak perlu kita terlalu khawatir. Justru itu menunjukkan bahwa kita memiliki
tujuan, memiliki arah yang kita inginkan.
Setiap kita membuat keputusan, dan merancang apa-apa yang
akan kita lakukan untuk mencapai tujuan, maka sejak saat itu siap-siaplah untuk
selalu menghadapi masalah. Itu normal. Itu wajar. Karena memang begitulah hukum
alamnya. Pekerjaan kita selanjutnya memang adalah menghadapi dan menyelesaikan
masalah. Terus saja kita berjalan. Jika tiba-tiba terjadi apa yang tidak
diinginkan, atau hasil pekerjaaan atau proyek kita ternyata jauh berbeda dari
apa yang sudah direncanakan, tentu tidak perlu kita mengeluh. Segera saja kita
kembali ke jalan yang seharusnya. Koreksi sedikit, dan kembali melanjutkan
perjalanan.
Dalam menghadapi masalah, manusia terbagi tiga. Ada
sekelompok orang yang hidupnya mengeluh saja terhadap masalah. Awalnya hanya
masalah kecil, namun karena terus dipelototin dan terus aja dibolak-balik, maka
tampaklah masalah itu jadi amat besar dan kian menakutkan.
Lalu ada sekelompok orang lagi yang ia bisa menerima
masalah itu sebagai sebuah “takdir” lalu kemudian ia fokus pada solusi. Mata
dan pikirannya tidak lagi terus melihat saja kepada masalah itu, tapi bertanya
dan mencari tahu, bagaimana cara mengatasinya. Pikirannya ia fokuskan pada
penyelesaian. Dan ajaib sekali otak manusia, biasanya dengan mudah orang ini
bisa menyelesaikannya.
Sedangkan kelompok yang ketiga adalah manusia-manusia
yang tidak hanya bersabar dan tawakkal menerima masalah itu, melainkan ia tetap
mensyukurinya sebagai anugerah Allah yang ia maknai sebagai “ujian
ketrampilan”, ujian keimanan, ujian kesabaran, ujian kesempurnaan perjalanan
ruhaninya, ujian terhadap kemanusiaannya. Sehingga dengan demikian, apabila ia
berhasil melampauinya, maka naik kelas lah ia, naiklah maqam nya makin dekat
kepada Tuhan, dan makin hebat ketrampilannya, makin sempurna kemanusiaannya.
Mereka-mereka ini tidak melihat masalah sebagai hal yang
negatif, melainkan melihatnya sebagai jalan dan metoda meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keahlian dan keimanannya, sehingga naiklah derajatnya baik di mata
manusia, maupun di hadapan Allah SWT. Ia menganggapnya sebagai peluang
meningkatkan derajat kesempurnaannya. Alhasil, jadilah ia makin sempurna, makin
hebat pula keahliannya, dan makin tinggi pula ilmunya.
Pada zaman nabi Syu’ayb, ada seseorang yang mendatangi
beliau. Dia berkata kepada Nabi Syu’ayb, “Wahai Nabi Allah, saya ini adalah
orang yang paling disukai Allah.”
“Apa buktinya?” Nabi Syu’ayb bertanya.
“Saya adalah orang yang tidak pernah diberi cobaan oleh
Allah”.
Nabi Syu’ayb berkata, “Justru engkau orang yang paling
jauh dari Allah. Sebab orang yang tidak pernah diberi cobaan, berarti Allah
tidak ingin mengujinya.”
Jadi gimana?
Apakah anda setuju kalau kita bersikap, “welcome the
problem?”
SELAMAT DATANG MASALAH...?
He he he . . . Edan Tenan. Semuga Postingan ini
bermanfa’at baik untuk siapapun yang membacanya. Kususnya anak-anak didik saya.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu dari saya untukmu Sekalian yang senantiasa
di Ridhoi Azza wa Jalla. Jalla Jalaluhu.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Brebes Selasa tgl
23 Des 2014
Post a Comment