SETELAH SAYA RENUNGKAN... Ternyata. SEMAKIN PINTAR - SEMAKIN CERDAS. SEMAKIN PANAS:
SETELAH SAYA RENUNGKAN... Ternyata.
SEMAKIN PINTAR - SEMAKIN CERDAS. SEMAKIN PANAS:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Brebes Rabu tgl 24
Des 2014
“Kalau Einstein lagi berpikir keras
maka ia pun terserang demam…….!”
Itulah sipat dan sikap manusia biasa, karenanya, jangan
menjadi manusia biasa, jadilah manusia luar biasa. Sebab Tuhan menciptakan kita
bukan sebagai manusia biasa, melainkan luar biasa. Bahan yang di jadikan untuk
pencipta’an kita saja, tidak ada satupun yang sepele, semuanya pilihan dan luar
biasa. Jadi,,, tidaklah pantas jika kita merasa atau beranggap sebagai manusia
biasa.
Sensasi ini selalu ditiup- kobarkan oleh beberapa berita
surat kabar, tatkala ahli bahasa, fikir, Fisika, Matematika ini mulai ramai
diperbincangkan banyak orang. Namun bagi para Para laku spiritual fisiolog dan
psikolog, hal itu tidak begitu mengejutkan.
Banyak para pemikir yang tekun, cepat menjadi panas dalam
pekerjaannya. Siswa-siswa yang cerdaspun, badannya lekas panas, ketika
perhatian telah tertumpu sepenuhnya pada suatu persoalan baru yang menarik
hatinya. Makin pintar, makin panas. Makin Bodoh, makin dingin………!
Itulah pengalaman yang saya dapatkan akhir-akhir ini.
Timbul pertanyaan, apa yang akan kita lakukan seandainya
ternyata badan tak mau panas dengan sendirinya, sewaktu menghadapi suatu
pekerjaan/persoalan?
Perlukah digosok-gosok terlebih dahulu seluruh permukaan
badan supaya panas ?
Ataukah pasrah begitu saja menerima kenyataan pahit bahwa
memang kita ini bodoh seumur hidup dan dingin?
Berbagai jawaban dilontarkan Para guru pembimbing. Tapi
jawaban-jawaban tersebut sarat dengan berbagai kekecualian. Ada memang orang
yang idiot, otaknya beku dan dingin. Tapi, disamping itu juga banyak orang yang
hanya “merasa” lalu percaya saja bahwa mereka tidak akan bisa lagi panas,
padahal belum pernah mencobanya, apa lagi melakukannya.
Wong Edan Bagu. Optimis dalam bukunya yang berjudul “ THE
POWER KUNCI ILMU PEMBANGKIT SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER” (Bagaimana melipatgandakan kesanggupan anda)
menawarkan satu alternatif, yaitu “Warming Up”. Tujuan utama pemanasan ini
ialah menajamkan perhatian (RASA). Ini berarti, membuang segala Karma dan
Pikiran yang dapat mengganggu, yang mungkin timbul dari aktivitas sebelumnya.
Saat itu terjadilah “penyetelan” Rasa
dan Perasa’an. Pikiran diarahkan lebih tajam dan perhatian lebih terpusat. Mata
mulai diarahkan, letak sipat dan sikap kaki, lengan, tangan dan jari-jaripun
diatur. Pikiran tertuju dan menuju pada laku/pekerjaan yang baru. Segala “ide
mendadak” ditunda terlebih dahulu, karena itu akan membuyarkan konsentrasi.
Tahan diri untuk tidak melakukan “hal-hal kecil”, seperti mencari-cari buku
referensi, penggaris, dan sebagainya. Kan bisa disiapkan sebelumnya? Pendek
kata, bersikaplah bagai prajurit yang tengah bertarung di medan pertempuran.
Tiada alasan untuk permisi sebentar menjemput bedil yang tertinggal dimarkas,
sementara bayonet telah mengancam didepan hidung.
Persoalan yang tampaknya sederhana ini ternyata juga
menarik perhatian pribadi saya, sebagai Pelaku Spiritual yang sedang membimbing
tidak sedikit anak didik... Bukan luar biasa bila kemudian saya mencurahkan
segala perhatian saya terhadap persoalan ini selama tiga tahun sebelumnya.
Dan,,, sebagai hasilnya, inilah saran saya: Bila anda
pada dasarnya sukar dan lambat menyesuaikan diri (kurang adaptif) dengan suatu
tugas tertentu, maka usahakan mengasyiki pekerjaan tersebut agar anda cepat
menjadi panas. Begitu pula, sebelum anda memulai pekerjaan, sebaiknya
istirahatkan dulu otak barang sebentar, daripada nanti harus menunda pekerjaan
akibat letih. Kelelahan bakal menyita segenap perhatian dan konsentrasi anda.
Kemudian bila anda bekerja kurang bersemangat, tak ada kemauan, tahanlah diri
untuk terus bekerja . Jangan beri kesempatan untuk “mengiyakan” perasaan malas
tersebut. Dengan bekerja terus berarti anda menambah kapasitas diri sendiri.
Dan, yang lebih penting, pekerjaan anda semakin lancar. Ini Bisa di Buktikan
dengan: “THE POWER KUNCI ILMU PEMBANGKIT SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER”
Hasil dari penelitian saya pribadi, dari ilmu-ilmu para
orang jenius di masing-masing ungkapannya dalam bukunya yang pernah saya
pelajari. Badan yang panas tentu
disebabkan pembakaran tubuh yang sedemikian cepat, sehingga arus syaraf pun
dipercepat. Pada suhu biasa kecepatan itu kira-kira 135 meter per detik. Tapi
jika badan didinginkan, sedemikian rupa hingga syaraf boleh dibilang tidak
bekerja sama sekali, lalu diukur kecepatannya dengan memanaskannya
berangsur-angsur, setiap kenaikan 10 derajat Celcius arus itu menjadi dua kali
lebih cepat. Dengan kata lain, kenaikan temperatur satu derajat, arus syaraf
akan dipercepat 10%.
Kenyataan ini sangat penting artinya. Terutama menyangkut
kegiatan yang serba rumit, berpikir-keras, misalnya. Si pemikir boleh dibilang
harus menempuh ribuan meter urat syaraf sebelum mencapai inti pemecahan
persoalannya. Tata syaraf pusat mengandung berbiliun-biliun sel. Semuanya
mempunyai cabang-cabang yang panjang nya mencapai beberapa meter, disamping
berbiliun-biliun sel lainnya yang mempunyai cabang lebih pendek.
Untuk memecahkan masalah yang mudah semisal membagi angka
5.677 dengan 13, misalnya, diperlukan kiriman arus sepanjang beberapa ribu
meter serabut syaraf. Orang tua yang tangkas, terbiasa dan berpengalaman, membutuhkan
waktu lebih sedikit ketimbang yang kurang cerdas. Percobaan yang telah
dilakukan di Jerman makin membuktikan hal ini. Bahkan dalam rapat perhimpunan
Elektrokimia, O.H. Caldwell mengucapkan kata-kata, “Di kemudian hari kelak,
pemanasan elektrik dari otak manusia akan menjadikan kita malaikat-malaikat!”
Namun, tampaknya ini masih angan yang terlalu muluk.
Sayang sekali, kita kurang banyak yang menyadari kekuatan
yang ada dalam diri kita sendiri. Yang kita kenal baru sedikit dari realitas
yang sebenarnya. Sebetulnya patut kita berbangga dan bersyukur kepada Allah SWT
atas kemampuan yang ia anugerahkan pada diri kita. Otak kita kini ternyata
mampu menampung informasi 2,5 juta kali lebih banyak dari komputer terbesar
didunia sekalipun.
Ada sedikit lagi pertanyaan lain. Apa sebenarnya
perbedaan kita dengan tokoh-tokoh jenius seumpama Einstein dan kawan-kawannya
itu?
Dr. Rudolph Wagner, membuktikan bahwa otak kita hampir
semuanya sama. Jadi sesungguhnya tak ada perbedaan teknis antara otak Anda dan
otak Albert Einstein. Yang memang kurang kita miliki adalah keinginan belajar
dan berfikir yang menyala-nyala, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang
jenius itu. Dan lagi pula sebetulnya kreativitas itu bukanlah hanya milik
segelintir pribadi-pribadi seperti Mozart, Rembrandt, Newton, dan Einstein
saja. Kita semua juga memilikinya. Sayangnya kita tak mengaktifkannya.
“PERCAYALAH”.... Dengan “THE POWER KUNCI
ILMU PEMBANGKIT SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER” Anda bisa... saya akan ajarkan
secara langsung tanpa syarat yang berat dan mustahil bagi Anda. Bagaimana
menurut Anda..?!
Semuga Postingan ini bermanfa’at baik untuk siapapun yang
membacanya. Kususnya anak-anak didik saya. Salam Rahayu kanti Teguh Slamet
Berkah Selalu dari saya untukmu Sekalian yang senantiasa di Ridhoi Azza wa
Jalla. Jalla Jalaluhu.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Brebes Rabu tgl 24
Des 2014
Post a Comment