PENGARUH AGAMA TERHADAP PRILAKU:
PENGARUH AGAMA TERHADAP PRILAKU:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Brebes Rabu Tgl 10 Des 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG;
Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk
yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi
fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek
instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa
dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak
terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak
akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat
instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman
keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).
Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti
pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus
dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila
nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan
mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan
hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
1.2
RUMUSAN MASALAH;
A. Apa
pengertian agama ?
B. Apa
pengertian prilaku ?
C. Apakah
pengaruh agama terhadap prilaku ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
AGAMA;
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak
kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup
yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu
istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie, religion,
yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau
mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan
berulang-ulang.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa
arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan,
tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa
“addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada
Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi
ketaatan tersebut.[1]
Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syari’ati, 1985
: 81) mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang
dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus,
ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara
sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.
Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu
kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :
a. Percaya
kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
b. Percaya
kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
c. Percaya
dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
d. Percaya
dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e. Percaya
bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f. Percaya
dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.
g. Percaya
kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.
Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah
yang diturunkan melalui para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia
yang berisi Peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian
di dunia ini dan di akhirat kelak.[2]
Adapun Pengertian agama menurut berbagai agama :
A. Agama hindu;
Agama menurut agama Hindu ialah satya, arta, diksa, tapa,
brahma dan yajna. Satya berarti kebenaran yang absolute. Arta adalah dharma
atau perundang-undangan yang mengatur hidup manusia. Diksa adalah penyucian.
Tapa adalah semua perbuatan suci. Brahma adalah doa atau mantra-mantra. Yajna
adalah kurban. Pengertian lain ialah dharma atau kebenaran abadi yang mencakup
seluruh jalan Kehidupan manusia. Jadi agama menurut agama Hindu ialah
kepercayaan hidup pada ajara-ajaran suci dan diwahyukan oleh Sang Hyangwidi
yang kekal abadi.
B. Agama budha;
Agama menurut agama Budha ialah suatu kepercayaan atau
persujudan atau kepercayaan manusia akan adanya daya pengendalian yang istimewa
dan terutama dari suatu manusia yang harus ditaati dan pengaruh pemujaan tadi atas
perilaku manusia. Pengertian lain dari agama adalah suatu badan dari ajaran
kesusilaan dan filsafat dan pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran
yang diakui baik yang ajaran yang budha yang sangat mulia. Dalam pengertian
yang lain bahwa agama adalah cara tertentu untuk pemujaan kepada para dewa,
dewa agung yaitu adanya kekuatan gaya tak terlihat yang menguasai alam semesta.
C. Agama
kristen;
Agama menurut agama Kristen ialah segala bentuk hubungan
manusia dengan yang suci. Terhadap yang suci ini manusia tergantung, takut
karena sifatnya yang dahsyat dan manusia tertarik karena sifat-sifatnya yang
mempesonakan.
D. Agama islam;
Agama menurut agama Islam ialah, kata Islam berasal dari
kata: salam yang artinya selamat, aman sentosa, sejahtera: yaitu aturan hidup
yang dapat menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.[3]
2.2PENGERTIAN PRILAKU
Perkataan prilaku atau tingkah laku mempunyai pengertian
yang luas skali. Yaitu tidak hanya mencakup kegiatan yang bersifat motoris saja
seprti berbicara, berjalan, lari-lari, berolah raga, bergerak dan lain-lain,
akakn tetapi juga membahas macam-macam fungsi seprti melihat, mendengar,
mengingat, berfikir, penampilan emosi-emosi dalam bentuk tangis dan
tersenyum.[4]
Tingkah laku atau perbuatan manusia ini tidak terjadi
secara sporadic(timbul dan hilang disaat-saat tertentu), akan tetapi selalu ada
kelangsungan antara perbuatan satu
dengan perbuatan yang berikutnya.[5] Misalnya seorang anak akan sekolah ahari
ini dan akan sekolah besok hingga terus-menerus sampai bertahun-tahun untuk
akhirnya kepandaian tersebut menjadikan dia mendapatkan pekerjaan dan
pengalaman pekerjaan yang kemudian dia mendapatkan penghasilan, dan
berkeluarga, berketurunan dan seterusnya.
Dalam pengertian yang lain Perilaku adalah merupakan
perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati,
digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Perilaku mempunyai beberapa dimensi:
· fisik,
dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan
intensitasnya.
· ruang,
suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana
perilaku itu terjadi
· waktu,
suatu perilaku mempunyai kaitan dengan
masa lampau maupun masa yang akan datang.
· Perilaku diatur oleh prinsip dasar
perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan
peristiwa lingkungan. Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah
peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku tersebut
· Perilaku
dapat bersifat covert ataupun overt
a. overt
artinya nampak (dapat diamati dan dicatat)
b. covert
artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang melakukannya)
· Fokus
pengubahan perilaku kepada perilaku yang dapat diamati (perilaku overt)
2.3 PENGARUH
AGAMA PADA PRILAKU
Agama adalah pedoman perilaku moral, maka agama adalah
pemengaruh perilaku moral manusia karena keyaqinan itu masuk ke dalam
konstruksi kepribadian[6]. Sejauh mana efektivitas pengaruhnya tentu tergantung
dari kuat mana antara penyampai pengaruh dengan penerima pengaruh.
Setiap agama pasti memiliki aturan atau perintah
masing-masing agama yang harus di patuhi oleh segenap pengikutnya. Dan
aturan-aturan tersebut akan mempengaruhi pada tingkah laku atau prilaku dari
pengikutnya. Akan tetapi apabila dalam menjalankan perintah atau atauran yang
diberikan oleh agama dijalankan hanya karena meggugurkan kewajiban belaka maka
bisa saja prilakunya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh agama. Salah
satu contohny adalah ada orang yang ibadahnya rajin akan tetapi mereka juga
ahli ma’siat atau ahli berbuat kemunkaran.
Dewasa ini pula banyak perilaku para pemeluk agama yang
telah menyimpang jauh dari esensi ajaran agama itu sendiri. Akibatnya, agama
menjelma menjadi sosok yang seram dan menakutkan. Padahal, esensi ajaran agama
adalah cinta dan kasih sayang. Saat ini kita tidak hidup di zaman perang dengan
senjata sebagai alat utama. Kita sekarang berpijak di era keterbukaan dan
demokrasi. Seharusnya, yang tampak adalah sikap saling membantu dan menebar
kedamaian.
Dapat disaksikan perbedaan antara orang yang beriman dengan ornag yang tidak beriman yang
hidup menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak menjalankan agama atau mejalankan agama dengan cara acuh
tak acuh kepada agamanya. Pada wajah orang yang beragama terlihat ketentraman
batin, sikapnya dan perbuatannya tidak akan menyengsarakan atau mnyusahkan
orang lain, lain halnya dengan orang yang hidupnya terlepas dari iktan agama
atau tali agama, hidupnya akan mudah terganggu oleh goncangan jiwa dan
suasana.[7]
kalau kita mau berfikir secara mendalam sebenarnya agama
adalah sebagai pemersatu aspirasi manusia yang paling kuat, sebagian jumlah
besar moralitas sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin dan individu
sebagai suatu yang memulyakan dan yang membuat manusia beradab.
Akan tatpi banyak sekali tuduh-tuduhan yangsangat
menykitkan telinga kita, mereka berpendapat bahwa agama adalah sumber
mpeghambat kemajuan manusia dan memepertinggi fanatisme dan sifat tidak
toleran, pegacuan, pengabaian, tahayul, dan kesia-sian, padahal pandangan
seperti itu adalah pandangan yang sanagt keliru.
Dan sebenarnya agama adalah sebagai sumber penting dalam
kebudayaan memberikan arahan dan bentuk pada fikiran, perasaan, dan tindak
tanduk manusia, bagaimanakah tidak tindakan ini sudah susai ataukah belaum
dengan masyarakat dan bagaimana akibatnya.[8]
Sedikit contoh tentang perintah agama yang mempengaruhi
pada kehidupan pemeluknya :
1. Perintah
sholat pada pemeluk agama islam
Shalat adalah sala satu perintah dan juga rukun islam
yang harus dilakukan oleh pemeluk agama islam ketika mereka sudah baligh baik
orang islam laki-laki ataupun perempuan, dan tidak bisa diwakilkan ketika
mereka masih hidup. Dan tanpa kita sadari ternyata pelaksanaan perintah ini
berpengaruh pada kehidupan pelakunya. Diantara pengaruhnya adalah
ü Alokasi waktu
ü Pekerjaan atau
kegiatan disesuaikan agar tidak terjadi konflik
ü Kebanyakan
tempat-temat belanja dan gedung-gedung sarana umum didirikan tempat untuk
sholat
ü Pakaian shalat
2. Perintah puasa
pada agama Kristen atau katolik
Punya tidak hanya untuk pemeluk agama islam ternyata
dalam ajaran agama Kristen juga mengenala yang namanya puasa akan tetapi puasa
mereka tidak sama dengan puasa yang dilakukan oleh pemeluk agama islam, puasa
yang dlaukakn oleh pemeluk agama Kristen dilakaukan kurang lebih sekitar empat
puluh hari sebelum atau sesudah hari paskah dengan tidak makan daging, telur,
keju, susu, dan tidak merokok. adapun pengaruhnya terhadap pemeluknya
diantaranya adalah :
ü Pengeluaran yang
berkurang
3. Peringatan
hari besar terhadap pemeluk agama islam
Setiap agama mempunyai hari besar yang haris diperingati
oleh seluruh pemeluk agama tersebut. Dan ini berpegaruh pada pemeluk agama
tersebut. Adapun pengarihnya adalah :
ü Secara umum mereka
bisa berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, dan handai taulan.
ü Saling memaafkan
atas segala kesalahan
ü Bertambahnya
kebutuhan.
Dari sedikit contoh pengaruh agama diatas dapat kita
fahami bahwa agama memang memberikan pengaruh pada pola hidup pemeluknya, dan
yang pasti pengaruhnya adalah pengaruh yang positif bukan pengaruh yang
negatif, dan jika kita jumpai pelaku agama atau pemeluk agama yang mungin
melakukan perbuatan yang tidak mencerminkan agama mereka itu bukan berarti
agama tersebut yang tidak tepat akan tetapi oknum dari pelaku agama tersebut
yang tidak mampu melaksanakan aturan aagam yang telah ada.
Dan mungkn kita juga pernah melihat ada orang yang ahli
ibadah akan tetapi mereka juga ahli dalam melakukan kemunkaran, fenomena
seperti ini adalah sesuatu yang sudah biasa terjadi dikalangan masyarakat kita
ini karena merelka melakukan aturan agama atau perintah agama yang mereka peluk
hanya karena sekedar menggugurkan kewajiban atau mungkin hanya karena
faktor-faktor kedunian saja.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN;
Agama adalah pedoman perilaku moral, maka agama adalah
pemengaruh perilaku moral manusia karena keyaqinan itu masuk ke dalam
konstruksi kepribadian, Dalam pengertian Agama merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara
dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut.
Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan
perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh
orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Agama memepunyai pengaruh yang sangat besar pada pola
hidup dan tingkah laku pemeluknya, karena agama memberikan kedamaina dan
ketentraman bagi pemeluknya bila ia menjalankan aturan tersebut dengan
sesungguhnya mnejalankan dan bukan ahnaya karena menggugurkan kewajiban saja.
SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU
SAUDARA-SAUDARIKU SEMUANYA TANPA TERKECUALI... SEMOGA POSTINGAN SAYA INI
BERMANFA’AT SEBAGAI WAWASAN DAN PENGALAMAN TAMBAHAN KITA.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment