Kata-Kata Kita Adalah Mantera Bagi Diri Kita Sendiri. Dan Doa Bagi Orang Lain:
Kata-Kata Kita Adalah Mantera Bagi Diri Kita Sendiri.
Dan Doa Bagi Orang Lain:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Brebes Rabu tgl 24
Des 2014
Dalam bukunya “De grondsla-gen van Uw Succes”, WJ Brown
menulis, “Kehidupan batin manusia ibarat gunung es: 1/3 bagian nongol ke
permukaan laut, sedang 2/3 lainnya tak kelihatan, tersembunyi di bawah
permukaan air”.
Manusia selalu berfikir. Ia senantiasa berusaha agar
setiap hal yang ia lakukan diurus secara sadar, sepenuhnya. Namun tak semua
kehendak mudah dicapai. Pada waktu-waktu tertentu, manusia sering dipengaruhi
oleh sesuatu yang “gaib”, bawah sadar.
Misalnya? ketika kita sedang di marahi orang tua, ketika
Kita tertarik pada seseorang. Tapi kita tak bisa menerangkan kenapa, hal apa
yang menyebabkan timbulnya perasaan semacam itu. Atau suatu ketika, tiba-tiba
muncul suatu perasaan tidak enak, gelisah, hingga jantung pun berdebar-debar.
Kita tak mampu menjelaskan, kenapa demikian. Tahu-tahu beberapa saat, atau
beberapa hari setelah itu, kejadian tak diinginkan betul-betul menimpa. Dari
kondisi semacam itu terbukti, kekuatan bawah sadar dalam diri kita sedang
bekerja.
Batin Manusia;
Para ahli telah sampai pada kesimpulan bahwa dalam batin
manusia terpendam kekuatan bawah sadar. Sewaktu-waktu ia dapat muncul ke
permukaan dan mempengaruhi rasa-sadar.
Kenapa?
Karena ada hubungan yang sangat erat diantara keduanya.
Pusatnya terletak di otak. Pada bagian atas sumsum belakang terdapat sambungan
yang langsung saling berkaitan dengan otak. “Jembatan” sumsum itulah yang
menggetarkan “sinyal-sinyal” dari bawah sadar ke otak. Dari sini ia langsung mempengaruhi.
Satu hal perlu dicatat, bahwa kekuatan bawah sadar menurut Mr. Brown tadi
adalah 2 kali lebih dahsyat ketimbang kekuatan sadar!
Perbedaannya apa?
Pikiran sadar hanya bekerja selama manusia tidak tidur.
Paling banter 16 jam sehari. Masa dinasnya terbatas. Dalam masa sesingkat itu,
ia bertanggung jawab mengambil keputusan dengan segera mengenai soal-soal
“kehidupan” dan lain sebagainya. Ia juga mengontrol situasi yang dihadapkan
padanya. Kesan-kesan ia serap dengan cepat, namun secepat itu pula ia lupakan
kembali.
Sedangkan “pikiran – bawah sadar” (Batin/Hati) tidak
semalas itu. Ia bekerja terus-menerus selama 24 jam sehari. Tiada waktu
istirahat sedetik pun. Ia akan selalu olah diri, melumat segala masalah.
Malahan banyak pekerjaan yang tak terselesaikan oleh rekannya “pikiran – sadar”
(Otak). “pikiran – bawah sadar”
(Batin/Hati) memborong dengan tuntas, memuaskan. Dan ini telah dilakukannya
sejak detik pertama kelahiran kita!
Banyak lagi kelebihannya, diantaranya yang paling penting
ialah “kejeniusannya”. Ia tak pernah pikun. Semua situasi, emosi, dan sensasi
yang kita temui, selalu diingatnya. Tambahan lagi, kapasitas memorinya pun
sukar diperhitungkan.
Makanya,,, apabila kita mampu mengendalikan kekuatan yang
tersembunyi itu, kekuatan otak kita akan bertambah secara menakjubkan sekali.
Hampir-hampir kita sukar mempercayainya. Kita sering mengalami problema yang
sukar sekali dipecahkan. Kendati otak telah diperas berjam-jam lamanya. Esok
harinya, setelah tidur dimalam hari, tiba-tiba muncul saja penyelesaiannya.
Sungguh tak terbayangkan sebelumnya.
Timbul pertanyaan, mengapa banyak sekali masalah yang
sering dapat terselesaikan sewaktu kita tidur nyenyak? Sebabnya ternyata
sederhana sekali. Problema yang sedang kita hadapi itu terlalu sulit buat
“pikiran sadar”. Akhirnya ia tertimbun dalam “bawah sadar “. Malam harinya,
tatkala sedang tertidur pulas, bawah sadar bekerja keras. Akhirnya ia berhasil
memecahkannya.
Dalam ilmu kedokteran, peristiwa ini disebut “endopsychic
process”. Diduga ia sangat vital sekali dalam kehidupan kita sehari-hari. Hidup tanpa dia, semua
tampak mustahil. Sampai saat ini para ahli yakin, bahwa dengan sedikit latihan,
setiap orang mampu meningkatkan kekuatan terpendam itu.
Kalau sistem dari saya, yaitu dengan: “THE POWER KUNCI
ILMU PEMBANGKIT SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER” Kita BISA.
Jin Ifrid dalam Diri Anda;
Ada sebagian orang mempersonifikasikan pikiran bawah
sadar itu dengan jin Ifrid. Jin ini tersohor dalam dongeng Lampu Wasiat Aladin.
Ia patuh sekali. Apapun perintah tuannya, akan ia kerjakan dengan sempurna. Tak
peduli baik atau buruk Baginya, semua titah itu baik dan benar. Kemampuan
kritisnya lemah. Tapi kekuatannya luar biasa.
Persis seperti komputer. Ia menampung semua data yang
diprogramkan, padanya tanpa membantah. Lalu seluruh data itu ia susun dalam
arsip yang rapi. Semakin banyak data, semakin pintar dan makin beragam pula
tugas yang sanggup ia selesaikan. Penimbunan itu terus berantai. Arsipnya
membengkak, begitu seterusnya.
Pianis yang mahir menekan tuts-tuts dengan otomatis,
tanpa berfikir lagi, penggesek biola, penari, peniup saxophone juga tanpa
berfikir lagi bermain dengan lincah sekali. Padahal dulu dengan susah payah,
penuh konsentrasi, mereka berlatih berbulan-bulan lamanya. Sebetulnya, saat itu
ia sedang memasukkan informasi kedalam memori “jin “ itu. Makin sering ia
berlatih, makin berkembang data yang masuk, makin mahirlah dia. Terwujudlah
suatu kebiasaan baru yang naluriah sifatnya. Otomatis! Pasti!
Begitulah semua kebiasaan manusia tercipta. Yang baik
atau pun yang buruk. Otomatis, sifat perangai kita pun adalah hasil proses ini.
Kebiasaan merokok, suka pacaran, gemar minum tuak, berjudi morfinis, atau
apapun namanya semua akibat memori “jin ifrid” itu diisi kebiasaan yang terus
menerus. Berulang dan diulang. Sehingga pada akhirnya jin itu “yakin” dan
kemudian ia mahir, tagih, nyandu. Seperti itu pula halnya kebiasaan-kebiasaan
baik. Suka menolong, dermawan, murah senyum, penampilan yang selalu rapi,
optimis dan banyak lagi.
Tidak hanya sampai disana. Kita pun mampu membentuk
kebiasaan baru, keterampilan baru, perangai baru, akhlak baru. “Habit is the
second nature,” tutur orang Inggris. Dan itu pun kita bisa pilih: mau yang
baik, mulia atau pun yang buruk. Semua tergantung kita. Dengan membentuk
kebiasaan-kebiasaan positif baik dan terpuji serta sedikit demi sedikit
meninggalkan kebiasaan jelek, otomatis terbentuklah tabiat baru. Semakin
sering, semakin baik.
Terapi Mental;
Agaknya masih banyak orang yang sedang berpenyakit
mental. Pikiran bawah sadarnya banyak kena “racun”. Malangnya, dirinya sendiri
yang meracuni. Tanpa pernah ia sadari. Itulah mereka yang suka keluh kesah,
senantiasa berputus asa, merasa tak sanggup melakukan sesuatu sebelum di
lakukan, dsbnya... He he he . . . Edan Tenan.
Dari mulut mereka keluar “mantera-mantera”, tanpa sama
sekali menyadarinya sebagai “mantera”. Kita sering mungkin (tanpa sadar)
mengucapkan kata-kata “mantera” itu, seperti, “Ah malas! Nggak mungkin
berhasil! Takdir saya memang begini, mau apa lagi!” Itulah mantera-mantera yang
kemudian disimpan di bawah sadar kita, lalu “jin ifrid” itu mengganggapnya
sebagai “perintah” kita. Jadilah diri kita persis seperti yang kita “mantera”
itu.
Itulah sebabnya Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika
engkau beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkata-katalah (hanya) yang
baik saja, (kalau tidak) lebih baik diam.”
Setiap ucapan yang keluar dari mulut, setiap tindakan
yang kita kerjakan tak pernah dilupakan oleh sang bawah sadar. Apapun
bentuknya. Kata-kata yang kita ucapkan akan terus direkam dalam memori Jin
Ifrid (bawah sadar kita itu). Ya, tanpa sengaja kita telah memberi input
“negatif” pada pikiran bawah sadar kita sendiri.
Kalau ini sering dilakukan, itu berarti kita berusaha
meyakinkan “bawah sadar” kita. Jin itu akhirnya menganggukan kepalanya jua.
Kalau begitu,,, apakah pikiran bawah sadar itu berbahaya?
Hingga patut pula dibunuh?
Tidak usah. Janganlah berperang dengannya. Cobalah
pandai-pandai berdiplomasi, bercengkrama secara santai, sehingga perlahan-lahan
tapi pasti, terwujudlah suatu hasil yang positif. Ia akan cenderung menyedot
hal – hal yang tak diinginkan. Ini jelas tidak menguntungkan.
Akhirnya patut disadari, jin Ifrid itu bukan makhluk
lain. Ia adalah kemampuan besar yang misterius dari pikiran kita sendiri.
Selama ini ia telah banyak membantu kita. Sejak kita lahir, ia senantiasa
menunggu titah kita untuk ia kerjakan dengan patuh, demi kesuksesan kita. Ia
bukan milik orang lain. Ini adalah milik kita. Kita lah tuannya, sang Aladinnya!
Dan saya mengistilahkannya adalah “GURU SEJATI KITA” (HIDUP) Kita sendiri.
Semuga Postingan ini bermanfa’at baik untuk siapapun yang
membacanya. Kususnya anak-anak didik saya. Salam Rahayu kanti Teguh Slamet
Berkah Selalu dari saya untukmu Sekalian yang senantiasa di Ridhoi Azza wa
Jalla. Jalla Jalaluhu.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Brebes Rabu tgl 24
Des 2014
Post a Comment