PERAN KEPRIBADIAN TERHADAP KEAGAMAAN DAN SPIRITUALITAS:
PERAN KEPRIBADIAN TERHADAP KEAGAMAAN DAN SPIRITUALITAS:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Brebes Rabu Tgl 10 Des 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang;
Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri
setiap manusia, baik manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum kepribadian
terdapat dalam diri setiap individu yang normal. Sedangkan orang yang tidak
normal kepribadiannya tidak tertentu dan tidak dapat diamati secara pasti,
walaupun pada dasarnya setiap kepribadian itu dapat diamati melalui
gejala-gejala yang tampak.
Pada ilmu psikologi kepribadian dibahas dalam kajian ilmu
yang termasuk bagian dari psikologi secara tersendiri. Maka hal itu memunculkan
ilmu baru yaitu psikologi kepribadian. Kemudian dalam psikologi agama juga
dibahas kepribadian orang beragama atau dapat dikatakan kepribadian orang
menurut pandangan atau sudut pandang agama.
Dalam pandangan psikologi agama manusia mempunyai kepribadian
yang berbeda-beda, maka dari itu menimbulkan sikap keagamaan yang berbeda-beda
pula. Disamping itu juga menimbulkan sesuatu yang berbeda, jika orang tersebut
berbeda agama, karena agama yang satu dengan agama yang lain berbeda.
Maka dari itu kami akan mencoba mengungkap tentang
kepribadian dan sikap keagamaan seseorang dalam beragama, yang kami ambil dari
berbagai literatur yang kami temukan.
B. Rumusan Masalah;
1. Apa pengertian dan ciri-ciri kepribadian ?
2. Bagaimana tipe-tipe kepribadian ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
seseorang ?
4. Bagaimana susunan dan unsur-unsur kepribadian ?
5. Bagaimana hubungan kepribadian dengan sikap keagamaan
seseorang ?
6. Bagaimana ciri dan sikap keberagamaan seseorang ?
7. Apa saja nilai-nilai agama yang mempengaruhi
kepribadian seseorang ?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian dan ciri-ciri
kepribadian.
2. Untuk mendeskripsikan tipe-tipe kepribadian.
3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian seseorang.
4. Untuk mendeskripsikan susunan dan unsur-unsur
kepribadian.
5. Untuk mendeskripsikan hubungan kepribadian dengan
sikap keagamaan seseorang.
6. Untuk mendeskripsikan ciri dan sikap keberagamaan
seseorang.
7. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai agama yang mempengaruhi
kepribadian seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan
Ciri Kepribadian;
Koentjaraningrat (1980) menyebut kepribadian atau
personality sebagai “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.[1]
Wetherington menyimpulkan bahwa kepribadian mempunyai
ciri-ciri[2] sebagai berikut:
· Manusia karena
keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah
merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya
· Kepribadian
adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan
dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu
· Kata kepribadian
menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi
pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang
· Kepribadian
tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras,
tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang
· Kepribadian
tidak bekembang sacara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya
secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial
B. Tipe-Tipe
Kepribadian[3]
Mengenai tipe-tipe kepribadian, hal itu sangat luas dan
setiap cabang psikologi mempunyai pandangan yang berbeda yang hal tersebut
mencakup keseluruhan dari teori tersebut. Secara garis besarnya pembagian tipe
kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek antara lain:
1. Aspek Biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian
seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki
seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek biologis
ini antara lain Hippocrates dan Galenus, Kretcmer, dan Sheldon. Salah satunya
dikemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Mereka berpendapat, bahwa yang
mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling
dominan, yaitu:
· Tipe Choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan
dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi, mudah marah dan mudah tersinggung.
· Tipe melancholis
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan
dalam tubuhnya. Sifatnya agak tertutup, rendah diri, mudah sedih sering putus
asa.
· Tipe Plegmatis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan.
Sifat yang dimilikinya agak statis, lamban, apatis, pasif, pemalas.
· Tipe Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang
dominan. Sifat yang dimilikinya agak aktif, cekatan, periang, mudah bergaul.
Disamping Hippocrates, masih banyak lagi tokoh-tokoh
psikologi yang membagi tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis. Mereka
membaginya berdasarkan bagian yang berbeda-beda atau ciri khas yang berbeda,
jadi juga ditemukan hasil yang berbeda pula. Pembagian pada aspek ini juga
dilakukan oleh Kretcmer, dan Sheldon.
2. Aspek
Sosiologis
Pembagian ini didasarkan kepada pandangan hidup dan
kualitas sosial seseorang. Yang menegemukakan teorinya berdasarkan aspek
sosiologis ini ialah;
a. Edward
Spranger
Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan
oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe
kepribadian menjadi;
· Tipe teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan
kepada masalah teori dan nilai-nilai; ingin tahu, meneliti dan mengemukakan
pendapat.
· Tipe ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju
kepada manfaat sesuatu berdasarkan faedah yang mendatangkan untung rugi.
· Tipe esthetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju
kepada masalah-masalah keindahan.
· Tipe sosial yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke
arah kepentingan masyarakat dan pergaulan.
· Tipe politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju
kepada kepentingan kekuasaan, kepentingan dan organisasi.
· Tipe religius, yaitu
tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang masalah-masalah
ketuhanan dan keyakinan.
b. Muray
Muray membagi tipe kepribadian menjadi
· Tipe teoritis yaitu orang yang menyenangi ilmu
pengetahuan berpikir logis dan rasional.
· Tipe humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat
kemanusiaan yang mendalam.
· Tipe sensasionis yaitu tipe orang yang suka sensasi dan
berkenalan.
· Tipe praktis yaitu tipe orang yang giat bekerja dan
mengadakan praktek.
3. Aspek
Psikologis.
a. Dalam
pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof. Hevman mengemukakan bahwa
dalam diri manusia terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktivitas dan fungsi
sekunder (proses penggiring).
· Emosionalitas merupakan unsur yang mempunyai sifat yang
didominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah kurang respek terhadap
orang lain, perkataan berapi-api, tegas, bercita-cita dinamis, pemurung, suka
berlebih-lebihan.
· Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivitas
gerakan, sifat umum yang tampak adalah lincah, praktis, berpandangan luas,
ulet, periang dan selalu melindungi kepentingan orang lemah.
· Fungsi sekunder (proses penggiring), yaitu sifat yang
didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang tampak; watak tertutup,
tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.
b. Selanjutnya
Carl Gustav yang membagi manusia menjadi dua pokok.
· Tipe extrovert, yaitu orang yang terbuka dan banyak
berhubungan dengan kehidupan nyata.[4] Tipe ini dipengaruhi oleh dunia luar
dirinya seperti pikiran, perasaan, dan tingkah laku sangat tergantung pada
lingkungannya. Dengan demikian tipe ini memiliki sifat yang terbuka, mudah
bergaul, dan bersosial.[5]
· Tipe introvert, yaitu orang yang tertutup dan cenderung
kepada berpikir dan merenung.[6] Orang yang memiliki tipe ini selalu
mengarahkan pandangan pada dirinya sendiri. Artinya tingkah lakunya ditentukan
oleh apa yang terjadi pada dirinya sendiri.[7]
Masing-masing dari tipe extrovert dan introvert memiliki
tipe pikiran, perasaan, penginderaan dan intuisi. Sehingga tupe kepribadian
manusia tersebut terbagi atas: Tipe pemikiran terbuka, Tipe perasaan terbuka,
Tipe penginderaan terbuka, Tipe intuisi terbuka, Tipe pemikiran tertutup, Tipe
perasaan tertutup, Tipe penginderaan tertutup, Tipe intuisi tertutup.
Sebenarnya masih banyak lagi selain tipe-tipe di atas
pembagian tipe kepribadian menurut para ahli. Hal tersebut dikarenakan berbeda
ahli yang mengemukakan berbeda pula pandangannya dan dasar penggolongannya.
Yang perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan pembagian. Namun yang telah
disebutkan diatas kiranya cukup untuk sebagai bekal dalam rangka mendalami dan
membahas kepribadian dalam pandangan psikologi agama.
C. Faktor-Faktor
yang Membentuk Kepribadian
Faktor-faktor yang membentuk Kepribadian[8];
a. Faktor
keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam
pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting
seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti
penyakit-penyakit tertentu.
b. Faktor
lingkungan fisik (geografis)
Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi
setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini
mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
c. Faktor
lingkungan social
· Faktor keluarga,
dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya
· Lingkungan
masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja
dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
d. Faktor
kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai,
pegunungan, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
D. Susunan
Kepribadian dan Unsur-unsur Kepribadian
Sigmund Freud, di dalam menganalisa pribadi manusia
berpendapat bahwa pribadi manusia mempunyai 3 unsur kepribadian[9]
1) Id/ nafsu
2) Ego/ Akal
3) Superego/
Qalbu
Id adalah sumber segala naluri atau nafsu. Semuanya
berada dalam alam ketidak sadaran (bawah sadar). Tujuannya ialah pemuasan
jasmaniah. Jadi yang menjadi prinsip baginya ialah kesenangan. Dia tidak
mengenal nilai, terutama nilai moral, oleh karenanya ia disebut bersifat
immoral.
Ego ialah tempat di mana segala daya-daya yang datang dari
Id maupun superego dianalisa, dipertimbangkan, untuk kemudian ditiadakan atau
ditindakkan. Dia merupakan pihak pengontrol agar keseimbangan pribadi seseorang
tetap ada. Jadi di sini seseorang itu sadar terhadap kemauan-kemauan Id atau
seperego. Sebagai pengontrol, maka ia tak dapat tidak memperhatikan dan
memperhitungkan realitas dunia luar.
Superego adalah sumber segala nilai, termasuk nilai
moral. Di sini ia pun sebagaimana Id, berada dalam alam bawah sadar. Hanya saja ia lebih menuju ke arah prinsip
kesempurnaan rohaniah. Karenanya ia bersifat idiil.
Dalam diri seseorang yang berkepribadian sehat, ketiga
sistem kepribadian itu bekerja secara harmonis. Bila terjadi
pertentangan-pertentangan akibat dorongan Id ataupun Superego, sedangkan Ego
tak mampu mengatasi, maka akan hilang keseimbangan diri seseorang, dan di situ
akan lahir gejala-gejala abnormal.
Baik Id, ego dan superego, masing-masing mempunyai
daya-daya pendorong yang disebut Cathexis. Sedangkan untuk Ego dan Superego
juga memiliki daya penahan yang disebut anti-cathexis. Daya-daya ini dapat pula
disebut sebagai "kehendak". Kehendak inilah yang mula-mula
menimbulkan kegoncangan dalam keseimbangan pribadi, yang menjelma dalam bentuk
pertentangan.
Skema Pribadi Menurut Sigmund Freud
Id
Ego
Superego
Naluri/instin/nafsu immoral
Prinsip kesenangan
Bawah sadar kejasmanian
Cathexis (pendorong)
Tingkah laku impulsif
Irasional (memaksa ego untuk melihat dunia seperti yang
diinginkan)
Penimbang
Perinsip kenyataan
Sadar
Cathexis & anti Cathexis
Tingkah laku Zaklijk
Rasional
Dorongan moral
Prinsip kesempurnaan
Bawah sadar kerohanian
Cathexis &anti Cathexis
Tingkah laku idealistis
Irasional (memaksa egi untuk melihat dunia dalam bentuk
yang seharusnya)
E. Hubungan
Kepribadian dengan Sikap Keagamaan[10]
1) Struktur
Kepribadian
Sigmund Feud merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga
sistem. Ketiga sistem itu dinamainya id, ego dan super ego. Dalam diri orang
yang memiliki jiwa yang sehat ketiga sistem itu bekerja dalam suatu susunan
yang harmonis. Segala bentuk tujuan dan gerak geriknya selalu memenuhi
keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya kalau ketiga sistem itu
bekerja secara bertentangan satu sama lainnya, maka orang tersebut dinamainya
sebagai orang yang tak dapat menyesuaikan diri.
· Id . Sebagai
suatu sistem id mempunyai fungsi menunaikan prinsip kehidupan asli manusia
berupa penyaluran dorongan naluriah.
· Ego.
Merupakan sistem yang berfungsi menyalurkan dorongan id ke keadaan yang nyata.
· Super ego.
Sebagai suatu sistem yang memiliki unsur moral dan keadilan, maka sebagian
besar super ego mewakili alam ideal. Tujuan super ego adalah membawa individu
ke arah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan dan moral.
2) Sukamto. M.M.
Menurut pendapat Sukamto kepribadian terdiri dari empat
sistem yaitu:
· Qalb
(angan-angan k ehatian). Qalb adalah hati, yang menurut bahasa berarti sesuatu
yang berbolak-balik. Sedangkan menurut istilah ialah segumpal daging yang ada
dalam tubuh yang digunakan untuk merasakan yang sifatnya bisa berubah-ubah
· Fuad
(perasaan, hati nurani), adalah perasaan terdalam dari hati yang sering kita
sebut hati nurani (cahaya mata hati), dan berfungsi sebagai penyimpan daya
ingatan. Ia sangat sensitif terhadap gerak atau dorongan hati, dan merasakan
akibatnya. Kalau hati kufur, fuad pun kufur dan menderita.
· Ego (aku
sebagai pelaksana dari kepribadian). Aspek ini timbul karena kebutuhan
organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Ego adalah
derivat dari qalb dan bukan untuk merintanginya. Kalau qalb hanya mengenal
dunia sesuatu yang subyektif dan yang obeyektif. Didalam fungsinya ego
berpegang pada prinsip kenyataan.
· Tingkah
laku (wujud gerakan). Nafsiologi kepribadian berangkat dari kerangka acuan dan
asumsi-asumsi subyektif tentang tingkah laku manusia, karena menyadari bahwa
tidak seorangpun bisa bersikap obyektif sepenuhnya dalam mempelajari manusia.
Tingkah laku ditentukan oleh pengalaman yang disadari oleh pribadi. Masalah
normal dan abnormal tentang tingkah laku, dalam nafsiologi ditentukan oleh
nilai dan norma yang sifatnya universal. Orang yang disebut normal adalah orang
yang seoptimal mungkin melaksanakan iman dan amal saleh di segala tempat.
Kebalikan dari ketentuan itu adalah abnormal.
F. Ciri-ciri Dan
Sikap Keberagamaan
Dalam bukunya “The Varieties Of Religious Experience”
William James menilai secara garis besarnya sikap dan perilaku keagamaan itu
dapat dikelompokkan menjadi dua tipe[11], yaitu: type orang yang sakit jiwa,
type orang yang sehat jiwa. Kedua type ini menunjukkan perilaku dan sikap
keagamaan berbeda:
1. Type orang
yang sakit jiwa (The Sick Soul).
Menurut Wiliiam James sikap keberagamaan orang yang sakit
jiwa ini ditemui pada mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan
keagamaan yang terganggu. Latar belakan itulah yang kemudian menjadi penyebab
perubahan sikap yang mendadak terhadap keyakinan agama. Mereka beragama akibat
dari suatu penderitaan yang mereka alami sebelumnya, William James menggunakan
istilah “The Suffering”.
William Starbuck, seperti yang dikemukakan oleh William
James berpendapat bahwa penderitaan yang dialami disebabkan oleh dua factor
utama yaitu: factor intern dan factor ekstern. Alasan ini pula tampaknya yang
menyebabkan dalam psikologi agama dikenal dua sebutan yaitu The Sick Soul dan
The Suffering, type yang pertama dilatar belakangi oleh factor intern (dalam
diri), sedangkan yang kedua adalah karena factor ekstern (penderitaan).
a. Faktor intern
yang diperkirakan menjadi penyebab dari timbulnya sikap keberagamaan yang tidak
lazim ini adalah.
Temperamen
Temperamen merupakan salah satu unsur dalam membentuk
kepribadian manusia sehingga dapat tercermin dari kehidupan jiwa orang-orang
yang melancholis akan berbeda dengan orang yang berkepribadian displastis dalam
sikap dan pandangannya terhadap ajaran agama.
Gangguan Jiwa
Orang yang mengidap gangguan jiwa menunjukkan kelainan
dalam sikap dan tingkah lakunya. Tindak tanduk keagamaan dan pengalaman
keagamaan yang ditampilkannya tergantung dari gangguan jiwa yang mereka idap.
Konflik dan Keraguan
Konflik kejiwaan yang terjadi pada diri seseorang
mengenai keagamaan mempengaruhi sikap keagamaannya. Konflik dan keraguan ini
dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap agama seperti taat, fanatic atau
agnostic hingga keateis.
Jauh dari Tuhan
Orang yang dalam kehidupannya jauh dari ajaran agama,
lazimnya akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan saat menghadapi
cobaan, hal ini menyebabkan terjadi semacam perubahan sikap pada dirinya.
Adapun ciri-ciri tidak keagamaan mereka yang mengalami
kelainan kejiwaan itu umumnya cenderung menampilkan sikap: pesimis, introvert,
menyayangi paham yang ortodoks, mengalami proses keagamaan secara nograduasi.
b. Faktor
Ekstern yang diperkirakan turut mempengaruhi sikap keagamaan secara mendadak,
adalah:
Musibah
Terkadang musibah yang serius dapat mengguncangkan
kejiwaan seseorang, keguncangan ini sering pula menimbulkan kesadaran pada diri
manusia berbagai macam tafsiran. Bagi mereka yang semasa sehatnya kurang
memiliki pengalaman dan kesadaran agama yang cukup umumnya menafsirkan musibah
sebagai peringatan Tuhan bagi dirinya. Akibat musibah seperti itu tak jarang
pula menimbulkan perasaan menyesal yang mendalam dan mendorong mereka untuk
mematuhi ajaran agama secara sungguh-sungguh.
Kejahatan
Mereka yang menekuni kehidupan dilingkungan dunia hitam,
baik sebagai pelaku maupun sebagai pendukung kejahatan, umumnya akan mengalami
keguncangan batin dan rasa berdosa.
2. Type Orang
Yang Sehat Jiwa (Healty-Minded-Ness)
Ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiwa menurut
W.Starbuck yang dikemukakan oleh W.Houston Clark dalam bukunya Religion
Psychology adalah:
a. Optimis dan
Gembira
Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran
agama dengan perasaan optimis. Pahala menurut pandangannya adalah hasil jerih
payahnya yang diberikan Tuhan.
b. Ekstrovet dan
tak Mendalam
Sikap optimis dan terbuka yang dimiliki orang yang sehat
jiwa ini menyebabkan mereka mudah melupakan kesan-kesan buruk dan luka hati
yang tergores sebagai ekses agamis tindakannya. Dosa mereka anggap sebagai
akibat perbuatan mereka yang keliru.
c. Menyenangi
ajaran ketauhidan yang liberal
Sebagai pengaruh kepribadian yang ekstrovet maka mereka
cenderung:
· Menyenangi
Theologi yang luwes dan tidak baku
· Menunjukkan
tingkah laku keagamaan yang lebih bebas
· Menekankan
ajaran cinta kasih daripada kemurkaan dan dosa
· Bersifat liberal
dalam menafsirkan pengertian ajaran islam
· Selalu
berpandangan positif
· Berkembang
secara graduasi, dll.
G. Nilai- nilai
agama dalam mempengaruhi kepribadian seseorang
Menrut muhadjir (dalam Muhaimin, et. Al. 2005) bahwa
secara hierarkis nilai dapat dikelompokkan kedalam dua macam, yaitu 1)
nilai-nilai ilahiyah, yang terdiri dari nilai ubudiyah dan nilai-nilai
muamalah, 2) nilai etika insani, yang terdiri dari: nilai rasional, nilai
sosial, nilai individual, nilai biovisik, nilai ekonomik, nilai politik, dan
nilai estetik.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa nilai ilahi
(nilai hidup etik religius) memiliki kedudukan vertikal lebih tinggi daripada
nilai hidup lainnya. Disamping itu, nilai ilahi mempunyai konsekuensi pada
nilai lainnya, dan sebaliknya nilai lainnya memerlukan konsultasi pada nilai
ilahi, sehingga relasi termasuk vertikal linier. Sedangkan nilai hidup insani
(tujuh nilai insani) tersebut, mempunyai relasi sederajat dan masing-masing
tidak harus berkonsultasi, sehingga hubungan-nya termasuk horizontal-lateral.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
l Kepribadian atau
personality adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan
tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.
l Kepribadian
seseorang dalam mempengaruhi cara orang memahami agama ada tiga faktor :
keturunan, lingkungan, dan budaya.
l Sedang
Nilai-nilai agama yang mempengaruhi kepribadian seseorang 2, yakni nilai-nilai
ilahiyah (yang berhubungan dengan ketuhanan dan ibadah serta muammalah), dan
nilai-nilai insaniyah (berhubungan dengan manusia).
SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU
SAUDARA-SAUDARIKU SEMUANYA TANPA TERKECUALI... SEMOGA POSTINGAN SAYA INI
BERMANFA’AT SEBAGAI WAWASAN DAN PENGALAMAN TAMBAHAN KITA.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment