SEDULUR... JANGAN PERNAH MERASA MATANG:
SEDULUR... JANGAN PERNAH MERASA MATANG:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Brebes Selasa tgl
23 Des 2014
“Selalulah merasa hijau. Jangan pernah merasa matang.
Sebab jika sudah merasa matang, yang tinggal hanya
busuknya ”
He he he . . . Edan Tenan.
Ini juga masih sekitar masalah sipat dan sikap. Sipat
untuk mau berubah, sikap untuk mau berkembang. Dalam menghadapi berbagai
keadaan, umumnya kita cenderung berharap, orang lainlah yang berubah,
lingkunganlah yang berubah, situasilah yang berubah. Saya tidak!
Kalau skripsi nggak beres-beres kita berharap dosen mau
“baik hati”. Jika bisnis mulai bangkrut, yang salah selalu karyawan, saingan
bahkan juga produk. Kalau banyak kader nggak bergerak, kita mulai “meragukan”
komitmen mereka. Pokoknya “mereka” lah yang perlu berubah! Mereka perlu
menyesuaikan diri dengan “pikiran atau kehendak kita”.
Mengapa bisnis yang kita lakukan selalu harus berakhir
dengan kegagalan?
Mengapa puluhan lamaran kerja saya selalu tak memperoleh
jawaban?
Mengapa Istri saya
belum juga mau berhenti mengkritik saya?
Mengapa suami saya masih saja pulang terlalu malam?
Mengapa? Mengapa? Dan Mengapa? Apa yang salah?
Apa rahasianya bisa mengubah orang lain?
Berbagai buku kita pelajari. Berbagai diskusi dilakukan,
untuk mencari tahu resep mujarab: Bagaimana Caranya Mengubah Orang Lain!!!
Seorang suami ingin sekali mengubah istrinya menjadi
seperti yang ia impikan. Sebaliknya seorang istri pun mati-matian berusaha mengubah
suaminya menjadi “sang suami idaman” . Seorang pedagang sering ragu memulai
bisnisnya, lalu bersikap menunggu sampai situasinya berubah seperti yang ia
inginkan. Dan umumnya kita pun banyak bersikap menunggu tak mau melakukan
apa-apa. Hanya karena sebuah kata bijak yang berbunyi “ Semua akan indah pada
waktunya” Sampai akhirnya “keputusan”
itu datang. Begitulah kita. Semua kita ingin lingkunganlah yang berubah.
Dunialah yang berubah. Orang lainlah yang berubah.
Akan tetapi,,, sekalipun sudah begitu banyak upaya yang
kita lakukan untuk mengubah seseorang dan situasi, telah berhamburan program
dan biaya diluncurkan, mengapa tak juga berhasil apa yang kita lakukan?
Mari sejenak kita berhenti menginginkan orang lain
berubah. Bukalah pintu hati-bersih kita, dan mari belajar lebih banyak dari
Rasulullah yang telah amat sukses berkat bimbingan Allah. Amati lebih teliti
bagaimana beliau “mengubah manusia” dan bahkan mengubah dunia. Beliau mempraktekkan
langsung sikap “Ibda’ binafsik” …Mulailah dari dirimu! Mulailah dari cara
berpikirmu. Mulailah dari cara kerjamu. Mulailah dari Sipat dan sikapmu!
Kita dulu yang harus berubah. Bukan orang lain. Bukan
situasi. Bukan lingkungan. Selama ini kita cenderung menginginkan orang lain
lah yang berubah. Inginnya rumah kita yang berubah. Inginnya teman-teman kita
yang berubah. Inginnya struktur organisasi berubah. Inginnya situasi berubah.
Inginnya semuanya …. selain diri kita.
Selama cara berpikir kita tidak pernah kita ubah, cara
kerja kita tidak kita ubah, cara kita memimpin tidak kita ubah, cara kita
mengkader tidak kita ubah, cara kita membangun tim-kerja tidak kita ubah, maka
sampai bertahun-tahun ke depan pun, tidak perlu heran ketika hasilnya pasti
tetap sama. Sekalipun kita lakukan berulang-ulang, bertahun-tahun…… Pertumbuhan
nol atau bisa jadi bahkan negatif.
Perubahan hanya akan terjadi lewat proses belajar. Sipat
dan sikap untuk selalu mau belajar adalah satu-satunya esimpulan penting agar
seseorang mencapai puncak keberhasilan. Dalam keadaan bagaimana pun seseorang
memulai tangga kehidupannya, di level apapun latar belakang pendidikannya,
setiap orang yang mau belajar dan mau berkembang …. maka sesungguhnya ia sedang
menaiki tangga keberhasilannya sendiri.
Sikap untuk selalu mau belajar, mau diajar, mau
berkembang sering disebut sikap teacheable, dengan siapapun orangnya, apapun
latar belakangnya. Mereka yang paling teacheable, maka mereka-lah yang paling
cepat menaiki tangga kesuksesannya, di bidang apapun.
Sebuah organisasi akan tak terbatas pertumbuhannya jika
sipat dan sikap “teacheable” ini mendarah daging menjadi kebiasaan (budaya)
organisasi tersebut. Tak ada istilah berhenti belajar. Fokus seluruh sistem
adalah “pembelajaran”. Besar atau kecilnya suatu organisasi akan lebih banyak
ditentukan oleh seberapa banyak orang-orang teacheable di dalam organisasi
tersebut.
Semakin banyak anggota yang teacheable dalam organisasi,
maka akan lahir banyak kader. Jika banyak kader yang terus belajar dan mengasah
kemampuan memimpin mereka, maka akan lahir banyak leader (pemimpin). Tak heran
jika kemudian organisasi itu akan mengalami pertumbuhan dahsyat tak terbatas
secara amat luar biasa. Sebabnya satu, sikap mau belajar tanpa pernah merasa
matang, di level apa pun jabatan dan tingkatannya,
Kita sendiri melihat bagaimana sikap ini tumbuh demikian
pesat di kalangan para sahabat Rasul. Mereka melakukannya dengan cara
menduplikasi (mengamati) Rasul bukan meniru Rasul. Mereka belajar dari beliau
tanpa berhenti. Diantara para sahabat saling belajar dan mengajar. Mereka
mengamalkan amanat Rasul, “Sesungguhnya Belajar itu wajib hukumnya baik bagi
laki-laki maupun perempuan” . Apa yang terjadi kemudian? Organisasi yang beliau
pimpin, dalam waktu yang amat spektakuler mampu mengubah dunia!
Belajar memang tidak mudah. Bahkan untuk selalu konsisten
memiliki sikap belajar, memang luar biasa sulit. Kita harus mau mengantongi ego
kita. Baru kita akan punya sikap belajar yang luar biasa. Belajar dari orang
diatas kita, itu sih biasa-biasa saja. Namun maukah kita belajar dari musuh
kita? Hayo... He he he . . . Edan Tenan.
Belajar dari bawahan kita, belajar sesama kita, belajar
dari saingan kita. Itu memang tidak mudah. Tapi itu bukan berarti tidak bisa!
“Untuk mendapatkan hasil yang berbeda, lakukanlah hal
yang berbeda” Tapi ingat... Ana apa-apa KUNCI. Langka apa-apa KUNCI. Sebab
KUNCI kena kanggo apa bae, itu
rahasianya. Karena itu, mari kita selalu berubah (berkembang lewat proses laku belajar
Hakikat Hidup tanpa henti). Maka... Pasta Pasto Pasti. Orang-orang yang kita
sayangi, orang-orang yang kita pimpin, perlahan tapi pasti, mereka pun akan
berubah..!!!
Semuga Postingan ini bermanfa’at baik untuk siapapun yang
membacanya. Kususnya anak-anak didik saya. Salam Rahayu kanti Teguh Slamet
Berkah Selalu dari saya untukmu Sekalian yang senantiasa di Ridhoi Azza wa
Jalla. Jalla Jalaluhu.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Brebes Selasa tgl
23 Des 2014
Post a Comment